Suku Sámi (juga disebutSaami) adalah penduduk asli Eropa utara yang telah lama mendiami wilayahSápmi danLapland, Setiap anggota Sami berbicara menggunakan bahasa sami mendiami beberapa wilayah yang saat ini meliputi wilayah utaraSwedia,Norwegia,Finlandia, danSemenanjung Kola di Rusia. Suku Sami telah mendiami wilayah utara Eropa selama lebih dari 4.000 tahun. Mereka awalnya menjalani kehidupan sebagai pemburu dan pengumpul di daerahSkandinavia, yang pada masa itu dikenal dengan sebutan "Lapp".
Suku Sámi telah mendiamiSkandinavia utara selama ribuan tahun dan merupakan keturunan masyarakatnomaden.[1] Suku Sámi memiliki gaya hidup yang unik yaitu gaya hidup tradisional yang telah dilestarikan hingga akhir abad pertengahan sampai ketika struktur modern negara-negara Nordik terbentu. Gaya hidup suku ini didominasi daripenangkapan ikan,perburuan, danperdagangan. Saat sukuFinlandia mulai menetap di Finlandia sekitar tahun 100 Masehi, kelompok Sámi kemungkinan tinggal di seluruh wilayah tersebut, namun sekarang mereka hanya mendiami bagian paling utara. Di Swedia dan Norwegia pun, kelompok Sami telah terpinggirkan ke daerah utara. Asal-usul kelompok Sami masih belum dapat dipastikan. Sebagian peneliti menggolongkan mereka sebagai bagian dari komunitas Paleo-Siberia, sementara peneliti lainnya berpendapat bahwa mereka berasal dari kelompokAlpen dan bermigrasi dari wilayahEropa tengah.
Buktiarkeologis menunjukkan bahwa pasca-periodeglasiasi, wilayah Skandinavia mulai dihuni manusia dengan munculnya budaya Fosna (8000 SM) dan budaya Komsa (6000 SM). Analisis artefaktual mengindikasikan adanya migrasi dari wilayah Ural ke Fenno-Skandinavia, dengan budaya Komsa berpotensi sebagai progenitor Suku Sami. Studi linguistik memperlihatkan asimilasi leksikal dari bahasa-bahasa Indo-Eropa, meliputi kosakata dari bahasa Iran, Balto-Slavia, dan Jermanik yang teradopsi melalui kontak interkultural selama rentang 4000 tahun. Dokumentasi historis tentang Sami terinisiasi melalui tulisanCornelius Tacitus (55-117 M) yang mengidentifikasi populasi "Fenni" dengan karakteristik masyarakatberburu-meramu primitif. Deskripsi ini terkomplementasi oleh catatanProcopius dariKaisarea (490-562 M) tentang "Scrithiphini" yang merepresentasikan masyarakat pengguna ski primitif dengan struktur sosial berbasis sistem perburuan komunal. Tipe hunian goahti yang portabel merupakan manifestasi arsitektural dari sistem subsistensi semi-nomadik Sami. Keterkaitan genetik dan linguistik antara populasi Sami dan komunitas Uralik kontemporer memperkuat hipotesis derivasi Sami dari wilayah Rusia Tengah dan kawasan Ural.[2]
Dokumentasi historis tentang Suku Sami mengalami ekspansi signifikan pada periode abad keenam hingga kedelapan Masehi melalui catatan para sejarawan Eropa. Jordanes, sejarawan abad keenam, mengidentifikasi populasi ini dengan terminologi "Screrefennae", merepresentasikan modifikasi nominal dari entitas etnis yang sama. Progresivitas dokumentasi mencapai titik kulminasi pada akhir abad kedelapan melalui narasiPaul the Deacon (c. 725-799 M), sejarawan Lombard yang memiliki afiliasi denganistana Charlemagne.
Dalam karyanya "History of the Langobards", Paul menyediakan dokumentasi tekstual pertama yang mengkorelasikan Suku Sami dengan eksploitasi rusa kutub (Rangifer tarandus). Deskripsi etnografisnya tentang "Scritobini" mengkategorikan mereka sebagai masyarakat penghuni wilayah bersalju permanen dengan sistem subsistensi berbasis konsumsi daging mentah dan produksigarmen dari kulit binatang. Signifikansi linguistik termanifestasi dalam etimologi yang diinterpretasikan Paul, mengasosiasikantoponimi "Scritobini" dengan metodologi perburuan yang melibatkan teknik melompat-lompat dengan instrumentasi perangkat kayu melengkung.
Dokumentasi Paul memberikan konfirmasi teknologis mengenai penggunaan ski sebagai moda mobilitas dalam aktivitas perburuan, dan secara eksplisit mengidentifikasirusa kutub sebagai hewan buruan utama dan sumber material bagi produksivestimenter Sami. Observasi geografisnya mencakup fenomenologi astronomi wilayahArktik, termasuk durasi diurnal dan periode siang yang berkelanjutan selama solstis musim panas, serta kondisi sebaliknya selama solstis musim dingin.
Integrasi sumber-sumber historis ini mengkonstruksi progresivitas pemahaman Eropa tentang Suku Sami, dari kategorisasi simplistik sebagai "orang Finlandia pemain ski" hingga deskripsi kompleks yang mengakomodasi aspek teknologis, ekonomis, danekologis dari eksistensi mereka di lingkungan ArktikSkandinavia.