Movatterモバイル変換


[0]ホーム

URL:


Lompat ke isi
WikipediaEnsiklopedia Bebas
Pencarian

Rumah Gadang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dariRumah gadang)
Rumah Gadang yang ada diNagariPandai Sikek dengan dua buahRangkiang di depannya

Rumah Gadang adalah nama untuk rumah adatMinangkabau yang merupakanrumah tradisional dan banyak dijumpai diSumatera Barat,Indonesia. Rumah ini juga disebut dengan nama lainRumah Bagonjong atau ada juga yang menyebut dengan namaRumah Baanjuang oleh masyarakat setempat.[1]

Rumah dengan model ini juga banyak dijumpai di Sumatera Barat. Namun tidak semua kawasan di Minangkabau (darek) yang boleh didirikan rumah adat ini, hanya pada kawasan yang sudah memiliki status sebagainagari sajaRumah Gadang ini boleh didirikan. Begitu juga pada kawasan yang disebut denganrantau, rumah adat ini juga dahulunya tidak ada yang didirikan oleh para perantau Minangkabau.

Fungsi

[sunting |sunting sumber]
Rumah Gadang sebagai tempat tinggal keluarga besar diMinangkabau, terutama kaum perempuan.

Rumah Gadang sebagai tempat tinggal bersama, mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri. Jumlah kamar bergantung kepada jumlah perempuan yang tinggal di dalamnya. Setiap perempuan dalam kaum tersebut yang telah bersuami memperoleh sebuah kamar. Sementara perempuan tua dan anak-anak memperoleh tempat di kamar dekat dapur. Gadis remaja memperoleh kamar bersama di ujung yang lain.

Seluruh bagian dalam Rumah Gadang merupakan ruangan lepas kecuali kamar tidur. Bagian dalam terbagi ataslanjar dan ruang yang ditandai oleh tiang. Tiang itu berbanjar dari muka ke belakang dan dari kiri ke kanan. Tiang yang berbanjar dari depan ke belakang menandailanjar, sedangkan tiang dari kiri ke kanan menandai ruang. Jumlahlanjar bergantung pada besar rumah, bisa dua, tiga dan empat. Ruangnya terdiri dari jumlah yang ganjil antara tiga dan sebelas.

Rumah Gadang biasanya dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum tersebut secara turun-temurun[2] dan hanya dimiliki dan diwarisi dari dan kepada perempuan pada kaum tersebut.[3] Di halaman depan Rumah Gadang biasanya selalu terdapat dua buah bangunanRangkiang, digunakan untuk menyimpanpadi. Rumah Gadang pada sayap bangunan sebelah kanan dan kirinya terdapat ruanganjung (Bahasa Minang: anjuang) sebagai tempat pengantin bersanding atau tempat penobatan kepala adat, karena itu Rumah Gadang dinamakan pula sebagai rumahBaanjuang. Anjung padakelarasan Koto-Piliang memakai tongkat penyangga, sedangkan padakelarasan Bodi-Chaniago tidak memakai tongkat penyangga di bawahnya. Hal ini sesuai filosofi yang dianut kedua golongan ini yang berbeda, golongan pertama menganut prinsip pemerintahan yang hierarki menggunakan anjung yang memakai tongkat penyangga, pada golongan kedua anjuang seolah-olah mengapung di udara. Tidak jauh dari kompleks Rumah Gadang tersebut biasanya juga dibangun sebuahsurau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan dan juga sekaligus menjadi tempat tinggal lelaki dewasa kaum tersebut yang belum menikah.

Arsitektur

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Arsitektur Minangkabau
Rumah gadang di suatu desa di Sumatera Barat, sekitar 1895.

Rumah adat ini memiliki keunikan bentukarsitektur dengan bentuk puncakatapnya runcing yang menyerupaitandukkerbau dan dahulunya dibuat dari bahanijuk yang dapat tahan sampai puluhan tahun,[3] namun belakangan atap rumah ini banyak berganti dengan atap seng.Rumah Gadang ini dibuat berbentuk empatpersegi panjang dan dibagi atas dua bagian, muka dan belakang. Bagian depan dari Rumah Gadang biasanya penuh dengan ukiranornamen dan umumnya bermotif akar, bunga, daun serta bidang persegi empat dan genjang.[1] Sedangkan bagian luar belakang dilapisi dengan belahan bambu. Rumah tradisional ini dibina dari tiang-tiang panjang, bangunan rumah dibuat besar ke atas, tetapi tidak mudah runtuh oleh goncangan,[1] dan setiap elemen dari Rumah Gadang mempunyai makna tersendiri yang dilatari olehtambo yang ada dalam adat dan budaya masyarakat setempat.

Pada umumnya, Rumah Gadang mempunyai satu tangga yang terletak pada bagian depan. Sementara dapur dibangun terpisah pada bagian belakang rumah yang didempet pada dinding.

Karena wilayah Minangkabau rawan gempa sejak dulunya karena berada dipegunungan Bukit Barisan, maka arsitektur Rumah Gadang juga memperhitungkan desain yang tahan gempa. Seluruh tiang Rumah Gadang tidak ditanamkan ke dalam tanah, tetapi bertumpu ke atas batu datar yang kuat dan lebar. Seluruh sambungan setiap pertemuan tiang dan kasau (kaso) besar tidak memakai paku, tetapi memakai pasak yang juga terbuat dari kayu. Ketika gempa terjadi Rumah Gadang akan bergeser secara fleksibel seperti menari di atas batu datar tempat tonggak atau tiang berdiri. Begitu pula setiap sambungan yang dihubungkan oleh pasak kayu juga bergerak secara fleksibel, sehingga Rumah Gadang yang dibangun secara benar akan tahan terhadap gempa.

Ukiran

[sunting |sunting sumber]
Ragam ukir khasMinangkabau pada dinding bagian luar dari Rumah Gadang

Pada bagian dinding Rumah Gadang di buat dari bahan papan, sedangkan bagian belakang dari bahanbambu. Papan dinding dipasang vertikal, sementara semua papan yang menjadi dinding dan menjadi bingkai diberiukiran, sehingga seluruh dinding menjadi penuh ukiran. Penempatanmotif ukiran tergantung pada susunan dan letak papan pada dinding Rumah Gadang.[butuh rujukan]

Pada dasarnya ukiran pada Rumah Gadang merupakan ragam hias pengisi bidang dalam bentuk garis melingkar ataupersegi. Motifnya umumnyatumbuhan merambat,akar yang berdaun, berbunga, dan berbuah. Pola akar biasanya berbentuklingkaran, akar berjajaran, berhimpitan, berjalinan dan juga sambung menyambung. Cabang atau ranting akar berkeluk ke luar, ke dalam, ke atas, dan ke bawah.

Disamping motif akar, motif lain yang dijumpai adalah motifgeometri bersegi tiga, empat dan genjang. Motifdaun,bunga, ataubuah dapat juga diukir tersendiri atau secara berjajaran.

Proses pembuatan

[sunting |sunting sumber]

Menurut tradisinya, tiang utama Rumah Gadang yang disebuttonggak tuo yang berjumlah empat buah/batang diambil dari hutan secaragotong royong olehanak nagari, terutama kaum kerabat, dan melibatkan puluhan orang. Batang pohon yang ditebang biasanya adalah pohon juha yang sudah tua dan lurus dengan diameter antara 40 cm hingga 60 cm. Pohon juha terkenal keras dan kuat. Setelah dibawa ke dalamnagari pohon tersebut tidak langsung dipakai, tetapi direndam dulu di kolam milik kaum atau keluarga besar selama bertahun-tahun.[butuh rujukan]

Setelah cukup waktu batang pohon tersebut diangkat atau dibangkit untuk dipakai sebagaitonggak tuo. Prosesi mengangkat/membangkit pohon tersebut disebut juga sebagaimambangkik batang tarandam (membangkitkan pohon yang direndam), lalu proses pembangunan Rumah Gadang berlanjut ke prosesi berikutnya, mendirikantonggak tuo atau tiang utama sebanyak empat buah, yang dipandang sebagaimenegakkan kebesaran.

Batang pohon yang sudah direndam selama bertahun-tahun tersebut kemudian menjadi sangat keras dan tak bisa dimakan rayap, sehingga bisa bertahan sebagaitonggak tuo atau tiang utama selama ratusan tahun. Perendaman batang pohon yang akan dijadikantonggak tuo selama bertahun-tahun tersebut merupakan salah satu kunci yang membuat Rumah Gadang tradisional mampu bertahan hingga ratusan tahun melintasi zaman.

Adopsi

[sunting |sunting sumber]

Keunikan bentuk atap Rumah Gadang yang melengkung dan lancip, telah menginspirasi beberapaarsitek di belahan negeri lain, seperti Ton van de Ven diNegeri Belanda yang mengadopsi desain Rumah Gadang pada bangunanThe House of the Five Senses. Bangunan yang dioperasikan sejak tahun 1996 itu digunakan sebagai gerbang utama dari Taman Hiburan Efteling.[4] Bangunan setinggi 52 meter dan luas atap 4500 meter persegi itu merupakan bangunan berkonstruksi kayu dengan atap jerami yang terbesar di dunia menurutGuinness Book of Records.

Desain Rumah Gadang yang banyak terdapat diNegeri Sembilan juga diadopsi pada bangunanpaviliunMalaysia diWorld Shanghai Expo 2010 yang diselenggarakan diShanghai,China, pada tahun 2010.[5][6]

Simbol

[sunting |sunting sumber]

Gonjong (bagian atap yang melengkung dan lancip) Rumah Gadang menjadi simbol atau ikon bagimasyarakat Minangkabau di samping ikon yang lain, seperti warna hitam-merah-kuning emas,rendang, dan lainnya. Hampir seluruh kantor pemerintahan di Sumatera Barat memakai desain Rumah Gadang dengan atap gonjongnya, walaupun dibangun secara permanen dengan semen dan batu. Ikon gonjong juga dipakai di bagian depanrumah makan Padang yang ada di berbagai tempat di luar Sumatera Barat. Logo-logo lembaga atau perkumpulan masyarakat Minang juga banyak yang memakai ikon gonjong dengan segala variasinya.

Ragam

[sunting |sunting sumber]
Koto Piliang
Bodi Caniago

Secara umum, ada dua ragam rumah gadang menurut laras yang dianut suku atau nagari di mana rumah gadang didirikan, yaitu Koto Piliang dan Bodi Caniago.[7]

Rumah gadang laras Koto Piliang memiliki anjung di sisi kiri dan/atau kanan rumah gadang, sehingga disebut RumahRumah Baanjuang. Anjung merupakan bagian yang lebih tinggi pada bagian lain rumah. Hal ini dikarenakan kepemimpinan dalam laras Koto Piliang yang otokrasi (bertingkat-tingkat). Rumah gadang tipe ini banyak dibangun di luhakTanah Datar.[7]

Berbeda dengan laras Koto Piliang, Rumah Gadang Bodi Chaniago tidak memiliki anjung. Sehingga lantai pada rumah gadang ragam ini terlihat sama tinggi. Hal ini dikarenakan kepemimpinan laras Bodi Chaniago yang demokrasi. Rumah Gadang ragam ini banyak ditemukan di LuhakAgam dan LuhakLimapuluh Kota. Walaupun begitu, pembagian ruang di dalamnya secara umum sama kedua laras ini.[7]

Selain menurut anjung nan ada pada rumah gadang, ada banyak ragam lainnya dari rumah gadang. Perbedaan di antara ragam-ragam rumah gadang dapat dilihat dari bentuk, dinding, jumlah ruangan, tonggak, serambi, bahkan gonjongnya.

Rumah Gadang di darek

[sunting |sunting sumber]

Rumah gadang didarek mempunyai perbedaan dengan rumah gadang yang ada di kawasan rantau, baik yang di pesisir timur maupun pesisir barat. Perbedaan mencolok yaitu bentuk atapnya yang bergonjong, sehingga rumah gadang yang ada didarek biasanya disebut dengan rumah gadang bergonjong. Pendirina rumah gadang bergonjong didarek ado aturan adatnya sendiri. Rumah bergonjong hanya boleh dibangun di daerah yang sudah berstatus nagari.

Rumah Gadang Gajah Maharam

[sunting |sunting sumber]
Rumah Gadang Gajah Maharam

Rumah gadang ragam ini bentuknya seperti gayang maharam, yaitu besar, lebar dan tampak kokoh. Rumah gadang ini terdiri dari banyak ruangan. Rumah ini merupakan rumah suku, bukan rumahsaparuik. Gajah maharam lebih berfungsi sebagai rumah adat daripada rumah hunian. Gajah maharam difungsikan sebagai tempat pesta, baik pesta pernikahan maupun kematian. Ragam rumah gadang ini banyak ditemui di Luhak Tanah Datar.[8] Pintu masuk rumah gadang biasanya terletak di tengah, baik di depan maupun belakang.

Rumah Gadang Surambi Papek

[sunting |sunting sumber]
Rumah Gadang Surambi Papek atau Lipek Pandan Bapamokok di LuakAgam dan KotaBukittinggi

Rumah gadang ragam ini disebut juga sebagairumah gadang bapamokok atau Rumah Gadang Lipek Pandan. Rumah gadang jenis ini banyak ditemukan diLuhak Agam. Rumah gadang ini mempunyai sayap pada sisi kiri dan kanan atapnya.[8] Pintu masuk rumah gadang ini terletak di belakang.

Rumah Gadang Rajo Babandiang

[sunting |sunting sumber]
Rumah Gadang Tan Malaka diPandam Gadang,Lima Puluh Kota marupokan rumah gadang rajo babandiang.

Rumah Gadang Rajo Babandiang merupakan rumah gadang keselarasan Bodi Chaniago yang ada banyak di Luhak Limapuluh Kota.[8] Dinamai rajo babandiang karena ada ruangan tambahan di bagian tepi yang berdampingan, tapi tidak simestris dan agak mundur ke belakang. Pemasangan sederet tiang tambahan yang disebuttiang babisiak membuat ruang tadi agak mundur ke belakang hingga dinamakan sebagairumah gadang bapaserek.

Nama lain dari rumah gadang ini adalahrumah gadang bagonjong limo. Hal ini karena bisanya ada lima gonjong di atapnya. Sebenarnya gonjong yang kelima merupakan gonjong tambahan untuk ruang tambahan hasil tiangbabisiak tadi. Pada umumnya pintu masuk terletak di samping, antara ruang bergonjong keempat dengan kelima.

Rumah Gadang Batingkok atau Batingkek

[sunting |sunting sumber]
Rumah Gadang Batingkek nan panah ado diAgam.

Rumah Gadang Batingkok atau Batingkek merupakan rumah gadang yang dibuat bertingkat. Rumah gadang jenis ini merupakan pengembangan dari rumah gadang gajah maharam, serambi papek, atau rajo babandiang. Ruang tambahan pada lantai kedua atau ketiga disebut sebagairuang paranginan. Di antara jenis rumah gadang ini yang ternama, yaituIstano Basa Pagaruyuang (Batusangkar), Rumah Gadang Sicamin (Biaro,Agam), dan Rumah Gadang Sutan Nan Kedoh (Koto Nan Ampek,Payakumbuh).

Rumah Gadang Surambi Aceh

[sunting |sunting sumber]
Rumah Gadang Surambi Aceh Bagonjong Duo

Rumah Gadang Surambi Aceh merupakan ragam rumah gadang yang paling tersebar di daerah Solok dan Solok Selatan. Sesuai namanya, ciri khas rumah gadang ini nampak dari adanya serambi pada bagian depan rumah yang sekaligus menjadi pintu masuk. Hal ini terpengaruh dengan Arsitektur Aceh pada masa wilayah kekuasaan Kesultanan Aceh sudah membentang hingga pesisir barat Sumatera Barat. Pada masa itu, tujuan adanya serambi adalah sebagai tempat menerima tamu, khususnya yang orang kolonial.[9] Menurut jumlah gonjong yang ada pada serambinya, Rumah Gadang Surambi Aceh terbagi menjadi dua jenis, yaitu:[9]

  • Rumah Gadang Surambi Aceh Bagonjong Ciek
  • Rumah Gadang Surambi Aceh Bagonjong Duo

Rumah Gadang Surambi Aceh kini masih banyak dijumpai di Sumatera Barat, khusunya di Solok dan Solok Selatan. Selain itu, di kawasan Saribu Rumah Gadang, NagariSungai Pagu, Solok Selatan, ragam ini masih banyak dipakai. Pada bangunan modern, rumah gadang ini sudah diadopsi pada hotel Bumiminang, hal itu nampak pada bagian pintu utamanya yang seakan-akan membentuk Serambi Bagonjong Duo.

Rumah Gadang di Rantau

[sunting |sunting sumber]

Rumah gadang di rantau, pasisir barat ataupun timur, dibangun berbeda dengan rumah gadang yang ada didarek karena adat yang mengaturnya. Ciri bangunannya berbentuk rumah panggung besar dengan tangga terletak di tengah rumah serta atap yang tidak bergonjong. Atap yang dibangun terkadang dibuat agak melengkung seperti Rumah Lontiak, atau bahkan tidak melengkung sama sekali seperti Rumah Tungkuih Nasi. Karena tidak ada gonjongnya inilah, masyarakat sering menganggapnya bukan rumah gadang.[10]

Rumah di daerah rantau biasanya terpengaruh arsitektur luar sepertiAceh,Malayu,[11]Nieh, bahkanUlando.[12] Walaupun seperti itu, pembangunan rumah gadang ini masih tetap berkaitan dengan aturan adat Minangkabau yangmatrilineal.

Kajang Padati

[sunting |sunting sumber]
Rumah Gadang Kajang Padati di Padang

Rumah Gadang Kajang Padati merupakan rumah gadang yang ada di kawasan rantau pesisir barat, khususnya Kota Padang.[13] Dinamakan kajang pedati karena bentuknya serupa dengan penutup pedati (kajang padati). Rumah gadang ragam ini sangat berbeda dengan yang ada didarek. Perbedaan yang paling menonjol nampak pada atapnya yang bukan bergonjong, namun agak melengkung sedikit di atasnya. Hal ini karena padang merupakan kawasan rantau. Bentuk rumah gadang ini dipengaruhi oleh arsitektur kolonial yang pernah menguasai Padang dahulunya, seperti Aceh. Pengaruh Aceh di antaranya terlihat pada bentuk tangga disertai ukiran-ukiran yang ada.[13][14]

Rumah gadang biasanya terbuat daru kayu laban, banio, dan rasak. Dalam pembangunannya, rumah ini dibangun dengan orientasi menghadap ke sungai. Kini rumah gadang kajang padati sudah sangat jarang dibangun. Namun, masih banyak di sekitar Kuranji dan Pauh.[13] Sebagai upaya pelestariannya, rumah gadang kajang padati pun sudah mulai diadaptasi dalam bangunan-bangunan milik pemerintah Kota Padang, salah satunya pada Balaikota Padang.

Tungkuih Nasi

[sunting |sunting sumber]

Rumah Gadang Tungkuih Nasi merupakan rumah gadang yang bisa ditemukan di kawasan rantau pesisir barat Sumatera,[12] seperti di Pariaman, Padang, dan Pasisia Selatan. Serupa dengan rumah gadang kajang padati, rumah gadang ini tidak memakai gojong pada atapnya. Sesuai namanya, bentuk atapnya seakan-akan menyerupai bungkus atau pembungkus nasi.[14] Salah satu bangunan yang ternama yaitu Rumah Gadang Mande Rubiah diLunang Silaut,Pesisir Selatan.

Bentuk atap rumah gadang di Negeri Sembilan yang sedikit melengkung dengan tidak meruncing sepertigonjong.

Rumah Bumbung Panjang

Lihat pula:Rumah Tradisional Negeri Sembilan

Rumah Bumbung Panjang Negeri Sembilan dianggap sebagai jenis Rumah Gadang yang ada diNegeri Sembilan,Malaysia. Rumah tradisional ini dibangun olehketurunan Minangkabau yang berasimilasi denganOrang Asli.[15] Rumah tradisional ini merupakan evolusi dariRumah Gadang diSumatera Barat,Indonesia, yang telah dipadukan dengan unsurarsitektur Melayu setempat.[16][17] Ciri khas rumah ini dapat terlihat pada bentukatap yang memanjang serta melentik di kedua ujungnya, namun tidak melengkung tajam sepertigonjong pada Rumah Gadang.[18][15]

Galeri

[sunting |sunting sumber]
Gonjong dengan atap ijuk
Adaptasi gonjong pada bangunan modern
Bangunan dengan atap gonjong di luar negeri
Adaptasi dan transformasi bentuk atap gonjong

Lihat pula

[sunting |sunting sumber]

Referensi

[sunting |sunting sumber]
  1. ^abcNavis, A.A.,Cerita Rakyat dari Sumatera Barat 3, Grasindo,ISBN 979-759-551-X.
  2. ^Graves, Elizabeth E., (2007),Asal-usul elite Minangkabau modern: respons terhadap kolonial Belanda abad XIX/XX, Jakarta:Yayasan Obor Indonesia,ISBN 978-979-461-661-1.
  3. ^abDawson, Barry; Gillow, John (1994),The Traditional Architecture of Indonesia, London: Thames and Hudson,ISBN 0-500-34132-X.
  4. ^"Wow, Bangunan Asli Indonesia Ini Dijiblak Negara Lain"Liputan6.com, 25 Maret 2015. Diakses 16 Agustus 2015.
  5. ^"Rumah Gadang Digunakan Malaysia di Forum Dunia"Diarsipkan 2017-04-22 diWayback Machine.JPNN.com, 07 Mei 2010. Diakses 09 Agustus 2015.
  6. ^"Mini Malaysia to be presented at Shanghai Expo"China Daily, 09 April 2010. Diakses 09 Agustus 2015.
  7. ^abcBahauddin, A., Hardono, S., Abdullah, A., & Maliki, N. Z. (2013).The Minangkabau House–A Vision Of Sustainable Culture And Architecture.International Journal of Design & Nature and Ecodynamics,8(4), 311-324
  8. ^abcMoussay, Gérard. (1995).Dictionnaire minangkabau : indonésien - français. Harmattan.ISBN 2738431267.OCLC 901816337. 
  9. ^abAbdullah, M., Antariksa, A., & Suryasari, N. (2015).Pola Ruang Dalam Bangunan Rumah Gadang Di Kawasan Alam Surambi Sungai Pagu–Sumatera Barat.Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur,3(1).
  10. ^Hasan, H., & Hasan, H. (2004).Ragam rumah adat Minangkabau: falsafah, pembangunan, dan kegunaan. Yayasan Citra Pendidikan Indonesia.
  11. ^Yunus, Shahrul Kamil; Shahminan, Raja Nafida Raja; Surat, Mastor (2014)."IDENTITI RUMAH TRADISIONAL NEGERI SEMBILAN MELALUI EVOLUSI REKA BENTUK".Journal of Design + Built.7.ISSN 1985-6881. 
  12. ^abSusilo, W. H. (2014).Budaya masyarakat dalam membangun rumah vernakular di Pesisir Pantai.Masyarakat, Kebudayaan dan Politik,27(1), 55-64.
  13. ^abcAryanti, D. (2009).Tipologi Rumah Tradisional Padang (Studi Kasus: Kecamatan Kuranji/Nagari Pauh IX)[pranala nonaktif permanen].Jurnal Universitas Bung Hatta, Padang.
  14. ^abSetijanti, P., Silas, J., & Firmaningtyas, S. (2012).Eksistensi Rumah Tradisional Padang dalam Menghadapi Perubahan Iklim dan Tantangan Jaman. Simposium Nasional RAPI XI FT UMS. ISSN : 1412-9612
  15. ^abIsmail, N. H., Yunus, S. K., & Surat, M. (2016).Reka Bentuk Rumah Tradisional Negeri Sembilan Dipengaruhi oleh Adat dan Kedaerahan.Wacana Seni Journal of Arts Discourse,15.
  16. ^Masri, M. (2012).The misconceptions of Negeri Sembilan traditional architecture.Procedia-Social and Behavioral Sciences,68, 363-382.
  17. ^Ismail, N. H., Surat, M., Shahminan, R. N. R., & Yunus, S. K. (2014).IDENTITI RUMAH TRADISIONAL NEGERI SEMBILAN MELALUI EVOLUSI REKA BENTUK.Journal of Design+ Built,7.
  18. ^Bahauddin, A., Hardono, S., Abdullah, A., & Maliki, N. Z. (2012).The Minangkabau house: architectural and cultural elements.WIT Transactions on Ecology and the Environment,165, 15-25.
Wikimedia Commons memiliki media mengenaiRumah Gadang.
Wikimedia Commons memiliki media mengenaiMinangkabau houses.
Rumah adat
Jawa
Bali
Minangkabau
Batak
Dayak
Sunda
Sumatera Selatan
Nusa Tenggara Timur
Daerah lain
Hindu-Buddha
Islam
Kolonial Belanda
Awal
Modern
Lainnya
Pasca-kolonial
& kontemporer
1950-an–1970-an
1970-an–sekarang
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rumah_Gadang&oldid=27012979"
Kategori:
Kategori tersembunyi:

[8]ページ先頭

©2009-2025 Movatter.jp