Yamauba (山姥code: ja is deprecated, nenek gunung) atau dibacaYamamba adalah wanita tua golonganyōkai yang hidup di tengah hutan di gunung dalamlegenda dancerita rakyat Jepang. Ia digambarkan bertubuh tinggi, rambutnya panjang beruban semua, sudut luar mata tertarik ke atas, dan mulutnya lebar hingga ke telinga.[1] Nama lain untuknya adalahonibaba (鬼婆code: ja is deprecated, nenekoni) dankijo (鬼女code: ja is deprecated).
Menjelma sebagai wanita berparas cantik, yamauba akan menawarkan tempat menginap kepada pelancong atau yang kemalaman di tengah gunung. Orang itu juga akan ditawari makan dan minum. Setelah tertidur, orang itu akan dimakan oleh yamauba. Legenda yamauba diperkirakan berasal dari tradisi membuang nenek di gunung dan cerita rakyatUbasuteyama.
Di kota Masaki (sekarangEbino),Distrik Nishimorokata,Prefektur Miyazaki dikenal legendayamahime (putri gunung). Ia adalahyōkai berwujud wanita berambut panjang terurai yang menyanyi merdu.
Yamahime diPrefektur Okayama berwujud gadis sangat cantik berambut hitam sebahu, berusia dua puluhan tahun. Pakaiannya adalahkimono jeniskosode yang coraknya tidak umum.[2] Pemburu yang tersesat dan kemalaman di gunung menembaknya. Peluru ditangkap yamahime dengan tangannya dan dia lalu tersenyum.
Penduduk di kawasan pegunungan wilayahTokaido,Shikoku, dan selatanKyushu juga mengenalyamajijii (kakek gunung). Yamajijii tinggal bersama yamamba dan yōkai berwujud anak-anak yang disebutyamawaro atau yamawarawa. DiIwata,Prefektur Shizuoka, yamababa digambarkan sebagai wanita lembut mengenakan pakaian dari kulit kayu. Ia meminjam panci dari rumah penduduk untuk menanak nasi. Hanya dua takaran beras yang ditanaknya, namun setelah matang panci itu penuh berisi nasi.
DiHachijō-jima,yōkai berwujud wanita tinggi besar yang disebuttejji (テッジcode: ja is deprecated) atau tenji menculik orang dan menyembunyikannya dari pandangan mata.[3] Kalau sudah akrab, tejji akan datang membawakan rumput untuk makanan kuda. Ia juga berhati baik. Kalau ada anak yang tersesat, maka anak itu akan dipeliharanya selama tiga hari.
PendudukHaruno,Distrik Shūchi,Prefektur Shizuoka (sekarangHamamatsu) mengenal yamamba yang disebut hocchobaa (ホッチョバアcode: ja is deprecated). Pada malam hari, ia muncul di jalan setapak menuju gunung. Kalau terdengar suara-suara misterius dari gunung seperti suara orang berpesta, maka itu adalah ulah yamamba.
Korban yamamba dikisahkan sebagai para tukang yang menjajakan barang dagangan secara berkeliling, seperti pedagang yang memakaisapi ataukuda untuk mengangkut barang dagangan, pedagang ember kayu, atau pedagang perabot rumah tangga.[1] Mereka sering harus berjalan di jalan sepi di tengah gunung, dan bertemu dengan penduduk di tengah gunung. Kisah mengenai yamamba diperkirakan berasal dari mereka. Tokoh utama dalam cerita rakyatUshikata Yamamba (牛方山姥code: ja is deprecated) adalah seorang pedagang keliling yang mengangkut barang dagangan dengan memakai sapi.[4] Barang dagangannya dapat berupa ikanmakerel asin atausalem asin. Pedagang itu dikejar yamamba setelah bertemu dengannya di jalan celah pegunungan. Yamamba meminta seekor ikan, dan mengancam akan memakan pedagang bersama sapinya kalau tidak diberi. Setelah diberi seekor ikan, yamamba langsung melahapnya mentah-mentah. Ikan dagangan akhirnya satu per satu dimakan oleh yamamba hingga habis, termasuk sapi yang dipakai mengangkutnya.
Seorang laki-laki kikir dalam ceritaKuwazu Nyobo (食わず女房code: ja is deprecated, Istri Tidak Pernah Makan Apa pun) mendambakan istri yang rajin bekerja sekaligus tidak menghabiskan makanan.[5] Seorang wanita yang memenuhi harapannya muncul, dan langsung dinikahinya. Meskipun istrinya tidak pernah makan, beras di rumahnya terus menerus berkurang. Ketika suaminya mengintip, ternyata wanita yang dinikahinya adalahfutakuchi-onna penjelmaan yamauba yang memiliki mulut tersembunyi di balik rambut, di belakang kepalanya.
Yamauba memakan seorang janda sekaligus ibu dari tiga anak laki-laki dalam ceritaTendō-san no Kane no Kusari (天道さんの金の鎖code: ja is deprecated, Rantai Emas Dewa). Setelah menjelma menjadi ibu mereka, anak bungsu habis dimakan oleh yamauba.[6] Kedua kakaknya dikejar oleh yamauba hingga keduanya naik ke pohon. Mengetahui mereka tidak bisa melarikan diri lagi, mereka lalu memohon pertolongan dewa. Dewa menolong dengan cara mengulurkan seutasrantai emas dari langit yang kemudian dipanjat kedua anak itu. Yamauba juga meminta pertolongan dewa. Namun bukan rantai emas yang diturunkan dewa, melainkan seutastambang usang. Yamauba memanjat juga tambang itu yang lantas putus di tengah. Yamauba terjatuh di ladanggandum dan mati.
Dalam ceritaKomebuki Awabuki (米福粟福code: ja is deprecated) atauNukafuku Komefuku (糠福米福code: ja is deprecated), dua gadis kakak beradik tidak sekandung bernama Komebuki dan Awabuki bertemu dengan yamamba ketika keduanya sedang pergi memungutkastanye.[7] Kepada gadis berhati baik yang diperlakukan buruk oleh ibu tirinya, yamamba memberikan harta. Sebaliknya kepada gadis berperangai buruk, yamamba memberikan kemalangan.
Dalam legendaUbakawa, yamamba digambarkan sebagai tokoh yang membawa keberuntungan untuk manusia. DiPrefektur Kochi, sebagian penduduk memuliakan yamamba sebagai dewi pelindung rumah. Menurut legenda, rumah yang dilewati yamamba akan langsung menjadi kaya.
Yamamba dariGunung Ashigara diProvinsi Sagami dikisahkan sebagai seorang ibu dari Sakata Kintoki dalam cerita rakyatKintaro. MenurutKonjaku Monogatarishu,Minamoto no Yorimitsu menemukan Kintoki ketika sedang dalam perjalanan pindah dariProvinsi Kazusa ke ibu kota pada tahun976. Ketika melewati Gunung Ashigara, Yorimitsu melihat awan merah di gunung sebelah sana. MenurutWatanabe no Tsuna, di bawah awan merah itu bersembunyi orang sakti. Ketika sampai di bawah awan merah, mereka menemukan sebuah gubuk beratap rumput. Di dalamnya tinggal wanita tua tinggal bersama anak muda berumur dua puluh tahunan yang berpenampilan seperti anak-anak. Ketika ditanya, wanita tua itu bercerita bahwa suatu malam, ia bertemu seekor naga merah dalam mimpi. Anak laki-laki yang dilahirkan diberi nama Kintoki. Yorimitsu berfirasat bahwa anak itu akan menjadi ksatria hebat. Anak itu dinamainya Sakata Kintoki, dan diangkat sebagai salah seorang dari empat pengawal terkuatnya.
|access-date=
membutuhkan|url=
(bantuan)|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)![]() | Artikel bertopik Mitologi atau cerita rakyat Jepang ini adalah sebuahrintisan. Anda dapat membantu Wikipedia denganmengembangkannya. |