Toksisitas ataukeberacunan adalah tingkat merusaknya suatu zat jika dipaparkan terhadaporganisme. Toksisitas dapat mengacu pada dampak terhadap seluruh organisme, sepertihewan,bakteri, atautumbuhan, dan efek terhadap substruktur organisme, sepertisel (sitotoksisitas) atau organ tubuh sepertihati (hepatotoksisitas). Secarametafora, kata ini bisa dipakai untuk menjelaskan dampak beracun pada kelompok yang lebih besar atau rumit, sepertikeluarga ataumasyarakat.
Konsep utamatoksikologi adalah bahwa dampaknya bersifat tergantung padadosis.Air saja bisa mengakibatkankeracunan air jika dikonsumsi terlalu banyak, sementara zat yang sangat beracun sepertibisaular memiliki titik rendah tertentu yang bersifat tidak beracun. Toksisitas juga tergantung pada spesies, sehingga analisis lintas spesies agak bermasalah jika dilakukan.Paradigma dan standar baru sedang berusaha melompatipengujian hewan, tetapi tetap mempertahankan konsep akhir toksisitas.[1]
Zat beracun biologis meliputi bakteri dan virus yang dapat menciptakan penyakit di dalam organisme hidup. Toksisitas biologis sulit diukur karena "batas dosis"-nya bisa berupa satu organisme tunggal. Secara teori, satuvirus, bakteri, ataucacing dapat bereproduksi dan mengakibatkaninfeksi parah. Akan tetapi, di dalam inang yang memilikisistem kekebalan tetap, toksisitas yang tertanam di dalam organisme diseimbangkan oleh kemampuan inang untuk melawan balik; toksisitas yang efektif adalah gabungan dari kedua belah hubungan tersebut. Keadaan sejenis juga dapat terjadi pada beberapa jenisagen beracun lainnya.
Zat beracun fisik adalah zat-zat yang karena sifat alamiahnya mampu mengganggu proses biologis. Misalnya, debubatu bara dan seratasbestos yang dapat mematikan jika dihirup.