Movatterモバイル変換


[0]ホーム

URL:


Lompat ke isi
WikipediaEnsiklopedia Bebas
Pencarian

Sundaland

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk kegunaan lain, lihatPaparan Sunda danPaparan Sahul.
Peta wilayahSundaland (kawasan Sunda).

Sundaland (bahasa Indonesia:Kawasan Sunda) adalah suatu wilayahbiogeografis diAsia Tenggara yang juga mengacu kepada sebuah daratan yang lebih luas yang pernah ada selama2,6 juta tahun ketika permukaan air laut lebih rendah. Wilayahnya mencakup Asia Tenggara di daratan sepertiSemenanjung Malaka,Sumatra,Jawa,Kalimantan dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Etimologi

[sunting |sunting sumber]

NamaSundaland (dalambahasa Belanda:Soendaland) merupakan istilah yang diciptakan pada tahun1919 olehGustaaf Adolf Frederik Molengraaff, seorang ahligeologi dariHindia Belanda. Pada tahun1921 Gustaaf Molengraaff, dalam penelitiannya mengemukakan bahwa kedalaman laut yang hampir seragam dari paparan ini menunjukkan terdapat peneplain atau dataran yang dibentuk oleherosi berkepanjangan yang merupakan hasil dari peristiwa banjir besar saat lapisan es mencair, dengan setiap peristiwa banjir yang berturut-turut.[1]

NamaSundaland muncul kembali dalamhistoriografi biogeografis yang merujuk ke daratan Asia Tenggara dengan istilah yang sama dan digunakan kembali olehReinout Willem van Bemmelen pada tahun1949 dalam bukunya yang berjudulGeography of Indonesia. Peta Sundaland yang dijelaskan oleh Molengraaff juga dipetakan kembali oleh Tjia pada tahun1980[2] dan dijelaskan secara lengkap oleh Emmel dan Curray pada tahun1982 dengan lebih terperinci.[3][4]

Demografi

[sunting |sunting sumber]

Sejarah mengenaiSundaland hingga sekarang masih belum sepenuhnya bisa dijelaskan. Penelitian awal menunjukkan bahwa penduduk kawasan Sunda secara genetis memiliki kesamaan dengan penduduk asliAsia Tenggara, terutama yang tinggal di wilayah kepulauan. Secara bahasa mereka juga sebagai bagian darirumpun bahasa Austronesia.[5]

Terdapat kajian linguistik yang menunjukkan suatu arus migrasi dengan istilah teori"Out of Sundaland". Teori ini diusulkan oleh Stephen Oppenheimer,[5] ahli genetika lulusanBalliol College, Oxford. Ia tergolong sebagai tokoh kontroversial dalam studi sejarah manusia. Ia berpendapat bahwa Kawasan Sunda (Sundaland) sebagai benua cikal bakal migrasi manusia.

Oppenheimer beranggapan bahwa orang-orangAsia Tenggara adalah leluhur bagi orangAsia. Pada1999, ia menerbitkan buku yang berjudul"Eden in the East: The Drowned Continent of Southeast Asia".[5] Ia melakukan pendekatan multidisiplin dalam mengembangkan teorinya. Salah satunya ia menggunakan pendekatan mitologi, cerita banjir besar yang melegenda kemudian tersaji dalam cerita legenda danmitos di tengah masyarakat secara beragam.

Namun kesimpulan Oppenheimer masih sebatas teori yang tidak terbukti dan mendapat tentangan dari teori"Out of Taiwan".[6] Lembaga biologi molekuler Eijkman Institute yang melakukan penelitian tentang mtDNA dan kromosom Y dengan teori"Out of Taiwan". Hasilnya, leluhur orang Asia Tenggara berasal dari Asia Timur. Semakin ke wilayah timur, jejak mtDNA Taiwan semakin menipis karena percampuran dengan orangMelanesia.

Eijkman mengungkapkan bahwa usulan teori"Out of Sundaland" secara arkeologis tidak terbukti. Teori tersebut tidak dapat menjelaskan bagaimana cara dan sebab manusia bermigrasi. Sedangkan data mtDNA, studi linguistik dan beberapa bukti arkeologi menjadi dasar teori"Out of Taiwan". Mereka meneliti data genom dari 31 populasi yang tinggal diIndonesia dan 25 populasi di berbagai negaraAsia.[7][8] Studi ini lebih komprehensif yang mempertimbangkan data arkeologi dan menggunakan pendataan statistik perkawinan campur yang terjadi di Asia dan relasi lainnya.

Ukuran

[sunting |sunting sumber]

Wilayah Sundaland meliputiPaparan Sunda, sebuah perpanjangan landas kontinen Asia Tenggara yang stabil secara tektonik dan pernah ada selamaperiode glasial 2 juta tahun yang lalu.[9][10]

Ukuran Paparan Sunda diperkirakan sama dengan 120 meterisobath.[11] SelainSemenanjung Malaka dan pulau-pulau diSumatra,Jawa, danKalimantan, termasukLaut Jawa,Teluk Thailand, dan bagian-bagianLaut Tiongkok Selatan.[12] Secara total, luas wilayah Sundaland sekitar 1.800.000  km2,[13] Luas dari Sundaland hampir sama dengan luas negaraIndonesia.[11] Luas daratan terbuka di Sundaland telah berfluktuasi selama 2 juta tahun terakhir; luas daratan modern sekitar setengah dari luas maksimumnya.[10]

Batas barat dan selatan Sundaland ditandai dengan jelas oleh perairan yang lebih dalam dariSamudra Hindia.[11] Batas timur Sundaland adalahGaris Wallace, yang diidentifikasi olehAlfred Russel Wallace sebagai batas timur jangkauan faunamamalia daratan Asia, yang juga menjadi batas zona ekologiIndomalaya danAustralasia. Pulau-pulau di sebelah timur garis Wallace dikenal sebagaiWallacea, wilayah biogeografis terpisah yang dianggap bagian dari Australasia. Garis Wallace sesuai dengan kanal air dalam yang belum pernah dilalui oleh jembatan darat manapun.[11] Batas utara Sundaland lebih sulit ditentukan dalam istilahbatimetris; suatu peralihanfitogeografis pada sekitar 9ºLU dianggap sebagai batas utaranya.[11]

Sebagian besar Sundaland baru-baru saja terbentuk selamaperiode glasial terakhir dari sekitar 110.000 sampai 12.000 tahun yang lalu.[2][13] Saat permukaan laut menurun 30-40 meter atau lebih, jembatan darat menghubungkan pulau-pulau Kalimantan, Jawa, dan Sumatra ke Semenanjung Malaya dan daratanAsia.[9] Karena permukaan laut baru lebih rendah 30 meter (atau lebih) sepanjang 800.000 tahun terakhir, keadaan Kalimantan, Jawa, dan Sumatra sebagai sebuah pulau merupakan keadaan yang relatif jarang pada masaPleistosen.[14] Sebaliknya, permukaan laut lebih tinggi padaPliosen akhir, dan wilayah Sundaland lebih kecil daripada yang diamati saat ini.[11]

Referensi

[sunting |sunting sumber]
  1. ^Molengraaff, G. A. F. (1921). "Modern Deep-Sea Research in the East Indian Archipelago".The Geographical Journal.57 (2): 95–118.doi:10.2307/1781559.JSTOR 1781559. 
  2. ^abHeaney, Lawrence R. (1984). "Mammalian Species Richness on Islands on the Sunda Shelf, Southeast Asia".Oecologia.61 (1): 11–17.Bibcode:1984Oecol..61...11H.CiteSeerX 10.1.1.476.4669alt=Dapat diakses gratis.doi:10.1007/BF00379083.JSTOR 4217198.PMID 28311380. Parameter|s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  3. ^Moore, Gregory F.; Curray, Joseph R.; Emmel, Frans J. (1982). "Sedimentation in the Sunda Trench and forearc region".Geological Society, London, Special Publications.10 (1): 245–258.Bibcode:1982GSLSP..10..245M.doi:10.1144/gsl.sp.1982.010.01.16. Parameter|s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  4. ^The physical geography of Southeast Asia by Avijit Gupta, 2005,ISBN0-19-924802-8, page 403
  5. ^abcOppenheimer, Stephen (1999).Eden in the East : the drowned continent of Southeast Asia. Phoenix.ISBN 978-0-7538-0679-1. 
  6. ^Gray, R. D. (2009). "Language Phylogenies Reveal Expansion Pulses and Pauses in Pacific Settlement".Science.323: 479 – 483. Parameter|coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
  7. ^Meacham, William (1984–1985). "On the improbability of Austronesian origins in South China".Asian Perspective.26: 89–106. Parameter|access-date= membutuhkan|url= (bantuan)
  8. ^Solheim, Wilhelm G., II (2006).Archaeology and culture in Southeast Asia : Unraveling the Nusantao. University of the Philippines Press.ISBN 978-9715425087. 
  9. ^abPhillipps, Quentin; Phillipps, Karen (2016).Phillipps's Field Guide to the Mammals of Borneo and Their Ecology: Sabah, Sarawak, Brunei, and Kalimantan. Princeton, New Jersey, USA: Princeton University Press.ISBN 978-0-691-16941-5. 
  10. ^abde Bruyn, Mark; Stelbrink, Björn; Morley, Robert J.; Hall, Robert; Carvalho, Gary R.; Cannon, Charles H.; van den Bergh, Gerrit; Meijaard, Erik; Metcalfe, Ian (2014-11-01)."Borneo and Indochina are Major Evolutionary Hotspots for Southeast Asian Biodiversity".Systematic Biology.63 (6): 879–901.doi:10.1093/sysbio/syu047.ISSN 1063-5157. 
  11. ^abcdefBird, Michael I.; Taylor, David; Hunt, Chris (2005-11-01). "Palaeoenvironments of insular Southeast Asia during the Last Glacial Period: a savanna corridor in Sundaland?".Quaternary Science Reviews.24 (20–21): 2228–2242.Bibcode:2005QSRv...24.2228B.doi:10.1016/j.quascirev.2005.04.004. 
  12. ^Wang, Pinxian (1999-03-15). "Response of Western Pacific marginal seas to glacial cycles: paleoceanographic and sedimentological features".Marine Geology.156 (1–4): 5–39.doi:10.1016/S0025-3227(98)00172-8. 
  13. ^abHanebuth, Till; Stattegger, Karl; Grootes, Pieter M. (2000). "Rapid Flooding of the Sunda Shelf: A Late-Glacial Sea-Level Record".Science.288 (5468): 1033–1035.Bibcode:2000Sci...288.1033H.doi:10.1126/science.288.5468.1033.JSTOR 3075104. 
  14. ^Bintanja, Richard; Wal, Roderik S.W. van de; Oerlemans, Johannes (2005). "Modelled atmospheric temperatures and global sea levels over the past million years".Nature.437 (7055): 125–128.Bibcode:2005Natur.437..125B.doi:10.1038/nature03975. 

Pranala luar

[sunting |sunting sumber]
Afrika
Asia
Eropa
Oseania
Transkontinental
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sundaland&oldid=26748743"
Kategori:
Kategori tersembunyi:

[8]ページ先頭

©2009-2025 Movatter.jp