Supratika (Dewanagari: सुप्रतीक; ,IAST: Supratīka,सुप्रतीक) adalah nama tigagajah yang berbeda dalammitologi Hindu. Supratika yang terkemuka ialah salah satu dari delapan gajah yang menopang dunia (Astadiggaja) menurut kepercayaanHindu. DalamwiracaritaMahabharata tercatat ada dua gajah yang bernama Supratika: yang satu merupakanreinkarnasi dari seorang resi, dan yang satu lagi merupakangajah perang milikBagadata, penguasaPragjyotisha, yang turut serta dalamperang diKurukshetra.
Dalam kitabAmarakosha, yaitutesaurusbahasa Sanskerta, disebutkan adanya delapan gajah raksasa yang menopang dunia, yaitu:Airawata, Pundarika, Wamana, Kumunda, Anjana, Puspadanta, Sarwaboma, dan Supratika.[1] Supratika menopang di arah timur laut, wilayah DewaCandra. Supratika memiliki seorang istri yang bernama Anjanawati.[2]
DalamMahabharata dikisahkan suatu pertempuran antaraPandawa yang dipimpinYudistira, melawanKorawa yang dipimpinDuryodana. Pertempuran tersebut berlangsung selama 18 hari. Pada hari ke-12, Duryodana mengirimkan suatu divisigajah perang melawanBima, adik Yudistira. Bima membantai gajah-gajah tersebut dengan gadanya. Hal tersebut mengakibatkan kekacauan dalam pasukan Korawa dan mereka tunggang-langgang menyelamatkan diri masing-masing. Melihat keadaan tersebut, RajaBagadata dariPragjyotisha merasa berang.[3]
Dengan mengendarai Supratika, ia menyerang Bima. Supratika menghancurkankereta perang Bima, membunuh sang kusir beserta kuda-kudanya. Sementara itu Bima berhasil menyelamatkan diri karena melompat dari keretanya. Kemudian ia menyelinap ke bawah tubuh gajah tersebut untuk melukai bagian vitalnya, menyebabkan rasa sakit yang luar biasa. Supratika pun mengamuk, lalu meraih Bima dengan belalainya. Sebelum Supratika menginjaknya, Bima berhasil bersembunyi lagi di bagian bawah tubuh Supratika. Sementara itu, pasukanKorawa mengira bahwa Bima telah mati terinjak oleh Supratika.[4]
Setelah mendengar kabar burung tentang kematian Bima,Yudistira merasa duka, lalu ia mengerahkan seluruh pasukannya untuk membinasakan Supratika beserta pengendaranya, Bagadata. Pasukan gajah perang RajaDasarna turut membantunya. Dalam pertarungan sengit antara Supratika melawan pasukan gajah dari Dasarna, Supratika berhasil meraih kemenangan. Pada momen yang tepat, Bima muncul kembali dari persembunyiannya di bawah tubuh Supratika, lalu ia segera kabur. Pasukan Pandawa merasa lega setelah melihat Bima ternyata masih hidup.[4]
Supratika akhirnya terbunuh oleh panahArjuna pada hari yang sama. Bagadata juga gugur oleh panahnya.
Legenda tentang Resi Wibawasu dan adiknya, Supratika, tercatat dalam kitabSkandapurana, demikian pula dalamAdiparwa,Mahabharata jilid pertama. Dikisahkan bahwa Supratika dan Wibawasu adalah dua bersaudara yang sering bertengkar, bahkan sejak lahir. Pada suatu ketika, Wibawasu murka terhadap adiknya karena masalah harta, lalu mereka pun saling mengucapkan kutukan. Wibawasu mengutuk Supratika agar menjadi gajah, sedangkan Supratika mengutuk Wibawasu agar menjadi kura-kura.
Dikisahkan bahwa gajah Supratika memiliki tinggi enamyojana, dan lebar 12 yojana. Supratika dan Wibawasu bertemu kembali pada suatu danau, lalu berkelahi di sana. Saat sedang bertikai, seekorGaruda merenggut mereka berdua dengan cakarnya, mencampakkan mereka pada puncak suatu gunung, lalu memangsa mereka berdua. Ia melakukan itu atas arahan dari ayahnya,Kasyapa.[5]