Movatterモバイル変換


[0]ホーム

URL:


Lompat ke isi
WikipediaEnsiklopedia Bebas
Pencarian

Sahabat Nabi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dariSahabat nabi)
Artikel ini membutuhkanrujukan tambahan agar kualitasnyadapatdipastikan. Mohon bantu kamimengembangkan artikel ini dengan caramenambahkan rujukan ke sumber tepercaya. Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus.
Cari sumber: "Sahabat Nabi" – berita ·surat kabar ·buku ·cendekiawan ·JSTOR
Bagian dariseri
Islam

Sahabat Nabi (bahasa Arab:أصحاب النبي,translit. aṣḥāb al-nabī) adalah sebutan bagiMuslim untuk orang-orang yang mengenal dan melihat langsung Nabi IslamMuhammad, membantu perjuangannya dan meninggal dalam keadaanberagama Islam. Para Sahabat yang utama mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Muhammad, sebab mereka merupakan penolongnya dan juga merupakan murid dan penerusnya. Bagi dunia Islam saat ini, sahabat Nabi berperan amat penting, yaitu sebagai jembatan penyampaianhadis dan sunnah Muhammad yang mereka riwayatkan. Pada awalnya, para sahabat berkumpul dan tinggal di kota Madinah dan sebagian lainnya di Makkah yang kemudian mereka menyebar lagi ke berbagai daerah seperti Mesir, Yaman, Syam, dan Afrika Utara setelah wafatnya Nabi Muhammad pada tahun 11 Hijriyah.

Definisi

[sunting |sunting sumber]

Secara terminologi, kataṣahabat (صحابة) merupakan bentuk jama'/plural dari kata ṣahabi (صحابي) yang bermakna membersamai, mendampingi, dan berinteraksi langsung. Kebanyakan ulama secara umum mendefinisikan sahabat Nabi sebagai orang-orang yang mengenal NabiMuhammad, mempercayai ajarannya, dan meninggal dalam keadaanIslam. Dalam bukunya “al-Iṣābah fī Tamyīz al-Ṣaḥābah”,Ibnu Hajar al-Asqalani (w. 852 H/1449 M) menyampaikan bahwa:

"Sahabat (صحابي,ash-shahabi) adalah orang yang pernah berjumpa dengan Nabi dalam keadaan beriman kepadanya dan meninggal dalam keadaan Islam."[1][2][3]

Terdapat definisi yang lebih ketat yang menganggap bahwa hanya mereka yang berhubungan erat dengan Nabi Muhammad saja yang layak disebut sebagai sahabat Nabi. Dalam kitab “Muqadimmah” karya Ibnu ash-Shalah (w. 643 H/1245 M),

Dikatakan kepada Anas, “Engkau adalah sahabat Rasulullah dan yang paling terakhir yang masih hidup". Anas menjawab, “Kaum Arab (badui) masih tersisa, adapun dari sahabat beliau, maka saya adalah orang yang paling akhir yang masih hidup.”[4][5]

Demikian pula ulama tabi'inSaid bin al-Musayyib (w. 94 H/715 M) berpendapat bahwa: “Sahabat Nabi adalah mereka yang pernah hidup bersama Nabi setidaknya selama setahun, dan turut serta dalam beberapa peperangan bersamanya.”[3][4]

SementaraImam an-Nawawi (w. 676 H /1277 M) juga menyatakan bahwa: “Beberapa ahli hadis berpendapat kehormatan ini (sebagai Sahabat Nabi) terbatas bagi mereka yang hidup bersamanya (Nabi Muhammad) dalam waktu yang lama, telah menyumbang (harta untuk perjuangannya), dan mereka yang berhijrah (ke Madinah) dan aktif menolongnya; dan bukan mereka yang hanya menjumpainya sewaktu-waktu, misalnya para utusan Arab badui; serta bukan mereka yang bersama dengannya setelahPembebasan Mekkah, ketika Islam telah menjadi kuat.”[4]

Jumlah sahabat Nabi

[sunting |sunting sumber]

Tidak mungkin bisa dipastikan mengenai jumlah sahabat Nabi secara tepat karena berbagai faktor seperti perbedaan definisi dan luasnya daerah persebaran mereka selama hidup. Jika merujuk hanya pada jumlah sahabat Nabi yang tercatat dalam berbagai buku biografi karangan ulama yang membahas mereka, seperti kitabThabaqat Al-Kabir karyaIbnu Sa'ad, kitabAl-Isti'ab karyaIbnu Abdil Barr danMu'jam as-Shahabah karyaIbnu Qani', maka terdapat sekitar 2700-an sahabat laki laki dan 380-an sahabat perempuan.[6] Sedangkan Imam Al-Qasthalani dalam kitabAl-Mawahib menyatakan bahwa jumlah sahabat Nabi ketika peristiwaFathu Makkah adalah sekitar 7.000 orang, lalu dalam peristiwaPerang Tabuk bertambah menjadi 70.000, dan terakhir pada peristiwaHaji Wada' jumlahnya mencapai sekitar 124.000 orang.[7]

Tingkatan dan status

[sunting |sunting sumber]
Lihat pula:As-Sabiqun al-Awwalun

Identifikasi terhadap Sahabat Nabi, termasuk tingkatan dan statusnya, merupakan hal yang penting dalamDunia Islam karena digunakan untuk mengevaluasi keabsahan suatuhadis maupun perbuatan Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh mereka.[8]

MenurutAl-Hakim an-Naisaburi dalam karyanyaAl-Mustadrak, tingkatan Sahabat terbagi dalam dua belas tingkatan,[9][10] yaitu:

  1. ParaKhulafa'ur Rasyidin dan selebihnya dariSepuluh yang Dijanjikan Surga ketika masih hidup
  2. Para sahabat yang masuk Islam diMakkah sebelumUmar dan mengikutimajelis Daarul Arqam
  3. Para sahabat yang ikut serta berhijrah ke negeriHabasyah
  4. Para sahabatKaum Anshar yang ikut serta dalamBai'at Aqabah Pertama
  5. Para sahabat Kaum Anshar yang ikut serta dalamBai'at Aqabah Kedua
  6. Para sahabatKaum Muhajirin yang berhijrah sebelum sampainya Nabi Muhammad diMadinah dariQuba
  7. Para sahabat yang ikut serta dalamPerang Badar
  8. Para sahabat yang berhijrah antara Perang Badar danPerjanjian Hudaibiyyah
  9. Para sahabat yang ikut serta dalamBaiat Ridwan pada saat ekspedisi Hudaibiyyah
  10. Para sahabat yang masuk Islam dan berhijrah ke Madinah setelah Perjanjian Hudaibiyyah
  11. Para sahabat yang masuk Islam setelahFathu Makkah
  12. Para sahabat anak-anak yang melihat Nabi Muhammad di waktu atau tempat apapun setelah Fathu Makkah

Terdapat sekelompok Sahabat Nabi yang dipandang lebih tinggi statusnya di antara kalangan mereka sendiri, yaitu sebagai ulama yang dimintakanfatwanya untuk berbagai permasalahan yang mereka hadapi. Sahabat Nabi yang memberikan fatwa diperkirakan ada sekitar 130 orang, laki-laki dan perempuan.[11] MenurutIbnu Qayyim, para ulama Sahabat Nabi terbagi sbb.:[11][12]

  1. Para sahabat yang banyak berfatwa, yaitu tujuh orang: Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas'ud, Aisyah Ummul Mukminin, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Umar, dan Abdullah bin Abbas
  2. Para sahabat yang pertengahan dalam berfatwa, antara lain: Abu Bakar, Ummu Salamah, Anas bin Malik, Abu Sa'id al-Khudri, Abu Hurairah, Utsman bin Affan, Abdullah bin Amr bin al-Ash, Abdullah bin Zubair, dll.
  3. Para sahabat yang sedikit berfatwa, hanya satu-dua masalah, yaitu: Abu Darda, Abu al-Yasar, Abu Salamah al-Makhzumi, Abu Ubaidah bin al-Jarrah, Hasan bin Ali, Husain bin Ali, Nu'man bin Basyir, Ubay bin Ka'ab, Abu Ayyub, Abu Thalhah, Abu Dzar, Ummu Athiyyah, Shafiyah Ummul Mukminin, Hafshah, dan Ummu Habibah.

Sahabat Nabi dalam Pandangan Islam

[sunting |sunting sumber]

Sahabat dalam Pandangan Ahlu Sunnah

[sunting |sunting sumber]

Banyak sekali ayat al-Qur'an dan hadist Nabi yang mencatat mengenai keutamaan para sahabat karena mereka merupakan orang-orang yang membela Nabi Muhammad baik dalam keadaan senang maupun susah, bahkan diantara mereka sudah ada yang dijaminkan surga melalui lisan Nabi sendiri sewaktu ia masih hidup yang dikenal sebagai "Asyarah al-Mubassyarin bi-l-jannah" (sepuluh orang yang dijanjikan surga), diantara ayat al-qur'an yang menjelaskan tentang keutamaan mereka yaitu:

"Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar".(Q.S. Al-Fath: 29).

kemudian ayat lainnya yang menjelaskan ridha Allah atas mereka:

"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar".(Q.S. At-Taubah: 100).

Sedangkan Nabi Muhammad sendiri mewasiatkan kepada kaum muslimin untuk berhati-hati dalam berucap dan bersikap terhadap para Sahabat Ia yang tertuang dalam hadits-nya sebagai berikut:

"الله الله في أصحابي، لا تتخذوهم غرضا بعدي، فمن أحبهم فبحبي أحبهم، ومن أبغضهم فببغضي أبغضهم، ومن آذاهم فقد أذاني، ومن أذاني فقد أذى الله، ومن آذى الله فيوشك أن يأخذه".Ingatlah Allah! Ingatlah Allah dalam memperlakukan para sahabat-ku! Jangan menjadikan mereka sebagai sasaran (atas berbagai tuduhan) setelah-ku, maka barangsiapa yang mencintai mereka, niscaya aku juga mencintainya, dan barangsiapa yang membenci mereka, niscaya aku juga akan membencinya, dan barangsiapa menyakiti mereka, sungguh ia telah menyakitiku juga, dan barangsiapa menyakitiku maka ia telah menyakiti Allah, dan barangsiapa menyakiti Allah, maka ditakutkan jikalau ia akan mendapat siksa.[13]

Dan masih banyak dalil dalam al-Qur'an dan as-Sunnah yang menunjukkan keutamaan mereka baik secara umum maupun secara individu dan kelompok, atas dasar inilah kalangan Ahlu Sunnah menyimpulkan beberapa kesepakatan mengenai sahabat Nabi sebagai berikut:

  1. Seluruh sahabat Nabi adalah bersifat'udul (adil dan jujur) di mana tidak boleh kita membenarkan sebagian perkataan mereka dan mengingkari perkataan sahabat lainnya, hal ini berimplikasi besar dalam ilmual-jarh wa at-ta'dil dalam periwayatan hadits.
  2. Para sahabat Nabi tidak pernah disebutkan dalam ayat al-Qur'an, kecuali Allah telah memuji mereka atas perbuatan dan sikap mereka, ataumengampuni atas seluruh kesalahan dan kekhilafan mereka tanpa terkecuali.
  3. Orang yang didapati mencaci dan menghina salah satu sahabat Nabi, maka mereka dianggap sebagai seorangzindiq (bahasa arab:زنديق), karena mereka telah mengingkari apa yang termaktub dalam al-Qur'an dan hadits sebagaimana yang tertulis di atas, bahkanmadzhab Hanabilah (Imam Hambali) menyatakan bahwa mereka yang "hanya" mengingkari sifatshuhbah (pelabelan sahabat) terhadap salah satu sahabat yang jelas termaktub dalam al-Qur'an seperti Abu Bakar (dalam kisah hijrah dan singgah dalam gua) sebagaikafir, karena secara tidak langsung telah mengingkari keabsahan ayat dalam al-Qur'an itu sendiri.

Imam Malik bin Anas juga berpendapat sama mengenai takfir atas orang yang mengingkari atau bahkan mencaci para sahabat Nabi, karena tertulis dalam surat al-Fath di atas : "tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir", sembari ia berkata : "Maka barangsiapa yang diresahkan hatinya oleh para Sahabat Nabi maka ia telah kafir".

Sahabat Nabi dalam Pandangan Kelompok Syi'ah

[sunting |sunting sumber]

Menurut kaumSyiah, para sahabat Nabi sama seperti manusia lainnya, dan keadilan dan kebaikan tidak dapat dibuktikan hanya dengan menjadi sahabat Nabi.[14] Mereka menganggap keutamaan orang sebagai kebenaran niat dan tindakan mereka di masa Muhammad dan setelahnya. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa banyak sahabat tidak mengikuti perintah Islam setelah kematian Nabi.[15]

Hal lain yang dikemukakan oleh kaum Syiah dalam kritik mereka terhadap kebaikan dan keadilan semua sahabat adalah bahwa jika menjadi Sahabat mencegah dosa, lalu bagaimana beberapa sahabat, seperti Ubaidullah ibn Khattal, Rabia bin Umayyah, danAsy'ats bin Qais, tinggalkan agama mereka.[16]

Menurut Syiah, tindakan beberapa sahabat tidak sesuai dengan keadilan; Mereka membunuh orang yang tidak bersalah, mencuri harta benda secara tidak adil dan menghinaAli. Beberapa sahabat mengobarkan perang terhadap kaum muslimin dan menipu kaum muslimin.[17] Sumber sejarah telah melaporkan banyak dari perilaku ini. Seperti perbuatanKhalid bin Walid yang bahkan menimbulkan protes keras dari khalifah kedua, perbuatanMarwan bin Hakam pada masa Utsman dan Mughirah bin Shu'bah, dll.[18][19]

Syiah menghargai status para sahabat, kebajikan, dan dukungan mereka untuk Nabi, kaum Syiah percaya bahwa para sahabat memang mematuhimanhaj (aturan) Al-Quran dalam evaluasi mereka terhadap status sahabat, namun disisi lain mereka menyoroti ayat Al-Quran yang dianggap diturunkan untuk untuk menyalahkan dan mencerca mereka di beberapa situasi dan kasus.[20] Kaum syiah juga menganggap bahwasanya tidak ada satu ayatpun yang menjamin kesucian para sahabat karena setiap ayat dan hadits tersebut harus dimaknai secara terbatas. Selain itu, para ahli ilmu al-Jarh wa at-Ta'dil syiah juga memperlakukan riwayat dari para sahabat sama dengan riwayat dari selain mereka, berbeda halnya dengan apa yang dipercaya dan dilakukan oleh kalangan ahlu sunnah.

Para Sahabat yang Terakhir Meninggal

[sunting |sunting sumber]

Daftar Sahabat Laki-Laki

[sunting |sunting sumber]

Berikut nama-nama sahabat Nabi dari kalangan laki-laki. Nama-nama ini hanya sebagian dari keseluruhan sahabat Nabi.

Daftar Sahabat Perempuan

[sunting |sunting sumber]
[icon]
Bagian ini memerlukanpengembangan. Anda dapat membantu denganmengembangkannya.

Berikut nama-nama sahabat Nabi dari kalangan perempuan. Nama-nama ini hanya sebagian dari keseluruhan sahabat Nabi.

Lihat pula

[sunting |sunting sumber]

Referensi

[sunting |sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting |sunting sumber]
  1. ^KitabAl-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah, karyaIbnu Hajar, hal. 101.
  2. ^Akaha, Abduh Zulfidar (2006).Siapa Teroris? Siapa Khawarij?. Pustaka Al-Kautsar. hlm. 213.ISBN 979-592-358-7, 9789795923589. 
  3. ^abGülen, Fethullah (2000).The Messenger of God Muhammad: An Analysis of the Prophet's Life (edisi ke-berilustrasi, cetak ulang, direvisi). Tughra Books. hlm. 369.ISBN 1-932099-83-2, 9781932099836. 
  4. ^abcImam al-Bukhari (2013).Sahih al-Bukhari: The Early Years of Islam. Diterjemahkan olehMuhammad Asad (edisi ke-Cetak ulang). The Other Press. hlm. 13-15.ISBN 967-5062-98-3, 9789675062988. 
  5. ^Fazal, Mohammad Fazal (2003).Child Companions Around the Prophet. Diterjemahkan oleh Sameh Strauch. Riyadh: Darussalam. hlm. 287.ISBN 9960-897-58-3, 9789960897585. 
  6. ^Al-Baghdadi, Ibnu Qani' (2004).Mu'jam as-Shahabah. Beirut: Daar el-Fikr. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  7. ^Al-Qasthallani, Ahmad bin Muhammad (2008).Al-Mawahib Ad-Daniyyah bi al-Munah al-Muhammadiyyah. Al-Maktab el-Islamiy. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  8. ^Al-Qaradhawi, DR. Yusuf (1995).Fatwa-Fatwa Kontemporer 2.2. Gema Insani. hlm. 47.ISBN 979-561-332-4, 9789795613329. 
  9. ^Gülen, Fethullah.The Messenger of God Muhammad: An Analysis of the Prophet's Life. hlm. 370. 
  10. ^Ali Unal (2008).The Qur'an with Annotated Interpretation in Modern English (edisi ke-cetak ulang, beranotasi). Tughra Books. hlm. 413.ISBN 1-59784-144-7, 9781597841443. 
  11. ^abAn-Nadawi, Sulaiman (2016).Aisyah. Diterjemahkan oleh Iman Firdaus, Lc.Q, Dpl. Qisthi Press. hlm. 265-266.ISBN 979-1303-07-X, 9789791303071. 
  12. ^Al-Qaradhawi, DR. Yusuf (1995).Fatwa-Fatwa Kontemporer 3.3. Gema Insani. hlm. 790.ISBN 979-561-780-X, 9789795617808. 
  13. ^Imam At-Tirmidzi.Jami' at-Tirmidzi hadist no. 3826. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  14. ^Amin,Notables of the ShiitesDiarsipkan 2021-10-18 diWayback Machine., Dar al-Ta'rif, Volume 1, p.113.
  15. ^Bahá'u'lláh (189x). The Kitáb-i-Íqán (1989 pocket-size ed.). US Baháʼí Publishing Trust. Archived from the original on 2015-01-08. Retrieved 2014-12-29 – via Bahá’í Reference Library.
  16. ^Amin,Notables of the ShiitesDiarsipkan 2021-10-18 diWayback Machine., Dar al-Ta'rif, Volume 1, p.163.
  17. ^"غدیر خم و سقیفه بنى ساعده".پرتال جامع علوم انسانی (dalam bahasa Persia). Diakses tanggal2021-10-18. 
  18. ^Amin,Notables of the ShiitesDiarsipkan 2021-10-18 diWayback Machine., Dar al-Ta'rif, Volume 1, p.114.
  19. ^Baladhari,Ansab al-Ashraf, Volume 5, hal. 2434
  20. ^As-Sayyid Murtadha al-'Askari.Ma'alim al-Madrasatain jilid I. hlm. 97–100. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  21. ^Al-Bidayah wan Nihayah/Juz 8/Sa'ad bin Abi Waqqas
  22. ^Ad-Dzahabi.Siyar A'lam an-Nubala' jilid 3. Mu`assasah ar-Risalah. hlm. 194. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)

Daftar pustaka

[sunting |sunting sumber]

Pranala luar

[sunting |sunting sumber]
Abbad bin Bisyr · Abbas bin Abdul-Muththalib · Abdullah bin Abbas · Abdullah bin Abdul-Asad · Abdullah bin Abdullah bin Ubay · Abdullah bin Hudzafah as-Sahmi · Abdullah bin Ja'far · Abdullah bin Mas'ud · Abdullah bin Rawahah · Abdullah bin Salam · Abdullah bin Umar · Abdullah bin Ummi-Maktum · Abdullah bin Zubair · Abdurrahman bin Abi Bakar · Abdurrahman bin Auf · Abu Ayyub al-Anshari · Abu Bakar · Abu Dujanah · Abu Dzar Al-Ghifari · Abu Hudzaifah bin al-Mughirah · Abu Hurairah · Abu Lubabah bin Abdul-Mundzir · Abu Martsad al-Ghanawi · Abu Musa Al-Asy'ari · Abu Qatadah · Abu Sufyan · Abu Sufyan bin Harits · Abu Thalhah al-Anshari · Abu Ubaidah bin al-Jarrah · Abu al-Aas bin al-Rabi' · Abu Darda · Abu Hudzaifah bin Utbah · Abu Sa'id al-Khudri · Attab bin Usaid · Al-Ala'a bin al-Hadhrami · Al-Barra' bin Malik · Al-Harits bin Hisyam · Al-Nahdiah · Ali bin Abi Thalib · Amir bin Abi Waqqas · Amir bin Fuhairah · Amru bin al-Jamuh · Amru bin Tsabit · Ammar bin Yasir · Amru bin Ash · An-Nu'man bin Muqarrin · An-Nu'man bin Malik · Anas bin Malik · Aqil bin Abu Thalib · Arfajah al-Bariqi · Aus bin ash-Shamit · Basyir bin Sa'ad · Bilal bin Rabah · Bilal bin al-Harits · Al-Fadhl bin al-Abbas · Fatimah binti Asad · Fatimah binti Hizam · Fairuz ad-Dailami · Ghaurats bin Harits · Habbab bin Mundzir · Habibah binti Ubaidillah · Hakim bin Hazm · Halimah As-Sa'diyah · Hamzah bin Abdul-Muththalib · Hanzhalah bin Abi Amir · Haritsah binti al-Muammil · Hasan bin Ali · Hatib bin Abi Baitah · Hisyam bin al-Ash · Hudzaifah bin al-Yaman · Hujr bin Adi · Husain bin Ali · Ikrimah bin Abu Jahal · Ja'far bin Abi Thalib · Jarir bin Abdullah al-Bajali · Julaybib · Khabbab bin al-Arat · Khadijah binti Khuwailid · Khalid bin Sa`id · Khalid bin Walid · Khawlah binti Tsa'labah · Khubaib bin Adi · Khunais bin Hudzafah · Khuzaimah bin Tsabit · Khawlah binti Hakim · Layla binti al-Minhal · Lubabah binti al-Harith · Lubaynah · Malik bin Nuwairah · Marwan bin al-Hakam · Miqdad bin Amr · Mua'dz bin Jabal · Muawiyah bin Abu Sufyan · Muhammad bin Maslamah · Mughirah bin Syu'bah · Mush'ab bin Umair · Qatadah bin an-Nu'man · Qudamah bin Mazh'un · Rabi'ah bin Umayyah · Rabi'ah bin Harits · Rukanah al-Mutthalibi · Sa'ad bin ar-Rabi' · Sa'ad bin Abi Waqqas · Sa'ad bin Mu'adz · Sa'ad bin Ubadah · Saffiyah binti Abdul-Muththalib · Sa’id bin Al-Ash · Sa'id bin Amir al-Jumahi · Sa'id bin Zaid · Salim Maula Abi Hudzaifah · Salman al-Farisi · Shuhaib ar-Rumi · Sumayyah binti Khayyat · Syaibah bin 'Utsman · Tamim ad-Dari · Thalhah bin Ubaidillah · Thalib bin Abu Thalib · Tsuwaibah · Tsumamah bin Utsal · Ubadah bin ash-Shamit · Ubadah bin Al-Khasykhasy · Ubaidah bin al-Harits · Ubay bin Ka'ab · Umamah binti Zainab · Umar bin Khattab · Ummi Hani · Ummi Kultsum binti Ali · Ummi Kultsum binti Jarwila Khuzima · Ummi Syarik · Ummi Ubays · Uqbah bin Amir · Urwah bin Mas'ud · Usamah bin Zaid · Usaid bin Hudhair · Utbah bin Ghazwan · Utsman bin Affan · Utsman bin Mazh'un · Utsman bin Hunaif · Wahab bin Umair · Wahab bin Sa'ad · Wahsyi bin Harb · Yazid bin Abu Sufyan · Zaid bin Arqam · Zaid bin Haritsah · Zaid bin Tsabit · Zainab binti Ali · Zubair bin Awwam · Zunirah al-Rumiyah
Umum
Perpustakaan nasional
Lain-lain
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sahabat_Nabi&oldid=26848585"
Kategori:
Kategori tersembunyi:

[8]ページ先頭

©2009-2025 Movatter.jp