Movatterモバイル変換


[0]ホーム

URL:


Lompat ke isi
WikipediaEnsiklopedia Bebas
Pencarian

Rumpun bahasa Austronesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Austronesia
WilayahAsia Tenggara,Oseania,Madagaskar,Taiwan,Suriname,Tonga,Selandia Baru,Pulau Paskah,Tahiti, danHawai[1]
Penutur
Tampilkan klasifikasi manual
Tampilkan klasifikasi otomatis
Bentuk awal
Kode bahasa
ISO 639-2map
ISO 639-3
ISO 639-5map
LINGUIST List
LINGUIST list sudah tidak beroperasi lagi
anes
Glottologaust1307[2]
IETFmap
Lokasi penuturan
Peta penyebaran bahasa Austronesia di dunia sebelumZaman Penjelajahan Bangsa Eropa (pra-1492).
 Portal Bahasa
L B PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat
Tentang artikel
Pemberitahuan
Templat ini mendeteksi bahwa artikel bahasa ini masihbelum dinilai kualitasnya olehProyekWiki Bahasa danProyekWiki terkait dengan subjek.
Perhatian: untuk penilai, halaman pembicaraan artikel ini telah diisi sehingga penilaian akan berkonflik dengan isi sebelumnya. Harap salin kode dibawah ini sebelum menilai.

{{PW Bahasa|importance=|class=}}


Terjadi[[false positive]]? Silakanlaporkan kesalahan ini.

20.06, Jumat, 21 November, 2025 (UTC) Sebanyak1.593 artikel belum dinilai
Artikel inibelum dinilai olehProyekWiki Bahasa
Cari artikel bahasa
Cari artikel bahasa
 
Cari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)
 
Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Artikel bahasa sembarang
Halaman bahasa acak

Rumpun bahasa Austronesia (berarti "bahasa kepulauan selatan") adalah sebuahrumpun bahasa yang sangat luas penyebarannya didunia. DariTaiwan danHawaii di ujungutara sampaiSelandia Baru (Aotearoa) di ujungselatan dan dariMadagaskar di ujungbarat sampaiPulau Paskah (Rapanui) di ujungtimur.

Kebanyakan bahasa-bahasa Austronesia tidak mempunyai sejarah panjang dalam bentuk tertulis, sehingga upaya untuk merekonstruksi bentuk-bentuk yang lebih awal, yaitu sampai padaProto-Austronesia, menjadi lebih sulit. Prasasti tertua dalambahasa Cham, yaituPrasasti Dong Yen Chau yang diperkirakan dibuat pada abad ke-4Masehi, sekaligus merupakan contoh bukti tertulis tertua pula bagirumpun bahasa Austronesia.

Istilah Austronesia

[sunting |sunting sumber]

Austronesia mengacu padawilayah geografis yang penduduknya menuturkan bahasa-bahasa Austronesia. Wilayah tersebut mencakup PulauFormosa, KepulauanNusantara (termasuk Filipina),Mikronesia,Melanesia,Polinesia, dan PulauMadagaskar. Secaraharfiah, Austronesia berarti "Kepulauan Selatan" dan berasal daribahasa Latinaustrālis yang berarti "selatan" danbahasa Yunaninêsos (jamak: nesia) yang berarti "pulau".

Jikabahasa Jawa diSuriname dimasukkan, maka cakupangeografi juga mencakup daerah tersebut. Studi juga menunjukkan adanya masyarakat penuturbahasa austronesia di pesisirSri Lanka.[3]

Asal-usul bangsa Austronesia

[sunting |sunting sumber]

Untuk mendapat ide akantanah air daribangsa Austronesia, cendekiawan menyelidiki bukti dariarkeologi danilmu genetika. Penelaahan dari ilmugenetika memberikan hasil yang bertentangan. Beberapapeneliti menemukan bukti bahwatanah air bangsa Austronesia purba berada padabenua Asia. (seperti Melton dkk., 1998), sedangkan yang lainnya mengikutipenelitianlinguistik yang menyatakan bangsa Austronesia pada awalnya bermukim diTaiwan. Dari sudut pandangilmu sejarah bahasa, bangsa Austronesia berasal dariTaiwan karena pada pulau ini dapat ditemukan pembagian terdalam bahasa-bahasa Austronesia dari rumpunbahasa Formosa asli. Bahasa-bahasa Formosa membentuk sembilan dari sepuluh cabang pada rumpun bahasa Austronesia.[4]Comrie (2001:28) menemukan hal ini ketika ia menulis:

... Bahasa-bahasa Formosa lebih beragam satu dengan yang lainnya dibandingkan seluruh bahasa-bahasa Austronesia digabung menjadi satu sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi perpecahan genetik dalam rumpun bahasa Austronesia di antara bahasa-bahasa Taiwan dan sisanya. Memang genetik bahasa di Taiwan sangatlah beragam sehingga mungkin saja bahasa-bahasa itu terdiri dari beberapa cabang utama dari rumpun bahasa Austronesia secara kesuluruhan.

Pembagian wilayah penyebaran utama rumpun bahasa Austronesia menurut Blust (1999)

Setidaknya sejakSapir (1968),ahli bahasa telah menerima bahwakronologi dari penyebaran sebuah keluarga bahasa dapat ditelusuri dari area dengan keberagaman bahasa yang besar ke area dengan keberagaman bahasa yang kecil. Walau beberapa cendekiawan menduga bahwa jumlah dari cabang-cabang di antara bahasa-bahasa Taiwan mungkin lebih sedikit dari perkiraan Blust sebesar 9 (seperti Li 2006), hanya ada sedikit perdebatan di antara para ahli bahasa dengananalisis darikeberagaman dan kesimpulan yang ditarik tentang asal dan arah darimigrasi rumpun bahasa Austronesia.

Bukti dari ilmuarkeologi menyarankan bahwa bangsa Austronesia bermukim di Taiwan sekitar delapan ribu tahun yang lalu.[5] Dari pulau ini para pelaut bermigrasi keFilipina,Indonesia, kemudian keMadagaskar dekat benuaAfrika dan ke seluruhSamudra Pasifik, mungkin dalam beberapa tahap, ke seluruh bagian yang sekarang diliputi oleh bahasa-bahasa Austronesia.[6] Bukti dari ilmu sejarah bahasa menyarankan bahwa migrasi ini bermula sekitar enam ribu tahun yang lalu.[4] Perpindahan itu, melaluiSelat Formosa hingga ke daerah sub rumpun berbahasaMelayu-Polinesia atau di sekitarFilipina. Kemudian setelah mencapai daerah Campa hinggaSulawesi (Indonesia), pengguna bahasa Austronesia ini berlayar jauh hinggaKepulauan Madagaskar menumbuhkan bahasa Melayu-Polinesia barat dan ada yang berlayar dariTernate hingga penjuru Pasifik diTonga,Samoa, danHawaii hinggalah muncul sub rumpun bahasa Melayu-Polinesia timur.[7] Kesamaan antar bahasa dalam rumpun itu mencengangkanorang Tiongkok sebagaimana penuturanGerrit van Wusthoff, seorang pengelana Belanda abad ke-17, "penduduk asli Campa mirip pribumi Taiwan".Diego do Couto, penuliskronik dariPortugis juga menduga pasti ada hubungan antara orang-orangMadagaskar dengan orang-orangPulau Jawa. Interaksi maritim antarKepulauan Sunda juga dipandang begituintens hingga raut wajah, warna kulit, bahasa, hingga adat istiadat "sama sekali tidak berbeda", menurutFrançois Pyrard de Laval. Rasa memiliki identitas yang sama ini, adalah hasil pertautan mereka dengan masa keterlibatan mereka denganperdagangan maritim. SampaiDinasti Song, kaitan erat antaraAsia Tenggara danTiongkok jugaprakarsa dari Austronesia.[8]

Pandangan bahwa bukti dariilmu bahasa menghubungkanbahasa Austronesia purba denganbahasa-bahasa Tiongkok-Tibet seperti yang diajukan oleh Sagart (2002), adalah pandangan minoritas seperti yang dinyatakan oleh Fox (2004:8):

Disiratkan dalam diskusi tentang pengelompokan bahasa-bahasa Austronesia adalah permufakatan bahwa tanah air bangsa Austronesia berada di Taiwan. Daerah asal ini mungkin juga meliputi kepulauanPenghu di antara Taiwan dan Tiongkok dan bahkan mungkin juga daerah-daerah pesisir di Tiongkok Daratan, terutama apabilaleluhur bangsa Austronesia dipandang sebagai populasi dari komunitasdialek yang tinggal padapermukimanpesisir yang terpencar.

Penyebaranbahasa Austronesia Purba yang diketahui tidak menyebar ke melewati pesisir barat Taiwan. Bahasa-bahasa Austronesia yang pernah dituturkan diTiongkok Daratan tidak bertahan lama. Satu-satunya pengecualian dalamrumpun bahasa Chamik, yaitubahasa Tsat yang penuturnya baru bermukim diHainan setelah kalah dariPerang Cham-Vietnam (1471).[9]

Penggolongan

[sunting |sunting sumber]

Agak sulit untuk mendefinisikanstruktur kekeluargaan dari bahasa-bahasa Austronesia karena rumpun bahasa Austronesia terdiri dari bahasa-bahasa yang sangat mirip dan berhubungan erat dengankesinambungan dialek yang besar sehingga sukar untuk mengenali batasan di antara cabang. Bahkan pada pembagian terbaik yang ada sekarang banyak grup diFilipina danIndonesia dikelompokan dari letak geografisnya alih-alih dari keterkaitannya antara satu dengan yang lainnya. Namun adalah jelas bahwakeberagamangenealogis terbesar ditemukan pada bahasa-bahasa Taiwan dan keberagaman terkecil ditemukan padakepulauan Pasifik sehingga mendukungteori penyebaran dari Taiwan atau Tiongkok.

Penggolongan bahasa-bahasa Austronesia berikut diajukan oleh Blust. Penggolongan yang diajukannya bukanlah yang pertama dan bahkan ia juga mencantumkan paling sedikit tujuh belas penggolongan lainnya dan mendiskusikan fitur-fitur dan rincian dari pengelompokan tersebut. Beberapa ahli bahasa Formosa mempertentangkan rincian dari penggolongan itu tetapi penggolongan ini dalam garis besar tetap menjadi titik referensi untuk analisis ilmu bahasa saat ini. Dapat dilihat bahwa sepuluh cabang utama dari bahasa Austronesia yang hampir semuanya adalah bahasa-bahasa Formosa, kecualiMelayu-Polinesia.

Rumpun bahasa Formosa dan Austronesia lainnya sebelum migrasi oleh bangsa Tionghoa Han, menurut Blust (1999)
Austronesia

Kekerabatan dengan rumpun bahasa yang lain

[sunting |sunting sumber]

Hubungan-hubungangenealogis antara rumpun bahasa Austronesia dan keluarga bahasa yang lainnya diAsia Tenggara telah diajukan dan umumnya disebutFilum Bahasa Austrik. Padahipotesis filum Austrik dinyatakan bahwa semua bahasa di Tiongkok bagian selatan sebenarnya berkerabat yaitu rumpun bahasa Austronesia,bahasa Austro-Asia,bahasa Tai-Kadai danbahasa Hmong-Mien (juga disebutMiao-Yao).

Secara penggolongan linguistik, hipotesis rumpun bahasa Austrik adalah sebagai berikut:

Austrik

Para penutur keempat rumpun bahasa yang diduga berkerabat ini bermukim di daerah yang sekarang termasukTiongkok bagian selatan sampai kurang lebih pada antara tahun2000 SM1000 SM. Kala itusuku bangsa Han, yang merupakan penuturbahasa Sino-Tibet, dari Tiongkok utara menyerbu ke selatan dan para penuturbahasa Austrik tercerai-berai. Hal ini yang diduga sebagai alasan mengapakaum Austronesia lalu bermigrasi ke Taiwan dan kekepulauan Asia Tenggara danSamudra Pasifik lainnya.

Beberapa hipotesis filum Austrik juga mengajukan akan perubahan dari akar kata dwisuku kata di mana bahasa Austronesia menyimpan kedua suku kata sedangkanbahasa Austro-Asiatik menyimpan suku kata pertama danbahasa Tai-Kadai menyimpan suku kata kedua. Sebagai contoh:

Namun, satu-satunya proposal dari yang mematuhimetode perbandingan adalahhipotesis "Austro-Tai" yang menghubungkan rumpun bahasa Austronesia dengan rumpun bahasa Tai-Kadai.Roger Blench (2004:12) mengetakan tentang Austro-Tai bahwa:

Ostapirat mengasumsikan sebuah model sederhana dari sebuah perpecahan dengan para Daik [Tai-Kadai] sebagai orang-orang Austronesia yang menetap di daerah asalnya. Namun hal ini tampaknya tidak mungkin karena Daik tampak seperti percabangan daribahasa Filipina Purba dan tidak mempunyai kerumitan seperti yang dimiliki oleh bahasa-bahasa Formosa. Mungkin dapat lebih baik dipandang bahwa penutur Daik Purba bermigrasi kembali dariFilipina utara ke daerah dipulau Hainan. Hal ini dapat menjelaskan perbedaan dari Hlai, Be, dan Daik sebagai hasil dari penstrukturan ulang secara radikal karena kontak dengan penutur bahasa-bahasa Miao-Yao dan Sinitik.

Atau dengan kata lain, pengelompokan dibawah Tai-Kadai akan menjadi cabang dari bahasa Kalimantan-Filipina. Namun, tidak ada dari proposal tersebut yang mendapat sambutan luas dari komunitas ilmu bahasa.

Contoh perbandingan kosakata dalam rumpun bahasa pada masing-masing wilayah[1]
Malayumati
Jawamatipati
Bugismate
Malagasimattē
Tagalogmataypatay
Tongamate
Selandia Barumate
Tahitimāte
Batak Tobamate
Tetunmate
Nauetimata

Klasifikasi bahasa Jepang

[sunting |sunting sumber]

Telah diajukan jugahipotesis bahwabahasa Jepang mungkin adalah saudara jauh dari rumpun bahasa Austronesia. [Ada yang mengelompokkan bahasa ini dalam rumpun bahasa Austronesia berdasarkan beberapa kata-kata danfonologibahasa Jepang. Namun yang lain berpendapat bahwa bahasa Jepang termasuk rumpunbahasa Altai dan terutama lebih mirip dengan cabangbahasa Mongol.Bahasa Korea kemungkinan besar termasuk rumpun bahasa yang sama pula. Bahasa Korea mirip dengan bahasa Jepang tetapi sejauh ini belum ada yang menghubungkannya dengan rumpun bahasa Austronesia. Namun perlu diberi catatan pula bahwa rumpunbahasa Altai juga masih dipertentangkan.

Sebagai contoh adalah beberapa kata dari bahasa Jepang yang diduga berasal dari rumpun bahasa Austronesia:

  • hi yang berartiapi dan berasal dari *PAN (Proto-Austronesia): *Xapuy
  • ke yang berartikayu

Beberapa kata daribahasa Sikka-Maumere (Flores) yang diduga berasal dari rumpun bahasa Austronesia:

  • ai yang berartikayu
  • api yang berartiapi

Hipotesis akan hubungn bahasa Jepang sebagai saudara dari bahasa-bahasa Austronesia ditolak oleh hampir seluruh pakar ilmu bahasa karena hanya ada sedikit bukti akan hubungan antara bahasa Jepang dan rumpun bahasa Austronesia dan kebanyakan ahli bahasa berpikir bahwa kesamaan yang sedikit ini adalah hasil dari pengaruh bahasa-bahasa Austronesia pada bahasa Jepang, mungkin melaluisubstratum. Mereka yang mengajukan skenario ini menyarankan bahwa rumpun bahasa Austronesia dulunya pernah meliputi pulau-pulau di utara dan selatan dari Taiwan. Lebih lanjut, tidak ada buktigenetis untuk hubungan yang dekat antara penutur bahasa-bahasa Austronesia dan bahasa-bahasa Japonik, sehingga apabila adainteraksipra-sejarah antara penutur bahasa Austronesia purba dengan bahasa Japonik purba lebih mungkin interaksi itu adalah sebuah pertukaran budaya yang sederhana alih-alih percampuran etnis yang signifikan. Analisis genetis menunjukan secara konsisten bahwa orang-orangRyukyu di antara Taiwan dan pulau-pulau utama Jepang lebih mirip dengan orang Jepang daripada orang asli Taiwan. Hal ini menyarankan bahwa apabila ada interaksi antara bangsa Austronesia purba dan bangsa Japonik purba, interaksi ini kemungkinan terjadi di benuaAsia timur sebelum pengenalan bahasa-bahasa Austronesia ke Taiwan (atau setidaknya sebelum kepunahan hipotetis bahasa-bahasa Austronesia dari daratan Tiongkok), dan bahasa-bahasaJaponik keJepang.

Perbendaharaan kosakata

[sunting |sunting sumber]

Rumpun bahasa Austronesia didefinisikan menggunakan metode perbandingan bahasa untuk menemukan kata-kata yang seasal, yaitu kata-kata yang mirip dalam bunyi dan makna dan dapat ditunjukan berasal dari kata yang sama dari bahasa Austronesia purba menurut sebuah aturan yang regular. Beberapa kata seasal sangatlah stabil, sebagai contoh kata untukmata pada banyak bahasa-bahasa Austronesia adalah "mata" juga mulai dari bahasa paling utara di Taiwan sampai bahasa paling selatan di Aotearoa.

Kosakata-kosakata dalam semua bahasa Austronesia cenderung didominasi oleh huruf vokal a,i,u,e, dan o. Beberapa juga memiliki vokal tambahan seperti â,ě,å, serta diftong ai dan au. Banyak bahasa austronesia yang dalam kosakatanya, setiap suku kata yang memiliki konsonan selalu diikuti vokal dan tidak memiliki suku kata dengan konsonan lebih dari satu bunyi/huruf sama sekali. Bahasa-bahasa Austronesia dengan kosakata asli terbanyak diantaranya adalahbahasa Jawa Kuno,bahasa Sunda Kuno,bahasa Bali,bahasa Jawa, danbahasa Sunda.

Di bawah disajikan sebagai contoh untuk menunjukkan kekerabatan, kata-kata bilangan dari satu sampai sepuluh dalam beberapa bahasa Austronesia. Catatan: /e/ harus dibaca sebagai pepet (misalkan dalam kata “keras”) dan /é/ sebagai taling (misalkan dalam kata “lémpar”). Jika ada kesalahan, para pembaca dipersilakan memperbaikinya.

Tabel perbandingan kata

[sunting |sunting sumber]

Dibawah ini adalah tabel perbandingan kata bilangan 1-10 dalam berbagai bahasa Austronesia yang memiliki penutur terbesar atau berstatus resmi.

Bahasa012345678910
Proto-Austronesiaəsadusatəlusəpatlimaənəmpitowalusiwa(sa-)puluq
Acehsifar

soh

saduwalheepeuetlimongnamtujohlapansikureuengsiploh
Balinulbesik

siki

sa

duatelupapatlimanenempitukutus

ulu

siadasa
Banjarpuangasaduataluampatlimaanampituwalusangasapuluh
Bikolwarasarôduwátulóapatlimáanompitówalósiyámsampulû
Bugisnolo'ceddi

seddi

duatellueppa'limaennengpituaruaaseraseppulo
Cebú (Bisaya)walaisa

usa

duhatuloupatlimaunompitowalosiyamnapulo

pulo

Fijisaivaruaduatoluvaalimaonovituwaluciwatini
Hiligaynon (Ilonggo)walaisaduhatatloapatlimaanompitowalosiyamnapulo
Ilokoawan

ibbong

maysaduatallouppatlimainnempitowalosiamsangapulo
Indonesianolsatuduatigaempatlimaenamtujuhdelapansembilansepuluh
Jawanolsetunggal

siji

kalih

loro

tigo

telu

sekawan

papat

gangsal

lima

enempituwolusongosedasa

sepuluh

Kangeannulhètongduĕ'tĕlo'ĕmpa'lèma'ĕnĕmpèto'bĕlu'sanga'hapoloh
Maduranolsettongdhuwa'tello'empa'lema'ennempetto'ballu'sanga'sapolo
Malagasiaotrairay

isa

roateloefatradimyeninafitovalosivyfolo
Melayukosongsatuduetigeempatlimeenamtujohlapansembilansepuloh
Minangkabauciekduotigoampeklimoanamtujuahsalapansambilansapuluah
Lampungnulsai

sai

khua

rua

telu

tigo

pak

pak

lima

limo

enom

enom

pitu

piteu

walu

waleu

siwa

siwo

puluh

puluh

Samoaokasi

tasi

luakolu

tolu

falimaogo

ono

fiku

fitu

valuivasefulu
Sundanolhijiduatiluopatlimageneptujuhdalapansalapansapuluh
Tagalog (Filipino)walaisadalawatatloapatlimáanimpitowalosiyamsampu
Tahitihō'ē

tahi

pititorumahapaeōnohituva'uivahō'ē'ahuru
Batak TobanolSadaDuatoluOpatlimaOnomPituWalusiasampulu
GayonolSaraRoatuluOpatlimeOnomPituWaluhsiwahsepuluh
NiasNoloSaraDuaTõluÕfaLimaÕnõFituW̃aluSiw̃aFulu

Jumlah penutur

[sunting |sunting sumber]

Penutur bahasa Austronesia memiliki jumlah sekitar 386 juta jiwa. Berikut adalah bahasa-bahasa Austronesia diurutkan dari bahasa dengan penutur Ibu (L1) terbanyak.

BahasaJumlah Penutur
Penutur Ibu (L1)Penutur Keseluruhan
Jawa76.000.00095.000.000+
Indonesia60.000.000+250.000.000+
Sunda42.000.00048.000.000
Tagalog28.000.00070.000.000+
Cebú21.000.00030.000.000+
Malagasi18.000.00020.000.000+
Madura15.000.00017.000.000+
Iloko9.100.00010.000.000+
Hiligaynon7.000.0009.300.000
Minangkabau6.500.0008.000.000+
Bugis5.000.0006.000.000+
Banjar4.500.0005.000.000+
Bali4.000.000+4.500.000+
Aceh4.000.0004.500.000+
Waray-waray3.400.0003.800.000+

Status resmi

[sunting |sunting sumber]

Bahasa Austronesia terpenting ditilik dari status resminya yaitubahasa Melayu diMalaysia, danBrunei. Bahasa Indonesia berstatusbahasa kerja diTimor Leste.Bahasa Filipino, yang merupakan bentuk baku daribahasa Tagalog, adalahbahasa resmiFilipina. DiTimor Leste,bahasa Tetum, yang juga termasuk sebuah bahasa Austronesia, menjadibahasa resmi di sampingbahasa Portugis. DiMadagaskar,bahasa Malagasi adalah bahasa resmi. DiAotearoa (Selandia Baru),bahasa Maori juga memilikistatus bahasa resmi di sampingbahasa Inggris.

Lihat pula

[sunting |sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting |sunting sumber]
  1. 12von Humboldt, Wilhelm (2010).Über Die Kawi-Sprache Auf Der Insel Jav: Bd. Über Die Kawi-Sprache. Über Den Malayischen Sprachstamm. Beilage Zur Einleitung Des Ersten Bandes. Nabu Press. hlm. 604.ISBN 1-143-43662-8ISBN 978-1-143-43662-8.
  2. Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Austronesia".Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.;;
  3. Vajracharya S.Malay Minority of Sri Lanka: Defending Their IdentityDiarsipkan 2012-01-26 diWayback Machine.
  4. 12Blust, R. (1999). "Subgrouping, circularity and extinction: some issues in Austronesian comparative linguistics" in E. Zeitoun & P.J.K Li (Ed.) 'Selected papers from the Eighth International Conference on Austronesian Linguistics' (pp. 31-94). Taipei: Academia Sinica.
  5. Peter Bellwood,Prehistory of the Indo-Malaysian archipelago, Honolulu, University of Hawai'i Press, 1997
  6. Diamond, Jared M (2000). [./Ttp://faculty.washington.edu/plape/pacificarchwin06/readings/Diamond_nature_2000.pdf Taiwan's gift to the world. (PDF)]. Nature 403:709-710.
  7. Reid 2019, hlm. 55.
  8. Reid 2019, hlm. 57—58.
  9. Thurgood, Graham (1999). From Ancient Cham to Modern Dialects. Two Thousand Years of Language Contact and Change. Oceanic Linguistics Special Publications No. 28. Honolulu: University of Hawai'i Press.

Daftar pustaka

[sunting |sunting sumber]
  • Bellwood, Peter,1979,Man’s Conquest of the Pacific. The Prehistory of Southeast Asia and Oceania,New York: Oxford University Press.
  • Bellwood, Peter,1985,Prehistory of the Indo-Malaysian Archipelago,Orlando, Florida: Academic Press.
  • Bellwood, Peter,1987,The Polynesians: Prehistory of an Island People,New York: Oxford University Press.
  • P. Benedict,1975,Austro-Thai Language and Culture. With a Glossary of Roots,New Haven: HRAF Press.
  • O.C. Dahl,1951,Malgache et Maanjan.,Oslo: Egede Instituttet.
  • Dempwolff, Otto,1956,Perbendaharaan Kata-kata dalam Berbagai Bahasa Polinesia, Terjemahan Sjaukat Djajadiningrat.Jakarta: Pustaka Rakyat.
  • Diamond, Jared,1997,Guns, Germs and Steel, W.W. Norton & Company.
  • Isidore Dyen,1956, “Language Distribution and Migration Theory”, diLanguage, 32: 611-626.
  • Fox, James J.,1995,Austronesian societies and their transformations,Canberra: Department of Anthropology, Research School of Pacific and Asian Studies, The Australian National University.
  • Kern, Hendrik,1956,Pertukaran Bunyi dalam Bahasa-bahasa Melayu-Polinesia, Terjemahan Sjaukat Djajadiningrat.Jakarta: Pustaka Rakyat.
  • Hendrik Kern,1957,Berbagai-bagai Keterangan berdasarkan Ilmu Bahasa dipakai untuk Menetapkan Negeri Asal Bahasa-Bahasa Melayu-Polinesia, Terjemahan Sjaukat Djajadiningrat.Jakarta: Pustaka Rakyat.
  • Reid, Anthony (2019).Sejarah Modern Awal Asia Tenggara. Diterjemahkan oleh Sori Siregar, Hasif Amini, dan Dahris Setiawan.Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.ISBN 979-3330-05-8.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: translators list (link)
  • Wolff, John U., "Comparative Austronesian Dictionary. An Introduction to Austronesian Studies",Language, vol. 73, no. 1, pp. 145–56, Mar 1997, ISSN-0097-8507

Pranala luar

[sunting |sunting sumber]
Internasional
Nasional
Lain-lain
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rumpun_bahasa_Austronesia&oldid=28593164"
Kategori:
Kategori tersembunyi:

[8]ページ先頭

©2009-2025 Movatter.jp