Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Semuafungsi trigonometrik dari sudutθ dapat dibangun secara geometri dalam lingkaran satuan yang berpusat padaO.
Trigonometri (daribahasa Yunanitrigonon = "tiga sudut" danmetron = "mengukur")[1] adalah sebuah cabangmatematika yang mempelajari hubungan yang meliputi panjang dan sudut segitiga. Bidang ini muncul dimasa Helenistik pada abad ke-3 SM dari penggunaangeometri untuk mempelajariastronomi.
Trigonometri mudah dikaitkan dalambidang segitiga siku-siku (dengan hasil jumlah besar kedua sudut lancip sama dengan besar sudut siku-siku). Peranan untuk selain segitiga siku-siku juga ada. Sejak segitiga yang bukan siku-siku dapat dibagi menjadi dua segitiga siku-siku, banyak masalah yang dapat diatasi dengan penghitungan segitiga siku-siku. Karena itu, sebagian besar penggunaan trigonometri berhubungan dengan segitiga siku-siku. Satu pengecualian untukspherical trigonometry, yakni pelajaran trigonometri dalamsphere atau permukaan daricurvature relatif positif dalam elips geometri (bagian yang berperan dalam menemukanastronomi dannavigasi). Trigonometri dalamcurvature negatif merupakan bagian dari geometri hiperbola.
Awal trigonometri dapat dilacak hingga zamanMesir Kuno danBabilonia dan peradabanLembah Indus, lebih dari 3000 tahun yang lalu. Matematikawan India adalah perintis penghitungan variabelaljabar yang digunakan untuk menghitungastronomi dan juga trigonometri.Lagadha adalah matematikawan yang dikenal sampai sekarang yang menggunakan geometri dan trigonometri untuk penghitungan astronomi dalam bukunyaVedanga,Jyotisha, yang sebagian besar hasil kerjanya hancur oleh penjajah India.
Matematikawan YunaniHipparchus sekitar 150 SM menyusun tabel trigonometri untuk menyelesaikan segitiga. Matematikawan Yunani lainnya,Ptolemy sekitar tahun100 mengembangkan penghitungan trigonometri lebih lanjut.
Definisi modern dari sinus pertama kali dibuktikan dalam Surya Siddhanta, dan sifatnya didokumentasikan lebih lanjut pada abad ke-5 (AD) oleh matematikawan dan astronom India Aryabhata. Berbagai karya Matematikawan Yunani dan India ini diterjemahkan dan diperluas oleh ahli matematika Islam abad pertengahan. Pada tahun 830 M, matematikawan Persia Habash al-Hasib al-Marwazi membuat tabel kotangen pertama. Pada abad ke-10 M, pada karya matematikawan Persia Abū al-Wafā' al-Būzjānī, keenam fungsi trigonometri digunakan. Abu al-Wafa memiliki tabel sinus dengan kelipatan 0,25°, akurasi hingga 8 desimal, dan tabel nilai tangen yang akurat. Dia juga membuat inovasi penting dalam trigonometri bola Polimatik Persia Nasir al-Din al-Tusi telah digambarkan sebagai pencipta trigonometri sebagai disiplin matematika tersendiri. Dia adalah orang pertama yang memperlakukan trigonometri sebagai disiplin matematika yang independen dari astronomi, dan dia mengembangkan trigonometri bola menjadi bentuknya yang sekarang. Dia membuat daftar enam kasus berbeda dari segitiga siku-siku dalam trigonometri bola, dan dalam bukunyaOn the Sector Figure, dia menyatakan hukum sinus untuk segitiga bidang dan bola, menemukan hukum garis singgung untuk segitiga bola, dan memberikan bukti untuk keduanya. hukum-hukum ini. Pengetahuan tentang fungsi dan metode trigonometri mencapai Eropa Barat melalui terjemahan LatinAlmagest Yunani karya Ptolemeus serta karya astronom Persia dan Arab seperti Al Battani dan Nasir al-Din al-Tusi. Salah satu karya paling awal tentang trigonometri oleh matematikawan Eropa utara adalah De Triangulis oleh matematikawan Jerman abad ke-15 Regiomontanus, yang didorong untuk menulis, dan diberi salinan Almagest, oleh kardinal sarjana Yunani Bizantium Basilios Bessarion yang tinggal bersamanya. selama beberapa tahun. Pada saat yang sama, terjemahan Almagest lainnya dari bahasa Yunani ke bahasa Latin diselesaikan oleh George dari Trebizond dari Kreta. Trigonometri masih sangat sedikit diketahui di Eropa utara abad ke-16 sehingga Nicolaus Copernicus mencurahkan dua bab De revolutionibus orbium coelestium untuk menjelaskan konsep dasarnya.
Jika salah satu satu sudut 90o dan sudut lainnya diketahui, dengan demikian sudut ketiga dapat ditemukan, karena tiga sudut segitiga bila dijumlahkan menjadi 180 derajat. Karena itu dua sudut (yang kurang dari 90 derajat) bila dijumlahkan menjadi 90o: ini sudut komplementer.
Animasi Voyager 2 lintasan dari Agustus 20, 1977 hingga Desember 30, 2000 Voyager 2 ·Bumi ·Jupiter ·Saturnus ·Uranus ·Neptunus ·Matahari. Trigonometri salah satu perhitungan yang harus digunakan dalam bidang astronomi
Pada abad ke-3 Masehi,astronom pertama kali mencatat panjang sisi-sisi dan sudut-sudut darisegitiga siku-siku antara masing-masing sisi yang memiliki hubungan: ini dia, jika setidaknya salah satu panjang sisi dan salah satu nilai sudut diketahui, lalu semua sudut dan panjang dapat ditentukan secaraalgoritme. Penghitungan ini didefiniskan menjadifungsi trigonometrik dan saat ini menjadi dalam bagian matematikamurni danterapan: contohnya untuk menganalisis metode dasar sepertitransformasi fourier ataugelombang persamaan, menggunakanfungsi trigonometrik untuk memahami fenomena hal yang berhubungan dengan lingkaran melalui banyak penggunaan dibidang yang berbeda seperti fisika, teknikmesin danlistrik, musik dan akustik, astronomi, dan biologi. Trigonometri juga memiliki peranan dalam menemukansurveying.
Ada pengembangan modern trigonometri yang melibatkan "penyebaran" dan "quadrance", bukan sudut dan panjang. Pendekatan baru ini disebuttrigonometri rasional dan merupakan hasil kerja dari Dr. Norman Wildberger dariUniversitas New South Wales. Informasi lebih lanjut bisa dilihat di situs webnya[1].
Fungsi trigonometri dapat didefinisikan melalui segitiga siku-siku, dengan mana adalahsegitiga siku-siku, dan adalah sisi-sisi segitiga beserta adalahhipotenusa atau sisi miring segitiga. Misalkan adalah sudut yang diketahui.
Fungsisin didefinisikan sebagai rasio sisi depan dengan hipotenusa.
.
Fungsicos didefinisikan sebagai rasio sisi samping dengan hipotenusa.
.
Fungsitan didefinisikan sebagai rasio sisi depan dengan sisi samping.
Fungsitan juga didefinisikan sebagai rasio fungsi sinus dengan kosinus
.
Ketiga fungsi di atas merupakan salah satu fungsi trigonometri paling dasar. Kita dapat mencari suatu panjang maupun sudut segitiga sembarang dengan fungsi sinus dan kosinus melaluihukum sinus dankosinus.[2][3] Beberapa fungsi trigonometri lainnya, antara lain,kosekan (csc),sekan (sec), dankotangen (cot).
Identitas Pythagoras adalah identitas trigonometri yang diturunkan dari identitas Pythagoras.[3] Dengan kata lain, identitas Pythagoras merupakan konsepteorema Pythagoras melalui fungsi trigonometri. Berikut adalah identitas Pythagoras, antara lain:
Klik "tampil" untuk melihat bukti
Dengan menggunakan definisi dari fungsi sinus dan kosinus, maka
Karena berupa segitiga siku-siku, maka menurut teorema Pythagoras,. Jadi,
Weisstein, Eric W. "Trigonometric Addition Formulas". Wolfram MathWorld. Weiner.
Kurnianingsih, Sri (2007).Matematika SMA dan MA 1B Untuk Kelas X Semester 2. Jakarta: Esis/Erlangga.ISBN 979-734-501-7.Parameter|coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)(Indonesia)
Kurnianingsih, Sri (2007).Matematika SMA dan MA 2A Untuk Kelas XI Semester 1 Program IPA. Jakarta: Esis/Erlangga.ISBN 979-734-502-5.Parameter|coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)(Indonesia)
TrigonometryDiarsipkan 2007-11-04 diWayback Machine. by Alfred Monroe Kenyon and Louis Ingold, The Macmillan Company, 1914. In images, full text presented.