Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ali Anshori
TRIBUNNEWS.COM, MELAWI - Sejarah KabupatenMelawi sudah mulai terungkap, setelah tim dari arkeolog pusat melakukan penelitian terhadap benda-benda bersejarah yang ditemukan oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan olahraga (Disparpora) Melawi sejak beberapa waktu lalu.
Bambang, tim Arkeolog yang ikut melakukan penelitian diMelawi mengungkapkan, jika dilihat dari temuan benda-benda bersejarah dan sisa bangunan kerajaan, ada dugaan KabupatenMelawi pada jaman dulu terpecah menjadi dua, yakni sebagian wilayah SungaiMelawi ikut dalam Kerajaan Sintang, sementara jalur Sungai Pinoh ikut dalam Kerajaan Kota Waringin.
"Dilihat dari kondisi geografisnya, segala benda bersejarah, ataupun temuan lain yang ditemukan ini berada di sekitar sungai semua, satu di Sungai Nanga Pinoh dan satu di SungaiMelawi, nah Sungai Nanga Pinoh ini dulunya lebih dominan ke Kota Waringin Kalteng dan SungaiMelawi ikut dalam Sintang," katanya.
Dari benda-benda temuan itu pula, ada dugaan bahwaMelawi dulunya menjadi rebutan dua kerajaan, yakni kerajaan Sintang dan Kerajaan Kota Waringin Kalteng. Hal itu dapat diketahui dari adanya Benang Pukat yang didapat oleh disparpora di Nanga Sokan.
"Benang Pukat ini semacam bukti perjanjian damai antara kerajaan Sintang dan Kerajaan Kota Waringin," katanya.
Dia mengungkapkan, pada jaman itu kerajaan di dua wilayah tersebut merupakan wilayah kerajaan Hindu. Hal ini diperkuat dengan benda-benda temuan yang diteliti oleh tim arkeolog adalah banyak menggunakan simbol-simbol agama Hindu.
"Seperti temuan batu Yoni dan Batu Lingga, batu ini merupakan batu pasangan, yang biasanya dipergunakan sebagai wadah atau tempat untuk bersuci oleh umat Hindu, jadi pada saat itu Islam belum masuk," jelasnya.
Bambang mengungkapkan, jika dirunut dari sejarah berdirinya Indonesia yang bermula dari Kutai maka kerajaan di Pulau Kalimantan lebih tua daripada kerajaan di Jawa. Namun sejarah itu terputus dan inilah yang menjadi pekerjaan rumah tim arkeolog.
"Ini yang akan kita ungkap," tandasnya.
Kasi Kebudayaan dan Kesenian disparporaMelawi Paulus Dai Hajon mengungkapkan, tim arkeolog sudah datang keMelawi sejak tanggal 16 September lalu dan mulai melakukan penelitian pada tanggal 17 September.
"Kurang lebih 8 hari tim arkeolog kemari, dan mereka sudah menyampaikan hasil penelitian ini kepada wakil bupati," katanya.
Paulus mengatakan, harapan wakil bupati, dia bisa datang kembali keMelawi dan menetapkan beberapa benda bersejarah yang diajukan oleh disparpora menjadi benda cagar budaya, sehingga sejarahMelawi lebih terungkap ke permukaan.(ali)