Movatterモバイル変換


[0]ホーム

URL:


Lompat ke isi
WikipediaEnsiklopedia Bebas
Pencarian

Surat Ulu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
"Aksara Rencong" dan "Aksara Kaganga" dialihkan ke halaman ini. Untuk aksara yang berkembang di daerah sekitar Gunung Kerinci, lihatAksara Incung. Untuk nama senjata, lihatRencong.
Surat Ulu
Aksara Rencong
Aksara Kaganga
Jenis aksara
BahasaMelayu Tengah,Rejang,Musi Ulu,Rawas,Lembak, dan lain-lain
Aksara terkait
Silsilah
Menurut hipotesis hubungan antara abjad Aramea dengan Brahmi, maka silsilahnya sebagai berikut:
Dari aksara Brahmi diturunkanlah:
Aksara kerabat
Bali
Batak
Baybayin
Bugis
Incung
Jawa
Lampung
Makassar
Sunda
Pengkodean Unicode
 Artikel ini mengandungtranskripsi fonetik dalamAlfabet Fonetik Internasional(AFI). Untuk bantuan dalam membaca simbol AFI, lihatBantuan:Pengucapan. Untuk penjelasan perbedaan[ ],/ / dan , LihatIPA § Tanda kurung dan delimitasi transkripsi.

Surat Ulu atauAksara Hulu, juga dikenal sebagaiAksara Rencong atauAksara Kaganga,[1][a] adalah sebutan untukrumpun aksara Brahmi yang berkembang di pulau Sumatra bagian selatan. Istilah ini merujuk pada aksara-aksara yang pernah digunakan oleh masyarakatRawas,Lintang,Ogan, Lakitan (diSumatera Selatan),Pasemah,Lembak (di Sumatera Selatan danBengkulu),Serawai (di Bengkulu), sertaKrui (diLampung).[2]Surat Ulu telah diakui sebagaiWarisan Budaya Takbenda Indonesia pada tahun 2018.[3]

Asal nama

[sunting |sunting sumber]

NamaSurat Ulu berasal dari katasurat danulu.surat bermakna tulisan danulu bermakna wilayah dataran tinggi tempat berhulunyasungai Musi (dalam hal iniPegunungan Bukit Barisan). Dengan definisi ini, makaaksara Kerinci danaksara Lampung tidak termasuk ke dalamsurat Ulu, walau pun beberapa sarjana memasukkannya.[b]Surat Ulu merupakan istilah asli yang dipakai oleh masyarakat setempat untuk menamai rumpun aksara ini.[5][6][4][c]

Penamaan lain yang terkenal adalahaksara Rencong (bahasa Belanda:Rèntjong-schrift). Kata Rencong diperkirakan berasal dari bahasa Melayu Kunomèncong yang bermakna serong/tidak lurus.[9][10] Bisa juga berasal dari kataruncing karena mulanya rumpun aksara ini ditulis menggunakan ujung pisau yang runcing.[11] Terlepas dari asal-usulnya, istilah ini sering digunakan oleh para sarjana Barat untuk menamai rumpun aksara ini.[12][d] Nama ini memiliki variasi, misalnyasurat ʁincung dibahasa Basemah.[13]

Istilah lainnya adalahaksara Kaganga. Istilah ini diciptakan olehM. A. Jaspan (1926-1975), seorangantropolog diUniversitas Hull, untuk merujuk tidak terbatas kepada surat Ulu, melainkan seluruh keturunan aksara Brahmi.[14] Istilah Kaganga berasal dari tiga huruf pertama dalam deret Panini yang digunakan dalamrumpun aksara Brahmi (India).[12][5][e] Hal ini setara dengan kata "alfabet" yang berasal dari nama dua huruf pertama dalamalfabet Yunani (A-B, alfa-beta), atau kata "abjad" yang berasal dari empat huruf pertama dalamabjad Arab (ا-ب-ج-د, alif-ba-jim-dal).

Unicode

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Aksara Rejang

Untuk saat ini, baru aksara Rejang yang telah didaftarkan keUnicode. Usaha untuk mendaftarkan seluruhsurat Ulu telah dilakukan pada tahun 2021.[16]

Galeri

[sunting |sunting sumber]
Penggunaan Aksara Rejang
  • Gelumpai bertuliskan aksara Rejang
    Gelumpai bertuliskan aksara Rejang

Lihat pula

[sunting |sunting sumber]

Catatan

[sunting |sunting sumber]
  1. ^Istilah surat ulu yang menunjuk kepada aksara atau tulisan rencong atau Ka-Ga-Nga terdapat antara lain dalam manuskrip-manuskrip Mal. 6873, Mal 6874, Mal. 6884, Mal. 6877, dan L.Or. 12.247 (Perpustakaan Universitas Leiden).[1]
  2. ^"Orang-orang tua di daerah Sumatra bagian Selatan sering kali menyebut aksara Lampung sebagai surat Ulu..."[4]
  3. ^"Surat ulu adalah nama lokal dan merupakan istilah yang lazim bagi masyarakat pendukungnya untuk menyebut aksara yang oleh sarjana Barat disebut rencong atau Ka-Ga-Nga. Beberapa informan memberikan keterangan bahwa mereka menyebut aksara daerah turunanaksara pallava itu dengan nama surat ulu, sebagaimana yang dinyatakan oleh Jalil (dari desa Muara Timput) dan Meruki (dari desa Ujung Padang), serta Pidin (dari desa Napal Jungur). Catatan Westenenk (1922:95) seperti yang dimuat dalam TBG edisi 61,[7] menunjukkan bahwa istilah surat ulu memang merupakan nama lokal yang digunakan oleh masyarakat pendukung tradisi tulis Ulu."[8]
  4. ^Mengenai hubungan penamaan antara aksara Rencong dan Surat Ulu, L. C. Westenenk menulis sebagaimana berikut:

    Toen ik dit eerste opstel schreef, wist ik n.l. niet, of de bij Europeanen gebruikelijke term "rèntjong-schrift" inderdaad ergens door Maleisch wordt gebezigd. Het is mij nu gebleken, dat dit in het landschap Rawas (Palembang) het geval is. Elders noemt men het gewonlijk: soerat oeloe = bovenlandsch schrift.[7]

    Ketika saya menulis esai pertama ini, saya tidak tahu apakah istilah "aksara rencong" yang biasa digunakan di kalangan orang Eropa, memang digunakan di suatu tempat dimana orang Melayu tinggal. Sekarang menjadi jelas bagi saya bahwa (istilah) ini digunakan di kawasan Rawas (Palembang). Di kawasan lain (aksara ini) biasa disebut: surat ulu = aksara dataran tinggi.

    —Westenenk (1919)
  5. ^Hal ini diperkuat oleh pernyataan Mohammad Noeh yang menyatakan bahwa aksara-aksara ini "disebut sebagai tulisan Ka Ga Nga, yaitu sistem aksara kuno yang berasal dari India."[15]

Rujukan

[sunting |sunting sumber]
  1. ^abSarwono & Rahayu 2014, hlm. 2.
  2. ^Sarwono & Rahayu 2014, hlm. 5.
  3. ^"Warisan Budaya Takbenda | Beranda".warisanbudaya.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal2024-09-20. 
  4. ^abPudjiastuti 1996, hlm. 46.
  5. ^ab"Aksara Kaganga Bengkulu – Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu". Diakses tanggal2021-11-10. 
  6. ^Sarwono & Rahayu 2014, hlm. 4.
  7. ^abWestenenk, L. C. (1919).Aanteekeningen omtrent het hoornopschrift van Loeboek Blimbing in de marga Sindang Bliti, onder-afdeeling Redjang, afdeeling Lebong, residentie Benkoelen. Weltevreden: Albrecht & Co. hlm. 448 – 459. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  8. ^Sarwono & Rahayu 2014, hlm. 4 - 5.
  9. ^"Carian Umum".prpm.dbp.gov.my. Diakses tanggal2021-11-10. 
  10. ^"Hasil Pencarian - KBBI Daring".kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal2021-11-10. 
  11. ^Pitri, Nandia (Desember 2019)."Batik Incung dan Islam di Kerinci".Jurnal Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman.19 (2): 27 – 39. 
  12. ^abSarwono & Rahayu 2014, hlm. 1.
  13. ^Mahdi, Sutiono (2014).Aksara base besemah : pelajaghan mbace nga nulis urup ulu (surat ghincung). Dewi Saputri. Bandung.ISBN 978-602-9238-64-8.OCLC 906670726. 
  14. ^M. A. Jaspan (1964).Folk literature of South Sumatra: Redjang Ka-Ga-Nga Texts (dalam bahasa English). Internet Archive. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  15. ^Pudjiastuti 1996, hlm. 2.
  16. ^"Unicode Status (Rejang)".ScriptSource. 

Daftar pustaka

[sunting |sunting sumber]
Gambaran
Daftar
Brahmi
Utara
Selatan
Kawi
Lainnya
Linear
Non-linear
Tionghoa
Aksara Han
Dipengaruhi Tionghoa
Logosilabis lainnya
Logokonsonan
Sistem bilangan
Penuh
Pengulangan
Braille ⠃⠗⠁⠊⠇⠇⠑
Braille cell
Braille scripts
French-ordered
Keluarga Nordik
Russian lineage family
i.e.Cyrillic-mediated scripts
Egyptian lineage family
i.e.Arabic-mediated scripts
Indian lineage family
i.e.Bharati Braille
Other scripts
Reordered
Frequency-based
Independent
Eight-dot
Symbols in braille
Braille technology
Persons
Organisations
Othertactile alphabets
Related topics
Sistem tulisan elektronik
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Surat_Ulu&oldid=27058853"
Kategori:
Kategori tersembunyi:

[8]ページ先頭

©2009-2025 Movatter.jp