Pada saat ditemukan, Tempel 1 mencapaiperiphelion setiap 5,68 tahun. Komet ini kemudian diamati pada tahun1873 dan1879. Meskipun begitu, orbit Tempel 1 kadang membawanya hingga cukup dekat denganJupiter sehingga orbitnya berubah dan masa pengorbitannya pun turut berubah karenanya. Peristiwa ini terjadi pada tahun1881, memperpanjang masa pengorbitan hingga 6,5 tahun.Periphelionnya juga berubah, meningkat hingga 50 juta kilometer, dan mengakibatkannya terlihat kurang jelas dariBumi. Akibatnya, ahli-ahli astronomi kehilangan jejaknya dan mengira bahwa ia telah hancur. Tempel 1 ditemukan kembali pada tahun1960-an setelah ahli astronomi AmerikaBrian G. Marsden melakukan perhitungan akurat terhadap orbit komet tersebut dengan turut menghitung akibat dari gangguan Jupiter. Masa pengorbitannya kini adalah 5,5 tahun.
Tempel 1 bukan merupakan komet yang terang;magnitudo maksimumnya hingga kini adalah 11, jauh di bawah kemampuan penglihatan mata telanjang. Ukurannya diyakini adalah 14 x 4 kilometer, berdasarkan pengukuran yang dilakukanTeleskop Hubble pada keadaan cahaya yang tampak danTeleskop Spitzer dalam sinar inframerah. Menggabungkan pengamatan-pengamatan ini menghasilkanalbedo yang rendah sebesar 4% dan memastikan tingkat rotasi sebanyak dua hari.
Pada4 Juli2005 pukul 05:52UTC, Tempel 1 ditabrakkan wahana penabrakNASA bernamaDeep Impact. Teleskop-teleskop Bumi dan luar angkasa mengamati penerangan sebesar beberapa magnitudo setelah tabrakan terjadi sementara bagian pengamatDeep Impact merekam semburan yang terang dari lokasi tabrakan.
Rincian tepat mengenaikawah yang dihasilkan tabrakan tersebut masih belum diketahui. Diyakini bahwa kawah tersebut bisa mempunyai diameter mencapai 200meter dan kedalaman sebesar 30–50 m, tetapi kawah tersebut bisa juga lebih kecil tergantung komposisi dan struktur Tempel 1. Tujuan misiDeep Impact adalah untuk mempelajari komposisi interior nukleus sebuah komet.