"Kitab kehidupan" juga dirujuk padaWahyu 20:12, 15 danFilipi 4:3. Dengan jelas setiap orang yang telah mengalami kelahiran baru, tetapi kemudian menolak untuk bertekun dalam iman dan untuk menang, maka namanya akan dihapus dari kitab kehidupan (lihatWahyu 2:7). Terhapusnya nama dari kitab kehidupan berarti kehilangan hidup kekal itu sendiri (Wahy 2:7,10-11) dan pada akhirnya dihukum dalam lautan api (Wahyu 20:15). Inilah yang dikatakan oleh Roh kepada jemaat-jemaat (Wahyu 3:6; 13:8; 17:8; 20:12; 21:27; bandingkanKeluaran 32:32).[7]
Ketujuh surat disusun menurut suatu pola yang mempunyai tujuh bagian, yaitu:
Alamat Surat
Sifat Kristus
Pujian untuk Jemaat
Kritikan
Tuntutan
Ancaman
Janji
Ada perkecualian: jemaat di Laodikia tidak dipuji, dan jemaat di Smirna tidak dikritik.[11]
Beberapa penafsir berkata bahwa setiap jemaat melambangkan suatu masa dalam sejarah gereja. Misalnya jemaat di Efesus, yang ajarannya mantap, melambangkan gereja yang mula-mula, pada masa rasul-rasul. Menurut pola penafsiran itu, mungkin jemaat di Sardis (yang "dikatakan hidup, padahal engkau mati") melambangkan gereja pada zaman Reformasi. Keberatan atas tafsiran tersebut adalah berdasarkan atas lima alasan berikut.
Pertama, sebenarnya tafsiran tersebut tidak berdasarkan pengamatan yang teliti. Alasannya karena sejarah gereja tidak begitu sesuai dengan jalannya dua pasal ini.
Kedua, kita perlu mengerti bahwa ada jemaat seperti setiap ketujuh jemaat ini pada setiap generasi sejak kitab ini ditulis.
Ketiga, tafsiran tersebut cenderung menarik perhatian kita dari penerapan nas ini dalam pribadi kita masing-masing dan dalam jemaat kita masing-masing.
Keempat, tampaknya urutan kota yang ada dalam nas ini disamakan bukan dengan sejarah gereja tetapi dengan letaknya kota-kota ini di jalan raya di wilayah itu.
Kelima, tidak ada satu petunjuk pun dalam nas ini yang dapat dipakai sebagai alasan atau bukti untuk menafsirkan secara alegoris (lambang).[11]
^Peter Wongso. 1999.Eksposisi Doktrin Alkitab: Kitab Wahyu. Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara.
^Willi Marxsen.Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
^John Drane.Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
^C. Groenen. 1984.Pengantar ke Dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. Hlm.394-398.