Talcott Parsons (13 Desember 1902 – 8 Mei 1979) adalah seorang sosiolog yang cukup terkenal dengan pemikiran-pemikirannya.
Talcott Parsons adalah seorang sosiolog yang lahir pada tahun 1902 diColorado. Dia lahir dalam sebuah keluarga yang memiliki latar belakang yang saleh dan intelek. Ayahnya adalah seorangpendeta gereja Kongregasional, seorang profesor dan presiden dari sebuah kampus kecil.[1] Parsons mendapat gelar sarjana dariAmherst College tahun 1924 dan melanjutkan kuliah pascasarjana diLondon School of Economics. Pada tahun berikutnya, dia pindah keHeidelberg,Jerman.[2] MaxWeber menghabiskan sebagian kariernya diHeidelberg, dan meski dia wafat lima tahun sebelum kedatangan Parsons, Weber tetap meninggalkan pengaruh mendalam terhadap kampus tersebut dan jandanya meneruskan pertemuan-pertemuan di rumahnya, yang juga diikuti oleh Parsons.[3] Parsons sangat dipengaruhi oleh karya Weber dan sebagian disertasidoktoralnya di Heidelberg membahas karya Weber.[4]
Parsons menjadi pengajar diHarvard pada tahun 1927, dan meskipun ia berpindah jurusan beberapa kali, Parsons tetap berada di Harvard sampai dengan iawafat tahun 1979. Perjalanan kariernya tidak pesat ia tidak memperoleh posisi tetap sampai dengan tahun 1939. Dua tahun sebelumnya, ia mempublikasikan bukuthe structure of social action, satu buku yang tidak hanya memperkenalkan teoritisi-teoritisi sosial utama semisal Weber kepadasosiolog lain, namun juga menjadi dasar bagi pengembangan teori Parsons sendiri.[5]
Sesudah itu karier akademis Parsons maju pesat.[3] Dia menjadi ketua jurusansosiologi di Harvard pada 1944 dan dua tahun kemudian mendirikanDepartemen Hubungan Sosial, yang tidak hanya memasukkan sosiolog, tetapi juga berbagai sarjana ilmu sosial lainnya.[6] Tahun 1949, ia terpilih menjadi Presiden The American Sociological Association.[3] Tahun 1950-an dan menjelang tahun 1960-an, dengan diterbitkannya buku sepertiThe Social System pada tahun 1951 Parsons menjadi tokoh dominan dalamsosiologiAmerika.[7]
Tetapi, di akhir 1960-an Parsons mendapat serangan sayapradikalsosiologiAmerika yang baru muncul.[3] Parsons dinilai berpandanganpolitikkonservatif dan teorinya dianggap sangatkonservatif dan tidak lebih dari sebuahskema kategorisasi yang rumit.[3] Akan tetapi, pada tahun 1980-an timbul kembali perhatian terhadap teori Parsons, tidak hanya diAmerika Serikat tetapi juga di seluruh dunia.[3] Pemikiran Parsons tidak hanya memengaruhi pemikir konservatif, tetapi juga teoritisi neo-Marxian, terutamaJurgen Harbemas.[8]
Setelah kematian Parsons, sejumlah bekas mahasiswanya, semuanyasosiolog sangat terkenal, merenungkan arti pentingnya teorinya maupun penciptateori itu sendiri. Dalam renungan mereka, para sosiolog ini mengemukakan pengertian menarik tentang Parsons dankaryanya. Beberapa pandangan selintas mengenai Parsons yang direproduksi di sini bukan dimaksudkan untuk membuat gambaran yang masuk akal, tetapi dimaksudkan untuk mengemukkan pandangan selintas yang provokatif mengenai Parsons dan karya-karyanya.[9]
Robert Merton adalah seorangmahasiswanya ketika Parsons baru saja mulai mengajar di Harvard.[3] Merton yang menjadi teoritisi terkenal karena teori ciptaanya sendiri, menjelaskan bahwa mahasiswapascasarjana yang datang ke Harvard, pada tahun-tahun itu bukan hendak belajar dengan Parsons, tetapi juga denganSorokin, telah menjadi anggotasenior jurusansosiologi yang telah menjadi musuh utama Parsons.[3] Celaan Merton mengenai kuliah pertama Parsons dalam teori juga menarik, terutama karenamateri yang disajikan adalah basis untuk salah satu buku teori yang paling berpengaruh pada sosiologi.[3] Pemikiran Parsons di dalam perkembangan ilmu sosiologi dikenal denganteori fungsionalis.
Sebagai seorang sosiologkontemporer dariAmerika yang menggunakanpendekatan fungsional dalam melihatmasyarakat, baik yang menyangkutfungsi danprosesnya.[10]Pendekatannya selain diwarnai oleh adanya keteraturan masyarakat yang ada di Amerika juga dipengaruhi oleh pemikiranAuguste Comte,Emile Durkheim,Vilfredo Pareto danMax Weber. Hal tersebut di ataslah yang menyebabkanTeori Fungsionalisme Talcott Parsons bersifat kompleks.[10]
Asumsi dasar dari Teori Fungsionalisme Struktural, yaitu bahwamasyarakat terintegrasi atas dasar kesepakatan dari para anggotanya akannilai-nilai kemasyarakatan tertentu yang mempunyai kemampuan mengatasi perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatusistem yang secarafungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan.[10] Dengan demikian masyarakat adalah merupakan kumpulansistem-sistemsosial yang satu sama lain berhubungan dan saling ketergantungan.[10]
Teori Fungsionalisme Struktural yang mempunyai latar belakang kelahiran dengan mengasumsikan adanya kesamaan antara kehidupan organisme biologis denganstruktur sosial dan berpandangan tentang adanya keteraturan dan keseimbangan dalammasyarakat tersebut dikembangkan dan dipopulerkan oleh Talcott Parsons.[10]
Teori Fungsionalisme Struktural yang dibangun Talcott Parsons dan dipengaruhi oleh para sosiologEropa menyebabkan teorinya itu bersifatempiris,positivistis danideal.[10] Pandangannya tentang tindakanmanusia itu bersifatvoluntaristik, artinya karena tindakan itu didasarkan pada dorongan kemauan, dengan mengindahkannilai,ide dannorma yang disepakati.[10] Tindakan individu manusia memiliki kebebasan untuk memilih sarana (alat) dan tujuan yang akan dicapai itu dipengaruhi olehlingkungan atau kondisi-kondisi, dan apa yang dipilih tersebut dikendalikan olehnilai dan norma.[10]
Prinsip-prinsip pemikiran Talcott Parsons, yaitu bahwatindakanindividumanusia itu diarahkan pada tujuan.[10] Di samping itu, tindakan itu terjadi pada suatu kondisi yang unsurnya sudah pasti, sedangunsur-unsur lainnya digunakan sebagai alat untuk mencapaitujuan. Selain itu, secara normatif tindakan tersebut diatur berkenaan dengan penentuan alat dan tujuan.[10] Atau dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa tindakan itu dipandang sebagai kenyataansosial yang terkecil dan mendasar, yang unsur-unsurnya berupaalat,tujuan,situasi, dannorma. Dengan demikian, dalam tindakan tersebut dapat digambarkan yaitu individu sebagai pelaku dengan alat yang ada akan mencapai tujuan dengan berbagai macam cara, yang juga individu itu dipengaruhi oleh kondisi yang dapat membantu dalam memilih tujuan yang akan dicapai, dengan bimbingannilai dan ide sertanorma. Perlu diketahui bahwa selain hal-hal tersebut di atas, tindakan individu manusia itu juga ditentukan oleh orientasi subjektifnya, yaitu berupaorientasi motivasional dan orientasi nilai. Perlu diketahui pula bahwa tindakan individu tersebut dalam realisasinya dapat berbagai macam karena adanya unsur-unsur sebagaimana dikemukakan di atas.
Sebagaimana telah diuraikan di muka, bahwa Teori Fungsionalisme Struktural beranggapan bahwamasyarakat itu merupakansistem yang secarafungsional terintegrasi ke dalam bentuk keseimbangan. Menurut Talcott Parsons dinyatakan bahwa yang menjadi persyaratan fungsional dalam sistem di masyarakat dapat dianalisis, baik yang menyangkutstruktur maupuntindakan sosial, adalah berupa perwujudannilai dan penyesuaian denganlingkungan yang menuntut suatu konsekuensi adanya persyaratan fungsional.[3]
Perlu diketahui adafungsi-fungsi tertentu yang harus dipenuhi agar ada kelestariansistem, yaituadaptasi,pencapaian tujuan,integrasi dan keadaanlatent.[10] Empat persyaratan fungsional yang mendasar tersebut berlaku untuk semua sistem yang ada. Berkenaan hal tersebut di atas, empatfungsi tersebut terpatri secara kokoh dalam setiap dasar yang hidup pada seluruh tingkatorganisme tingkat perkembanganevolusioner.[10]
Perlu diketahui bahwa sekalipun sejak semula Talcott Parsons ingin membangun suatu teori yang besar, akan tetapi akhirnya mengarah pada suatu kecenderungan yang tidak sesuai dengan niatnya.[10] Hal tersebut karena adanya penemuan-penemuan mengenai hubungan-hubungan dan hal-hal baru, yaitu yang berupa perubahanperilaku pergeseran prinsip keseimbangan yang bersifatdinamis yang menunjuk padasibernetikateori sistem yang umum.[10] Dalam hal ini, dinyatakan bahwa perkembangan masyarakat itu melewati empat proses perubahanstruktural, yaitu pembaharuan yang mengarah pada penyesuaian evolusinya Talcott Parsons menghubungkannya dengan empat persyaratan fungsional di atas untuk menganalisis proses perubahan.[10]
Perlu diketahui bahwa sekalipun Talcott Parsons telah berhasil membangun suatu teori yang besar untuk mengadakan pendekatan dalam masyarakat, akan tetapi ia tidak luput dari serangkaian kritikan, baik dari mantan muridnyaRobert K. Merton, ataupun sosiolog lain, yaituGeorge Homans,Williams Jr., danAlvin Gouldner.[3]
- ^(Inggris) Talcott Parsons, "The Present Status of "Structural-Functional" Theory in Sociology." In Talcott Parsons, Social Systems and The Evolution of Action Theory New York: The Free Press, 1975.
- ^Alexander, Jeffrey C, 1981, “Revolution, Reaction, and Reform: The Change Theory of Parsons’s Middle Period”. Sociological Inquiry 51: 267-268.
- ^abcdefghijkAlexander Stingl, The biological Vernacular from Kant to James, Weber, and Parsons. Lampeter: Mellen Press, 2009. Page 54-70
- ^(Inggris) Alexander, Jeffrey C,1995. Fin de Siecle Social Theory: Relativism, Reduction, and the Problem of Reason. London: verso. Hlm: 54
- ^(Inggris) William Buxton. 1985. Talcott Parsons and the Capitalist Nation-State: Political Sociology as a Strategic Vacation. Toronto: University of Toronto Press. Hlm. 235.
- ^(Inggris) Charles Camic. 1990. An Historical Prologue. American Journal of Sociology. 55: 313-319.
- ^(Inggris) Jonathan Turner. 2001b. Handbook of Sociological Theory. New York: Kluwer Academic/Plenum Publishers. Hlm. 76
- ^(Inggris) Sciulli, David and Gerstein Dean. 1985. Social Theory and Talcott Parsons in the 1980s. Annual Review of Sociology 11: 369-587
- ^William Buxton. Hlm. 236.
- ^abcdefghijklmno(Inggris) Richard Grathoff (ed.) The Correspondence between Alfred Schutz and Talcott Parsons: The Theory of Social Action. Bloomington and London: Indiana University Press, 1978. Page 67-87