Sumatra (ejaan tidak baku:Sumatera)[a] adalahpulaukeenam terbesar di dunia yang terletak diIndonesia, dengan luas 473.481km². Penduduk yang tinggal di pulau ini sekitar 56.795.305 jiwa (sensus 2024).[3] Pulau ini dikenal pula dengan beragam nama yaituPulau Percha,Andalas, Bumi Melayu atauSuwarnadwipa (bahasa Sanskerta, berarti "pulau emas").
MenurutHamka, asal nama Sumatra berawal dari keberadaaan kataSamudra yang merujuk padaKesultanan Samudera Pasai di pesisir timurAceh. Pernyataan ini didukung oleh catatanIbnu Batutah, petualang asalMaroko pada tahun1345 yang melafalkanSamudra menjadiShumathra karena ketidakmampuannya dalam membaca huruf dalamBahasa Sansekerta[4] Akan tetapi,Nicolaas Johannes Krom menyatakan bahwa kata Sumatera berasal dari kataSumatrabhumi yang merupakan variasi dariSuwarnabhumi.[5] Kata yang pertama kali menyebutkan namaSumatra berasal dari gelar seorang rajaSriwijayaHaji Sumatrabhumi ("Raja tanah Sumatra"),[6]
IstilahSuwarnabhumi muncul padaprasasti di India, sepertiPrasasti Nalanda di India (860 M) danPrasasti Tanjore (1030 M) yang ditulis dalambahasa Sanskerta yang menceritakan perjalanan utusanKerajaan Chola ke Sumatra.[7] Nama-nama ini juga sudah tertulis dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. NaskahBuddha yang termasuk paling tua, KitabJataka, menceritakan pelaut-pelautIndia yang berasal dari beberapa daerah di India, sepertiSungai Gangga,Benares,Champa danVaishali ke Suwarnabhumi.[8] EposRamayana juga memuat nama Sumatra sebagaiSuvarna rupyaka dvipa yang memiliki makna lahan emas perak bersamaan dengan pulau Jawa sebagaiYawadwipa.[9]
Selain prasasti dan catatan India, prasasti di Indonesia juga memuat nama ini seperti padaPrasasti Padang Roco yang ditulis pada tahun 1286 M yang mencatat Suvarṇabhūmi sebagai Sumatra dan Bhūmijāva sebagaiJawa.[10]PadaPrasasti Kuburajo,Adityawarman menyebut dirinya sebagaikanakamedinindra atau raja tanah emas.[11] Hal ini beriringan dengan pemindahan ibukota kerajaanya keSumatera Barat pada abad 14 yang saat itu dikenal memilikidataran tinggi minangkabau yang kaya akan emas.[12]Dalam cerita rakyat Minangkabau seperti pada ceritaKaba Cindua Mato dengan istilah pulau emas dikenal dengan namaPulau Ameh dalamBahasa Minangkabau.[13]Selanjutnya dalam naskahNegarakertagama danPararaton menyatakan pada tahun 1275 , SriKertanegara mengirim expedisi dari Singosari ke Suwarnabumi ( Melayu ) dengan namaEkspedisi Pamalayu.[14]
Para musafir Arab menyebut Sumatra dengan nama "Serendib" yang merupakan transliterasi dari nama Suwarnadwipa.Abu Raihan Al-Biruni, ahli geografiPersia yang mengunjungi Sriwijaya tahun 1030, mengatakan bahwa negeri Sriwijaya terletak di pulau Suwarandib.[15] Seorang musafir dariTiongkok yang bernamaI-tsing juga menyebut menyebut Sumatra dengan namachin-chou yang merupakan transliterasi dariSuwarnadipa dalam rute perjalanannya.[7][16] Berdasarkan pendapatRichard Carnac Temple,abad pertengahan orang Eropa Percaya bahwa Taprobana merupakan julukan untuk Sumatra, tetapi diperkirakan ini merupakan misinterpretasi karena nama ini merujuk pada Sri Lanka.[17]
Penggunaan kata Sumatra mengalami beberapa variasi kata sepertiSiometra,Sumutra,Samudra, Samatra, Sciamuthera yang tercantum dalam peta-peta abad ke-16 buatan orang Eropa sepertiPortugis danVenesia.[5]
Kerajaan maritim dankomersialSriwijaya mengalami keruntuhan pada tahun 688 Hijriyah.[18] Penyebutan Bupati di pergunakan untuk menyebut Raja Sriwijaya yang bernama Haji Yuwa Rajya Punku Syri Haridewa tertulis dalamPrasasti Hujung Langit Yuwaraja padaAbad ke-9 Masehi, Sriwijaya berkembang di Indonesia.[18] Kerajaan ini berasal dariSumatera SelatanBatu Brak menguasai SelatMalaka, kekuasaan Kedatuan Sriwijaya berlandaskan International PerdaganganCina danIndia.[18] Para Raja Sriwijaya mendirikan biara-biara di Negapattam tenggara India.Chola kerajaan India yang padaAbad ke-10 Masehi Sriwijaya berkembang menguasai sebagian besar pulauJawa.[18] Kedatuan Sriwijaya sebagai penghalang Kerajaan Chola India di jalur laut antaraAsia Selatan dan Timur, pada tahun 1025 Kerajaan Chola merebut Kerajaan yang berada diPalembang, menangkap raja dan seluruh anggota keluarganya termasuk pejabat-pejabat kerajaan, pembantu serta membawa hartanya, pada awalAbad ke-12 Masehi Kedatuan Sriwijaya telah direduksi menjadi kerajaan dengan raja terahir seorang laki-laki bernama Ratu Sekerummong yang padaAbad ke-13 M telah ditaklukkan ditumbangkan oleh keturunan dari Ratu Ngegalang Paksi tetesan darah, darah yang menetes dari Sultan Iskandar Zulkarnain[18] "Sultan yang dipertuan" yakni Ampu Pernong, nyerupa, balunguh, berjalandiwai. Seorang bawahan KerajaanMajapahit di Jawa segera mendominasi panggungPolitik Indonesia,[18][19] di daerah Jawa ketika konflik internal kerajaan Majapahit, berangsur-angsur turun kewibawaannya karena konflik tersebut, hal ini dimanfaatkan oleh keturunan raja-raja Majapahit untuk mendirikan kerajaan Islam di pulau Jawa yaitu kerajaan Demak walaupun masih bersipat lokal.Kerajaan Haru, yang pernah berdiri di wilayah pantai timurSumatera Utara dan berkuasa pada kurun abad ke-13 sampai abad ke-16 Masehi. Pada masa jayanya kerajaan ini adalah kekuatan bahari yang cukup hebat, dan mampu mengendalikan kawasan bagian utaraSelat Malaka.[20]
Kemudian bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islam lainnya dari pulau Sumatra.[3] Tertinggi bahkan bisa menkerucut menjadi Piramida kerajaan yang berdiri pada abad ke-7 Hijriyah tanggal 29 Rajab tahun 688 Mujarrad rasulullah sallallahu alayhi wasallam diLampung sebagai kekhususan satuan wilayah administrasi pemerintahanSaibatin. Sedangkan pada tahun 1601 nusantara di jajah oleh kerajaan Belanda yang datang ke Indonesia.[3]
Berikut adalah 8 suku bangsa terbesar yang ada di Sumatera menurut sensus BPS 2010 (termasuk Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Nias, Mentawai, Simeulue dan pulau-pulau di sekitarnya)[21]
Kota-kota di pulau Sumatra dihubungkan oleh empat ruas jalan lintas, yakni lintas tengah, lintas timur, lintas barat dan lintas pantai timur yang melintang dari barat laut - tenggara Sumatra. Selain itu terdapat pula ruas jalan yang melintang dari barat - timur, seperti ruas Bengkulu -Palembang, Padang - Jambi, serta Padang - Dumai - Medan.
Di beberapa bagian pulau Sumatra, kereta api merupakan sarana transportasi alternatif. Di bagian selatan, jalur kereta api bermula dariPelabuhan Panjang (Lampung) hinggaLubuk Linggau danPalembang (Sumatera Selatan). Di tengah pulau Sumatra, jalur kereta api hanya terdapat diSumatera Barat. Jalur ini menghubungkan antara kotaPadang denganSawah Lunto dan kota Padang dengan kotaPariaman. Semasa kolonial Belanda hingga tahun2001, jalur Padang - Sawah Lunto dipergunakan untuk pengangkutan batu bara. Tetapi semenjak cadangan batu bara di Ombilin mulai menipis, maka jalur ini tidak berfungsi lagi. Sejak akhir tahun2006, pemerintah provinsi Sumatera Barat, kembali mengaktifkan jalur ini sebagai jalur kereta wisata.
Di utara Sumatra, jalur kereta api membentang dari kotaMedan sampai ke kotaRantau Prapat. Pada jalur ini, kereta api dipergunakan sebagai sarana pengangkutan kelapa sawit dan penumpang.
Pulau Sumatra merupakan pulau yang kaya dengan hasil bumi. Dari lima provinsi kaya di Indonesia, tiga provinsi terdapat di pulau Sumatra, yaitu provinsi Aceh, Riau dan Sumatera Selatan. Hasil-hasil utama pulau Sumatra ialah kelapasawit,tembakau,minyak bumi,timah,bauksit,batu bara dangas alam. Hasil-hasil bumi tersebut sebagian besar diolah oleh perusahaan-perusahaan asing.
Sumatra Utara menjadi wilayah penghasil kopi terbesar di Indonesia setelah Lampung dan Sumatra Selatan. Komoditas yang termasuk dalam sub-sektor perkebunan berdasarkan data yang diperoleh dari Badan setatistik Sumatra Tengah adalah kopi termasuk minyak kelapa sawit, kelapa, karet dan kakao.[22]
Tempat-tempat penghasil barang tambang ialah:
Arun (Aceh), menghasilkan gas alam.
Pangkalan Brandan (Sumatera Utara), menghasilkan minyak bumi
Duri, Dumai, dan Bengkalis (Riau), menghasilkan minyak bumi.
Tanjung Enim (Sumatera Selatan), menghasilkan batu bara.
Lahat (Sumatera Selatan), menghasilkan batu bara.
Plaju dan Sungai Gerong (Sumatera Selatan), menghasilkan minyak bumi.
Tanjungpinang (Kepulauan Riau), menghasilkan bauksit.
Natuna dan Kepulauan Anambas (Kepulauan Riau), menghasilkan minyak bumi dan gas alam.
Singkep (Kepulauan Riau), menghasilkan timah.
Karimun (Kepulauan Riau), menghasilkan granit.
Indarung (Sumatera Barat), menghasilkan semen.
Sawahlunto (Sumatera Barat), menghasilkan batubara.
Tanjung Jabung (Jambi), menghasilkan minyak bumi dan gas alam.
Muara Bungo (Jambi), menghasilkan batubara.
Beberapa kota di pulau Sumatra, juga merupakan kota perniagaan yang cukup penting.Medan kota terbesar di pulau Sumatra, merupakan kota perniagaan utama di pulau ini. Banyak perusahaan-perusahaan besar nasional yang berkantor pusat di sini.
Selain kotaMedan, kota-kota besar lain di pulau Sumatra adalah:
Berikut 15 kota besar di Sumatra berdasarkan jumlah populasi tahun2024 (Kemendagri) (termasuk Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Nias, Mentawai, Simeulue dan pulau-pulau di sekitarnya).
↑DalamKamus Besar Bahasa Indonesia telah disebutkan bahwaSumatra adalah ejaan yang benar dalam bahasa Indonesia;[2] Namun, secara populer dieja dalam bahasa Indonesia yang tidak baku sebagaiSumatera.
↑Borham, Abd Jalil (2012).Islam Di Pahang (dalam bahasa Melayu). Penerbit Universiti Malaysia Pahang. hlm.67.ISBN978-967-0120-61-4. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)