Ziklag (Ibrani:צִקְלַג) adalah nama kota kuno di tanahKanaan yang disebut dalamAlkitabIbrani danPerjanjian Lama diAlkitabKristen. Terletak di daerahNegev di sebelah selatan dan pernah menjadi bagian wilayahKerajaan Yehuda.
Lokasi Ziklag secara tepat belum berhasil diidentifikasi.
Di akhir abad ke-19, baikHaluza (dekatWadiAsluj, di sebelah selatanBeersheba)[1] danKhirbet Zuheiliqah (terletak di sebelah barat laut Beersheba dan selatan-tenggara kotaGaza) pernah diusulkan.[2][3]
Ziklag dianggap perubahan alihaksara dari nama asli lokasi sebenarnya; Haluza diidentifikasi sebagai dasar perubahan namaZiklag dariHalusah (lebih jelas dari huruf-huruf Ibrani daripada huruf Latin), artinya "benteng" (fortress); Khirbet Zuheiliqah diidentifikasi oleh Conder dan Kitchener sebagai lokasi yang benar berdasarkan perubahan namaZiklag dariZahaliku.[1]
Tempat-tempat lain yang diusulkan sebagai Ziklag adalah:
DalamKitab Kejadian (Kejadian 10:14) mengacu kepada orangKasluhim (Casluhim) sebagai cikal bakal orangFilistin. Pakar Alkitab menganggap ini sebagai nama suku (eponym), bukan nama perseorangan, dan ada kemungkinan nama itu merupakan pengubahan dariHalusah; dengan identifikasi Ziklag sebagai Haluza, diusulkan bahwa Ziklag adalah tempat pertama yang direbut oleh orang Filistin dan menjadi pusat penyebaran ke daerah sekitarnya.[1] Diusulkan bahwa Ziklag kemudian menjadi ibu kota orang Kereti (Cherethites).[1]
Dalam daftar kota-kota Israel menurut suku yang dicatat dalamKitab Yosua, Ziklag muncul sebagai kota yang menjadi milikSuku Yehuda (Yosua 15:31) dan kota milikSuku Simeon (Yosua 19:5). Pakar Tekstual Alkitab percaya bahwa daftar ini asalnya adalah dokumen administrasi yang terpisah-pisah, bukan dari kurun waktu yang sama, sehingga perbedaan ini menggambarkan perubahan batas wilayah suku-suku Israel.[2] Catatan dari1 Samuel 30 menyatakan bahwa pada zamanDaud belum menjadi raja, kota itu berada di bawah kekuasaan orangFilistin, tetapi kemudian dihadiahkan oleh raja (penguasa) Filistin -Akhis - kepada Daud, yang saat itu berpura-pura menjadi perwira taklukan (vassal) orang Filistin. Pakar Alkitab menyimpulkan bahwa kota itu berada di batas timur wilayah Filistin dan mudah saja diambil alih menjadi wilayahKerajaan Israel ketika Daud menjadi raja.[6] Karena ada dugaan penyusunan terakhir Kitab Yosua ini baru setelah pembuangan, kemungkinan oleh kelompokdeuteronomis, diduga bahwa pembagian tanah kepada suku-suku itu terjadi setelah kota ini menjadi wilayah Kerajaan Israel, bukan sebelumnya.[6]
Menurut1 Samuel 30, ketika Daud tinggal dalam perkemahan bersama orang Filistin untuk mempersiapkan serangan terhadapKerajaan Israel yang dipimpin oleh rajaSaul, Ziklag diserbu oleh orangAmalek; orang-orang itu membakar seluruh kota, dan menangkap penghuninya tanpa membunuh mereka (menurut para pakar, penangkapan ini bertujuan untuk perbudakan). Namun, tidak ada tempat arkeologi yang diduga sebagai Ziklag yang menunjukkan bekas-bekas kehancuran dalam zaman Daud.[7]
Menurut catatan tersebut, ketika orang-orang Daud mengetahui bahwa keluarga mereka telah ditawan, mereka marah kepada Daud, tetapi setelah Daud mencari petunjuk Tuhan melaluiefod yang dimiliki olehAbyatar, ia berhasil membujuk orang-orangnya untuk mengikuti dia mengejar para perampok itu, menurut petunjuk yang diperolehnya. Enam ratus orang berangkat mengejar, tetapi sepertiganya terlalu lelah untuk maju terus dan berhenti di sungai Besor.[8] Kemudian mereka menemui seorang Mesir di padang lalu membawanya kepada Daud. Mereka memberi dia roti, lalu makanlah ia, kemudian mereka memberi dia minum air, dan memberikan kepadanya sepotong kue ara dan dua buah kue kismis, dan setelah dimakannya, ia segar kembali, sebab ia tidak makan dan minum selama tiga hari tiga malam. Kemudian bertanyalah Daud kepadanya: "Budak siapakah engkau dan dari manakah engkau?" Jawabnya: "Aku ini seorang pemuda Mesir, budak kepunyaan seorang Amalek. Tuanku meninggalkan aku, karena tiga hari yang lalu aku jatuh sakit. Kami telah menyerbu Tanah Negeb orang Kreti dan daerah Yehuda dan Tanah Negeb Kaleb, dan Ziklag telah kami bakar habis." Daud bertanya kepadanya: "Dapatkah engkau menunjuk jalan kepadaku ke gerombolan itu?" Katanya: "Bersumpahlah kepadaku demi Allah, bahwa engkau tidak akan membunuh aku, dan tidak akan menyerahkan aku ke dalam tangan tuanku itu, maka aku akan menunjuk jalan kepadamu ke gerombolan itu." Ia menunjuk jalan kepada Daud ke sana, dan tampaklah orang-orang itu berpencar-pencar di atas seluruh daerah itu, sambil makan, minum dan mengadakan perayaan karena jarahan yang besar, yang telah dirampas mereka dari tanah orang Filistin dan dari tanah Yehuda. Dan pada keesokan harinya Daud menghancurkan mereka dari pagi-pagi buta sampai matahari terbenam; tidak ada seorangpun dari mereka yang lolos, kecuali empat ratus orang muda yang melarikan diri dengan menunggang unta. Daud melepaskan semua apa yang dirampas oleh orang Amalek itu; juga kedua isterinya dapat dilepaskan Daud. Tidak ada yang hilang pada mereka, dari hal yang kecil sampai hal yang besar, sampai anak laki-laki dan anak perempuan, dan dari jarahan sampai segala sesuatu yang telah dirampas mereka; semuanya itu dibawa Daud kembali.[9]Kitab 1 Samuel juga memuat perkataan Daud bahwa "Bagian orang yang tinggal di dekat barang-barang adalah sama seperti bagian orang yang pergi berperang; itu akan dibagi sama-sama." Dan demikianlah halnya sejak hari itu dan seterusnya; hal itu ditentukannya menjadi ketetapan dan peraturan bagi orang Israel.[10] Aturan yang mirip juga diberikan dalam bagianAlkitab yang lain yaitu: dalamTaurat (Bilangan 31:27) danKitab Yosua (Yosua 22:8).
Menurut teks itu pula, ketika Daud sampai kembali ke Ziklag, dikirimnyalah sebagian dari jarahan itu kepada para tua-tua di Yehuda, kepada teman-temannya, dengan pesan: "Inilah pemberian kepadamu dari jarahan yang dirampas dari musuh TUHAN," yakni kepada yang di:[11]
Semua wilayah itu adalah di sekitar daerahNegeb.[6]