Pada abad ke-12, "Saracen" menjadi sinonim untuk "Muslim" pada sastra Latin abad pertengahan, suatu perkembangan yang sudah dimulai beberapa abad sebelumnya di antara orang Yunani Bizantin, sebagaimana terbukti dari dokumen-dokumen abad ke-8.[2][6][7] Dalam bahasa-bahasa Barat sebelum abad ke-16, "Saracen" umumnya merujuk kepada orang Arab Muslim dan kata-kata "Muslim" maupun "Islam" umumnya tidak digunakan (kecuali pada sejumlah kecil tulisan terpisah).[8]
Orang berkulit hitamSaracen ditekankan dalam detail lukisanTentara Saracen di luar Paris. Lukisan imajinatif ini dibuat oleh Julius Schnorr von Carolsfeld, pada tahun 1822-1827.
KataSaracen berasal dariBahasa Yunani (Σαρακηνός), yang diduga berasal daribahasa Arabشرقيينsyarqiyyin ("orang-orang timur").[9] Istilah ini muncul padazaman klasik dan sampaiabad ke-3 Masehi digunakan untuk menyebut suku-suku yang tinggal diSemenanjung Sinai[1] atau lebih umumnya orang-orang yang tinggal di kawasan gurun diprovinsi Romawi Petrea dan sekitarnya, yaitu di timur-lautJazirah Arab dan utara Semenanjung Sinai dan mereka berbeda dari orang Arab.[10][11] Pada awal periode Masehi, istilahSaracen dalam bahasa Yunani danLatin merujuk kepada orang yang tinggal di pedalaman gurun di sekitarArabia Petrea, mereka dibedakan secara khusus dari orang Arab.[2][12] Pada masa-masa berikutnya, orang-orangKristenRomawi memperluas penggunaan ini untuk menyebut suku-suku lain yang tinggal di Arabia. Setelah berkembangnya agamaIslam, terutama pada masaPerang Salib, istilah ini digunakan terhada bangsa Arab secara umum.[13] Istilah ini disebarkan keEropa Barat oleh orang-orangBizantium (Romawi Timur) danTentara Salib.[1]
«Sarakens» dalambahasa Latin:«Araceni» yang disebutkan dalam buku keenamNaturalis Historia, karyaPlinius yang Tua (VI. 157)[14] (triwulan ketiga pada abad pertama), dalam bahasa Arab, «Urania»[15] (Kepingan 11) (abad pertama), kemudian di dalam «Panduan Geografi», karya Klaudius Ptolemaeus (pertengahan abad kedua) di bawah daftar orang Arab yang berbahagia (131; 6. 7.21).[16]
Penulis perseorangan, misalnya,Euthymios Zigabenos tanpa dasar mengaitkan kata itu «saracen» dengan nama alkitabiahSara.[17]
Lukisan dari naskah bergambar Bizantium pada abad ke-12 menunjukkan orang Romawi menghukumSaracen diKreta.
Penggunaan istilahSaracen diEropa mengalami pergeseran pada Zaman Pertengahan, tetapi masih berkonotasi negatif dan definisinya masih belum pasti.[19] Dalam sebuah karya yang kontroversial dari abad kedelapan,Yohanes dari Damaskus mengecam orangSaracen sebagai pengikut nabi palsu dan "peloporAntikristus".[20]
Pada abad ke-12, orang Eropa Zaman Pertengahan memiliki pemahaman yang lebih kuat mengenai Islam danSaracen menjadi identitas bangsa dan agama.[2][21] Dalam sebagian kesusasteraan Zaman Pertengahan,Saracen, – yakni Muslim – berkulit hitam, sedangkan Kristen berkulit putih. Sebagai contoh, terlihat dalam karyaThe King of Tars ("Raja Tars") sebuah roman dari Zaman Pertengahan.[22][23]Chanson de Roland ("Syair Roland"), sebuah syair kepahlawanan Prancis dari abad ke-11, mengaitkan profil kulit hitam denganSaracen secara lebih jauh, dengan menetapkan bahwa warna kulit itu ciri utamaSaracen.[24]
Penulis asal Damaskus,ibn Kanan (bahasa Arab:محمد بن كَنّان الصالحي), dalam karyanyaLevantine Diary, mencakup tahun-tahun 1699-1740, melaporkan penggunaan istilahsarkan dalam arti "bepergian dalam suatu misi militer" oleh orang-orang dariTimur Dekat sampai ke bagian-bagian Eropa Selatan yang dibawah kekuasaanKekaisaran Utsmaniyah, khususnyaSiprus danRhodes.[25]
^abc"Saracen",Encyclopædia Britannica (dalam bahasa Inggris), www.britannica.com, diakses tanggal01 Mei 2015Periksa nilai tanggal di:|accessdate= (bantuan)
^"The Chronicles of Ash-Sham". (The Daily Events As of 1111 Hijri / 1699 CE ) and abriged inYawmiat Shamiyya (Chronicles of Ash-Sham) "الحوادث اليومية من تاريخ أحد عشر وألف ومية" October 15, 2015.