Movatterモバイル変換


[0]ホーム

URL:


Lompat ke isi
WikipediaEnsiklopedia Bebas
Pencarian

Romawi Kuno

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dariRoma kuno)
Romawi Kuno

Roma
753 SM–476/480 M1
Ibu kotaRoma,dan beberapa kota lain menjelang keruntuhannya, teristimewaKonstantinopolis danRavenna.
Bahasa yang umum digunakanLatin
PemerintahanKerajaan (753–509 SM)
Republik (509–27 SM)
Kekaisaran (27 SM–476 M)
Era SejarahSejarah kuno
753 SM
509 SM
• Octavianus dimasyhurkan sebagaiAugustus
27 SM
476/480 M1
  1. ^ Meski penurunan takhta kaisarRomulus Augustus pada 476 M merupakan kejadian yang paling sering dirujuk sebagaiberakhirnyaKekaisaran Romawi Barat,Yulius Nepos, kaisar Romawi Barat terakhir yang diakui olehkaisarRomawi Timur sebagai kaisar Barat yang sah, tetap mengklaim gelar kaisar Romawi Barat dariDalmasia sampai pembunuhannya pada 480 M. Kejadian lain yang dirujuk adalah reorganisasi semenanjung Italia olehKaisar Yustinianus I di akhir abad ke-6 M
Sunting kotak info
Sunting kotak info •Lihat •Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Artikel ini adalah bagian dari seri
Politik dan Ketatanegaraan
Romawi Kuno
Zaman
Konstitusi Romawi
Preseden dan Hukum
Sidang-Sidang Rakyat
Magistratus
Magistratus Luar Biasa
Gelar dan Pangkat

Di bidang historiografi modern,Romawi Kuno adalah sebutan bagiperadaban bangsa Romawi mulai dari berdirinya kotaRoma pada abad ke-8Pramasehi sampai dengan runtuhnyaKekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5Masehi, yakni rentang waktu yang mencakup zamanKerajaan Romawi (753–509 SM), zamanRepublik Romawi (509–27 SM), dan zamanKekaisaran Romawi sampai dengan tumbangnya Romawi Barat (27 SM– 476 M).[1] Cikal bakal peradaban ini adalah perkampunganorang Itali yang didirikan di tepiSungai Tiber diJazirah Italia pada tahun 753 SM. Lambat laun perkampungan ini berkembang menjadi negara kota Roma, dan kemudian hari menguasai daerah-daerah tetangganya melalui perjanjian dan kekuatan militer. Negara kota Roma pada akhirnya menguasai Jazirah Italia, menyerap kebudayaan Yunani di kawasan selatan Italia (daerahYunani Besar) maupun kebudayaanEtruski, dan menjadi negara adidaya di kawasan Laut Tengah maupun di sebagian Benua Eropa. Negara kota Roma tumbuh menjadi salah satukemaharajaan terbesar didunia pada Abad Kuno, dengan populasi seramai kira-kira 50 sampai 90 juta jiwa (sekitar 20% dari keseluruhan populasi dunia pada zamannya),[2] dan wilayah seluas 5 juta persegi pada tahun 117 M.[3]

Dari abad ke abad, negara binaan bangsa Romawi ini sedikit demi sedikit berkembang darinegara monarki elektif menjadinegara republik kuno yangdemokratis, dan selanjutnya menjadinegara kekaisarandiktator militersemielektif yang kian lama kianautokratis. Melaluiperang penaklukan sertaasimilasibudaya danbahasa, Kekaisaran Romawi mampu menguasai beragam suku bangsa dan wilayah yang sangat luas. Pada masa jayanya, Kekaisaran Romawi berdaulat ataskawasan pesisir utara Afrika,Mesir,kawasan selatan Eropa, sebagian besarkawasan barat Eropa,Jazirah Balkan,Jazirah Krimea, dan sebagian besarkawasan Timur Tengah, termasukSyam, berikut sejumlah daerah diMesopotamia danJazirah Arab. Romawi Kuno kerap disandingkan denganYunani Kuno dalam kelompok peradabanAbad Kuno. Budaya serta masyarakat kedua peradaban ini sangat mirip satu sama lain, sehingga disamaratakan dengan sebutanDunia Yunani-Romawi.

Bahasa, agama, teknologi, hukum, politik, ketatanegaraan, seni, kesusastraan, arsitektur, dan ilmu pengetahuan modern sangat dipengaruhi oleh peradaban Romawi Kuno. Setelah profesionalisasi dan pengembangan kekuatan militer Romawi, mereka mendirikan sistem pemerintahanres publica. Sistem ini memberikan inspirasi bagi pembentukan negara-negararepublik di era modern[4][5][6] semisal Amerika Serikat dan Prancis. Peradaban Romawi Kuno sudah mampu melakukan rekayasa yang mengagumkan di bidangteknologi danarsitektur, misalnya membangun jaringanakuaduk, jaringanjalan raya, monumen-monumen, istana-istana, dan fasilitas-fasilitas umum berukuran raksasa.

Perang Punik melawanKartago adalah serangkaian perang yang mengantarkan Roma menjadi salah satu negara adidaya pada zamannya. Dalam perang beruntun ini, Roma berhasil merebut pulau-pulau yang strategis, yakni Korsika, Sardinia, dan Sisilia, berhasil merebut Hispania (Spanyol dan Portugal sekarang ini), serta berhasilmeluluhlantakkan kota Kartago pada tahun 146 SM. Segala keberhasilan ini membuat Roma menjadi negara terunggul di seantero kawasan sekeliling Laut Tengah. Pada penghujungzaman republik (27 SM), Roma telah berhasil menundukkan negeri-negeri di sekeliling Laut Tengah bahkan lebih jauh lagi. Wilayah kekuasaannya membentang dari Samudra Atlantik sampai keJazirah Arab, dan dari muaraSungai Rhein sampai ke Afrika Utara.Kekaisaran Romawi bermula seiring tamatnya riwayat Republik Romawi dan berakhirnya masa kediktatoran militerAugustus.Perang selama 721 tahun antara Roma dan Persia bermula pada tahun 92 SM dengan meletusnyaPerang Romawi-Partia, dan merupakan konflik terlama sepanjang sejarah umat manusia, yang berdampak besar terhadap masa depan kedua negara.

Pada masa pemerintahanTraianus, luas wilayah Kekaisaran Romawi mencapai puncaknya, membentang darikawasan sekeliling Laut Tengah sampai ke pantaiLaut Utara di sebelah utara, dan pantaiLaut Tengah serta pantaiLaut Kaspia di sebelah timur. Adab dan adat warisan zaman republik mulai memudar pada zaman kekaisaran, manakala perang saudara menjadi peristiwa lumrah yang mengawali kemunculan kaisar baru.[7][8][9] Negara-negara pecahan Kekaisaran Romawi, semisalKekaisaran Tadmur, sempat menyekat wilayah kekaisaran semasaKrisis Abad Ketiga.

Akibat digerogoti kekacauan di dalam negeri danserangan suku-suku bangsa asing yang hijrah ke wilayahnya,bagian barat Kekaisaran Romawi akhirnya terpecah belah menjadikerajaan-kerajaan merdeka bentukan suku-suku Barbar pada abad ke-5. Para sejarawan menjadikan peristiwa keterpecahbelahan ini sebagai tonggaksejarah semesta yang memisahkan kurun waktu kuno dari kurun waktu "kegelapan" pra-Abad Pertengahan di Eropa. Selama abad kelima, bagian timur Kekaisaran Romawi bertahan, dan tetap menjadi salah satunegara adidaya paling kuat di dunia selama "Abad Kegelapan" dan "Abad Pertengahan", sampai akhirnya runtuh pada tahun 1453. Karena orang-orang di Kekaisaran Romawi tidak membedakan bagian barat dari bagian timur, sejarawan Zaman Modern sering menggunakan istilah "Kekaisaran Romawi Timur" untuk menggambarkan apa yang tersisa dari Abad Pertengahan Kekaisaran Romawi, untuk membedakannya dari penerusnya pada Abad Kuno.[10]

Mitos asal usul

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Berdirinya Roma

Menurutmitos asal usulnya,kota Roma didirikan pada tanggal 21 April 753 SM, di tepiSungai Tiber, kawasan tengah Jazirah Italia, oleh si kembarRomulus dan Remus, cucu-cucuNumitor, raja orang LatiniAlba Longa, keturunan pahlawan besarTroya,Aeneas (bahasa Yunani:Αἰνείας, Aineías).[11]Rhea Silvia, anak perempuan Raja Numitor, adalah ibu kandung si kembar.[12][13] Konon Rhea Silvia berbadan dua setelah digagahiMars,dewa perang bangsa Romawi, sehingga si kembar Romulus dan Remus pun dianggap sebagaimanusia-manusia setengah dewa.

Menurut legenda,kota Roma didirikan pada tahun 753 SM olehRomulus dan Remus, dua bersaudara kembar yang dibesarkan oleh seekor serigala betina

Amulius, saudara kandung raja Numitor, dimakzulkan. Amulius kemudian menyuruh orang untuk menenggelamkan Romulus dan Remus karena dia khawatir mereka akan mengambil kembali singgasana.[13] Menurut beberapa versi, mereka diselamatkan dan dibesarkan oleh seekorserigala betina—atau istri gembala. Si kembar merebut singgasana Alba Longa dan menyerahkannya kembali kepada Numitor setelah mereka dewasa.[13][14]

Si kembar kemudian membangun kota mereka sendiri. Dalam perselisihan mereka tentang lokasikerajaan yang akan mereka bangun, namun Romulus membunuh Remus. Menurut beberapa sumber, mereka berdebat tentang siapa yang akan menjadi raja atau siapa yang namanya akan dijadikan nama kota.[15] Nama Romuluslah yang akhirnya menjadi nama kota binaan si kembar.[13] Romawi memberikan suaka kepada orang tua, orang buangan, dan orang yang tidak diharapkan untuk menambah populasinya. Karena populasi laki-laki terus meningkat sementara populasi perempuan berkurang, kebijakan ini menimbulkan masalah. Untuk mendapatkan istri bagi banyak orang Romawi yang masih membujang, Romulus sampai harus mengunjungi setiap kota dan suku Romawi. Namun, upaya Romulus gagal karena Roma sudah penuh dengan orang-orang yang tidak disukai. Orang Latin akhirnya menggunakan tipu muslihat untuk mendapatkan istri. Mereka mengundangorang Sabini menghadiri suatu perayaan meriah, lalumelarikan anak-anak gadis mereka, sehingga orang Latini dan orang Sabini akhirnya berbaur.[16]

Menurut legenda lain yang dicatat oleh sejarawan Yunani,Dionisios asal Halikarnasos, konon sesudah kota Troya diluluhlantakkan orang-orang Yunani dalamPerang Troya, Aeneas memimpin serombongan pengungsi Troya berlayar mencari tempat untuk mendirikan kota Troya yang baru. Setelah mengarungi laut yang bergelora, mereka akhirnya mendarat di tepiSungai Tiber. Tak seberapa lama menjejaki daratan, para penumpang lelaki sudah ingin kembali berlayar, bertolak belakang dengan keinginan para penumpang perempuan. Roma, salah seorang penumpang perempuan, mengajak perempuan-perempuan lain bersama-sama membakar kapal guna membatalkan pelayaran. Para penumpang lelaki mula-mula memarahi Roma, tetapi akhirnya sadar bahwa tempat persinggahan mereka sesungguhnya layak dijadikan tempat bermukim yang baru. Permukiman yang mereka dirikan di tepi Sungai Tiber diberi nama Roma, sama seperti nama biang kerok pembakaran kapal mereka.[17]

Pujangga Romawi,Vergilius, meriwayatkan kembali legenda ini dalam syair wiracarita gubahannya,Aeneis. Dikisahkan bahwaAeneas, si pangeran Troya, telah ditakdirkan dewata menjadi pendiri Troya baru. Para penumpang perempuan juga dikisahkan menolak untuk kembali berlayar, tetapi tidak berlanjut dengan pembangunan permukiman di tepi Sungai Tiber. Sesudah berlabuh di Italia, Aeneas, yang hendak memperistriLavinia, harus berperang melawanTurnus, yang sudah lebih dahulu mengincar Lavinia. Menurut syair wiracarita ini,raja-raja Alba Longa termasuk nasab Aeneas, dan dengan demikian Romulus, pendiri kota Roma, terhitung sebagai keturunannya.

Zaman kerajaan

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Kerajaan Romawi
Penari dan musisi,lukisanEtruski pada dindingMakam Macan Tutul di Tarquinia, Italia

Kota Roma tumbuh dari permukiman-permukiman di sekitar dangkalanSungai Tiber, salah satu titik persimpangan lalu lintas dan perniagaan.[14] Berdasarkan bukti-buktiarkeologi, desa Roma mungkin didirikan pada abad ke-8 SM, kendati mungkin pula sudah didirikan seawal-awalnya pada abad ke-10 SM, olehorang Latini, di puncakBukit Palatium.[18][19]

Orang Etruski, yang sudah lebih dahulu mendiami daerahEtruria di sebelah utara, agaknya telah menancapkan cengkeraman politik mereka di kawasan itu pada penghujung abad ke-7 SM, dan menjadi semacam golongan elit kaum ningrat beserta kepala monarki. Kekuasaan orang Etruski agaknya meredup pada penghujung abad ke-6 SM. Pada waktu inilah orang Latini dan orang Sabini menegakkan kembali kedaulatan mereka dengan mendirikan sebuah negara republik dengan lebih banyak batasan bagi pemimpin dalam menjalankan kekuasaan.[20]

Menurut keyakinan turun-temurun bangsa Romawi dan berdasarkan bukti-bukti arkeologi, lingkungan di ujung tenggaraForum Romanum adalah pusat pemerintahan dan keagamaan bangsa Romawi yang mula-mula.Numa Pompilius,Raja Roma yang kedua, penggantiRomulus, mengawali kegiatan pembangunan kota dengan mendirikanregia (keraton), dan asramaperawan Vesta di tempat itu.

Zaman republik

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Republik Romawi
Patung dadaLucius Iunius Brutus diMuseum Capitolini,patung perungguRomawi, abad ke-4 sampai penghujung abad ke-3 SM

Menurut keyakinan turun-temurun dan keterangan pujangga-pujangga terkemudian semisalLivius, negaraRepublik Romawi lahir sekitar tahun 509 SM,[21] manakala Raja Roma ke-7,Tarquinus Si Tinggi Hati,digulingkan olehLucius Iunius Brutus, dan sistem monarki diganti dengan sistem pemerintahan baru yang diselenggarakan oleh paramagistratus, pejabat negara yang dipilih tiap-tiap tahun untuk mengepalai berbagai bidang ketatanegaraan.[22]Undang-undang dasar negara Republik Romawi mengatur tentangpengawasan dan perimbangan kekuasaan. Paramagistratus yang paling utama adalah dua orangconsul, yang bersama-sama menjalankan kewenangan eksekutif semisalimperium, yakni kewenangan memerintah bala tentara.[23] Paraconsul harus bekerja sama dengansenatus. Mula-mulasenatus adalah dewan penasihat yang beranggotakan orang-orang dari kalangan ningrat, yakni kaumpatricius, tetapi kewenangan maupun jumlah anggotanya lama-kelamaan semakin besar.[24]

Paramagistratus lain adalahtribunus,quaestor,aedilis,praetor, dancensor.[25] Mula-mula hanya kaumpatricius yang dibenarkan menjadimagistratus, tetapi di kemudian hari kaumplebs (rakyat jelata) juga diberi kesempatan yang sama.[26] Sidang-sidang pemungutan suara di negara Republik Romawi adalahcomitia centuriata (sidang seratus warga), yang melakukan pemungutan suara untuk mengambil keputusan terkait pemakluman perang, kesepakatan damai, dan pemilihan orang-orang yang akan menduduki jabatan-jabatan terpenting, sertacomitia tributa (sidang warga suku), yang melakukan pemungutan suara untuk memilih orang-orang yang akan menduduki jabatan-jabatan yang tidak begitu penting.[27]

Semenanjung Italia (berdasarkan perbatasan) pada tahun 400 SM

Pada abad ke-4 SM, Roma diserangorang Galia, yang kala itu telah memperluas wilayah kekuasaannya ke Jazirah Italia melintasiLembah Po dan menerobos masuk ke Etruria. Pada tanggal 16 Juli 390 SM, bala tentara Galia di bawah pimpinanBrennus, salah seorang kepala suku mereka,menggempur orang Romawi di tepi Sungai Allia, hanya sepuluh mil ke utara dari kota Roma. Orang Romawi dapat dikalahkan, dan orang Galia pun langsung bergerak menuju Roma. Sebagian besar warga Roma telah mengungsi, tetapi ada sejumlah warga yang masih bertahan di Bukit Capitolium, dan bertekad melawan musuh sampai titik darah penghabisan. Orang Galia menjarah dan membumihanguskan kota Roma, lalu mengepung Bukit Capitolium. Aksi pengepungan berlangsung selama tujuh bulan sampai orang Galia bersedia berdamai dengan imbalan 1.000 pon (450 kg) emas.[28] Menurut legenda yang baru muncul di kemudian hari, konon petugas Romawi yang mengawasi kegiatan penimbangan emas mendapati orang Galia menggunakan dacin yang sudah diakali. Orang Romawi pun naik pitam, segera menghunus senjata, dan berhasil mengalahkan orang Galia. Semangat juang orang Romawi dipuji panglima mereka,Marcus Furius Camillus, dengan kalimat "Roma membeli kemerdekaannya dengan besi, bukan dengan emas."[29]

Suku-suku bangsa lain di Jazirah Italia, termasukorang Etruski,satu demi satu ditundukkan oleh orang Romawi.[30] Ancaman terakhir terhadaphegemoni Romawi di Jazirah Italia muncul tatkalaTarentum, salah satu koloniorang Yunani yang cukup besar, mendatangkanPiros asal Epiros (bahasa Latin:Pyrrhus Epirotes;bahasa Yunani:Πύρρος της Ηπείρου, Piros tis Ipeirou) pada tahun 281 SM untuk melawan orang Romawi, tetapi berakhir dengan kegagalan.[30][31] Orang Romawi mengekalkan keberhasilan aksi-aksi penaklukan mereka dengan mendirikankoloni-koloni Romawi di tempat-tempat strategis, sehingga terbentuk suatu rentang kendali yang kukuh mencengkeram daerah-daerah taklukan mereka di Jazirah Italia.[30]

Perang Punik

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Perang Punik
Lihat pula:Penaklukan Jazirah Iberia oleh bangsa Romawi
Pergeseran wilayah kekuasaan Romawi dan Kartago selama Perang Punik
  Wilayah Kartago
  Wilayah Romawi
Salah satu aksi pengepungan bangsa Romawi yang paling masyhur adalah aksi pengepunganNumantia, kubu pertahananorang Keltiberia di tengah kawasan utara wilayah Spanyol sekarang ini, olehScipio Aemilianus pada tahun 133 SM[32]
Patung dadaScipio Africanus Tua diMuseum Arkeologi Nasional Napoli (Nomor Inventaris 5634),
diperkirakan berasal dari pertengahan abad pertama SM[33]
Ditemukan dalam penggalian diVila Papirus, situs arkeologiHerculaneum, olehKarl Jakob Weber, 1750–65[34]

Pada abad ke-3 SM, Roma mendapat lawan baru yang tangguh, yakniKartago,negara kotabangsa Fenisia yang kaya lagi makmur dan berhasrat menguasai seluruh kawasan sekitar Laut Tengah. Roma dan Kartago pernah bersekutu pada zaman Piros dari Epiros, musuh bersama mereka, tetapi hegemoni Roma di daratan Italia dankejayaan bahari Kartago melambungkan masing-masing kota menjadi dua kekuatan utama di sebelah barat kawasan Laut Tengah, dan benturan kepentingan kedua kota atas kawasan Laut Tengah tak ayal berujung sengketa.

Perang Punik I meletus pada tahun 264 SM, manakala kotaMessana meminta bantuan Kartago untuk menuntaskan pertikaian denganHieron asal Sirakusa (bahasa Latin:Hiero Syracusanus;bahasa Yunani:Ἱέρων των Συρακουσών, Hieron ton Sirakouson). Setelah orang Kartago turun tangan, Messana meminta Roma mengusir mereka. Roma melibatkan diri dalam perang ini karenaSirakusa dan Messana terlampau dekat dengan kota-kota Yunani di kawasan selatan Italia yang baru saja takluk, dan Kartago kini mampu menyerang masuk ke dalam wilayah kekuasaan Romawi. Selain itu, Roma juga juga berharap dapat memasukkanSisilia ke dalam wilayah kekuasaannya.[35]

Orang Romawi memang sudah biasa bertempur di darat, tetapi kali ini mereka juga harus mampu bertempur di laut jika ingin mengalahkan seteru barunya. Kartago adalah sebuah negara bahari, sementara negaraRepublik Romawi tidak memiliki cukup kapal maupun pengalaman tempur di laut, sehingga mustahil dapat memenangkan perang tanpa lebih dahulu bersusah payah dalam waktu yang lama. Kendati demikian, Roma berhasil mengalahkan dan memaksa Kartago untuk berdamai sesudah 20 tahun lebih saling memerangi. Salah satu penyebab meletusnyaPerang Punik II[36] adalah syarat membayar pampasan perang yang terpaksa disetujui Kartago demi tercapainya kesepakatan damai seusai Perang Punik I.[37]

Perang Punik II termasyhur karena kehebatan panglima-panglima perangnya, yakniHannibal Barca (bahasa Punik: 𐤇𐤍𐤁𐤏𐤋 𐤁𐤓𐤒,Hanibaʿal Baraq) danHasdrubal Barca (bahasa Punik: 𐤏𐤆𐤓‬‬𐤁‬𐤏𐤋 𐤁𐤓𐤒,ʿAzrubaʿal Baraq) di kubu Kartago, sertaMarcus Claudius Marcellus,Quintus Fabius Maximus Verrucosus, danPublius Cornelius Scipio di kubu Roma. Semasa berlangsungnya Perang Punik II, Roma juga terlibat dalamPerang Makedonia I. Perang Punik II bermula dengan invasi nekat atas Hispania oleh Hannibal Barca, Senapati Kartago yang pernah memimpin aksi-aksi militer Kartago di Sisilia pada Perang Punik I. Hannibal, putraHamilcar Barca (bahasa Punik: 𐤇𐤌𐤋𐤒𐤓𐤕 𐤁𐤓𐤒,Hamilqart Baraq), bergerak cepat melintasiHispania menujuPegunungan Alpen Italia, sehingga menggentarkan sekutu-sekutu Roma di Italia. Cara terbaik menggagalkan usaha Hannibal untuk membuat orang-orang Italia mengkhianati Roma adalah memperlambat laju pergerakan bala tentara Kartago dengan serangan-serangangerilya guna memangkas kekuatan tempur mereka sedikit demi sedikit. Muslihat ini diusulkan oleh Quintus Fabius Maximus sehingga akhirnya terkenal dengan sebutanMuslihat Fabius, dan Quintus Fabius Maximus sendiri kelak dijuluki Cunctator (Si Penghambat). Akibat muslihat ini, Hannibal tidak dapat menggerakkan cukup banyak kota di Italia untuk melawan Roma maupun untuk menambah kekuatan tempurnya yang sudah menyusut akibat aksi-aksi gerilya Romawi, sehingga jumlah prajurit dan alat tempurnya tidak cukup memadai untuk dikerahkan mengepung Roma.

Kendati demikian, Hanibal tetap saja merajalela di Italia sampai 16 tahun lamanya. Setelah Hannibal diperkirakan sudah kehabisan perbekalan, orang Romawi pun mengeluarkan jagoan mereka, Publius Cornelius Scipio. Senapati Romawi ini berhasil mengalahkan adik Hannibal, Hasdrubal Barca, di daerah yang kini menjadi wilayah negara Spanyol, dengan maksud merongrong daerah sekitaran ibu kota musuh yang tidak dijaga sehingga Hannibal terpaksa harus pulang untuk mempertahankan kota Kartago. Perang Punik II berakhir dengan kemenangan mutlak Romawi dalamPertempuran Zama pada bulan Oktober 202 SM di Afrika, yang membuat Publius Cornelius Scipio mendapatkanagnomenAfricanus. Sekalipun banyak berkorban, Roma juga mendapatkan banyak keuntungan, yakni kedaulatan atas Hispania berkat aksi penaklukan Publius Cornelius Scipio, dan kedaulatan atas Sirakusa, daerah kekuasaan terakhir bangsa Yunani di Pulau Sisilia, berkat aksi penaklukan Marcus Claudius Marcellus.

Setengah abad lebih sesudah peristiwa-peristiwa ini, Kartago sudah benar-benar terpuruk, dan Roma sudah tidak lagi memusingkan seteru Afrikanya itu. Perhatian Republik Romawi kala itu sepenuhnya diarahkan pada kerajaan-kerajaanHelenistik di Yunani danpemberontakan-pemberontakan di Hispania. Kendati demikian, sesudah melunasi pampasan perang, Kartago merasa tidak perlu lagi tunduk dan patuh pada Roma, berlawanan dengan pandangansenatus. Ketika diinvasiNumidia pada tahun 151 SM, Kartago meminta Roma turun tangan. Duta-duta pun diutus ke Kartago, antara lainMarcus Porcius Cato. Setelah menginsyafi bahwa Kartago masih berpeluang bangkit dari keterpurukan dan kembali berjaya, Marcus Porcius Cato senantiasa mengakhiri setiap pidatonya, apa pun isinya, dengan kalimat "Ceterum censeo Carthaginem esse delendam" (akhir kata, menurut hemat saya, Kartago harus dibinasakan).

Perang Punik III meletus pada tahun 149 SM, ketika Roma memaklumkan perang melawan Kartago, yang telah lancang memerangi Numidia tanpa persetujuan Roma. Dengan mengerahkan seluruh warganya, Kartago mampu menangkis serangan pertama Roma. Kendati demikian, Kartago tidak cukup tangguh untuk membendung seranganScipio Aemilianus, yang meluluhlantakkan seantero kota beserta tembok-temboknya, memperbudak dan menjual habis seluruh warganya, serta menegakkan kedaulatan Romawi di bekas wilayah Kartago, yang menjadi cikal bakal dariProvinsi Afrika jajahan Romawi. Dengan demikian, zaman Perang Punik pun berakhir. Semua perang ini membuat Roma mendapatkan daerah-daerah jajahan seberang laut yang pertama (Sisilia, Hispania, dan Afrika), melambungkan Roma menjadi salah satu negara kekaisaran utama, dan menjadi awal dari berakhirnya demokrasi.[38][39]

Berakhirnya zaman republik

[sunting |sunting sumber]

Seusai mengalahkanMakedonia danKekaisaran Wangsa Seleukos pada abad ke-2 SM, orang Romawi menjadi bangsa yang paling unggul diLaut Tengah.[40][41] Penaklukan kerajaan-kerajaan Helenistik ini kian mendekatkan budaya Romawi dengan budaya Yunani, sehingga membuat para petinggi Romawi meninggalkan peri kehidupan khas orang desa, lalu mulai bergaya hidup mewah dan berperilaku layaknya warga kota besar. Dari sudut pandang militer, Roma kala itu adalah sebuah kekaisaran yang padu, dan tidak punya musuh besar.

Gaius Marius, salah seorang senapati sekaligus politikus Romawi yang secara dramatis menata ulangmiliter Romawi

Dominasi asing menimbulkan pertikaian di dalam negeri. Para senator menggelembungkan pundi-pundi pribadi dengan mengisap kekayaanprovinsi-provinsi jajahan. Para prajurit, yang kebanyakan adalah petani-petani kecil, harus menjalani masa bakti yang lebih lama di luar negeri sehingga ladang-ladang mereka terbengkalai. Meningkatnya ketergantungan terhadap tenagabudak belian dan pertambahan jumlahlatifundium mempersempit peluang kerja bagi tenaga kerja upahan.[42][43]

Pendapatan negara dari jarah,merkantilisme di provinsi-provinsi baru, dansistem ijon menciptakan peluang-peluang ekonomi baru bagi para hartawan, sehingga muncullah suatu golongan baru dalam masyarakat, yakni kalangansaudagar yang disebutEques (kesatria).[44]Lex Claudia (Undang-Undang Claudius) melarang anggota-anggotasenatus untuk berkiprah di bidang perniagaan, sehingga kendati kaumEques secara teori boleh menjadi anggotasenatus, kiprah mereka di bidang politik sangat dibatasi.[44][45]Senatus tak henti-hentinya berbantah-bantahan, berulang kali menghalangi usaha-usahareformasi agraria yang penting, dan menolak memberi peluang yang lebih besar bagi kaumEques untuk urun rembuk dalam urusan pemerintahan.

Gerombolan-gerombolan warga kota pengangguran, yang dikendalikan oleh senator-senator yang saling bersaing, mengintimidasi para pemilih dengan kekerasan. Keadaan semacam ini mencapai puncaknya pada akhir abad ke-2 SM, manakalaGracchus bersaudara, dua orangtribun adik-beradik, memperjuangkan pengesahan dan penerapan undang-undang reformasi pertahanan, yang mengatur tentang pembagi-bagian kembali tanah-tanah milik kaumPatricius kepada kaumPlebs. Gracchus bersaudara tewas dibunuh orang, dansenatus meloloskan rancangan undang-undang baru yang mementahkan kembali semua jerih payah Gracchus bersaudara.[46] Peristiwa ini menimbulkan keretakan hubungan yang terus melebar di antara kaumPlebs (kubupopulares) dan kaumEques (kubuoptimates).

Gaius Marius dan Lucius Cornelius Sulla

[sunting |sunting sumber]

Gaius Marius, seoranghomo novus, yang belum lama terjun ke bidang politik berkat sokongankeluarga Metellus, tampil menjadi salah seorang tokoh pemimpin Republik Romawi, ketika terpilih menjadiconsul untuk pertama kalinya pada tahun 107 SM, setelah mengemukakan bahwa mantan induk semangnya,Quintus Caecilius Metellus Numidicus, tidak mampu mengalahkan dan meringkusIugurtha, Raja Numidia. Sesudah terpilih, Gaius Marius pun mulai melaksanakan usaha-usaha reformasi di bidang militer. Ketika membentuk pasukan dalam rangka memerangi Iugurtha, ia merekrut para warga termiskin (suatu inovasi), dan banyak pula warga tak berlahan yang diterima menjadi prajurit. Kebijakan semacam ini memupuk kesetiaan bala tentara pada senapati. Seumur hidupnya, Gaius Marius terpilih menjadiconsul sebanyak tujuh kali. Belum pernah ada orang sebelum Gaius Marius yang terpilih kembali menjadiconsul sampai tujuh kali.

Ketika itulah Gaius Marius mulai bertikai denganLucius Cornelius Sulla. Gaius Marius, yang hendak menangkap Iugurtha, memintaBocchus, menantu Iugurtha sendiri, untuk menyerahkan Iugurtha kepadanya. Ketika niat Gaius Marius tidak tercapai, Lucius Cornelius Sulla, yang kala itu adalah salah seorangperwira bawahan Gaius Marius, nekat menerjang bahaya demi dapat bertatap muka secara langsung Bocchus dan berhasil membujuknya untuk untuk menyerahkan Iugurtha. Keberhasilan Lucius Cornelius Sulla sangat menggusarkan Gaius Marius karena sekian banyak seterunya terus-menerus memanas-manasi Lucius Cornelius Sulla untuk menentangnya. Kendati demikian, Gaius Marius tetap saja terpilih menjadiconsul sampai lima kali berturut-turut dari tahun 104 sampai dengan tahun 100 SM, karena Roma masih membutuhkan kehadiran seorang pemimpin militer untuk menundukkanorang Kimbri danorang Teuton, yang mengancam ketenteraman Roma.

Lucius Cornelius Sulla

Sesudah Gaius Marius pensiun, Roma untuk beberapa waktu lamanya dapat menikmati masa damai. Pada kurun waktu inilah parasocius (sekutu) di Italia meminta pengakuan dan hak suara selaku rakyat Republik Romawi. Tokoh pembaharu,Marcus Livius Drusus, mendukung pengabulan permintaan mereka melalui undang-undang tetapi ia tewas dibunuh orang, dan parasocius bangkit memberontak melawan Roma dalamPerang Sekutu. Ketika keduaconsul gugur, Gaius Marius diangkat menjadi panglima perang bersama-sama denganLucius Iulius Caesar dan Lucius Cornelius Sulla.[47]

Seusai Perang Sekutu, Gaius Marius dan Lucius Cornelius Sulla menjadi tokoh-tokoh militer terkemuka di Roma, dan para pendukung mereka saling berseteru memperebutkan kekuasaan. Pada tahun 88 SM, Lucius Cornelius Sulla terpilih menjadiconsul untuk pertama kalinya, dan tugas perdananya adalah mengalahkanMitridates VI dariPontus, yang berniat menguasai bagian timur dari wilayah kekuasaan bangsa Romawi. Kendati demikian, para pendukung Gaius Marius berhasil memperjuangkan pengangkatannya menjadi senapati di luar kemauan Lucius Cornelius Sulla maupunsenatus, sehingga mengobarkan amarah Lucius Cornelius Sulla. Demi mengukuhkan kekuasaannya sendiri, Lucius Cornelius Sulla mengambil suatu langkah yang mengejutkan sekaligus melanggar hukum, yaknimemimpin perbarisan legiun-legiunnya menuju Roma, membunuh semua orang yang menunjukkan keberpihakan pada Gaius Marius, menancapkan kepala korban-korbannya pada galah, lalu dipajang diForum Romanum. Pada tahun berikutnya, yakni tahun 87 SM, Gaius Marius, yang tadinya lari menghindari aksi militer Lucius Cornelius Sulla, pulang ke Roma selagi Lucius Cornelius Sulla sibuk berperang di Yunani. Ia merebut kekuasaan bersama-sama denganconsulLucius Cornelius Cinna, membunuhconsul yang satunya lagi, yakniGnaeus Octavius, dan menjadiconsul untuk ketujuh kalinya. Dengan maksud membangkitkan amarah Lucius Cornelius Sulla, Gaius Marius dan Lucius Cornelius Cinna membantai orang-orang yang mendukung Lucius Cornelius Sulla sebagai bentuk balas dendam atas pembantaian para pendukung Gaius Marius.[47][48]

Gaius Marius wafat pada tahun 86 BC, karena usia yang sudah lanjut maupun akibat kondisi kesehatan yang memburuk, hanya beberapa bulan sesudah merebut kekuasaan. Lucius Cornelius Cinna berkuasa mutlak sampai wafat pada tahun 84 SM. Sepulangnya dari medan perang di bagian timur wilayah kekuasaan Romawi, Lucius Cornelius Sulla dengan leluasa mengukuhkan kekuasaannya. Pada tahun 83 SM, untuk kedua kalinyaia memimpin perbarisan menuju Roma dan meneror seisi kota. Ribuanpatricius,eques, dan senator dieksekusi mati. Lucius Cornelius Sulla juga menjadidiktator sampai dua kali masa jabatan, dan menjadi sekali menjadiconsul. Masa pemerintahannya merupakan pangkal dari krisis dan kemerosotan Republik Romawi.[47]

Gaius Iulius Caesar dan Triumviratus I

[sunting |sunting sumber]
Pendaratan bangsa Romawi diKent pada tahun 55 SM. Kedatangan 100 kapal dan dua legiun tentara Romawi di bawah pimpinan Gaius Iulius Caesar disambut dengan perlawanan sengit dari warga pribumi, mungkin sekali di dekatDeal. Setelah kapal-kapalnya binasa diamuk badai dan bala tentara yang dipimpinnya berhasil merangsek masuk ke daerah pedalaman, Gaius Iulius Caesar menarik mundur pasukannya ke Galia melaluiSelat Inggris. Telik sandi pun disebar dari Galia, dan pada tahun berikutnya, Iulius Caesar kembalimenginvasi Inggris dengan lebih bersungguh-sungguh daripada sebelumnya.

Pada pertengahan abad pertama SM, perpolitikan Romawi Kuno dilanda kemelut. Gelangang politik di Roma menjadi ajang pertarungan dua kubu, yakni kubuPopulares yang hendak mencari dukungan rakyat, dan kubuOptimates yang hendak mempertahankan hak istimewa kaum ningrat sebagai penyelenggara negara. Lucius Cornelius Sulla menyingkirkan semua tokoh pimpinan kubuPopulares, dan usaha perombakan undang-undang dasar yang dilakukannya menghilangkan semua kewenangan (misalnya kewenanganTribunus Plebis,tribunus dari kaumPlebs) yang mendukung kubuPopulares. Sementara itu, tekanan sosial dan ekonomi terus meningkat. Roma telah berubah menjadi sebuah metropolis yang dihuni kalangan ningrat kaya raya, para pemburu kekuasaan yang terlilit utang, dan sehimpunan besar kaum buruh yang sering kali terdiri atas petani-petani miskin. Kelompok-kelompok masyarakat kalangan buruh mendukungrencana makar Senator Lucius Sergius Catilina. Rencana makar gagal terlaksana lantaranConsulMarcus Tullius Cicero buru-buru menangkap dan menghukum mati para pemimpin gerakan makar.

Di tengah segala ingar-bingar ini munculGaius Iulius Caesar, tokoh dari kalangan ningrat yang tidak bergelimang harta.Bibinya yang bernama Iulia adalah istri Gaius Marius,[49] sementara ia sendiri menunjukkan keberpihakan pada kubuPopulares. Demi mendapatkan kekuasaan, Gaius Iulius Caesar mendamaikan dua tokoh terkuat di Roma yang saling berseteru, yakniMarcus Licinius Crassus, yang sudah banyak berjasa memberi bantuan dana kepadanya saat baru merintis karier, danGnaeus Pompeius, yang ia ambil jadimenantu. Bersama kedua orang kuat Roma ini, ia membentuk sebuah persekutuan tidak resmi yang disebutTriumviratus (ketriwiraan). Rancangan ini memuaskan semua pihak. Marcus Licinius Crassus, hartawan terkaya di Roma, menjadi semakin kaya dan akhirnya berhasil menduduki jabatan senapati tinggi, Gnaeus Pompeius kian leluasa mempengaruhisenatus, sementara Gaius Iulius Caesar sendiri mendapatkan jabatanconsul dan jabatan senapati diGalia.[50] Selama masih seiya sekata, ketiga tokoh ini adalah penguasa-penguasade facto Republik Romawi.

Pada tahun 54 SM, putri Gaius Iulius Caesar, istri Gnaeus Pompeius, wafat saat bersalin, sehingga terputuslah satu mata rantai pengikat persekutuan triwira. Pada tahun 53 SM, Marcus Licinius Crassus menginvasiPartia dan gugur dalamPertempuran Haran. Triumviratus pun tercerai berai dengan wafatnya Marcus Licinius Crassus, yang sebelumnya menjadi penengah antara Gaius Iulius Caesar dan Gnaeus Pompeius Magnus. Tanpa kehadirannya, kedua senapati ini pun mulai saling sikut berebut kekuasaan. Gaius Iulius Caesarmenaklukkan Galia, menghimpun harta berlimpah, dihormati di Roma, dan dijunjung tinggi oleh legiun-legiun yang sudah kenyang asam garam pertempuran. Ia pun kian dipandang sebagai lawan berat oleh Gnaeus Pompeius, dan dibenci banyak tokoh kubuOptimates. Karena yakin bahwa Gaius Iulius Caesar dapat dijegal dengan cara-cara yang sah, para kaki tangan Gnaeus Pompeius bersiasat memisahkan Gaius Iulius Caesar dari legiun-legiunnya sebagai langkah awal dari usaha menyeretnya ke hadapan mahkamah, memiskinkannya, dan menjatuhkan hukuman buang padanya.

Untuk melawan nasib buruk yang sudah menunggunya, Gaius Iulius Caesar memimpin pasukannyamenyeberangi Sungai Rubico dan menginvasi Roma pada tahun 49 SM. Gnaeus Pompeius dan para kaki tangannya kabur meninggalkan Jazirah Italia, diburu Gaius Iulius Caesar.Pertempuran Farsalos adalah kemenangan yang gilang gemilang bagi Gaius Iulius Caesar. Dalam pertempuran ini dan dalam aksi-aksi militer lainnya, ia menyingkirkan seluruh tokoh pimpinan kubuOptimates, yakniMetellus Scipio,Cato Muda, dan putra Gnaeus Pompeius yang juga bernamaGnaeus Pompeius. Gnaeus Pompeius senior tewas terbunuh di Mesir pada tahun 48 SM. Dengan demikian, tinggal Gaius Iulius Caesar seorang diri menjadi orang kuat Roma sekaligus sasaran kebencian banyak tokoh ningrat. Ia diserahi banyak jabatan dan dianugerahi banyak penghargaan. Hanya dalam lima tahun, ia sudah menduduki jabatanconsul sebanyak empat kali, jabatan diktator biasa sebanyak dua kali, dan jabatan diktator istimewa sebanyak dua kali, yang pertama untuk masa jabatan sepuluh tahun, sedangkan yang kedua untuk seumur hidup. Ia tewas dibunuhkomplotanLiberator pada hariIdus Martiae (hari Purnama bulan Maret) tahun 44 SM.[51]

Octavianus dan Triumviratus II

[sunting |sunting sumber]
Pertempuran Aktion, karyaLaureys a Castro, dilukis pada tahun 1672, Museum Bahari Nasional, London

Terbunuhnya Gaius Iulius Caesar menimbulkan kekacauan politik dan sosial di Roma. Tanpa kepemimpinannya selaku diktator, pemerintahan Roma dijalankan oleh sahabat sekaligus rekan kerjanya,Marcus Antonius. Tak lama kemudian,Octavius, anak angkat Gaius Iulius Caesar berdasarkan surat wasiatnya, tiba di Roma. Octavianus (para sejarawan menyamakan Octavius dengan Octavianus berdasarkantata nama orang Romawi) berusaha merapat pada kubu pro mendiang Caesar. Pada tahun 43 SM, bersama Marcus Antonius danMarcus Aemilius Lepidus, sahabat karib mendiang,[52] ia membentuk persekutuanTriumviratus II melalui undang-undang. Persekutuan ini direncanakan berlaku sampai lima tahun. Saat Triumviratus II terbentuk, 130–300 orang senator dieksekusi mati, dan harta kekayaan mereka disita, karena diputus bersalah telah mendukung komplotanLiberator.[53]

Pada tahun 42 SM,senatusmemasyhurkan kedewataan Gaius Iulius Caesar dengan gelarDivus Iulius (Dewata Iulius), sehingga Octavianus selaku ahli warisnya pun disebutDivi Filius (Putra Dewata).[54] Pada tahun yang sama Octavianus dan Marcus Antonius berhasil mengalahkan para pembunuh Gaius Iulius Caesar sekaligus pemimpin komplotanLiberator, yakniMarcus Iunius Brutus danGaius Cassius Longinus, dalamPertempuran Filipi. Triumviratus II terkenal denganproscriptio, maklumat pelaknatan sebagai musuh negara, yang diterbitkannya bagi banyak senator dan tokoh-tokoh kaumeques. Selepas pemberontakan adik Marcus Antonius,Lucius Antonius, lebih dari 300 orang senator dan tokoh kaumeques yang terlibat dieksekusi mati pada hariIdus Martiae, kendati Lucius Antonius sendiri tidak dieksekusi mati.[55] Triumviratus II mengeluarkan maklumat pelaknatan terhadap sejumlah tokoh penting, termasukMarcus Tullius Cicero, orang yang dibenci Marcus Antonius;[56]Quintus Tullius Cicero, adik Marcus Tullius Cicero; danLucius Iulius Caesar, saudara sepupu sekaligus sahabat Gaius Iulius Caesar yang mendukungMarcus Tullius Cicero. Kendati demikian, Lucius Iulius Caesar akhirnya diberi pengampunan, mungkin atas permintaan kakaknya yang bernama Iulia, ibu dari Marcus Antonius.[57]

Triumviratus II membagi-bagi wilayah kekuasaan Republik Romawi menjadi daerah-daerah kekuasaan ketiga anggotanya. Marcus Aemilius Lepidus mendapatkanProvinsi Afrika, Marcus Antonius mendapatkan provinsi-provinsi di sebelah timur, sementara Octavianus tetap tinggal diItalia serta memerintah atasHispania danGalia. Masa ikatan persekutuan Triumvirat II berakhir pada tahun 38 BC tetapi diperbaharui untuk lima tahun lagi. Kendati demikian, sudah hubungan baik antara Octavianus dan Marcus Antonius sudah retak, dan Marcus Aemilius Lepidus dipaksa mengundurkan diri pada tahun 36 SM setelah mengkhianati Octavianus diSisilia. Pada akhir masa ikatan persekutuan, Marcus Antonius tinggal diMesir, yang kala itu merupakan sebuah kerajaan merdeka lagi makmur di bawah pemerintahan kekasih Marcus Antonius,Ratu Kleopatra VII. Hubungan asmara Marcus Antonius dan Ratu Kleopatra dipandang sebagai pengkhianatan terhadap negara, karena Kelopatra adalah kepala negara asing. Selain itu, Marcus Antonius dinilai kelewat berfoya-foya dan terlampaukeyunani-yunanian bagi seorang pejabat negara Republik Romawi.[58] Setelah peristiwaPenghibahan di Aleksandria, yang membuat Ratu Kleopatra mendapatkan gelar "Ratu Segala Raja", dan anak-anak Marcus Antonius dari Kleopatra mendapatkan gelar penguasa atas daerah-daerah di sebelah timur yang baru saja ditaklukkan, pecahperang antara Octavianus dan Marcus Antonius. Octavianus menghancurkan kekuatan tempur Mesir dalamPertempuran Aktion pada tahun 31 SM. Marcus Antonius dan Kleopatra mati bunuh diri. Mesir ditundukkan di bawah kedaulatan Romawi, dan suatu zaman baru pun bermula bagi bangsa Romawi.

Zaman kekaisaran - pemerintahan paraprinceps

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Kekaisaran Romawi

Pada tahun 27 SM, saat berumur 36 tahun, Octavianus adalah satu-satunya pemimpin bangsa Romawi. Pada tahun yang sama, ia menamakan dirinyaAugustus (Yang Mulia). Peristiwa ini lazim dijadikan para sejarawan sebagai tonggak sejarah berdirinya Kekaisaran Romawi, kendati Roma sudah menjadi semacam "kekaisaran" semenjak tahun 146 SM, ketika Kartago dihancurleburkan olehScipio Aemilianus, dan Yunani ditaklukkan olehLucius Mummius. Secara resmi, pemerintahannya masih berbentuk republik, tetapi Augustus berkuasa mutlak.[59][60]Kebijakan Augustus untuk memperbaharui pemerintahan menghasilkan kurun waktu sejahtera sepanjang kira-kira dua abad yang disebutPax Romana oleh orang-orang Romawi.

Wangsa Iulia-Claudia

[sunting |sunting sumber]

Wangsa Iulia-Claudia (bahasa Latin:Domus Iulio-Claudia) dibentuk oleh Augustus. Kaisar-kaisar dari wangsa ini adalahAugustus,Tiberius,Caligula,Claudius, danNero. Nama wangsa ini adalah gabungan darigens Iulia, nama keluarga Augustus, dangens Claudia, nama keluarga Tiberius. Di satu pihak, kaisar-kaisar wangsa inilah yang mula-mula meruntuhkan nilai-nilai luhur Republik Romawi, tetapi di lain pihak, merekalah jugalah yang mengangkat derajat Roma menjadi sebuah negara adidaya di pentas dunia.[61] Dalam budaya populer, Caligula dan Nero memang lazim dikenang sebagai kaisar-kaisar yang bobrok, tetapi Augustus dan Claudius dikenang sebagai kaisar-kaisar yang berjaya di bidang politik dan kemiliteran. Wangsa ini melembagakan tradisi kekaisaran di Roma,[62] dan menghalang-halangi segala macam usaha untuk memulihkan pemerintahan republik.[63]

Augustus

[sunting |sunting sumber]
Augustus Prima Porta, patungAugustus,Kaisar Romawi yang pertama, buatan abad pertama tarikh Masehi

Augustus memonopoli seluruh kewenangan pemerintah republik dengan gelar resminya,princeps (ketua). Ia memegang kewenanganconsul (kepala pemerintahan),princeps senatus (ketua majelis sesepuh),aedilis (pejabat urusan rumah ibadat dan hari besar keagamaan),censor (pejabat urusan cacah jiwa dan pemantauan akhlak masyarakat), dantribunus (pemuka suku), termasukhak kekeramatantribunus.[64] Monopoli kewenangan inilah yang menjadi asas kewenangan seorang kaisar. Augustus juga menggelari dirinyaImperator Gaius Iulius Caesar Divi Filius, yang berarti "Sang Pemberi Titah, Gaius Iulius Caesar, Putra Dewata". Dengan gelar ini, Augustus tidak saja memamerkan hubungan kekerabatannya dengan mendiang Gaius Iulius Caesar yang telah dimasyhurkan sebagai dewata, tetapi juga menonjolkan suatu keterkaitan permanen dengan tradisi kejayaan Romawi melalui pemakaian istilahimperator.

Augustus juga membatasi pengaruhgolongansenatus di kancah politik dengan memberi ruang yang lebih besar bagikaumeques. Para senator juga kehilangan hak untuk mengatur provinsi-provinsi tertentu, semisal Mesir, karena wali negerinya ditunjuk langsung oleh kaisar. Keputusannya membentuklaskarPraetoriani dan memperbaharui tatanan kemiliteran menghasilkan sebuahangkatan bersenjata berkekuatan tetap 28 legiun, sehingga segenap angkatan bersenjata Romawi dapat ia kendalikan seorang diri.[65] Jika dibandingkan dengan zaman rezim Triumviratus II, masa pemerintahan Augustus selakuprinceps sangat tenteram. Keadaan aman dan makmur, yang dijamin penguasaan Roma atas Mesir, sebuah provinsi agraris,[66] mendorong rakyat dan kaum ningrat Roma untuk mendukung Augustus memperbesar kewenangannya dalam urusan politik.[67] Dalam kegiatan militer, Augustus tidak ikut serta dalam pertempuran-pertempuran. Para senapatilah yang bertanggung jawab memimpin bala tentara di medan tempur, sehingga muncul tokoh-tokoh perwira yang disegani masyarakat maupun legiun-legiun, misalnyaMarcus Vipsanius Agrippa,Nero Claudius Drusus, danGermanicus Iulius Caesar. Augustus berniat menjadikan seluruh dunia, yang sudah dikenal orang kala itu, sebagai bagian dari wilayah Kekaisaran Romawi, dan pada masa pemerintahannya, Roma menaklukkanCantabria,Aquitania,Raetia,Dalmatia,Illyria, danPannonia.[68]

Pada masa pemerintahan Augustus, kesusastraan Romawi terus berkembang, sehingga zaman ini disebut pulaAbad Keemasan kesusastraan Latin. Para penyair sepertiVergilius,Horatius,Ovidius, danRufus menghasilkan karya-karya sastra yang bernas, dan bersahabat karib dengan Augustus. BersamaGaius Cilnius Maecenas , Augustus mendorong penggubahan syair-syair kepahlawanan, semisal syair wiracaritaAeneis gubahan Vergilius, dan penyusunan karya-karya tulis sejarah, semisalAb Urbe Condita Libri karyaLivius. Karya-karya tulis dari Abad Keemasan kesusastraan ini bertahan sepanjang zaman Kekaisaran Romawi, dan dihargai sebagai karya-karya klasik. Augustus juga meneruskan usaha peralihan ke penanggalan baru yang dirintis oleh mendiangGaius Iulius Caesar, dan salah satu bulan dalam penanggalan baru ini ia beri namaAugustus (bulan Agustus).[69] Augustus menghantarkan Roma memasuki kurun waktu damai dan sejahtera, yang dikenal dengan sebutanPax Augusta atauPax Romana. Augustus wafat pada tahun 14 M, tetapi kejayaan kekaisaran tetap bertahan sepeninggalnya.

Tiberius sampai Nero

[sunting |sunting sumber]
Luas wilayah Kekaisaran Romawi pada masa pemerintahan Augustus. Warna kuning menunjukkan luas wilayah negara Republik Romawi pada tahun 31 SM, warna hijau menunjukkan daerah-daerah yang ditaklukkan satu demi satu pada masa pemerintahan Augustus, warna merah jambu menunjukkannegara-negara gundal Romawi. Luas kawasan yang dikuasai bangsa Romawi dalam gambar ini senantiasa berubah-ubah, termasuk pada masa pemerintahan Augustus, khususnya diGermania.

Wangsa Iulia-Claudia tetap menguasai tampuk pemerintahan Roma sepeninggal Augustus, dan terus berkuasa sampai dengan wafatnya Nero pada tahun 68 M.[70] Semua anak emas Augustus yang ia gadang-gadangkan menjadi penggantinya sudah lebih dahulu wafat pada masa tua Augustus, yakni kemenakannya,Marcellus, yang wafat pada tahun 23 SM, perwira sahabatnya,Agrippa, yang wafat pada tahun 12 SM, dan cucunya,Gaius Caesar, yang wafat pada tahun 4 M. Atas bujukan istrinya,Livia Drusilla, Augustus menetapkan anak tirinya,Tiberius, anak Livia Dusilla dari suami terdahulu, menjadi ahli warisnya.[71]

Senatus menyetujui keputusan Augustus, dan melimpahi Tiberius dengan gelar-gelar dan kehormatan-kehormatan yang pernah mereka berikan kepada Augustus, yakni gelarprinceps danpater patriae (Bapa Tanah Air), sertacorona civica (mahkota warga berjasa). Kendati demikian, Tiberius bukanlah seorang pemerhati urusan politik. Sesudah bermufakat dengansenatus, ia berlibur panjang kepulau Capri pada tahun 26 M,[72] dan membebankan urusan pemerintahan kota Roma ke pundak paraPraefectus Praetorio (hulubalangPraetoriani), yakniSeianus (sampai tahun 31 M) danMacro (dari tahun 31 sampai tahun 37 M). Tiberius dipandang sebagai seorang durjana pemurung, dan dicurigai sebagai dalang pembunuhan kerabatnya yang dicintai rakyat, SenapatiGermanicus pada tahun 19 M,[73] serta anak kandungnya sendiri,Drusus Iulius Caesar pada tahun 23 M.[73]

Tiberius wafat (atau tewas dibunuh)[73] pada tahun 37 M. Ahli waris laki-laki wangsa Iulia-Claudia kala itu adalahClaudius (kemenakan Tiberius),Tiberius Gemellus (cucu Tiberius), danCaligula (anak dari kemenakan Tiberius). Karena Tiberius Gemellus masih kanak-kanak, Caligula pun terpilih menjadi kepala negara yang baru. Ia adalah penguasa yang dicintai rakyat selama paruh pertama masa pemerintahannya, tetapi berubah menjadi tiran yang kasar dan sinting saat menguasai pemerintahan.[74][75] Menurut sejarawanSuetonius, Caligula melakukanhubungan sedarah dengan saudari-saudari kandungnya, membunuh sejumlah orang hanya untuk bersenang-senang, dan mengangkatseekor kuda menjadiconsul.[76] Laskar Praetoriani membunuh Caligula empat tahun sesudah Tiberius wafat,[77] dan dengan dukungan para senator, mereka mengelu-elukan paman Caligula,Claudius, sebagai kaisar yang baru.[78] Claudius bukanlah penguasa yang sewenang-wenang seperti Tiberius dan Caligula. Ia menaklukkanLikia danTrake. Tindakannya yang paling penting adalah merintis usahapenaklukan Britania.[79] Claudius tewas diracun istrinya,Agrippina Muda pada tahun 54 M.[80] Ahli waris Claudius adalah anak tirinya,Nero, putra Agrippina Muda dari suami terdahulu, karena anak kandung Claudius,Britannicus, belum cukup umur saat ditinggal mati ayahnya.

Nero memerintahkan SenapatiSuetonius Paulinus untuk menginvasi daerah yang kini menjadi wilayahWales. Invasi bangsa Romawi disambut bangsa pribumi dengan perlawanan gigih.Orang Kelt yang mendiami daerah itu adalah suku bangsa yang mandiri, tangguh, berani mengusir pemungut cukai Romawi, dan nekat memerangi Suetonius Paulinus saat menerobos dari timur ke barat. Ia harus berjuang dalam waktu yang lama sebelum berhasil mencapai daerah pesisir barat laut, dan pada tahun 60 M, ia akhirnya berlayar menyeberangiSelat Menai menuju pulau keramat Mona (sekarangAnglesey), benteng terakhir kaumdruid.[81][82] Bala tentara Romawimenyerbu Pulau Mona, membantai kaum druid, penduduk lelaki, perempuan, maupun kanak-kanak,[83] menghancurkan tempat-tempat suci danhutan-hutan larangan, serta membuang banyak tugu batu keramat ke laut. Manakala Paulinus dan bala tentaranya membantai kaum Druid di Mona, suku-suku yang berdiam di daerah yang sekarang disebutAnglia Timur bangkit memberontak di bawah pimpinanBoadicca, ratuorang Ikeni.[84] Para pemberontak menjarah dan membumihanguskanCamulodunum (Colchester),Londinium (London), danVerulamium (St Albans) sebelum akhirnyadiberantas Paulinus.[85] Sama sepertiKleopatra, Ratu Boadicca memilih bunuh diri daripada dipermalukan bangsa Romawi dengan cara diarak dalam pawai kemenangan di Roma.[86] Tanggung jawab Nero atas pemberontakan ini masih dapat diperdebatkan, tetapi tetap saja berdampak (positif maupun negatif) pada kewibawaan rezimnya.

Nero sudah umum dikenal sebagai penganiaya utama umat Kristen, dan dikenang karena peristiwakebakaran besar di kota Roma, yang menurut desas-desus direkayasa sendiri oleh Nero.[87][88] Nero membunuh ibunya pada tahun 59 M, dan membunuh istrinya,Claudia Octavia, pada tahun 62 M. Kaisar yang tidak pernah tetap pendiriannya ini membiarkan para penasihatnya menjalankan pemerintahan, sementara ia sibuk menuruti hawa nafsu, berfoya-foya, dan bertingkah gila-gilaan. Nero kawin sampai tiga kali, dan bermain serong dengan banyak laki-laki maupun perempuan, bahkan konon dengan ibu kandungnya. Aksi makar pada tahun 65 M di bawah pimpinanCalpurnius Piso tidak berhasil menjatuhkan Nero, tetapi pada tahun M, angkatan bersenjata Romawi di bawah pimpinanJulius Vindex di Galia danServius Sulpicius Galba di Hispania melakukan pemberontakan. Nero, yang ditinggalkan laskar Praetoriani dan dipidana mati olehsenatus, akhirnya bunuh diri.[89]

Wangsa Flavia

[sunting |sunting sumber]
Titus Flavius Vespasianus, pendiriwangsa Flavia

Wangsa Flavia adalah wangsa kedua yang menguasai tampuk pemerintahan Roma.[90] Pada tahun 68 M, tahun kemangkatan Nero, belum ada peluang untuk menegakkan kembali pemerintahanRepublik Romawi, sehingga seorang kaisar baru harus dipilih untuk mengepalai pemerintahan. Sesudah hingar-bingarTahun Empat Kaisar berlalu,Titus Flavius Vespasianus mengambil alih tampuk pemerintahan dan membentuk wangsa penguasa yang baru. Pada zaman wangsa Flavia, Roma meneruskan usaha perluasan wilayahnya, dan keamanan negara dapat terus dipertahankan.[91][92]

Aksi militer terpenting pada zaman wangsa Flavia, adalah aksipengepungan dan penghancuran kotaYerusalem pada tahun 70 olehTitus Flavius Vespasianus. Penghancuran kota Yerusalem merupakan puncak dari aksi militer Romawi diYudea menyusul pemberontakan bangsa Yahudi pada tahun 66. Sesudah bangunan Bait Allah kedua dihancurleburkan, bala tentara Titus mengelu-elukannya sebagaiimperator untuk menghargai keberhasilan memimpin aksi militer di Yudea. Yerusalem dijarah rayah, dan sebagian besar warganya terbunuh atau mengungsi. Menurut sejarawanTitus Flavius Iosephus, ada 1.100.000 korban tewas akibat aksi pengepungan, sebagian besar di antaranya adalah orang Yahudi.[93] 97.000 orang ditanggap dan dijadikanbudak belian, termasukSimon bar Giora danYohanes asal Giskala. Banyak orang mengungsi ke daerah-daerah sekitar Laut Tengah. Titus kabarnya menolak anugerah mahkota kemenangan, dengan alasan "tidak ada hebat-hebatnya menghancurkan bangsa yang sudah ditinggal Tuhannya sendiri".

Vespasianus

[sunting |sunting sumber]

Vespasianus berpangkat senapati pada masa pemerintahanClaudius danNero. Bersama putranya,Titus, ia memimpin bala tentara Romawi dalamPerang Yahudi-Romawi I. PadaTahun Empat Kaisar yang penuh huru-hara, yakni tahun 69 M, empat orang kaisar silih berganti menduduki singgasana, yakniGalba,Otho,Vitellius, dan akhirnya Vespasianus, yang menghancurkan bala tentara Vitellius dan menjadi kaisar.[94] Ia membangun ulang berbagai bangunan yang tidak kunjung rampung dikerjakan, misalnya sebuah patungdewa Apollo dan kuilDivus Claudius (Dewata Claudius), yang dibangun atas prakarsa Nero. Bangunan-bangunan yang rusak dimakan api dalam peristiwakebakaran besar di kota Roma dibangun kembali, danBukit Capitolium direvitalisasi. Vespasianus juga memprakarsai pembangunan Gelanggang Pertunjukan Flavianus (bahasa Latin:Amphitheatrum Flavium), yang lebih lazim dikenal dengan sebutan "Koloseum" (gedung arca raksasa).[95] SejarawanFlavius Iosephus danPlinius Tua berkarya pada masa pemerintahan Vespasianus. Vespasianus adalah penyandang dana Flavius Iosephus, dan Plinius Tua mendedikasikan karya tulisnya yang berjudulNaturalis Historia kepada Titus, putra Vespasianus. Vespasianus mengerahkan berlegiun-legiun prajurit Romawi untuk mempertahankan tapal batas wilayah timur diKapadokia, memperpanjang masa pendudukan Romawi di Britania (sekarangInggris, Wales, dan kawasan selatanSkotlandia) dan memperbaharuai sistem perpajakan. Ia mangkat pada tahun 79 M.

Titus dan Domitianus

[sunting |sunting sumber]

Masa pemerintahan Titus tidak berlangsung lama. Ia menjadi kaisar dari tahun 79 M sampai tahun 81 M. Ia menuntaskan pembangunanAmphitheatrum Flavium, yang didanai dengan hasil jarahan dari Perang Yahudi-Romawi I, dan menggelar berbagai pertunjukan ketangkasan selama seratus hari untuk merayakan kemenangan Romawi atas bangsa Yahudi. Pertunjukan-pertunjukan ini meliputilaga gladiator,lomba balapkereta, dan perang-perangan laut yang sensasional di dalam kolam buatan di Koloseum.[96][97] Titus wafat setelah menderita demam pada tahun 81 M, dan digantikan oleh adiknya,Domitianus. Domitianus memerintah secaratotaliter,[98] menganggap dirinyaAugustus yang baru, bahkan berusaha agar dirinya disembah-sembah laksana dewa. Domitianus memerintah selama 15 tahun, dan masa pemerintahannya ditandai oleh usaha-usahanya menyamakan diri dengan dewa-dewa. Ia mendirikan paling sedikit dua buah kuil tempat orang menyembahIuppiter, dewa tertinggi menurutkepercayaan bangsa Romawi. Ia juga senang disebut "Dominus et Deus" (tuan dan dewa).[99]

Wangsa Nerva–Antonina

[sunting |sunting sumber]
Luas wilayahKekaisaran Romawi mencapai puncaknya pada tahun 117 M, semasa pemerintahan KaisarTraianus

Zaman wangsa Nerva–Antonina berlangsung mulai tahun 96 M sampai tahun 192 M. Kaisar-kaisar yang memerintah dalam kurun waktu ini adalah Nerva, Traianus, Hadrianus, Antoninus Pius, Marcus Aurelius, Lucius Verus, dan Commodus. Pada kurun waktu inilah Kekaisaran Romawi mencapai puncak kegemilangan dalam hal luas wilayah dan tingkat kemakmurannya.[100] Inilah kurun waktu ketenteraman bagi Roma. Kaisar dipilih karena keunggulan dan kecakapan yang dimilikinya, bukan lagi karena hubungan kekerabatannya dengan kaisar-kaisar terdahulu. Bala tentara Romawi tidak pernah mengalami kekalahan, dan tidak ada perang saudara selama kurun waktu ini. Setelah Domitianus tewas dibunuh,senatus segera menetapkanNerva menjadi pemangku kemuliaan kekaisaran. Inilah kali pertamasenatus memilih kaisar semenjak Octavianus dianugerahi gelarprinceps danAugustus. Nerva berdarah ningrat, dan pernah menjadi penasihatNero maupun kaisar-kaisar wangsa Flavia. Ia membatalkan banyak keputusan yang mengekang kebebasan dari masa pemerintah Domitianus,[101] dan mempelopori zaman keemasan Roma yang terakhir.

Traianus

[sunting |sunting sumber]
Keadilan Traianus karyaEugène Delacroix

Nerva mangkat pada tahun 98 M, dan digantikan oleh ahli warisnya, SenapatiTraianus. Traianus berasal dari keluarga non-patricius diHispania Betika (sekarangAndalusia), dan mulai menonjol saat menjalani masa baktinya dalam angkatan bersenjata pada masa pemerintahan Domitianus. Ia adalah kaisar yang kedua darilima kaisar budiman. Kaisar budiman yang pertama adalah Nerva. Sorak-sorai warga Roma yang menyambut gembira penobatannya ia balas dengan pemerintahan yang baik dan tanpa pertumpahan darah seperti yang terjadi pada masa pemerintahan Domitianus. Ia membebaskan banyak orang yang dipenjarakan dengan sewenang-wenang oleh Domitianus, dan mengembalikan harta kekayaan perseorangan yang pernah disita oleh Domitianus. Kebijakan ini sesungguhnya sudah dimulai oleh Nerva sebelum kemangkatannya.[102]

Traianus menaklukkan Dacia (kurang lebih wilayahRumania danMoldova sekarang ini), dan mengalahkan RajaDecebalus, yang pernahmengecundangi bala tentara Kaisar Domitianus. PadaPerang Dacia I (101–102),Dacia kalah dan menjadi negara gundal Romawi. PadaPerang Dacia II (105–106), Traianus menghancurkan seluruh kekuatan pertahanan Dacia, dan menjadikannya bagian dari wilayah Kekaisaran Romawi. Traianus juga menganeksasi negara gundalnya,Nabatea, dan menjadikannya ProvinsiArabia Petrea dalam wilayah Kekaisaran Romawi, yang meliputi kawasan selatan Negeri Syam dan kawasan barat laut Jazirah Arab.[103] Ia mendirikan banyak bangunan yang masih tegak sampai sekarang, misalnyaForum Traiani (alun-alun Traianus),Mercatus Traiani (pasar Trayanus), danColumna Traiani (tugu Trayanus). Arsitek andalannya adalahApollodorus Damascenus (Apollodorus asal Damsyik). Apollodoruslah yang merancangForum Traiani danColumna Traiani, serta mereka ulang gedungPantheum (kuil segala dewa-dewi). Gapura peringatan kemenangan Traianus diAncona danBeneventum juga adalah hasil rancangannya. Semasa Perang Dacia II, Apollodorus merancang sebuahjembatan besar melintasiSungai Donau bagi Traianus.[104]

Perang terakhir yang dilancarkan Traianus adalah perang melawanPartia. Kekaisaran Romawi dan Partia berbagi kekuasaan atas Armenia, sehingga langkah Partia mengangkat seorang raja untuk menduduki singgasanaKerajaan Armenia membuat Kekaisaran Romawi tersinggung, dan mendorong Traianus memaklumkan perang. Mungkin sekali Traianus berniat menjadi Kaisar Romawi pertama yang berhasil menaklukkan Partia, dan mengulangi kejayaanAleksander Agung, sang penakluk Asia.[105] Pada tahun 113, ia memimpin bala tentara Romawi bergerak menuju Armenia guna menggulingkan raja negeri itu. Pa tahun 115, Traianus berbalik ke selatan menuju jantung peradaban Partia, merebut kotaNisibis danBatnæ di kawasan utara Mesopotamia, mendirikan ProvinsiMesopotamia pada tahun 116, dan mencetak uang-uang logam sebagai pernyataan kedaulatan bangsa Romawi atas Armenia dan Mesopotamia.[106] Pada tahun yang sama, ia merebutSeleukia Tepi Tigris danKtesifon (dekat kotaBagdad sekarang ini), ibu kota Partia.[107] Sesudah memadamkan pemberontakan bangsa Partia danpemberontakan bangsa Yahudi, Trainanus terpaksa beristirahat karena kesehatannya terganggu. Pada tahun 117, sakitnya bertambah parah, dan ia akhirnya wafat akibatsembap. Ia menetapkanHadrianus menjadi ahli warisnya. Di bawah kepemimpinan Traianus, luas wilayah kedaulatan Kekaisaran Romawi mencapai puncaknya, yakni 2.500.000 mil persegi (6.474.970 kilometer persegi).[108]

Hadrianus sampai Commodus

[sunting |sunting sumber]
Peta lokasiTembok Hadrianus di kawasan utara Inggris, danTembok Antoninus di Skotlandia

Banyak orang Romawi bermigrasi ke Hispania (Spanyol danPortugal sekarang ini), turun-temurun menetap di negeri itu, dan adakalanya berkawin campur denganorang Iberia. KaisarHadrianus berasal dari salah satu keluarga Romawi semacam ini.[109] Hadrianus menarik mundur seluruh pasukan yang ditempatkan di Partia dan Mesopotamia (Irak sekarang ini), dan mengabaikan hasil aksi-aksi penaklukan Traianus begitu saja. Hadrianus mengerahkan bala tentara Romawi untuk memadamkan pemberontakan rakyat diMauritania danpemberontakan Bar Kohba di Yudea. Pemberontakan Bar Kohba adalah pemberontakan terbesar bangsa Yahudi melawan Romawi. Pemberontakan ini dapat dipadamkan dengan tindak kekerasan yang merenggut korban jiwa ratusan ribu orang Yahudi. Hadrianus mengganti nama provinsi Yudea menjadiProvincia Syria Palaestina, meniru nama salah satu musuh bebuyutan Yudea.[110] Ia membangun benteng-benteng dan tembok-tembok pertahanan, misalnyaTembok Hadrianus yang memisahkan wilayah Britania jajahan Romawi dari wilayahorang barbar di Skotlandia sekarang ini. Hadrianus, terkenal sebagai seorangpecinta kebudayaan Yunani. Ia mendukung kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan seni budaya, teristimewa seni budaya Yunani. Ia juga mengharamkantindak penyiksaan dan mengubah hukum-hukum menjadi lebih manusiawi. Hadrianus membangun banyak akuaduk, rumah pemandian, perpustakaan, dan gedung pertunjukan. Selain itu, ia melakukan perjalanan keliling ke hampir setiap provinsi dalam wilayah kekaisaran guna memeriksa keadaan militer dan prasarana.[111] Sepeninggal Hadrianus pada tahun 138 M, penggantinya, KaisarAntoninus Pius, membangun kuil-kuil, gedung-gedung pertunjukan, dan gedung-gedung makam, mendukung kegiatan-kegiatan seni budaya dan ilmu pengetahuan, serta menganugerahkan tanda jasa maupun dana kepada guru-gururetorika dan filsafat. Antoninus Pius hanya melakukan sedikit perubahan tatkala menjadi kaisar, dan sedapat mungkin mempertahankan kebijakan-kebijakan Hadrianus. Antoninus Pius memperluas wilayah Britania jajahan Romawi dengan menginvasi daerah yang kini menjadi kawasan selatan Skotlandia, dan membangunTembok Antoninus.[112] Ia juga melnajutkan kebijakan Hadrianus untuk mengubah hukum-hukum menjadi lebih manusiawi. Kaisar Antoninus Pius mangkat pada tahun 161 M.

Pantheum di kota Roma, dibangun pada masa pemerintahan KaisarHadrianus. KubahPantheum masih untuh sampai sekarang, dan merupakankubahbeton tak bertulang yang terbesar di dunia

Marcus Aurelius, yang termasyhur sebagai seorang filsuf, adalah yang terakhir dariLima Kaisar Budiman. Ia adalah seorang filsuf stoa, dan wrote theMeditationes (renungan-renungan). Ia mengalahkan suku-suku Barbar dalamPerang Markomani maupunKekaisaran Partia.[113] Rekannya sesama Kaisar Romawi,Lucius Verus, mangkat pada tahun 169 M, mungkin sekali akibat terjangkitwabah Antoninus, sejenis penyakit menular yang menewaskan hampir lima juta jiwa penduduk kekaisaran antara tahun 165 sampai tahun 180 M.[114]

Sejak masa pemerintahan Nerva sampai dengan masa pemerintahan Marcus Aurelius, Kekaisaran Romawi mengenyam kebahagiaan dan kemuliaan pada taraf yang belum pernah tercapai sebelumnya. Kuatnya pengaruh hukum dan tata krama sedikit demi sedikit mengeratkan persatuan antarprovinsi. Seluruh warga negara turut menikmati dampak dari kesejahteraan negara. Citra undang-undang dasar sebagai penjamin kebebasan tetap dijaga dan dihormati.Senatus tampak memegang kedaulatan tertinggi, dan melimpahkan seluruh kewenangan eksekutif pemerintah kepada kaisar.[butuh klarifikasi] Masa pemerintahanLima Kaisar Budiman dipandang sebagai zaman keemasan Kekaisaran Romawi.[115]

Commodus, putra Marcus Aurelius, naik takhta sepeninggal ayahnya. Ia tidak terhitung sebagai salah seorang "kaisar budiman", pertama-tama karena adanya ikatan kekerabatan langsung antara dirinya dan Marcus Aurelius, selain itu juga karena ia dinilai pasif dibanding kaisar-kaisar pendahulunya, yang acap kali turun langsung ke medan laga memimpin bala tentara. Commodus biasa bertarung dalam pertunjukan-pertunjukan laga gladiator, yang acapkali mempertontonkan kebengisan dan kebiadaban. Ia membunuh banyak warga negara, dan masa pemerintahannya menjadi awal daridekadensi Kekaisaran Romawi, sebagaimana yang diungkapkan oleh sejarawanCassius Dio, "sejarah kita kini merosot, dari kerajaan emas menjadi kerajaan besi dan karat."[116]

Wangsa Severana

[sunting |sunting sumber]

Commodus mangkat dibunuh komplotan yang melibatkanQuintus Aemilius Laetus dan istrinya, Marcia, menjelang akhir tahun 192 M. Tahun berikutnya dikenal sebagaiTahun Lima Kaisar.Helvius Pertinax,Didius Iulianus,Pescennius Niger,Clodius Albinus, danSeptimius Severus berturut-turut naik takhta dalam tahun yang sama. Helvius Pertinax, salah seorang anggotasenatus yang pernah menjadi tangan kanan Marcus Aurelius, adalah orang pilihan Quintus Aemilius Laetus. Ia memerintah dengan tegas dan adil, sampai-sampai membuat Quintus Aemilius Laetus iri hati dan merancang pembunuhan terhadap dirinya oleh laskarPraetoriani. LaskarPraetoriani selanjutnya melelang jabatan kaisar dan menyerahkannya kepada si pemenang lelang, Didius Julianus, yang bersedia membayar mereka sebanyak 25.000 kepingsestertius per kepala.[117] Warga Roma berulang kali memohon legiun-legiun penjaga tapal batas untuk datang menyelamatkan mereka. Legiun-legiun dari 3 provinsi perbatasan, yakniBritania,Panonia Hulu, danSuriah, yang kala itu sedang kecewa karena tidak kebagiandonativum, menanggapi permohonan warga Roma dengan mengangkat senapati masing-masing menjadi kaisar baru. Lucius Septimius Severus Geta, senapati legiun Panonia Hulu, menyuap pasukan-pasukan penentang, menganugerahkan pengampunan kepada laskarPraetoriani, dan naik takhta menjadi kaisar. Ia dan para penggantinya memerintah dengan sokongan legiun-legiun. Perubahan dalam pembuatanuang logam dan belanja militer merupakan biang keladi dari masalah keuangan selamaKrisis Abad Ketiga.

Septimius Severus

[sunting |sunting sumber]
Tondo Severana,ca. 199 M, memuat potret Septimius Severus, Iulia Domna, Caracalla, dan Geta, yang wajahnya terhapus

Septimius Severus naik takhta sesudah menginvasi Roma dan menewaskanDidius Iulianus. Kedua saingannya,Pescennius Niger danClodius Albinus, juga dimasyhurkan sebagaiimperator oleh kubu pendukung masing-masing. Septimius Severus segera menundukkan Percennius Niger diBizantium, dan menjanjikan gelarcaesar kepada Clodius Albinus (artinya menjanjikan jabatan kaisar-bersama).[118] Kendati demikian, Septimius Severus mengkhianati Clodius Albinus dengan mendakwanya telah mendalangi usaha untuk membunuhnya. Septimius Severus memimpin bala tentara menuju Galia dan mengalahkan Clodius Albinus. Semua tindakan ini membuatMachiavelli mengibaratkan Septimius Severus sebagai "singa yang buas sekaligus rubah yang cerdik"[119]

Septimius Severus berusaha menghidupkan kembali pemerintahan totaliter. Dalam amanatnya di hadapan rakyat dansenatus, ia memuji-muji ketegasan serta kebengisan Gaius Marius dan Sulla. Amanat ini tak ayal membuat para senator merasa was-was.[120] KetikaPartia menginvasi wilayah Romawi, Septimius Severus pun memaklumkan perang. Ia merebut kotaNisibis,Babel, danSeleukia Tepi Tigris. Sesampainya diKtesifon, ibu kota Partia, ia memerintahkan bala tentara Romawi untuk menjarah habis kota itu. Bala tentara Romawi membantai dan menawan banyak warga Ktesifon. Kendati demikian, ia gagal merebutHatra, sebuah kota yang makmur milik bangsa Arab. Septimius Severus membunuh legatusnya sendiri, hanya karena si legatus disegani legiun-legiun, dan bala tentaranya menderita kelaparan. Seusai aksi militer celaka ini, ia pulang ke Roma.[121] Septimius Severus juga berniat menundukkan seantero Britania. Untuk itu iamemaklumkan perang melawanorang Kaledoni. Sesudah banyak jatuh korban di pihak Romawi akibat medan yang sulit dan serangan-serangan dadakan orang-orang Barbar, Septimius Severus akhirnya turun langsung ke medan laga. Kendati demikian, ia akhirnya jatuh sakit dan mangkat pada tahun 211 AD, tatkala berumur 65 tahun.

Caracalla sampai Alexander Severus

[sunting |sunting sumber]
Patung dada KaisarCaracalla diMuseum Pergamon, Berlin

Sepeninggal Kaisar Severus,Caracalla danGeta, putra-putra mendiang, dinobatkan menjadi kaisar. Cekcok antara Caracalla dan Geta membuat warga Roma terbelah menjadi dua kubu. Geta menghembuskan nafas terakhir dalam dekapan ibunya, tewas dibunuh orang suruhan Caracalla. Pembunuhan 20.000 orang pengikut Geta juga mungkin terjadi atas perintah Caracalla. Sama seperti mendiang ayahnya, Caracalla suka berperang. Ia meneruskan kebijakan Severus, dan disegani pasukan-pasukan bala tentara Romawi. Caracalla bersifat kejam, dan dibayang-bayangi rasa bersalah atas pembunuhan adiknya. Ia tega memerintahkan pembunuhan orang-orang dekatnya, semisal Cilo, gurunya, danPapinianus, salah seorang sahabat mendiang ayahnya.

Ketika tahu bahwa warga kotaAleksandria tidak suka padanya, serta mempergunjingkan sifat buruknya, Caracalla pun mengundang para warga terkemuka Aleksandria ke sebuah acara perjamuan. Seluruh tamu undangan akhirnya tewas dibantai prajurit-prajurit Caracalla. Dari kuil Serapis yang aman terlidung, Caracalla memerintahkan pembantaian warga Aleksandria tanpa pandang bulu.[122][123] Pada tahun 212, ia mengeluarkanMaklumat Caracalla, berisi penganugerahan kewarganegaraan Romawi kepada semua laki-laki merdeka yang berdiam di dalam wilayah kekaisaran, tetapi pada saat yang sama ia juga menaikkan tarif pajak warisan, yang hanya dipungut dari warga negara Romawi, sampai 10 persen. Ramalan seorang tukang tenung bahwapraefectus praetorio,Macrinus, dan putranya akan memerintah kekaisaran, dilaporkan secara tertulis kepada Caracalla, tetapi jatuh ke tangan Macrinus. Sadar bahwa ia harus bertindak jika tidak ingin mati konyol, Macrinus pun merancang pembunuhan Caracalla oleh salah seorang pengawalnya selagi berziarah ke kuildewi Luna diHaran pada tahun 217 M.

Macrinus, yang tidak cakap memerintah, naik takhta menjadi kaisar yang baru, tetapi bermastautin di Antiokhia, alih-alih di Roma. Masa pemerintahannya yang singkat berakhir pada tahun 218, manakalaBassianus, pendeta kuil dewa matahari di Emesa, konon anak haram Caracalla, dimasyhurkan sebagai kaisar oleh prajurit-prajurit bawahan Macrinus yang merasa kecewa dengannya. Dengan suap, Bassianus berhasil mendapatkan dukungan legiuner-legiuner, dan mengerahkan mereka untuk memerangi Macrinus dan laskar Praetoriani. Bassianus mengganti namanya menjadi Antoninus, tetapi lebih dikenal dalam sejarah dengan namaElagabalus, nama dewa sesembahannya, yang dilambangkan dengan sebongkah batu hitam besar. Elagabalus tidak cakap memerintah lagi gasang orangnya.[38] Ia dikenal boros dan suka berfoya-foya, sehingga menggusarkan semua orang kecuali anak-anak emasnya.Cassius Dio,Herodianus, dan kitabHistoria Augusta, mengabadikan banyak keterangan mengenai sifat borosnya ini. Ia mengadopsi saudara sepupunya,Alexander Severus, memberinya gelarcaesar, tetapi kemudian iri padanya, dan berusaha membunuhnya. Laskar Praetoriani, yang lebih memihak Alexander Severus, membunuh Elagabalus, menyeret penggalan-penggalan jenazahnya menyusuri jalan-jalan kota Roma sebelum akhirnya dibuang ke Sungai Tiber. Elagabalus digantikan olehAlexander Severus, saudara sepupunya. Alexander Severus memerangi banyak musuh, semisalPersia yang sudah pulih seperti sediakala, dansuku-suku Jermanik yang menginvasi Galia. Kekalahan-kekalahannya di medan perang menimbulkan rasa tidak puas di kalangan prajurit. Ia akhirnya tewas dibunuh para prajurit saat sedang memimpin perang melawan suku-suku Jermanik pada tahun 235 M.[124]

Krisis abad ke-3

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Krisis Abad Ketiga
Kekaisaran Romawi mengalami perpecahan, yang melahirkanKekaisaran Tadmur danKekaisaran Galia

Malapetaka besar muncul sepeninggalAlexander Severus. Kekaisaran Romawi didera perang-perang saudara,invasi-invasi dari luar, kekacauan politik,wabah-wabah penyakit, dankelesuan perekonomian.[38][125] Nilai-nilai warisan leluhur sudah ditinggalkan, dankepercayaan terhadap dewa Mitra maupun agama Kristen mulai menyebar luas di tengah masyarakat. Kaisar-kaisar pun bukan lagi orang-orang dari kalangan ningrat, melainkan putra-putra rakyat jelata dari pelosok-pelosok wilayah kekaisaran, yang tampil menonjol setelah berjuang meniti karier dalam angkatan bersenjata dan akhirnya meraih tampuk kekuasaan melalui perang saudara.

Dalam kurun waktu 49 tahun saja, sudah 26 kaisar silih berganti menduduki takhta kekaisaran. Keadaan ini menunjukkan betapa goyahnya perpolitikan Kekaisaran Romawi kala itu.Maximinus Thrax adalah orang pertama yang menjadi kaisar dalam kurun waktu ini. Ia hanya mampu berkuasa selama tiga tahun. Kaisar-kaisar lain hanya mampu bertahan selama beberapa bulan saja, misalnyaGordianus I,Gordianus II,Balbinus, danHostilianus. Keselamatan rakyat dan tapal batas pun terabaikan, karena kaisar-kaisar lebih mementingkan urusan menjegal saingan dan mengukuhkan kekuasaannya sendiri. Perekonomian mengalami kelesuan selama kurun waktu ini. Pengeluaran besar untuk belanja militer pada zamanwangsa Severana mengakibatkan terjadinya devaluasi uang logam Romawi.Inflasi tak terkendali juga terjadi pada kurun waktu ini.Wabah Siprianus merebak pada tahun 250, dan merenggut nyawa banyak orang.[126] Pada tahun 260 M, ProvinsiSuriah Palestina, ProvinsiAsia Kecil, dan ProvinsiMesir pecah dari Kekaisaran Romawi dan membentukKekaisaran Tadmur, yang diperintah oleh RatuZenobia dan berpusat di kotaTadmur. Pada tahun yang sama,Postumus mendirikanKekaisaran Galia, yang meliputi wilayah Provinsi Britania dan Provinsi Galia.[127] Kedua negara pecahan Kekaisaran Romawi ini terbentuk sesudahKaisar Valerianus menjadi tawananwangsa Sasan, yang berkuasa diPersia kala itu. Valerianus adalah pemimpin Romawi pertama yang ditawan musuh, sehingga menjadi aib besar bagi bangsa Romawi.[126] Krisis mulai mereda pada masa pemerintahan KaisarClaudius Gothicus (268–270), yangberhasil mematahkan invasiorang Goth, dan KaisarAurelianus (271–275), yang berhasil menaklukkan kembali Kekaisaran Galia maupun Kekaisaran Tadmur.[128][129] Krisis akhirnya dapat diatasi pada masa pemerintahan KaisarDiocletianus.

Zaman kekaisaran – pemerintahan paradominus

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Kekaisaran Romawi

Diocletianus

[sunting |sunting sumber]
Sekepingfollis bergambarKaisar Diocletianus

Pada tahun 284 M, Diocletianus dimasyhurkan sebagaiimperator oleh angkatan bersenjata kawasan timur. Diocletianus memulihkan kekaisaran dari krisis, melalui perubahan haluan politik dan ekonomi. Suatu bentuk pemerintahan yang baru pun dibentuk, yaknitetrarchia (catur rajya). Wilayah Kekaisaran Romawi dibagi menjadi empat bagian, dua di kawasan barat dan dua di kawasan timur, masing-masing diperintah oleh seorang kaisar. Keempat serangkai yang pertama adalah Diocletianus (di timur),Maximianus (di barat), serta dua orang kaisar-muda, yakniGalerius (di timur) danFlavius Constantius (di barat). Demi memperbaiki perekonomian negara, Diocletianus melakukan sejumlah pembaharuan perpajakan.[130]

Diocletianus mengusir bangsa Persia yang merajalela di Suriah, dan menaklukkan sejumlah suku barbar bersama Maximianus. Diocletianus meniru banyak perilaku raja-raja Dunia Timur, misalnya mengenakan perhiasan dari mutiara serta berjubah dan berterompah kencana. Setiap orang yang menghadap kaisar pun diwajibkan bersujud menyembah seturut adat Dunia Timur, yang belum pernah dipraktikkan di Roma sebelumnya.[131] Diocletianus tidak lagi berpura-pura bahwa negara masih berbentuk republik, sebagaimana yang dilakukan kaisar-kaisar pendahulunya semenjakAugustus berkuasa.[132] Antara tahun 290 dan tahun 330, setengah lusin kota ditetapkan menjadi ibu kota baru oleh kaisar-kaisar empat serangkai, baik secara resmi maupun tidak, yakni Antiokhia, Nikomedia, Tesalonika, Sirmium, Milan, dan Trier.[133] Diocletianus juga bertanggung jawab atas aksi aniaya besar-besaran terhadap umat Kristen pada masa pemerintahannya. Pada tahun 303, Diocletianus danGalerius memulai aksi aniaya tersebut, memerintahkan penghancuran rumah-rumah ibadat dan kitab-kitab agama Kristen, serta mengharamkan peribadatan Kristen.[134] Diocletianus turun takhta pada tahun 305 M bersama-sama denganMaximianus. Dengan demikian, ia adalah Kaisar Romawi pertama yang melepaskan jabatannya. Masa pemerintahannya menyudahi era pemerintahan kaisar-kaisar pendahulunya, yaknipemerintahan paraprinceps (ketua), dan mengawali era pemerintahan yang baru,pemerintahan paradominus (tuan besar).

Aula Palatina (balairung) diTrier, Jerman (bagian dariProvinsiGallia Belgica pada zaman Kekaisaran Romawi), sebuahbasilikaKristen yang dibangun pada masa pemerintahanKaisar Constantinus I (memerintah 306–337 M)

Constantinus dan agama Kristen

[sunting |sunting sumber]

Constantinus naik takhta menjadi salah seorang dari empat serangkai pada tahun 306. Ia berulang kali memerangi ketiga rekannya. Pertama-tamaMaxentius ia tundukkan pada tahun 312. Pada tahun 313, ia menerbitkanMaklumat Milan, yang menjamin kebebasan umat Kristen untuk mengamalkan ajaran agamanya.[135] Constantinus akhirnya memeluk agama Kristen, sehingga perbawa agama Kristen pun terdongkrak. Ia memulai usaha kristenisasi Kekaisaran Romawi dan Eropa, yang baru dituntaskan oleh Gereja Katolik padaAbad Pertengahan. Ia dikalahkanorang Franka danorang Alemani pada kurun waktu 306–308. Pada tahun 324, ia menundukkanLicinius, salah seorang rekannya sesama kaisar, dan akhirnya menyatukan kembali kekuasan atas seantero wilayah Kekaisaran Romawi seperti pada masa sebelum Diocletianus berkuasa. Sebagai kenang-kenangan akan kejayaannya, dan demi kepentingan agama Kristen, Constantinus membangun kembali kotaBizantium dan mengganti namanya menjadi Nova Roma (Roma Baru), tetapi tak lama kemudian kota ini pun lazim dikenal dengan julukannya dalam bahasa Yunani, yakniKonstantinopolis (Kota Constantinus).[136][137]

Masa pemerintahanIulianus, kaisar yang berusaha menghidupkan kembaliagama asli Romawi danYunani akibat dipengaruhi penasihatnya,Mardonius, hanyalah jeda singkat dalam kurun waktu pemerintahan kaisar-kaisar Kristen. Konstantinopolis menjadi ibu kota baru Kekaisaran Romawi. Roma memang sudah kehilangan arti pentingnya semenjak timbul Krisis Abad Ketiga.Mediolanum menjadi ibu kota wilayah barat dari tahun 286 sampai tahun 330, sebelumKaisar Honorius menetapkanRavenna menjadi ibu kota yang baru pada abad ke-5.[138] Kebijakan Constantinus untuk melakukan tata ulang moneter dan pembaharuan tata usaha negara, yang mampu mempersatukan kembali seantero wilayah Kekaisaran Romawi di bawah pemerintahan satu orang kaisar, serta usahanya membangun kembali kota Bizantium telah menimbulkan perubahan besar pada kurun waktu pertengahanAbad Kuno.

Runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat

Pada akhir abad ke-4 dan abad ke-5, wilayah barat Kekaisaran Romawi memasuki masa genting yang berakhir denganruntuhnya Kekaisaran Romawi Barat.[139] Di bawah kepemimpinan kaisar-kaisar terakhir dariwangsa Constantiniana danwangsa Valentiniana, Roma kalah telak dalam pertempuran melawanKekaisaran Wangsa Sasan dansuku-suku barbarGermanika.Kaisar Iulianus Si Murtad gugur dalamPertempuran Samara melawan Persia pada tahun 363, sementara KaisarValens gugur dalamPertempuran Adrianopolis melawanorang Goth pada tahun 378. Sesudah menang perang, orang Goth tidak kunjung dapat dienyahkan maupun berbaur dengan masyarakat Kekaisaran Romawi.[140] Kaisar berikutnya,Theodosius I (379–395), kian memperkukuh agama Kristen, dan setelah ia mangkat, Kekaisaran Romawi dibagi menjadiKekaisaran Romawi Timur danKekaisaran Romawi Barat, masing-masing dipimpin olehArcadius danHonorius, kedua putranya.

Invasi suku-suku Barbar ke wilayah Kekaisaran Romawi pada kurun waktu 100–500 M.Orang Visigoth memasukiAthena.Penjarahan Roma oleh Orang Barbar pada Tahun 410 karyaJoseph-Noël Sylvestre.

Keadaan menjadi kian genting pada tahun 408, sepeninggalStilicho, senapati yang berikhtiar mempersatukan kembali kekaisaran yang terbagi dua dan berjasa mengusir suku-suku bangsa barbar yang menginvasi wilayah kekaisaran pada tahun-tahun permulaan abad ke-5 M. Angkatan bersenjata lapangan yang profesional hancur berantakan. Pada tahun 410, zamanwangsa Theodosiana,orang Visigoth menyerbu dan menjarah rayah kota Roma.[141] Pada abad ke-5, Kekaisaran Romawi Barat mengalami penyusutan wilayah kedaulatan.Orang Vandal menaklukkanAfrika Utara,orang Visogoth menduduki kawasan selatanGalia,orang Suebi merebutHispania Galisia,Britania ditelantarkan pemerintah pusat, dan Kekaisaran Romawi dirongrong invasi-invasiAttila, pemimpinorang Hun.[142][143][144][145][146][147] SenapatiOrestes menolak memenuhi tuntutan-tuntutan suku-suku barbar "sekutu", yang kala itu merupakan bagian dari angkatan bersenjata kekaisaran, dan berusaha mengusir mereka dari Italia. Tindakan Orestes membuatOdoacer, pemimpin suku-suku barbar sekutu, naik pitam. Odoacer mengalahkan sekaligus menewaskan Orestes, menginvasiRavenna, dan menggulingkan KaisarRomulus Augustus, putra Orestes. Peristiwa yang terjadi pada tahun 476 ini biasanya dianggap sebagai tonggak sejarah penanda batas antaraAbad Kuno danAbad Pertengahan.[148][149] Mantan kaisar keturunan ningrat yang digulingkan Orestes,Yulius Nepos, terus memerintah selaku kaisar diDalmatia, bahkan sesudah penggulinganRomulus Augustus, sampai mangkat pada tahun 480. Beberapa sejarawan berpandangan bahwa Iulius Neposlah Kaisar Romawi Barat yang terakhir, bukan Romulus Augustus.[150]

Setelah merdeka selama kurang lebih 1200 tahun, dan adidaya selama hampir 700 tahun, negara bangsa Romawi di belahan Dunia Barat akhirnya runtuh.[151] Semenjak saat itu pula muncul berbagai macam pendapat mengenai sebab-musabab runtuhnya Roma, antara lain akibat hilangnya bentuk pemerintahan republik, kemerosotan akhlak, tirani militer, perang antargolongan, perbudakan, kemandekan ekonomi, perubahan lingkungan, wabah penyakit, kemerosotan ras Romawi, serta pasang surut yang sudah menjadi suratan takdir semua peradaban. Ketika Kekaisaran Romawi Barat tumbang, banyak di antarakaum pemeluk agama asli mengambinghitamkan agama Kristen dan kemerosotan agama warisan leluhur bangsa Romawi sebagai biang keladinya; sejumlah pemikir rasionalis pada Zaman Modern menyalahkan perubahan dari agama kepahlawanan ke agama anti kekerasan yang menyusutkan jumlah prajurit sebagai biang keladinya; sementara tokoh-tokoh Kristen, semisalAgustinus dari Hipo, berpendapat bahwa lantaran berkubang dalam dosa-dosa, maka bangsa Romawi sendiri yang patut disalahkan.[152]

Kekaisaran Romawi Timur lain lagi nasibnya. Kekaisaran ini bertahan selama hampir 1000 tahun setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat, dan menjadi negara Kristen yang paling stabil sepanjang Abad Pertengahan. Pada abad ke-6,Kaisar Yustinianus I berhasi merebut kembalisemenanjung Italia dariorang Ostrogoth,Afrika Utara dariorang Vandal, dankawasan selatan Hispania dariorang Visigoth. Kendati demikian, beberapa tahun sepeninggal Yustinianus, wilayah kekuasaan Romawi Timur di Italia dipersempit olehorang Lombardi yang masuk dan bermukim di jazirah itu.[153] Kekaisaran Romawi Timur tetap memegang kekuasaan atas porsi yang cukup signifikan di semenanjung Italia, termasuk kota Roma sendiri di bawahEksarkat Ravenna, sampai 751 M. Di Timur, dampakwabah Yustinianus danPerang Romawi–Persia (602–628 M) melemahkan posisi kekaisaran yang membuka gerbang bagikedatangan Islam.Para pemeluk agama baru tersebut bergerak cepatmenaklukkan Syam,Armenia, danMesir semasa berlangsungnyaperang-perang Arab-Romawi Timur, dan tak lama kemudianmengincar Konstantinopel sendiri.[154][155] Pada abad berikutnya, bangsa Arab juga berhasilmenguasai kawasan selatan Italia dan pulau Sisilia.[156] Di sebelah barat wilayah Kekaisaran Romawi Timur, suku-suku Slav juga berhasil menerobos masuk sampai jauh ke Jazirah Balkan.

Meskipun demikian, Kekaisaran Romawi Timur mampu membendung gerak ekspansi Islam ke wilayahnya pada abad ke-8. Bahkan semenjak abad ke-9, Kekaisaran Romawi Timur sanggup pula merebut kembali daerah-daerah yang sudah ditaklukkan bala tentara Islam.[154][157] Pada tahun 1000 M, Kekaisaran Romawi Timur sedang jaya-jayanya.Kaisar Basilius II menaklukkanBulgaria dan Armenia, kebudayaan dan perniagaan pun berkembang.[158] Namun laju ekspansi mendadak terhenti pada tahun 1071, setelah Romawi Timur terkecundang dalamPertempuran Manzikert. Kekalahan ini menggiring Kekaisaran Romawi Timur memasuki kurun waktu kemerosotan. Setelah dua dasawarsa dirongrong kemelut di dalam negeri dan invasiorang Turk,Kaisar Alexius I akhirnya meminta pertolongan kerajaan-kerajaan Eropa Barat pada tahun 1095.[154] Eropa Barat menanggapi permintaannya dengan memaklumkanPerang Salib, yang justru berujung pada peristiwaPenjarahan Konstantinopolis oleh laskar-laskarPerang Salib IV. Jatuhnya Konstantinopolis ke tangan laskar-laskar Perang Salib pada tahun 1204 mengakibatkan Kekaisaran Romawi Timur terpecah belah menjadi banyak negara kecil; yang paling kuat di antaranya adalahKekaisaran Nicaea.[159] Sesudah bala tentara kekaisaran berhasil merebut kembali Konstantinopolis, keadaan Kekaisaran Romawi Timur hanya sedikit lebih bagus dari sekadar sebuah negara Yunani yang terpojok di pesisirLaut Aigea. Kekaisaran Romawi Timur akhirnya runtuh sesudahkota Konstantinopolis ditaklukkan olehMehmed Sang Penakluk pada tanggal 29 Mei 1453.[160]

Kemasyarakatan

[sunting |sunting sumber]
Forum Romanum, pusat kegiatan politik, ekonomi, kebudayaan, dan keagamaan kota Roma pada zamanrepublik dankekaisaran

Roma adalah kota terbesar di Kekaisaran Romawi, dengan populasi kira-kira 450.000 sampai hampir satu juta jiwa.[161][162][163] Ruang-ruang publik di kota Roma dibisingkan derap kuda dan gelingsir roda-rodakereta yang terbuat dari besi sampai-sampaiGaius Iulius Caesar pernah mengusulkan agar kereta dilarang berlalu-lalang pada siang hari. Perkiraan sejarah menunjukkan bahwa sekitar 20% dari populasi yang tunduk di bawah daulat Romawi Kuno (25–40%, tergantung tolok ukurnya, di Jazirah Italia)[164] berdiam di kota-kota yang tak terbilang jumlahnya, dengan populasi 10.000 jiwa ke atas, dan di sejumlahpermukiman militer; tingkat urbanisasi yang sangat tinggi menurut tolok ukur praindustri. Sebagian besar dari kota-kota ini memilikiforum (alun-alun), kuil-kuil, dan bangunan-bangunan lain seperti yang terdapat di kota Roma. Angka harapan hidup kira-kira 28 tahun.[165]

Hukum

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Hukum Romawi

Cikal bakal asas-asas dan praktik-praktik hukumRomawi Kuno adalahUndang-Undang Dua Belas Loh yang diundangkan pada tahun 449 SM, dan hukum-hukum bangsa Romawi yang dikodifikasikan atas titahKaisar Iustinianus I sekitar tahun 530 M.Corpus Iuris Civilis (Khazanah Hukum Rakyat), hasil dari pengodifikasian hukum-hukum bangsa Romawi ini tetap diberlakukan pada zamanKekaisaran Romawi Timur, dan menjadi dasar dari pengodifikasian serupa di kawasan barat daratan Eropa. Hukum Romawi, dalam arti luas, terus diberlakukan di hampir seluruh pelosok Eropa sampai akhir abad ke-17.

Himpunan hukum bangsa Romawi Kuno, sebagaimana termaktub dalam kitab undang-undang hukum Kaisar Iustinianus dan kitab undang-undang hukum Kaisar Theodosius, terdiri atas tiga kelompok utama, yakniIus Civile,Ius Gentium, danIus Naturale.Ius Civile (adat rakyat) adalah serangkaian hukum yang wajib ditaati warga negara Romawi.[166]Praetor Urbanus (penghulu warga kota) adalah pejabat negara yang berwenang mengadili perkara-perkara yang melibatkan warga negara.Ius Gentium (adat bangsa-bangsa) adalah serangkaian hukum yang berlaku bagi orang-orang asing dan urusan-urusannya dengan warga negara Romawi.[167]Praetor Peregrinus (penghulu warga asing) adalah pejabat negara yang berwenang mengadili perkara-perkara yang melibatkan warga negara dan warga asing.Ius Naturale (adat kodrati) adalah serangkaian hukum yang dianggap berlaku bagi seluruh umat manusia.

Penggolongan masyarakat

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Kelas sosial pada zaman Romawi kuno danStatus dalam sistem hukum Romawi
Patung dadaCato Tua, abad pertama SM
Sang Orator,ca. 100 SM, patung perunggu Etruski-Romawi yang menggambarkan sosok Aule Metele (bahasa Latin:Aulus Metellus), seorang pria Etruski dalam sikap tubuhsedang beretorika, berselubungtoga Romawi dengan tatahan iskripsi dalamaksara Etruski

Masyarakat Romawi Kuno bersifathierarkis.Budak-budak belian (bahasa Latin:servi) berada pada jenjang terbawah,orang-orang yang dimerdekakan (bahasa Latin:liberti) berada pada jenjang menengah, sementara warga negara yang terlahir merdeka (bahasa Latin:cives) menempati jenjang teratas. Warga negara yang terlahir merdeka pun masih terbagi lagi menjadi beberapa golongan. Penggolongan yang paling luas dan paling tua adalah penggolongan menjadikaumpatricius, yakni golongan orang-orang yang termasuk nasab 100 orangpitarah, sesepuh masyarakat perdana kota Roma, dankaumplebs, yakni golongan orang-orang yang tidak termasuk nasab mereka. Penggolongan semacam ini dianggap tidak terlalu penting lagi pada penghujung zaman republik, karena sejumlah keluarga kaumplebs sudah menjadi kaya raya dan berkiprah di gelanggang polik, sementara sejumlah keluargapatricius mengalami keterpurukan ekonomi. Siapa saja,patricius maupunplebs, yang dapat membuktikan bahwa salah seorang leluhurnya pernah menduduki jabatanconsul, adalahorang mulia (bahasa Latin:nobilis). Orang pertama dari sebuah keluarga yang berhasil menduduki jabatanconsul, semisalGaius Marius danCicero, disebutnovus homo (orang baru), orang yang memuliakan keturunannya. Kendati demikian, status keturunanpatricius masih tetap dihargai orang, dan masih banyak jabatan keagamaan yang hanya boleh diemban oleh kaumpatricius.

Penggolongan yang lambat laun dianggap lebih penting adalah penggolongan menurut kelayakan ikut serta bela negara. Golongan seseorang ditetapkan secara berkala olehcensor, berdasarkan jumlah harta kekayaannya. Golongan terkaya adalah golongansenatus (sesepuh), yang menguasai gelanggang politik dan mengendalikan angkatan bersenjata. Setingkat di bawahnya adalah golonganeques (kesatria), yang mula-mula adalah golongan orang-orang yang mampu memiliki seekor kuda perang. Golonganeques merupakan golongan saudagar yang berkuasa. Di bawaheques masih ada beberapa golongan lagi menurut jenis perlengkapan perang yang mampu dimiliki anggotanya, dan jenjang terbawah ditempati olehproletarius (penghasil keturunan), yakni warga negara tanpa properti yang hanya mampu menyumbangkan warga baru bagi negara. Sebelum tatanan militer Romawi dirombak oleh Gaius Marius, golonganproletarius dinilai tidak layak diikutsertakan dalam kegiatan bela negara, dan sering kali digambarkan sebagai kaum yang hanya lebih berharta dan lebih terpandang daripada mantan budak belian.

Hak suara seseorang pada zaman republik tergantung pada golongannya. Rakyat dibagi menjaditribus (suku-suku) pemberi suara, tetapi suku-suku golongan kaya lebih sedikit anggotanya daripada suku-suku golongan miskin, dan seluruhproletarius dikelompokkan menjadi satu suku saja. Pemungutan suara diselenggarakan secara berjenjang, mulai dari golongan teratas sampai golongan terbawah, dan ditutup segera sesudah sebagian besar suku sudah memberi suara, sehingga golongan-golongan miskin acap kali tidak berkesempatan menggunakan hak suara mereka.

Kaum perempuan memiliki sejumlah hak asasi yang sama dengan kaum lelaki, tetapi tidak dianggap sebagai warga negara yang benar-benar setara dengan kaum lelaki, sehingga tidak diizinkan ikut serta dalam pemungutan suara maupun berkiprah di gelanggang politik. Kendati demikian pembatasan terhadap kaum perempuan sedikit demi sedikit diperlonggar (karena adanyaemansipasi), sehingga kaum perempuan akhirnya bebas dari kewajiban untuk tunduk padapater familias, mendapat hak untuk memiliki tanah dan bangunan, bahkan mendapatkan lebih banyak hak yuridis dibanding suami-suami mereka, tetapi tetap saja tidak berhak ikut serta dalam pemungutan suara, dan tidak dibenarkan berkecimpung dalam dunia politik.[168]

Kota-kota asing yang menjalin persekutuan dengan Roma sering kali dianugerahiIus Latii (hak adat orang Latini), yakni status di antara warga negara Romawi yang seutuhnya dan warga asing (peregrini), sehingga mereka mendapatkan hak-hak warga negara berdasarkanhukum Romawi dan para petingginya berpeluang menjadi warga negara Romawi yang seutuhnya. Kendati cakupannya berbeda-beda, ada dua macamIus Latii yang utama, yaknicum suffragio (dengan hak suara, yakni dibenarkan untuk ikut serta dalamtribus dancomitia tributa) dansine suffragio (tanpa hak suara, yakni tidak dibenarkan ikut campur dalam urusan politik Romawi). Sebagian besar negara kota sekutu Roma di Jazirah Italia diberi kewarganegaraan penuh seusaiPerang Sekutu tahun 91–88 SM, dankewarganegaraan Romawi penuh dianugerahkan kepada semua laki-laki yang terlahir merdeka di wilayah Kekaisaran Romawi olehKaisar Caracalla pada tahun 212 M.

Pendidikan

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Pendidikan di Romawi Kuno

Pada permulaan zaman Republik Romawi, belum ada sekolah-sekolah untuk umum, sehingga anak-anak lelaki diajari baca tulis oleh orang tua masing-masing, atau oleh seorang budak terpelajar yang disebutpaedagogus, dan lazimnya berkebangsaan Yunani.[169][170][171] Tujuan utama pendidikan kala itu adalah melatih anak-anak muda agar menguasai ilmu bercocok tanam, ilmu perang,adat istiadat bangsa Romawi, dan urusan-urusan kepamongprajaan.[169] Remaja-remaja lelaki banyak belajar tentang kehidupan bermasyarakat dengan cara menyertai ayah mereka menghadiri acara-acara keagamaan dan politik, termasuk menghadiri sidang-sidangsenatus bagi putra-putra keluarga ningrat.[170] Jika sudah berumur 16 tahun, putra-putra keluarga ningrat biasanya magang padatokoh-tokoh politik terkemuka, dan ikut berperang bersama angkatan bersenjata saat berumur 17 tahun. Aturan ini masih diterapkan oleh sejumlah keluarga ningrat pada zaman kekaisaran.[170] Praktik-praktik pendidikan diubah suai seiring masuknya pengaruh Yunani sesudah kerajaan-kerajaan Helenistik ditaklukkan pada abad ke-3, kendati praktik-praktik pendidikan Romawi tetap saja berbeda jauh dari praktik-praktik pendidikan Yunani.[170][172] Jika orang tua mampu menanggung biayanya, anak-anak lelaki dan beberapa anak perempuan yang sudah berumur 7 tahun dimasukkan ke sekolah swasta di luar rumah yang disebutludus. Gurunya disebutlitterator ataumagister ludi, dan sering kali berkebangsaan Yunani. Di sekolah ini, murid-murid mendapatkan pelajaran dasar membaca, menulis, aritmetika, dan kadang-kadang bahasa Yunani, sampai mereka berumur 11 tahun.[170][171][173]

Murid-murid yang sudah berumur 12 tahun menempuh pendidikan di sekolah sekunder. Gurunya disebutgrammaticus, dan mengajarkankesusastraan Yunani danRomawi.[170][173] Sesudah berumur 16 tahun, sebagian murid melanjutkan pendidikan di sekolahretorika. Gurunya disebutrhetor, dan lazimnya berkebangsaan Yunani.[170][173] Pendidikan pada tahap ini bertujuan mempersiapkan murid untuk berkarier di bidang hukum, sehingga mewajibkan mereka untuk menghafal undang-undang Roma.[170] Murid-murid bersekolah setiap hari, kecuali pada hari besar keagamaan dan hari-hari pasar. Ada pula masa libur setiap musim panas.

Pemerintahan

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Undang-Undang Dasar Romawi danSejarah Undang-Undang Dasar Romawi

Pada mulanya, Roma diperintah olehraja-raja, yang silih berganti dipilih dari suku-suku utama di kota Roma.[174] Hakikat kewenangan Raja Roma tidak diketahui secara pasti. Mungkin saja nyaris mutlak, dan mungkin pula setaraf kewenangan eksekutifkemanunggalan sesepuh dan rakyat. Setidaknya dalam urusan militer, kewenangan memerintah (Imperium) raja mungkin sekali bersifat mutlak. Raja juga merupakanpanatagama negara. Di samping kewenangan raja, masih ada tiga lembaga tata usaha negara, yaknisenatus,comitia curiata, dancomitia calata.Senatus (majelis sesepuh) bertindak selaku dewan penasihat raja,comitia curiata (sidang majelis perkauman) berwenang mengajukan dan mengesahkan undang-undang yang dicetuskan raja, sementaracomitia calata (sidang majelis pengimbauan) adalah sidang majelis para pendeta yang berwenang mengumpulkan rakyat untuk menyaksikan tindakan tertentu, mendengarkan pengumuman, dan menetapkanperayaan-perayaan serta hari-hari besar keagamaan untuk bulan berikutnya.

Gambaran jalannya sidangsenatus,Cicero mencecarCatilina, dari sebuah fresko abad ke-19

Pertentangan antargolongan di negaraRepublik Romawi memunculkan suatu tatanan campuran antara demokrasi danoligarki. Istilah "republik" berasal dari kata Latinres publica, yang makna harfiahnya adalah "urusan kemasyarakatan". Menurut tradisi,rancangan undang-undang hanya boleh diloloskan melalui pemungutan suara dalam sidang rakyat (comitia tributa, sidang majelis warga suku). Calon-calon pejabat publik pun ditetapkan oleh rakyat. Kendati demikian,senatus menjadi semacam lembaga oligarki, yang bertindak selaku dewan penasihat.

Pada zaman republik,senatus sungguh-sungguh memiliki kewenangan (auctoritas), tetapi tidak memiliki kuasa legislatif yang nyata. Pada dasarnyasenatus hanyalah sebuah dewan penasihat. Kendati demikian, karena tiap-tiap senator adalah tokoh yang sangat berpengaruh, maka sukar sekali mengambil tindakan apa pun yang bertentangan dengan mufakatsenatus. Senator-senator baru dipilih dari antara tokoh-tokohpatricius yang paling cendekia olehjawatan cacah jiwa (bahasa Latin:censura), yang juga berwenang memakzulkan seorang senator jika kedapatan "bobrok akhlaknya", misalnya menerima suap, atau memeluk istri orang di muka umum seperti pada zamanCato Tua. DiktatorSulla pernah mengatur agar orang-orang yang terpilih menjadiquaestor (penyidik) serta merta juga menjadi anggotasenatus, tetapi praktik semacam ini tidak bertahan lama.

Republik Romawi tidak memilikibirokrasi yang bersifat tetap, dan mengumpulkan pajak dengan cara menjual hak memungut cukai kepada pemborong. Jawatanquaestor,aedilis, ataupraefect didanai oleh si penyandang jabatan. Agar tak seorang pun warga negara memiliki wewenang berlebih, paramagistratus baru dipilih tiap-tiap tahun dan harus berbagi kewenangan kekuasaan dengan seorang rekan sejawatnya. Sebagai contoh, dalam keadaan normal, kewenangan tertinggi dipegang oleh dua orangconsul. Dalam keadaan darurat, dapat ditunjuk seorangdictator (pengarah) untuk memegang kewenangan tertinggi untuk sementara waktu. Sepanjang zaman republik, sistem tata usaha negara berulang kali diperbaiki agar selaras dengan keperluan-keperluan yang baru muncul. Pada akhirnya, sistem tata usaha negara Republik Romawi terbukti tidak efisien untuk digunakan mengatur wilayah kekuasaan Roma yang terus-menerus bertambah luas, dan menjadi salah satu faktor yang mendorong lahirnyaKekaisaran Romawi.

Pada permulaan zaman kekaisaran, pemerintah tetap saja berlagak seakan-akan negara masih berbentuk republik.Kaisar Romawi hanya dicitrakan sebagai seorangprinceps, "warga negara nomor satu", sementarasenatus mengambil alih kuasa legislatif dan seluruh kewenangan hukum yang sebelumnya dikuasai oleh sidang-sidang rakyat. Kendati demikian, pemerintahan para kaisar kian lama kianautokratis, dansenatus akhirnya menjadi sekadar dewan penasihat yang diangkat oleh kaisar. Kekaisaran Romawi tidak mewarisi perangkat birokrasi dari zaman republik, karena Republik Romawi tidak memiliki struktur-struktur pemerintahan yang permanen selainsenatus. Kaisar mengangkat para pembantu dan penasihat, tetapi Kekaisaran Romawi tetap saja kekurangan banyak lembaga negara, misalnya lembaga penyusunanggaran belanja negara yang terpusat. Beberapa sejarawan mengedepankan hal ini sebagai salah satu faktor penting yang menjadi biang keladikemerosotan Kekaisaran Romawi.

Militer

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Sejarah militer Romawi Kuno,Militer Romawi Kuno,Sejarah struktural militer Romawi,Angkatan Darat Romawi, danAngkatan Laut Romawi
Replika modern dari zirah jenislorica segmentata, dikenakan serangkai dengan baju halkah sesudah abad pertama tarikh Masehi
Rekonstruksimenara Romawi diLimesTaunus,Jerman

Sebagaimana angkatan bersenjatanegara-negara kota pada zamannya yang terpengaruh peradaban Yunani, angkatan bersenjata Romawi terdahulu (ca. tahun 500 SM) adalah barisanmilitia warga kota yang menerapkan siasat perang alahoplites. Jumlah personelnya tidak seberapa (populasi laki-laki merdeka yang layak bertempur kala itu berjumlah sekitar 9.000 jiwa) dan ditata menjadi lima golongan prajurit, sama seperti lima golonganComitia Centuriata (sidang majelis seratus warga), lembaga politik warga Roma. Tiga pasukan beranggotakan parahoplites (prajurit berperlengkapan tombak dan perisai), dan dua pasukan beranggotakan para prajurit pejalan kaki bersenjata ringan. Angkatan bersenjata Romawi terdahulu terbatas siasat tempurnya, dan pada dasarnya disiagakan untuk bertahan.[175][176][177]

Pada abad ke-3 SM, bangsa Romawi meninggalkan gelar pasukan hoplites dan beralih ke suatu tatanan yang lebih luwes, yakni satuan-satuan beranggotakan 120 (kadang-kadang 60) prajurit yang disebutmanipulus, yang mampu berolah gerak secara lebih mandiri di medan tempur. Tiga puluh satuanmanipulus dalam tiga barisan berikut pasukan-pasukan bantu merupakan satulegiun (bahasa Latin:legio), dengan jumlah keseluruhan antara 4.000 dan 5.000 prajurit.[175][176]

Satu legiun Republik Romawi terdahulu terdiri atas lima macam pasukan dengan perlengkapan dan posisi yang berbeda dalam gelar pasukan, yakni tiga barismanipulus pejalan kaki bersenjata berat (barisanhastati, barisanprincipes, dan barisantriarii), sepasukan prajurit pejalan kaki bersenjata ringan (velites), dan sepasukan prajurit berkuda (equites). Seiring pertumbuhan negara, orientasi angkatan bersenjata pun bergeser dari pertahanan ke penyerangan, dan sikapnya pun menjadi jauh lebih garang terhadap negara-negara kota di sekitarnya.[175][176]

Pada masa-masa awal berdirinya Republik Romawi, satu legiun berkekuatan penuh sewajarnya beranggotakan 4.000 sampai 5.000 prajurit, terdiri atas 3.600 sampai 4.800 prajurit pejalan kaki bersenjata berat, beberapa ratus prajurit pejalan kaki bersenjata ringan, dan beberapa ratus prajurit berkuda.[175][178][179] Legiun-legiun sering kali sangat kekurangan anggota, baik karena kegagalan perekrutan angota baru maupun karena kehilangan anggota lama yang mengalami kecelakaan, menjadi korban pertempuran, terserang penyakit, atau melakukan desersi. Semasa perang saudara, legiun-legiun Gnaeus Pompeius di wilayah timur berkekuatan penuh karena baru saja direkrut, sementara kekuatan tempur legiun-legiun Gaius Iulius Caesar kebanyakan jauh di bawah angka wajar selepas masa bakti di Galia. Keadaan yang sama juga berlaku pada pasukan-pasukan bantu masing-masing.[180][181]

Sampai menjelang berakhirnya zaman Republik Romawi, legiuner lazimnya adalah petani Romawi pemilik tanah dari desa (seorangadsiduus) yang menjalani masa bakti sebagai prajurit dalam aksi militer tertentu (sering kali setiap tahun),[182] menyiapkan sendiri perlengkapan tempur dan, khusus bagi paraequites, tunggangannya. Harris menduga bahwa sampai dengan tahun 200 SM, para petani biasa (yang bertahan hidup) dari desa mungkin ikut serta dalam enam atau tujuh pertempuran. Para mantan budak beserta para budak (di mana pun berada) dan warga kota tidak diikutsertakan, kecuali dalam keadaan darurat.[183]

Selepas tahun 200 SM, kondisi ekonomi di daerah pedesaan mengalami kemerosotan seiring meningkatnya kebutuhan akan tenaga manusia, sehingga tolok ukur jumlah harta kekayaan yang harus dimiliki seorang warga negara untuk dapat menjalani masa bakti militer pun lambat laun diturunkan. Mulai dari masa kepemimpinanGaius Marius pada tahun 107 SM, rakyat yang tidak memiliki harta berupa tanah dan bangunan serta rakyat yang berdiam di kota-kota (proletarii) boleh diikutsertakan dan dipersenjatai, kendati sebagian besar legiuner tetap saja berasal dari daerah pedesaan. Masa bakti menjadi berkesinambungan dan diperpanjang sampai 20 tahun jika mendadak diperlukan, kendati masa bakti enam atau tujuh tahun masih tetap lazim.[184]

Semenjak abad ke-3 SM, para legiuner diberistipendium (uang jasa). Jumlahnya masih diperdebatkan, tetapi kabarnya Gaius Iulius Caesar pernah "menggandakan" jumlahstipendium para legiunernya hingga mencapai 225 kepingdenarius setahun. Mereka juga berpeluang mendapatkan harta jarahan dandonativum (uang lelah), yakni jatah pembagian hasil jarahan dari pimpinan seusai menang bertempur. Semenjak zaman Gaius Marius, mereka juga kerap dianugerahi sebidang tanah selepas masa bakti.[175][185] Prajurit berkuda dan prajurit pejalan kaki bersenjata ringan tergabung dalam satu legiun, yaknilegio auxilia (legiun bantu), dan sering kali direkrut dari masyarakat yang mendiami daerah-daerah tempat tugas legiun yang bersangkutan. Gaius Iulius Caesar pernah membentuk selegiun prajurit yang direkrut dari penduduk bukan warga negara Romawi yang bermukim diGalia Transalpina untuk dikerahkan dalam aksi-aksi militer yang dipimpinnya di Galia. Angkatan ini diberi namaLegio Quinta Alaudae (Legiun ke-5, Branjangan).[186] Pada zaman Augustus, gagasan bahwa prajurit adalah rakyat yang ikut serta dalam usaha bela negara sudah ditinggalkan, dan angkatan bersenjata pun sudah sepenuhnya bersifat profesional. Para legiuner digaji 900 kepingsestertius setahun, dan berpeluang menerima uang lepas sebesar 12.000 kepingsestertius.[187]

Seusaiperang saudara, Augustus menata ulang pasukan-pasukan angkatan bersenjata Romawi. Sejumlah besar prajurit dibebastugaskan dan banyak legiun dibubarkan, sehingga hanya tersisa 28 legiun, yang ia sebar ke seluruh provinsi kekaisaran.[188] Padazaman paraprinceps, tatanan taktis angkatan bersenjata sedikit demi sedikit terus berkembang.Legio auxilia tetap menjadicohors (kesatuan taktis standar) mandiri, dan pasukan-pasukan legiuner sering kali menjalankan tugas sebagai sekelompokcohors, alih-alih sebagai sekelompok legiun utuh. Kesatuan jenis baru yang serbaguna,cohors equitata, memadukan prajurit-prajurit berkuda dan para legiuner dalam satu kesatuan.cohors equitata dapat ditempatkan di garnisun-garnisun atau pangkalan-pangkalan pertahanan tapal batas, dan dapat bergerak sendiri selaku kesatuan kecil yang berimbang maupun digabungkan dengan kesatuan-kesatuan sejenisnya menjadi satu kesatuan bertaraf legiun. Peningkatan fleksibilitas dalam pengaturan angkatan bersenjata ini turut memastikan keberhasilan pasukan-pasukan militer Romawi dalam jangka panjang.[189]

KaisarGallienus (253–268 M) memprakarsai usaha penataan ulang yang menghasilkan tatanan militer Romawi sebagaimana adanya pada penghujung zaman kekaisaran. Gallienus menarik sejumlah legiun dari tempat tugas tetap mereka di tapal batas wilayah kekaisaran, dan mengubah mereka menjadi kesatuan-kesatuan tempur berpindah-pindah (comitatenses) dan menyiagakan mereka pada jarak tertentu dari tapal batas sebagai pasukan cadangan stategis. Pasukan-pasukan pengawal perbatasan (limitanei), yang bertugas tetap di pangkalan-pangkalan pertahanan, tetap menjadi ujung tombak pertahanan negara. Kesatuan tempur dasar adalah resimen, yang disebutlegio atauauxilia untuk pasukan pejalan kaki, danvexellationes untuk pasukan berkuda. Bukti-bukti menyiratkan bahwa satu resimen berkekuatan nominal 1.200 personel untuk pasukan pejalan kaki, dan 600 personel untuk pasukan berkuda, kendati ada banyak keterangan tertulis yang menunjukkan jumlah nyata yang lebih kecil (800 personel untuk pasukan pejalan kaki dan 400 personel untuk pasukan berkuda).[190]

Banyak resimen prajurit pejalan kaki dan prajurit berkuda yang dikerahkan berpasangan di bawah pimpinan seorangcomes. Selain pasukan-pasukan prajurit berkebangsaan Romawi, angkatan tempur juga terdiri atas resimen-resimen "orang barbar" yang direktur dari suku-suku barbar sekutu Romawi yang disebutfoederati. Pada tahun 400 M, resimen-resimenfoederati sudah menjadi kesatuan-kesatuan permanen dalam angkatan bersenjata Kekaisaran Romawi. Resimen-resimenfoederati digaji dan dipersenjatai kekaisaran, dipimpin oleh seorangtribunus berkebangsaan Romawi, dan difungsikan sebagaimana kesatuan-kesatuan prajurit Romawi lainnya. Selain resimen-resimenfoederati, Kekaisaran Romawi juga memanfaatkan laskar-laskar orang barbar untuk bertempur bersama-sama legiun-legiun Romawi sebagai "sekutu" tanpa perlu dijadikan bagian dari angkatan tempur. Di bawah arahan seorang senapati Romawi, laskar-laskar ini digerakkan oleh pemimpin-pemimpin mereka sendiri.[190]

Kepemimpinan angkatan bersenjata berkembang sedikit demi sedikit dari zaman ke zaman. Pada zaman kerajaan, angkatan bersenjata terdiri atas prajurit-prajurit hoplites yang dipimpin langsung oleh Raja Roma. Pada permulaan dan pertengahan zaman republik, pasukan-pasukan angkatan bersenjata dipimpin oleh salah seorang dari sepasangconsul yang terpilih untuk menjabat pada tahun berjalan. Menjelang berakhirnya zaman republik, sebagai bagian dari jenjang jabatan yang lumrah didaki para pejabat publik pilihan rakyat, yang disebutcursus honorum (tahapan kehormatan), seorang anggotasenatus mula-mula memegang jabatanquaestor (sering kali ditugaskan selaku wakil panglima angkatan tempur), selanjutnya memegang jabatanpraetor.[191][192] Bawahan Gaius Iulius Caesar yang paling berbakat, efektif, dan andal di Galia,Titus Labienus, adalah orang yang direkomendasikan olehPompeius.[193]

Altar Domitius Ahenobarbus,ca. 122 SM, dihiasi pahatan dua orang prajurit pejalan kaki Romawi bersenjatascutum panjang, dan seorang prajurit berkuda bersama tunggangannya. Semuanya tampak mengenakanbaju halkah.

Sehabis menjalani masa bakti selakupraetor atauconsul, seorang senator dapat diangkatsenatus menjadipropraetor atauproconsul (berdasarkan jabatan paling tinggi yang ia pegang sebelumnya) dengan tugas mengepalai pemerintahan di salah satu provinsi jajahan. Perwira-perwira yang lebih rendah (sampai dengan tetapi tidak termasukcenturio) adalah orang-orang yang dipilih oleh senapati masing-masing dari antara para anak semang (clientelae) si senapati, atau orang-orang yang direkomendasikan oleh sekutu-sekutu politik si senapati di kalangansenatus.[191]

Pada masa pemerintahan Augustus, yang berusaha menempatkan militer di bawah kepemimpinan tunggal yang permanen, kaisar adalah senapati sah dari tiap-tiap legiun, tetapi menjalankan kewenangannya selaku senapati legiun melalui seoranglegatus (duta) yang ia pilih dari kalangansenatus. Di provinsi yang dijaga satu legiun saja, si duta kaisar mengepalai legiun (legatus legionis) sekaligus mengepalai pemerintahan provinsi, sementara di provinsi yang dijaga lebih dari satu legiun, tiap-tiap legiun dikepalai oleh seorang duta kaisar, dan para duta kaisar dikepalai oleh wali negeri (juga seorang duta kaisar, tetapi lebih tinggi pangkatnya).[194]

Menjelang berakhirnya zaman kekaisaran (mungkin semenjak masa pemerintahanDiocletianus), tata kepemimpinan militer ala Augustus ditinggalkan. Kewenangan militer para wali negeri dicabut, dan kepemimpinan angkatan bersenjata di sekelompok provinsi dipercayakan kepada seorang senapati (dux) yang diangkat oleh kaisar. Para senapati bukan lagi orang-orang yang dipilih dari kalangan atas Romawi, melainkan orang-orang yang berjaya mendaki jejang kepangkatan dalam angkatan bersenjata berkat kecakapan masing-masing. Sejalan dengan pertambahan jumlahnya, pemimpin-pemimpin militer semacam ini pun berusaha (adakalanya berhasil) merebut jabatan kaisar yang telah mengangkat mereka. Menyusutnya sumber-sumber daya, meningkatnya kekacauan politik, serta maraknya perang saudara menggerogoti ketahanan bagian barat Kekaisaran Romawi, sehingga akhirnya dapat direbut oleh suku-suku barbar di sekitarnya.[195]

Informasi mengenaiangkatan laut Romawi jauh lebih sedikit daripada informasi mengenai angkatan daratnya. Sebelum pertengahan abad ke-3 SM, pejabat-pejabat negara yang disebutduumviri navales memimpin armada 20 kapal dengan misi utama memberantas bajak laut. Armada-armada ini ditiadakan pada tahun 278 M, dan diganti dengan angkatan-angkatan laut sekutu.Perang Punik I memaksa Roma membentuk armada-armada raksasa. Roma akhirnya membentuk armada-armada yang dibutuhkannya dengan bantuan dan dana dari sekutu-sekutunya. Ketergantungan pada sekutu berlanjut sampai zaman republik berakhir.Quinqueremis adalah jenis kapal-kapal perang yang dikerahkan kedua belah pihak selama berlangsungnya perang-perang Punik, dan tetap menjadi tulang punggung angkatan laut Romawi sampai akhirnya digantikan dengan kapal-kapal yang lebih ringan dan lebih lincah berolah gerak pada masa pemerintahan Augustus.[196]

Dibandingtriremis,quinqueremis dapat diawaki oleh tenaga-tenaga kawakan maupun yang belum berpengalaman (suatu keuntungan bagi sebuah negara dengan angkatan darat sebagai kekuatan tempur utama), dan kemampuan olah geraknya yang kurang lincah membuat bangsa Romawi menggunakan dan menyempurnakansiasat-siasat serbu kapal yang memanfaatkan tenaga sekitar 40 orang prajurit laut, alih-alih menggunakanhulu pembobol. Kapal-kapal berolah gerak mengikuti aba-aba darinauarchus, perwira setingkatcenturio, yang lazimnya bukan warga negara Romawi. Potter menduga bahwa karena didominasi bangsa-bangsa non-Romawi, armada-armada tempur dianggap sebagai angkatan asing, sehingga dibiarkan susut pada masa-masa damai.[196]

Informasi yang ada menyiratkan bahwa menjelang berakhirnya zaman kekaisaran (350 M), angkatan laut Romawi terdiri atas sejumlah armada kapal perang maupun kapal niaga pengangkut prajurit dan perbekalan tempur. Kapal-kapal perang adalahgalai-galai yang digerakkan tiga sampai empat baris pendayung. Pangkalan-pangkalan laut berlokasi di bandar-bandar seperti Ravenna, Arles, Aquilea, Misenum, serta muara Sungai Somme di kawasan barat, dan Aleksandria serta Rodos di kawasan timur. Armada-armada katai yang terdiri atas wahana-wahana sungai berukuran kecil (classis) merupakan bagian darilimitanei (pasukan penjaga perbatasan) kala itu, berpangkalan di bandar-bandar berbenteng di sepanjang tepian Sungai Rhein dan Sungai Donau. Kenyataan bahwa senapati-senapati terkemuka mengepalai angkatan darat maupun angkatan laut menyiratkan bahwa kala itu angkatan laut digunakan sebagai kekuatan penunjang angkatan darat, bukan sebagai angkatan tersendiri. Perincian struktur komando dan kekuatan armada pada kurun waktu ini tidak diketahui secara jelas, kendati dapat dipastikan bahwa masing-masing armada dipimpin oleh seorangpraefectus (pemuka).[197]

Perekonomian

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Pertanian bangsa Romawi,Perniagaan bangsa Romawi,Keuangan bangsa Romawi, danMata uang Romawi
Pasar Traianus, dibangun olehApolodoros dari Damaskus

Bangsa Romawi Kuno menguasai daratan yang sangat luas dengan sumber daya alam dan manusia yang berlimpah-limpah. Dengan kelimpahan sumber daya alam dan manusia ini, perekonomian Roma tetap mengutamakan usahapertanian dan perniagaan.Perdagangan bebas hasil-hasil pertanian mengubah bentang alam Jazirah Italia, dan pada abad pertama SM, kebun-kebun anggur danzaitun yang luas telah menggeser lahan-lahan para petani kecil, yang kalah bersaing harga dengan gandum impor.Aneksasi atasMesir, Sisilia, danTunisia menciptakan aliran masuk pasokan gandum tanpa henti ke Roma. Sebaliknya,minyak zaitun danminuman anggur menjadi barang-barang impor utama yang mengalir keluar dari Jazirah Italia. Bangsa Romawi mempraktikkangilir tanam dua jenis tumbuhan, tetapi produktivitas pertanian tetap rendah, kira-kira 1 ton per hektar.

Kegiatan industri dan manufaktur lebih kecil lagi angkanya. Kegiatan paling besar di bidang ini adalah penambangan batu, yang digunakan sebagai bahan baku bangunan pada masa itu. Di bidang manufaktur, skala produksi relatif kecil, dan pada umumnya terdiri atas sanggar-sanggar produksi dan pabrik-pabrik kecil yang mempekerjakan sebanyak-banyaknya satu dua lusin karyawan. Kendati demikian, ada pula beberapa pabrik batu bata yang mempekerjakan ratusan karyawan.

Perekonomian Republik Romawi permulaan kurun waktu republik lebih banyak bertumpu pada usaha kecil dan tenaga kerja upahan. Namun perang dan penaklukan atas bangsa-bangsa lain mendatangkanbudak-budak belian yang kian lama kian bertambah jumlahnya dan kian murah harganya, sehingga perekonomian Republik Romawi menjelang akhir kurun waktu republik sudah sangat bergantung padatenaga budak belian, baik yang terampil maupun yang tidak terampil. Diperkirakan 20% dari keseluruhan populasi Kekaisaran Romawi, dan 40% dari populasi kota Roma kala itu, adalah budak belian. Hanya di Kekaisaran Romawi sajalah orang dapat lebih berhemat jika mempekerjakan tenaga upahan alih-alih membeli budak belian, setelah aksi-aksi penaklukan dihentikan dan harga budak belian melambung tinggi.

Kendati bangsa Romawi Kuno menggunakan carabarter, bahkan dalam urusan pengumpulan pajak, Roma sudah membuat dan memanfaatkanuang logam. Kepingan-kepingan uangkuningan,perunggu, danlogam mulia beredar di dalam maupun di luar wilayah kekaisaran Romawi, bahkan ada kepingan uang Romawi yang ditemukan diIndia. Sebelum abad ke 3 SM, tembaga diperdagangan menurut bobotnya, dalam tumpukan-tumpukan tak bertanda di seluruh kawasan tengah Italia. Nilai nominal sekeping uang tembaga mula-mula setara dengan nilai tembaga seberat satupon Romawi, tetapi bobotnya kurang dari satu pon. Dengan demikian, nilai kepingan uang logam Romawi sebagai alat tukar secara konsisten melebihinilai intrinsiknya sebagai logam. SesudahNero mulai menurunkan mutu kepingan perakdenarius, nilaitukarnya yang sah diperkirakan sepertiga lebih besar daripada nilai intrinsiknya.

Kuda mahal harganya, sementarasatwa angkut jenis lain lebih lamban jalannya. Kegiatan jual beli diperlancar olehjalan-jalan raya Romawi yang menghubungkan markas-markas tentara Romawi, tempat pasar-pasar Romawi berpusat.[198] Jalan-jalan raya ini dirancang khusus untuk dilalui kendaraan beroda.[199] Sebagai akibatnya, timbul kegiatan angkutkomoditas antardaerah dalam wilayah kekuasaan bangsa Romawi, yang bertambah seiring meningkatnya kegiatanniaga bahari Romawi pada abad ke-2 SM. Kala itu satu kapal niaga hanya perlu waktu kurang dari sebulan untuk menempuh jalur pelayaran dariGades sampai keAleksandria viaOstia, sama dengan panjang keseluruhanLaut Tengah.[108] Ongkos angkut lewat laut kira-kira 60 kali lebih murah dibanding lewat darat, sehingga volume angkutan lewat laut juga jauh lebih besar.

Menurut sebagian ekonom, perekonomian Kekaisaran Romawi adalahperekonomian pasar, praktik kapitalisnya setaraf dengan Negeri Belanda pada abad ke-17 dan Inggis pada abad ke-18.[200]

Keluarga

[sunting |sunting sumber]
Potretkaca emas sebuah keluarga diProvinsi Mesir, Kekaisaran Romawi.Rangkaian huruf Yunani pada potret ini mungkin adalah nama seniman pembuatnya atau mungkin pula namapater familias yang tidak tampak dalam potret.[201]

Satuan dasar masyarakat Romawi adalah rumah tangga (bahasa Latin:familia) dankeluarga besar (bahasa Latin:gens).[167] Rumah tangga beranggotakan orang-orang yang tinggal seatap, yakni kepala rumah tangga, yang disebutpater familias (bapa rumah tangga), istrinya, anak-anaknya, dan sanak saudaranya. Rumah-rumah tangga kelas atas juga beranggotakan budak-budak belian dan para pelayan.[167] Kepala rumah tangga memiliki kewenangan mutlak, yang disebutpatria potestas (kuasa keayahan), atas semua orang yang tinggal seatap dengannya. Ia berwenang menjodohkan, menceraikan, maupun menjual anak-anaknya sebagai budak belian. Ia juga berwenang mengklaim harta benda milik anggota rumah tangganya sebagai harta bendanya sendiri, bahkan berwenang menghukum maupun membunuh anggota rumah tangganya. Kewenangan yang terakhir ini agaknya tidak lagi dijalankan selepas abad pertama SM.[202]

Patria potestas juga menaungi putra-putrapater familias yang sudah dewasa, berikut rumah tangga mereka masing-masing. Seorang laki-laki tidak dianggap sebagaipater familias, dan tidak pula benar-benar memiliki harta benda, selama ayahnya masih hidup.[202][203] Pada permulaan sejarah Romawi Kuno, seorang perempuan yang sudah menikah dengan sendirinya tunduk di bawahmanus (pengaturan)pater familias keluarga besar suaminya. Adat semacam ini sudah ditinggalkan menjelang berakhirnya zaman republik, karena seorang perempuan kala itu boleh memilih untuk tetap menjadi anggota keluarga ayahnya sendiri, alih-alih menjadi anggota keluarga besar suaminya.[204] Kendati demikian, semua anak yang ia lahirkan tetap terbilang sebagai anggota keluarga suaminya, karena bangsa Romawi merunut hubungan kekerabatan melalui alur silsilah laki-laki.[205]

Anak-anak Romawi Kuno kurang dicurahi kasih sayang. Anak-anak lelaki maupun perempuan diasuh oleh ibu atau salah seorang kerabat mereka yang sudah uzur. Anak-anak yang tidak diinginkan oleh orang tuanya sering kali dijual sebagai budak belian.[206] Anak-anak boleh ikut bersantap bersama seluruh anggota keluarga di meja makan, tetapi tidak diperbolehkan ikut berbincang-bincang bersama orang-orang dewasa.[202]

Anak-anak keluarga ningrat biasanya diajari bahasa Latin dan bahasa Yunani oleh seorang inang pengasuh berkebangsaan Yunani. Anak-anak lelaki diajari kepandaian berenang dan berkuda oleh ayah mereka, tetapi adakalanya si ayah cukup mengupah seorang budak untuk menggantikannya. Anak-anak lelaki Romawi Kuno mulai bersekolah pada umur tujuh tahun. Karena tidak ada gedung sekolah, kegiatan belajar mengajar dilakukan di atas sotoh rumah. Jika hari gelap, murid harus membawa serta pelita ke sekolah. Loh-loh berlapis malam digunakan sebagai media tulis karena papirus dan perkamen terlampau mahal. Anak-anak dapat pula belajar menulis di permukaan pasir. Bekal makanan yang mereka bawa ke sekolah adalah seketul roti.[207]

Rumah-rumah tangga yang berkerabat membentuk satu keluarga besar (gens). Selain merupakan kelompok kekerabatan yang dipersatukan oleh pertalian darah atauadopsi, keluarga besar juga merupakan persekutuan politik dan ekonomi. Sejumlah keluarga terkemuka (gens maior,jamak:gentes maiores) tampil mendominasi kancah politik, teristimewa padazaman republik.

Bagi masyarakat Romawi Kuno, terutama masyarakat kalangan atas, perkawinan sering kali dipandang sebagai persekutuan harta dan politik ketimbang persatuan sepasang kekasih. Seorang ayah biasanya mulai mencari-cari calon menantu saat anak gadisnya berumur antara dua belas dan empat belas tahun. Suami lazimnya lebih tua daripada istri, dan jika anak-anak gadis kalangan atas menikah pada usia yang sangat muda, maka ada bukti bahwa perempuan-perempuan di luar kalangan atas sering kali kawin umur akhir belasan tahun atau awal 20-an tahun.

Kebudayaan

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Kebudayaan Romawi Kuno
Tujuh bukit di kota Roma

Kehidupan masyarakat Romawi Kuno berkisar di seputar kota Roma, yang luasnya mencakuptujuh bukit. Ada banyak sekalibangunan raksasa di kota ini, antara lainAmphitheatrum Flavium (gelanggang pertunjukan Flavius),Forum Traiani (alun-alun Traianus), danPantheum (kuil segala dewa-dewi). Ada pulagedung-gedung pementasan,gedung-gedung perguruan sekaligus pusat kebugaran, pasar-pasar, gorong-gorong pembuangan,rumah-rumah pemandian lengkap dengan perpustakaan dan toko-toko, serta pancuran-pancuran air minum yang dialirkan beratus-ratus meter melaluiakuaduk-akuaduk. Jenis bangunan hunian di seluruh wilayah Romawi Kuno berkisar dari rumah-rumah tinggal sederhana sampaivila-vila di daerah pedesaan.

Di ibu kota Roma,wisma-wisma kediamankaisar berdiri megah diBukit Palatium.KaumPlebs dankaumEques tinggal di pusat kota, berdesak-desakan dalam hunian-hunian susun atauInsula, yang mirip sekali dengankampung-kampung kumuh pada Zaman Modern. Hunian-hunian yang sering kali dibangun oleh juragan-juragan tanah dari kalangan atas untuk disewakan ini kerap berpusat pada suatucollegium (perhimpunan) atautaberna (kedai). Para penghuninya dijatahipasokan gandum cuma-cuma, dihibur denganpertunjukan-pertunjukan adu ketangkasan gladiator, dan terikat dalam hubungananak semang - induk semang dengan orang-orangPatricius, yakni orang-orang yang mereka mintai bantuan dan yang kepentingannya mereka junjung.

Bahasa

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Bahasa Latin
Seorang gadis berambutpirang sedang membaca, fresko Romawilanggam Pompeii IV (60–79 M),Pompeii, Italia

Bahasa asli bangsa Romawi adalahbahasa Latin, salah satu bahasa dalamrumpun bahasa Italik.Tata bahasa Latin sedikit sekali bergantung pada urut-urutan kata, dan justru mengandalkan sistempengimbuhankata dasar sebagai sarana penyampai maksud.[208]Aksaranya dikembangkan dariaksara Etruski, yang diturunkan dariaksara Yunani.[209] Sekalipun seluruhkarya sastra Latin yang sintas sampai sekarang adalah karya-karya susastra yang ditulis dalambahasa Latin Klasik, sebuahbahasa susastra yang sangat tertata lagi muluk berbunga-bunga dari abad pertama sebelum permulaan tarikh Masehi,bahasa tutur di Kekaisaran Romawi sesungguhnya adalahbahasa Latin Umum, yang cukup berbeda dari bahasa Latin Klasik, baik dalamtata bahasa maupunkosakata, dan ujung-ujungnya juga dalam pelafalan.[210] Para penutur bahasa Latin mampu memahami kedua ragam bahasa ini sampai dengan abad ke-7, manakala bahasa tutur sudah sangat jauh menyimpang dari bahasa susastra sampai-sampai 'bahasa Latin Klasik' alias 'bahasa Latin yang baik dan benar' harus dipelajari sebagai bahasa sekunder.[211]

Kendatibahasa Latin tetap menjadi bahasa sastra utama di Kekaisaran Romawi, posisinya sebagai bahasa tutur akhirnya tergeser olehbahasa Yunani, yang menjadi bahasa para petinggi terpelajar, karena sebagian besar karya sastra yang dipelajari oleh bangsa Romawi tertulis dalam bahasa Yunani. Di belahan timur Kekaisaran Romawi, yang kelak menjadiKekaisaran Romawi Timur, bahasa Latin tidak kunjung mampu menggeser bahasa Yunani, dan sesudah kemangkatan Kaisar Iustinianus, bahasa Yunani menjadi bahasa resmi pemerintahan Kekaisaran Romawi Timur.[212] Gerak ekspansi Kekaisaran Romawi telah menyebarluaskan bahasa Latin ke seluruh Eropa. Bahasa Latin Umum pun berkembang menjadi macam-macamdialek yang berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lain, dan lambat laun berubah menjadi bahasa-bahasa berlainan yang kini digolongkan ke dalamrumpun bahasa Romawi.

Agama

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Agama di Romawi Kuno,Mitologi Romawi, danKuil Romawi
Informasi lebih lanjut:Konstantinus Agung dan Kekristenan danGereja negara Kekaisaran Romawi
PemidanaanIxion:Mercurius memegangcaduceus di tengah-tengah,Iuno bertakhta di sebelah kanan,Iris berdiri di belakang Iuno,Nubes duduk di dekat kaki Mercurius,Vulcanus memutar roda hukuman di sebelah kiri, Ixion terikat pada roda hukuman; fresko peninggalan bangsa Romawi yang terlukis pada dinding timurtriclinium diRumah Vettii,Pompeii,langgam Pompeii IV (60–79 M).

Agama asli bangsa Romawi, setidaknya mengenai dewa-dewinya, bukanlah sekumpulan narasi tertulis, melainkan hal ihwal hubungan timbal balik antara dewa-dewi dan umat manusia.[213] Berbeda daridewa-dewi Yunani, dewa-dewi Romawi tidak dipersonifikasi, tetapi secara taksa diartikan sebagai roh-roh suci yang disebutnumina. Bangsa Romawi juga percaya bahwa tiap-tiap orang, tempat, atau benda memiliki penunggu niskala (genius) masing-masing. Kehidupan beragama pada zaman republik diatur secara ketat oleh jawatan rohaniwan, yang beranggotakan orang-orang berpangkat senator.Collegium Pontificum (majelis begawan) menempati jenjang teratas dalam jawatan ini, danPontifex Maximus (begawan tertinggi), ketuaCollegium Pontificum, adalah pemimpin agama negara. Paraflamen (pendeta) mengurusi hal-ihwal kebaktian kepada dewa-dewi, sementara paraaugur (penenung) dipercaya menilik untung malang orang dengan caramenafsirkan gelagat.Rex Sacrorum (raja keramat) menjalankan segala tanggung jawab keagamaan dari raja-raja yang dimakzulkan. Pada zaman kekaisaran, kaisar didewakan,[214][215] danpenyembahan terhadap kaisar sebagai dewa diutamakan.

Seiring meningkatnya perhubungan denganbangsa Yunani,dewa-dewi lama bangsa Romawi lambat laun disamakan dengandewa-dewi bangsa Yunani.[216]Iuppiter dianggap sama denganZeus,Mars dianggap sama denganAres, danNeptunus dianggap sama denganPoseidon. Dewa-dewi bangsa Romawi juga dihubung-hubungan dengan alat-alat kebesaran dan berbagai mitologi yang serupa dengan dewa-dewi bangsa Yunani. Pada zaman kekaisaran, bangsa Romawi menyerap mitologi bangsa-bangsa taklukan mereka, sampai-sampai kuil-kuil dewa-dewi asli Jazirah Italia tegak berdampingan dengan kuil-kuil dewa-dewi asing.[217]

Semenjak zaman pemerintahan KaisarNero pada abad pertama tarikh Masehi, sikap resmi bangsa Romawi terhadap agama Kristen bersifat negatif, bahkan adakalanya orang terancam dihukum mati jika ketahuan memeluk agama Kristen. Pada masa pemerintahan KaisarDiocletianus,aniaya terhadap umat Kristen mencapai puncaknya. Kendati demikian, agama Kristen akhirnya menjadi agama yang didukung secara resmi oleh negara pada masa pemerintahan kaisar pengganti Diocletianus,Constantinus I, dengan diterbitkannyaMaklumat Milan tahun 313, dan tak lama kemudian sudah menjadi agama mayoritas. Keberadaan semua agama selain Kristen di wilayah Kekaisaran Romawi diharamkan pada tahun 391 M oleh KaisarTheodosius I.[218]

Tata susila dan budi pekerti

[sunting |sunting sumber]

Sama seperti peradaban-peradaban kuno lainnya, peradaban Romawi Kuno juga memiliki konsep-konsep tata susila dan budi pekerti yang jauh berbeda dari anutan masyarakat Zaman Modern, kendati ada pula unsur-unsur yang sama. Peradaban-peradaban masa lampau seperti Romawi Kuno senantiasa dibayang-bayangi ancaman serangan suku-suku perampok, sehingga wajar jika peradaban-peradaban ini memiliki budaya kewiraan, dan sangat menghargai kecakapan bertempur.[219] Jika masyarakat Zaman Modern menganggapbelas kasihan sebagai kebajikan, maka masyarakat Romawi Kuno justru menganggapnya sebagai kebejatan akhlak. Malah salah satu tujuan utama digelarnya pertunjukan laga gladiator adalah untuk membuat rakyat kebal terhadap kelemahan ini.[219][220][221] Kendati demikian, bangsa Romawi Kuno sangat menghargai keberanian dan ketabahan (virtus), rasa tanggung jawab terhadap sesama, ugahari dan irit (moderatio), pengampunan dan tenggang rasa (clementia), sifat tegas (severitas), serta sifat berbakti (pietas).[222]

Bertolak belakang dari anggapan umum, masyarakat Romawi Kuno sesungguhnya memiliki norma-norma penertib berahi yang tegas dan berakar kuat, kendati seperti banyak masyarakat lain, kaum perempuanlah yang lebih banyak dibebani aturan. Kaum perempuan pada umumnya diharapkan untuk bersuami hanya sekali seumur hidup (univira), kendati norma ini tidak begitu dipatuhi oleh perempuan-perempuan kalangan atas, terutama pada zaman kekaisaran. Kaum perempuan diharapkan untuk tampil santun di muka umum, menghindari dandanan yang mencolok, setia berbakti kepada suami (pudicitia), dan diharapkan mengenakan kerudung demi menjaga sopan santun. Sanggama di luar ikatan perkawinan pada umumnya dipandang keji, baik bagi laki-laki maupun perempuan, bahkan diharamkan pada zaman kekaisaran.[223] Kendati demikian, praktik pelacuran diperbolehkan dan diatur dengan undang-undang.[224]

Seni rupa, musik, dan sastra

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Seni rupa Romawi,Kesusastraan Latin,Seni musik Romawi Kuno,Seni pahat Romawi, danSeni pertunjukan Romawi Kuno
Perempuan bermainkecapi, dariVilla Boscoreale, 40–30 SM

Langgam lukis Romawi menunjukkan pengaruh-pengaruhYunani. Karya-karya seni lukis Romawi yang sintas sampai sekarang lebih banyak berupafresko-fresko penghias dinding dan lelangitvila-vila di daerah pedesaan, kendatikesusastraan Romawi menyebut-nyebut pula tentang lukisan-lukisan pada kayu,gading, dan benda-benda lain.[225][226] Berdasarkan sejumlah peninggalan karya seni lukis Romawi yang ditemukan diPompeii, parasejarawan seni rupa membagi sejarah seni lukis Romawi menjadi empat kurun waktu dengan langgamnya masing-masing. Langgam I digunakan sejak permulaan abad ke-2 SM sampai permulaan atau pertengahan abad pertama SM. Lukisan-lukisan langgam I kebanyakan berupa tiruan permukaanpualam dandinding batu, kendati adakalanya ditambahi gambar sosok-sosok mitologi.

Langgam II mulai digunakan sejak permulaan abad pertama pra-Masehi, dan merupakan usaha untuk menampilkan gambar bangunan serta pemandangan yang terkesan hidup dan bermatra tiga. Langgam III muncul pada masa pemerintahanAugustus (27 SM – 14 M). Langgam ini menolakrealisme khas langgam kedua, dan lebih mengutamakan hiasan sederhana. Gambar-gambar bangunan, pemandangan, maupun nirmana mujarad dibuat dalam ukuran kecil dan ditempatkan di tengah-tengah latar belakangekawarna. Langgam IV bermula pada abad pertama tarikh Masehi. Langgam ini banyak menampilkan gambar-gambar peristiwa dalam mitologi, tetapi masih mempertahankan detail arsitektur dan corak-corak mujarad.

Seni pahat potret kala itu menampilkan rupa dan perawakan manusia berusia muda dan sikap-sikap tubuh klasik, dan kelak berkembang menjadi campuran antara realisme danidealisme. Pada zamanwangsa Antonina dan zamanwangsa Severana, patung-patung potret dengan helai rambut dan janggut yang dipahat dan digurdi sedemikian rupa sehingga tampak jelas mulai disukai orang. Senipahat relief juga mengalami kemajuan, dan lazimnya menampilkan gambar-gambar kemenangan bangsa Romawi.

Kesusastraan Latin sejak semula sudah sangat dipengaruhi oleh karya-karya pujangga Yunani. Sejumlah karya tulis perdana yang masih lestari sampai sekarang adalahsyair-syair wiracarita yang berkisah tentang permulaan sejarah militer Roma. Seiring pertambahan luas wilayah Republik Romawi, para pujangga mulai menghasilkan syair-syair, risalah-risalah sejarah,sandiwara-sandiwara jenaka, dansandiwara-sandiwara sedih.

Seni musik Romawi banyak sekali mencontohseni musik Yunani, dan memainkan peranan penting dalam berbagai segi kehidupan masyarakat Romawi.[227] Di lingkunganmiliter, alat-alat musik semisaltuba (terompet panjang) ataucornu (miripkorno Prancis) digunakan untuk membunyikan aba-aba, sementarabucina (mungkin semacam terompet ataukorno) danlituus (mungkin semacam terompet panjang berbentuk huruf J), digunakan dalam upacara-upacara kemiliteran.[228] Musik ditampilkan sebagai selingan pertunjukan laga diamphitheatrum (gelanggang terbuka) dan dipentaskan diodeum (sasana gita). Pertunjukan-pertunjukan musik di kedua tempat ini menggunakancornu danhydraulus (semacamorgan air).[229]

Sebagian besar upacara keagamaan melibatkan musik, yakni permainantibiae (seruling kembar) dalam upacara-upacara kurban, permainanceracap danrebana dalam upacara-upacaraorgia (pemujaan beramai-ramai dalam keadaan setengah siuman), serta permainankerincingan dan pelantunangita puja dalam berbagai macam upacara.[230] Sejumlah sejarawan musik yakin bahwa musik digunakan dalam hampir semua upacara umum bangsa Romawi,[227] tetapi masih ragu-ragu perihal apakah para musisi Romawi punya andil penting dalam perkembanganteori atau praktik bermusik.[227]

Grafiti,rumah-rumah bordil, lukisan-lukisan, serta patung-patung yang ditemukan diPompeii danHerculaneum menyiratkan bahwa budaya bangsa Romawi sarat dengan urusan syahwat.[231]

Boga

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Boga Romawi Kuno

Boga Romawi Kuno berubah seiring perjalanan sejarahnya yang begitu panjang. Budaya makan bangsa Romawi dipengaruhi oleh imbas kebudayaan Yunani, pergeseran politik dari kerajaan ke republik dan dari republik ke kekaisaran, serta ekspansi besar-besaran Kekaisaran Romawi yang membuka mata bangsa Romawi terhadap aneka budaya makan baru dan cara memasak baru dari daerah-daerah jajahan. Mula-mula jenis hidangan yang disantap masyarakat Romawi tidak banyak berbeda dari satu kalangan ke kalangan lain, tetapi keadaan ini berubah seiring pertumbuhan kekaisaran. Laki-laki maupun perempuan minum anggur saat bersantap. Kebiasaan ini masih lestari hingga sekarang.[232]

Olah raga dan hiburan

[sunting |sunting sumber]
Choragus bersama para pelakon pertunjukan, lukisan diRumah Penyair Malang,Pompeii, Italia.Museum Arkeologi Nasional Napoli
Mosaik "gadis-gadis berbikini", gambar beberapa perempuan dalam kegiatan olah raga permainan, lukisan diVilla Romana del Casale,ProvinciaSicilia (Sisilia), abad ke-4 M

Ada bermacam-macam kegiatan olahraga bagi kawula muda kota Roma, antara lain olahragalompat,gulat,tinju, danbalap.[233] Di daerah-daerah pedesaan, orang-orang kaya mengisi waktu senggang dengan kegiatan memancing dan berburu.[234] Bangsa Romawi juga mengenal sejumlah olahraga permainan yang menggunakan bola, antara lain permainan yang mirip dengan olahragabola tangan Zaman Modern.[233] Permainan-permainan yang menggunakandadu danpapan, serta berjudi merupakan kegiatan-kegiatan yang digemari orang sebagai pengisi waktu senggang.[233] Kaum perempuan tidak ikut serta dalam kegiatan-kegiatan semacam ini. Bagi para hartawan, pesta-pesta perjamuan merupakan kesempatan untuk menghibur diri. Pesta-pesta semacam ini adakalanya diiringi musik, tari-tarian, dan pembacaan syair.[225]Rakyat jelata kadang-kadang menikmati pesta-pesta serupa yang diselenggarakan oleh perkumpulan-perkumpulan atau serikat-serikat mereka, tetapi bagi sebagian besar masyarakat Romawi Kuno, perjamuan hiburan biasanya berarti acara kumpul-kumpul dikedai-kedai minum yang diselenggarakan oleh atasan atau induk semang mereka.[225] Kanak-kanak Romawi Kuno menghibur diri dengan mainan-mainan serta dolanan-dolanan semisallompat kangkang melewati punggung teman.[225][234]

Penyandang dana penyelenggaraan lomba-lomba untuk tontonan umum adalah tokoh-tokoh masyarakat yang ingin pamer kebaikan dengan harapan dapat menuai dukungan masyarakat. Pada zaman kekaisaran, penyandang dana lazimnya adalah kaisar. Sejumlah ajang dibangun khusus untuk dijadikan tempat penyelenggaraan lomba-lomba yang ditonton masyarakat umum.Koloseum dibangun pada zaman kekaisaran sebagai tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan, antara lain lagagladiator. Pertunjukan adu ketangkasan ini bermula sebagai bagian dari upacara pemakaman sekitar abad ke-4 SM, dan menjadi tontonan kegemaran khalayak ramai pada penghujung zaman republik sampai pada zaman kekaisaran. Para gladiator, yang diperlengkapi aneka bentuk senjata dan zirah, adakalanya bertarung sampai mati, tetapi sering kali hanya sampai dinyatakan menang, tergantung pada keputusan wasit, yang lazimnya menuruti keinginan penonton. Pertunjukan-pertunjukan satwa eksotis juga merupakan sebuah tontonan populer tersendiri, tetapi adakalanya satwa diadu dengan orang, baik petarung profesional yang diperlengkapi senjata maupun terpidana mati tanpa senjata. Sejumlah pertunjukan adu satwa dengan manusia didasarkan pada kisah-kisah dalam mitologi Romawi atau Yunani.

Lomba balap kereta digilai seluruh lapisan masyarakat. Di Roma, lomba-lomba ini lazimnya digelar diCircus Maximus (Gelanggang Akbar), yang memang khusus dibangun sebagai tempat menggelar lomba balap kereta dan pacuan kuda. Sebagai bangunan publik terbesar di kota Roma,Circus Maximus juga digunakan sebagai tempat penyelenggaraan pesta-pesta rakyat dan pertunjukan-pertunjukan ketangkasan satwa.[235]Circus Maximus mampu menampung sekitar 150.000 penonton.[236] Para pembalap bertanding secara beregu, dan tiap-tiap regu pembalap memakai warna tertentu sebagai ciri khasnya. Di tengah-tengah gelanggang, membujur alang pembatas (spina) yang melandasi tugu-tugu, kuil-kuil, patung-patung, dan alat hitung putaran balap. Jajaran tempat duduk terbaik berada tepat di pinggir jalur pacuan, dan menjadi jatah para senator. Jajaran tempat duduk di belakang para senator adalah jatah kaumeques (kesatria), sementara kaumplebs (rakyat jelata) dan warga asing menempati jajaran tempat duduk selebihnya di belakang kaumeques. Penyandang dana penyelenggaraan lomba balap duduk di panggung tinggi bersama jajaran arca dewa-dewi, sehingga dapat dilihat semua orang. Penonton mempertaruhkan banyak uang dalam judi balap. Ada yang berdoa dan mempersembahkan sesaji kepada dewa-dewi demi kemenangan pembalap jagoannya, ada yang sengajamengguna-gunai regu lawan agar kalah, dan ada pula penggila-penggila lomba balap yang bergabung membentuk kelompok-kelompok pendukung setia, biang keladi tawuran antarpenonton.

Teknologi

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Teknologi Romawi
Pont du Gard,situs warisan dunia di Prancis, adalahakuaduk Romawi yang dibangun sekitar tahun 19 SM.

Peradaban Romawi Kuno patut berbangga atas prestasi-prestasi mereka yang mengagumkan di bidang teknologi. Teknologi Romawi Kuno sudah mengalami banyak kemajuan, tetapi terlupakan padaAbad Pertengahan, dan baru ditemukan kembali pada abad ke-19 dan abad ke-20. Salah satu contohnya adalah teknologikaca isolasi, yang baru ditemukan kembali pada era 1930-an. Banyak inovasi praktis bangsa Romawi yang diadopsi dari rancangan-rancangan terdahulu bangsa Yunani. Kemajuan teknologi bangsa Romawi sering kali terbagi-bagi menurut bidang usaha.Para usahawan menyembunyikan rapat-rapat teknologi-teknologi mereka layaknyarahasia dagang.[237]

Ilmu teknik sipil danteknik militer Romawi Kuno adalah warisan kedigdayaan teknologi bangsa Romawi, yang telah menghasilkan ratusan jalan raya, jembatan,akuaduk,rumah pemandian, gedung pertunjukan, dangelanggang pada masa jayanya. Banyak bangunan raksasa, semisalKoloseum,Pont du Gard, danPantheum, masih tegak sampai sekarang sebagai bukti nyata betapa majunya ilmu teknik dan kebudayaan bangsa Romawi.

Bangsa Romawi terkenal denganarsitekturnya, yang disekelompokkan dengan arsitektur Yunani Kuno menjadi "arsitektur klasik". Kendati arsitekrut banyak perbedaan denganarsitektur Yunani Kuno, arsitektur Romawi banyak sekali menyerap kaidah-kaidah baku Yunani dalam rancangan dan proporsi bangunan. Selain duakaidah tiang bangunan, yaknikaidah gabungan dankaidah Toskana, serta kaidah pembuatankubah, yang diturunkan daripelengkungEtruski, inovasi bangsa Romawi dalam bidang arsitektur relatif sedikit sampai dengan berakhirnya zaman republik.

Jalan Apia (Via Appia), jalan raya penghubung kota Roma dengan daerah-daerah di kawasan selatan JazirahItalia, masih dapat dilalui sampai sekarang

Pada abad pertama pra-Masehi, bangsa Romawi mulai banyak memanfaatkanbeton dalam pengerjaan bangunan. Adonan perekat berbahan dasarpozolana yang direka cipta pada akhir abad ke-3 SM ini pun segera menggeser kedudukanpualam sebagai bahan bangunan utama bangsa Romawi, dan memungkinkan pengerjaan berbagai macam rancangan arsitektur yang terkesan berani.[238] Pada abad pertama pra-Masehi,Vitruvius menulisDe Architectura (Perihal Wastuwidya), yang mungkin sekali merupakan karya tulis lengkap pertama mengenai arsitektur dalam sejarah. Menjelang akhir abad pertama pra-Masehi, bangsa Romawi juga mulai menerapkan tekniktiup kaca, tak lama sesudah teknik ini diciptakan diSuriah sekitar tahun 50 SM.Mosaik-mosaik membanjiri Kekaisaran Romawi sesudah karya-karya seni mosaik Yunani Kuno ditemukan kembali semasa aksi militerLucius Cornelius Sulla di Yunani.

Dengan landasan yang kukuh dan pengatusan yang baik,[239]jalan-jalan raya Romawi dikenal tahan lama, bahkan banyak bagian dari jaringan jalan raya Romawi yang masih digunakan orang seribu tahun sesudah Roma tumbang. Pembangunan jaringan perhubungan darat yang luas, lancar, dan menjangkau seluruh wilayah kekaisaran secara dramatis meningkatkan ketahanan dan pengaruh Roma. Jaringan perhubungan darat ini mempercepat pergerakanlegiun-legiun Romawi bilamana dikerahkan ke lokasi tertentu, bahkan waktu tempuh dari satu tempat ke tempat lain pada musim apa pun dapat diperkirakan dengan jitu.[240] Jaringan jalan-jalan raya juga memiliki andil penting dalam perekonomian, karena mengukuhkan peran Roma sebagai salah satu titik persimpangan jalur-jalur niaga, yang menjadi cikal bakal dari peribahasa "semua jalan menuju ke Roma". Pemerintah Romawi memantau dan merawat stasiun-stasiun perhentian yang disebutcursus publicus. Stasiun-stasiun ini dibangun dengan jarak yang teratur dari stasiun ke stasiun di sepanjang jalan-jalan raya, dan dimanfaatkan sebagai tempat istirahat para kurir. Pemerintah Romawi juga menciptakan sistem ganti kuda di tiap stasiun sehingga kurir dapat menempuh jarak sampai dengan 80 km (50 mil) dalam sehari.

Bangsa Romawi membangun banyakakuaduk untuk menyalurkan air bersih ke kota-kota serta lokasi-lokasi industri, dan sebagai prasarana penunjangusaha pertanian mereka. Pada abad ke-3 M, air bersih untuk kota Roma dipasok oleh11 akuaduk, rata-rata panjangnya mencapai 450 km (280 mil). Kebanyakan akuaduk dibina di bawah permukaan tanah. Hanya sebagian kecil yang berada di atas permukaan tanah, ditopang barisan tiang berpelengkung.[241][242] Adakalanya, jika kedalaman lembah yang harus dilewati akuaduk melebihi 500 m (1.640 kaki), konstruksipipa pindah terbalik digunakan untuk mengalirkan air melintasi lembah.[48]

Urusansanitasi juga sudah sangat maju. Bangsa Romawi terkenal denganrumah-rumah pemandiannya (therma), yang dimanfaatkan sebagai tempat membersihkan diri maupun ajang pergaulan. Banyak rumah orang Romawi diperlengkapi denganjamban guyur,jaringan pipa leding dalam ruangan, dan jaringanselokan.Cloaca Maxima adalah gorong-gorong utama pembuangan air genanganrawa-rawa dan limbah rumah tangga ke Sungai Tiber.

Beberapa sejarawan memperkirakan bahwa pipa-pipa timbal yang digunakan dalam jaringan selokan maupun saluran air bersih mengakibatkankeracunan timbal, biang keladi penurunanangka kelahiran dan kondisi kesehatan masyarakat pada umumnya, yang berbuntut padatumbangnya Roma. Kendati demikian, kandungan timbal dalam air mungkin sekali sangat sedikit karena aliran air dari akuaduk-akuaduk tidak dibendung. Air mengucur tanpa henti lewat pancuran-pancuran di tempat umum maupun rumah-rumah pribadi kemudian mengalir ke selokan. Hanya segelintir orang yang menggunakan keran air kala itu.[243] Penulis-penulis lain juga telah mengutarakan keberatan mereka atas teori ini, seraya menunjukkan bahwa pipa-pipa air Romawi dilapisi endapan tebal yang tentunya mencegah timbal mencemari air.[244]

Warisan sejarah

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Warisan sejarah Kekaisaran Romawi danKlasika
Video luar
Gapura Titus
Romawi Kuno[245] (13:47),Smarthistory diKhan Academy

Romawi Kuno adalah cikal bakalperadaban Dunia Barat.[246][247][248]Adat istiadat,agama,hukum,teknologi,arsitektur,tata negara,militer,kesusastraan,bahasa,aksara, tata pemerintahan, dan berbagai unsur peradaban Dunia Barat lainnya adalah warisan peninggalan bangsa Romawi. Penemuan kembali kebudayaan bangsa Romawi memberi gairah baru bagi peradaban Dunia Barat lewat andilnya yang besar dalam gerakanRenaisans danAbad Pencerahan.[249][250]

Historiografi

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Historiografi Romawi

Meskipun ada bermacam-macam karya tulis mengenai sejarah Romawi Kuno, banyak diantaranya yang sudah musnah, sehingga muncul celah-celah kosong dalam sejarah Romawi Kuno, yang ditambal dengan karya-karya tulis kurang andal semisalHistoria Augusta dan buku-buku lain yang tidak jelas penulisnya. Kendati demikian, masih ada sejumlah karya tulis tepercaya mengenai sejarah Romawi Kuno yang lestari sampai sekarang.

Zaman Romawi

[sunting |sunting sumber]

Para sejarawan perdana menggunakan karya-karya tulis mereka sebagai sarana untuk mengagung-agungkan kebudayaan dan adat istiadat bangsa Romawi. Pada penghujung zaman republik, beberapa sejarawan bahkan sengaja memutarbalikkan sejarah demi menyanjung induk semang mereka, khususnya semasa perseteruanGaius Marius danLucius Cornelius Sulla.[251]Gaius Iulius Caesar sendiri menghasilkan karya-karya tulis sejarah guna memastikan seluruh aksi militer yang dipimpinnya diGalia dan semasaperang saudara tercatat selengkapnya-lengkapnya.

Di Kekaisaran Romawi, berkembang penulisan biografi tokoh-tokoh ternama dan kaisar-kaisar perdana, misalnyaDe Vita Caesarum karangan Suetonius, danVitae Parallelae karangan Plutarkos. Pustaka penting lainnya dari zaman kekaisaran adalah karya-karya tulis Livius dan Tacitus.

Zaman Modern

[sunting |sunting sumber]

Templat:Sejarah ItaliaMinat mengkaji, bahkan mengidealisasi, peradaban Romawi Kuno mengemuka pada masaRenaisans Italia, bahkan berlanjut sampai sekarang.Charles Montesquieu menulisConsidérations sur les causes de la grandeur des Romains et de leur décadence (Pendalaman Sebab Musabab Kebesaran Bangsa Romawi dan Kemerosotannya). Karya tulis penting pertama mengenai Romawi Kuno adalahThe History of the Decline and Fall of the Roman Empire karanganEdward Gibbon, yang mengkaji peradaban bangsa Romawi mulai dari penghujung abad ke-2 sampai dengan runtuhnya Kekaisaran Romawi Timur pada tahun 1453.[252] Sama seperti Charles Montesquieu, Edward Gibbon menyanjung-nyanjung kebajikan bangsa Romawi.Barthold Georg Niebuhr, salah seorang pemrakarsa kajian sejarah Romawi Kuno, menulisRömische Geschichte (Sejarah Bangsa Romawi), yang merunut kurun waktu sejarah bangsa Romawi sampai denganPerang Punik I. Barthold Georg Niebuhr berusaha memperkirakan cara tradisi bangsa Romawi tumbuh dan berkembang. Menurutnya, bangsa Romawi, sama seperti bangsa-bangsa lain, memiliki suatuetos bersejarah yang diwariskan turun-temurun, teristimewa di kalangan ningrat.

PadaZaman Napoleon, muncul sebuah karya tulis berjudulHistoire des Romains depuis les temps les plus reculés jusqu'à la mort de Théodose (Sejarah Bangsa Romawi Mulai Dari Masa-Masa Terdahulu Sampai Dengan Kemangkatan Theodosius) karanganVictor Duruy. Karya tulis ini menonjolkanZaman Caesar yang digemari sidang pembaca kala itu.Römische Geschichte (Sejarah Bangsa Romawi),Römisches Staatsrecht (Undang-Undang Romawi) , danCorpus Inscriptionum Latinarum (Khasanah Prasasti Latin) adalah karya-karya tulisTheodor Mommsen[253] yang merupakan tonggak-tonggak sejarah penting. Di kemudian hari, terbit pula karya tulisGuglielmo Ferrero yang berjudulGrandezza e decadenza di Roma (Kebesaran dan Kemerosotan Roma). Buku terbitan Rusia,Очерки по истории римского землевладения, преимущественно в эпоху Империи (Ocerki po istorii rimskogo zemlevladenia, preimusycestvenno v epoku Imperii, Garis-Garis Besar Sejarah Kepemilikan Tanah Bangsa Romawi, Khususnya Pada Zaman Kekaisaran), karangan Ivan Grevs, memuat informasi mengenai tata kelola usahaPomponius Atticus, salah seorang pemilik tanah terluas pada akhir zaman republik.

Baca juga

[sunting |sunting sumber]

Rujukan dan keterangan

[sunting |sunting sumber]
  1. ^"ancient Rome | Facts, Maps, & History".Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal2017-09-05. 
  2. ^Ada beragam perkiraan jumlah populasi Kekaisaran Romawi.
    • Scheidel (2006, hlm. 2) memperkirakan ada 60 juta jiwa.
    • Goldsmith (1984, hlm. 263) memperkirakan ada 55 juta jiwa.
    • Beloch (1886, hlm. 507) memperkirakan ada 54 juta jiwa.
    • Maddison (2006, hlmn. 51, 120) memperkirakan ada 48 juta jiwa.
    • Populasi Kekaisaran Romawi dalam situs web unrv.com memperkirakan ada 65 juta jiwa (memuat pula angka-angka perkiraan lain antara 55 dan 120 juta jiwa).
    • McLynn, Frank (2011).Marcus Aurelius: Warrior, Philosopher, Emperor (dalam bahasa Inggris). Random House. hlm. 3.ISBN 9781446449332.Angka perkiraan populasi Kekaisaran Romawi pada masa pemerintahan Marcus Aurelius yang agaknya paling mendekati kebenaran adalah antara tujuh puluh dan delapan puluh juta jiwa. 
    • McEvedy dan Jones (1978).
    • Angka-angka pukul rata dari beragam sumber yang terdaftar dalamPerkiraan Populasi Dunia Sepanjang Sejarah yang disusun oleh Biro Sensus Amerika SerikatDiarsipkan 13 October 2013 diWayback Machine.
    • Kremer, Michael (1993). "Population Growth and Technological Change: One Million B.C. to 1990" dalamThe Quarterly Journal of Economics 108(3): 681–716.
  3. ^*Taagepera, Rein (1979). "Size and Duration of Empires: Growth-Decline Curves, 600 B.C. to 600 A.D.".Social Science History.3 (3/4): 115–138.doi:10.2307/1170959.JSTOR 1170959. 
  4. ^Furet, François; Ozouf, Mona, ed. (1989).A Critical Dictionary of the French Revolution. Harvard University Press. hlm. 793.ISBN 978-0674177284. 
  5. ^Luckham, Robin; White, Gordon (1996).Democratization in the South: The Jagged Wave. Manchester University Press. hlm. 11.ISBN 978-0719049422. 
  6. ^Sellers, Mortimer N. (1994).American Republicanism: Roman Ideology in the United States Constitution. NYU Press. hlm. 90.ISBN 978-0814780053. 
  7. ^Ferrero, Guglielmo (1909).The Greatness and Decline of Rome, Jilid 2. Diterjemahkan oleh Zimmern, Sir Alfred Eckhard; Chaytor, Henry John. G.P. Putnam's Sons. hlm. 215. 
  8. ^Hadfield, Andrew Hadfield (2005).Shakespeare and Republicanism. Cambridge University Press. hlm. 68.ISBN 978-0521816076. 
  9. ^Gray, Christopher B (1999).The Philosophy of Law: An Encyclopedia, Jilid 1. Taylor & Francis. hlm. 741.ISBN 978-0815313441. 
  10. ^"Byzantine Empire".Ancient History Encyclopedia. Diakses tanggal2017-09-05. 
  11. ^Adkins, Lesley; Adkins, Roy (1998).Handbook to Life in Ancient Rome. Oxford: Oxford University Press. hlm. 3.ISBN 978-0-19-512332-6. 
  12. ^Cavazzi, F."The Founding of Rome".Illustrated History of the Roman Empire. Diakses tanggal8 Maret 2007. 
  13. ^abcdLivius, Titus (1998).The Rise of Rome, Buku 1–5. Diterjemahkan oleh Luce, T.J. Oxford: Oxford World's Classics. hlm. 8–11.ISBN 978-0-19-282296-3. 
  14. ^abDurant, Will; Durant, Ariel (1944).The Story of Civilization – Volume III: Caesar and Christ. Simon and Schuster, Inc. hlm. 12–14.ISBN 978-1567310238. 
  15. ^Roggen, Hesse, Haastrup, Omnibus I, H. Aschehoug & Co 1996
  16. ^Myths and Legends- Rome, the Wolf, and MarsDiarsipkan 2007-05-29 diWayback Machine.. Diakses 8 Maret 2007.
  17. ^Mellor, Ronald and McGee Marni,The Ancient Roman World hlm. 15 (Dikutip 15 Maret 2009)
  18. ^Matyszak, Philip (2003).Chronicle of the Roman Republic. London: Thames & Hudson. hlm. 19.ISBN 978-0-500-05121-4. 
  19. ^Duiker, William; Spielvogel, Jackson (2001).World History (edisi ke-3). Wadsworth. hlm. 129.ISBN 978-0-534-57168-9. 
  20. ^Ancient Rome and the Roman Empire oleh Michael Kerrigan.Dorling Kindersley, London: 2001.ISBN0-7894-8153-7. hlm. 12.
  21. ^Langley, Andrew dan Souza, de Philip, "The Roman Times", Candle Wick Press, Massachusetts
  22. ^Matyszak, Philip (2003).Chronicle of the Roman Republic. London: Thames & Hudson. hlm. 43–44.ISBN 978-0-500-05121-4. 
  23. ^Adkins, Lesley; Adkins, Roy (1998).Handbook to Life in Ancient Rome. Oxford: Oxford University Press. hlm. 41–42.ISBN 978-0-19-512332-6. 
  24. ^Hooker, Richard (6 Juni 1999)."Rome: The Roman Republic". Washington State University. Diarsipkan dariversi asli tanggal 14 Mei 2011. Diakses tanggal24 Maret 2007. 
  25. ^Magistratus oleh George Long, M.A. pada hlmn. 723–724A Dictionary of Greek and Roman Antiquities karya William Smith, D.C.L., LL.D. Diterbitkan oleh John Murray, London, 1875. Situs web, 8 Desember 2006. Diakses 24 Maret 2007.
  26. ^Livius, Titus (1998). "Buku II".The Rise of Rome, Buku 1–5. Diterjemahkan oleh Luce, T.J. Oxford: Oxford World's Classics.ISBN 978-0-19-282296-3. 
  27. ^Adkins, Lesley; Adkins, Roy (1998).Handbook to Life in Ancient Rome. Oxford: Oxford University Press. hlm. 39.ISBN 978-0-19-512332-6. 
  28. ^secara harfiah, "libra" Romawi, cikal bakal dari satuan berat pon.
  29. ^[1] Plutarch,Parallel Lives,Life of Camillus, XXIX, 2.
  30. ^abcHaywood, Richard (1971).The Ancient World. United States: David McKay Company, Inc. hlm. 350–358. 
  31. ^Pyrrhus of Epirus (2) danPyrrhus of Epirus (3) oleh Jona Lendering. Livius.org. Diakses 21 Maret 2007.
  32. ^Bennett, Matthew; Dawson, Doyne; Field, Ron; Hawthornwaite, Philip; Loades, Mike (2016).The History of Warfare: The Ultimate Visual Guide to the History of Warfare from the Ancient World to the American Civil War. hlm. 61. 
  33. ^AncientRome.ru. "Basis data seni rupa Zaman Kuno." Diakses 25 Agustus 2016.
  34. ^AncientRome.ru. "Publius Cornelius Scipio Africanus." Diakses 25 Agustus 2016.
  35. ^[2] Cassius Dio,Roman History, XI, XLIII.
  36. ^New historical atlas and general history By Robert Henlopen Labberton. hlm. 35.
  37. ^Hugh Chisholm (1911).The Encyclopædia Britannica: A Dictionary of Arts, Sciences, Literature and General Information. Encyclopædia Britannica Company. hlm. 652–. Diakses tanggal31 May 2012. 
  38. ^abcHaywood, Richard (1971).The Ancient World. United States: David McKay Company, Inc. hlm. 376–393. 
  39. ^Rome: The Punic Wars by Richard Hooker. Washington State University. 6 Juni 1999. Diakses 22 Maret 2007.
  40. ^Bury, John Bagnell (1889).History of the Later Roman Empire. London, New York: MacMillan and Co. 
  41. ^Rome: The Conquest of the Hellenistic EmpiresDiarsipkan 1 May 2011 diWayback Machine. oleh Richard Hooker. Washington State University. 6 Juni 1999. Diakses 22 Maret 2007.
  42. ^Duiker, William; Spielvogel, Jackson (2001).World History (edisi ke-3). Wadsworth. hlm. 136–137.ISBN 978-0-534-57168-9. 
  43. ^Fall of the Roman Republic, 133–27 BC.Universitas Purdue. Diakses 24 Maret 2007.
  44. ^abEques (Knight)Diarsipkan 2014-08-07 diWayback Machine. oleh Jona Lendering. Livius.org. Diakses 24 Maret 2007.
  45. ^Adkins, Lesley; Adkins, Roy (1998).Handbook to Life in Ancient Rome. Oxford: Oxford University Press. hlm. 38.ISBN 978-0-19-512332-6. 
  46. ^Tuma, Elias H. (1965).Twenty-six Centuries of Agrarian Reform: A Comparative Analysis. University of California Press. hlm. 34. 
  47. ^abcWilliam Harrison De Puy (1893).The Encyclopædia britannica: a dictionary of arts, sciences, and general literature; cetak ulang R.S. Peale, dilengkali peta-peta baru dan artikel-artikel asli Amerika. Werner Co. hlm. 760–. Diakses tanggal31 Mei 2012. 
  48. ^Henry George Liddell (1855).A history of Rome, to the establishment of the empire. hlm. 305–. Diakses tanggal31 Mei 2012. 
  49. ^Plutarch Parallel Lives,Life of Caesar, I,2
  50. ^Scullard, Howard Hayes (1982).From the Gracchi to Nero (edisi ke-5). Routledge.ISBN 978-0-415-02527-0.  Bab VI–VIII.
  51. ^Julius Caesar (100–44 BC). BBC. Diakses 21 Maret 2007.
  52. ^[3] Plutarkos, Riwayat Yulius Kaisar. Diakses 1 Oktober 2011
  53. ^Augustus (31 BC – 14 AD) oleh Garrett G. Fagan.De Imperatoribus Romanis. 5 Juli 2004. Diakses 21 Maret 2007.
  54. ^Uang-Uang Logam Kaisar AgustusDiarsipkan 25 May 2009 diWayback Machine.; sekeping uang logam dari tahun 38 SM bertuliskan kalimat "Divi Iuli filius" (putra Dewata Iulius), kepingan lain dari tahun 31 SM bertuliskan kalimat "Divi filius" (Auguste vu par lui-même et par les autres oleh Juliette ReidDiarsipkan 19 March 2009 diWayback Machine.).
  55. ^[4] Suetonius,The Twelve Caesars,Augustus, XV.
  56. ^[5] Plutarkos,Riwayat Tokoh-Tokoh Sezaman,Riwayat Markus Antonius, II, 1.
  57. ^Ancient LibraryDiarsipkan 5 June 2011 diWayback Machine.. Diakses 9 September 2011
  58. ^[6] Plutarkos,Riwayat Tokoh-Tokoh Sezaman,Riwayat Markus Antonius, LXXI, 3–5.
  59. ^Augustus (63 SM – 14 M) daribbc.co.uk. Diakses 12 Maret 2007.
  60. ^Langley, Andrew dan Souza, de Philip: "The Roman Times" hlm.14, Candle Wick Press, 1996
  61. ^Wangsa Iulia-Claudia (27 SM – 68 M). olehMetropolitan Museum of Art, Bagian Seni Rupa Yunani dan Romawi. Oktober 2000. Diakses 18 Maret 2007.
  62. ^James Orr (1915).The International Standard Bible Encyclopaedia. Howard-Severance Company. hlm. 2598–. Diakses tanggal31 May 2012. 
  63. ^Charles Phineas Sherman (1917).Roman law in the modern world. The Boston book company. hlm. 50–. Diakses tanggal31 Mei 2012. 
  64. ^[7] Suetonius,The Twelve Caesars,Augustus, XXVII, 3.
  65. ^Werner Eck,The Age of Augustus
  66. ^[8] Suetonius,The Twelve Caesars,Augustus, XVIII, 2.
  67. ^Hugh Chisholm (1910).Encyclopædia Britannica: A Dictionary of Arts, Sciences, Literature and General Information. Encyclopædia Britannica Company. hlm. 912–. Diakses tanggal31 Mei 2012. 
  68. ^[9] Suetonius,The Twelve Caesars,Augustus, XXI, 1.
  69. ^[10] Suetonius,The Twelve Caesars,Augustus, XXI.
  70. ^Duiker, William; Spielvogel, Jackson (2001).World History (edisi ke-Third). Wadsworth. hlm. 140.ISBN 978-0-534-57168-9. 
  71. ^[11] Suetonius,The Twelve Caesars,Augustus, LXIII.
  72. ^[12] Cassius Dio,Roman History, LVII, 12.
  73. ^abcJohn Charles Tarver (1902).Tiberius, the tyrant. A. Constable. hlm. 342–428. Diakses tanggal31 May 2012. 
  74. ^Johann Jakob Herzog; John Henry Augustus Bomberger (1858).The Protestant Theological and Ecclesiastical Encyclopedia: Being a Condensed Translation of Herzog's Real Encyclopedia. Lindsay & Blakiston. hlm. 99–. Diakses tanggal31 Mei 2012. 
  75. ^The Chautauquan. M. Bailey. 1881. hlm. 445–. Diakses tanggal31 Mei 2012. 
  76. ^[13] Suetonius,The Twelve Caesars,Caligula, LV, 3.
  77. ^Compendium (1858).A compendium of universal history. Ancient and modern, by the author of 'Two thousand questions on the Old and New Testaments'. hlm. 109–. Diakses tanggal31 Mei 2012. 
  78. ^Sir William Smith (1890).Abaeus-Dysponteus. J. Murray. hlm. 776–. Diakses tanggal31 Mei 2012. 
  79. ^[14] Suetonius,The Twelve Caesars,Claudius, XVII.
  80. ^Claudius By Barbara Levick. hlm. 77.
  81. ^Brief History: Brief History of Great Britain. Infobase Publishing. 2009. hlm. 34. 
  82. ^The British Chronicles, Jilid 1. Heritage Books. 2007. hlm. 91. 
  83. ^England Invaded. Amberley Publishing Limited. 2014. hlm. 27. 
  84. ^In the Name of Rome: The Men Who Won the Roman Empire. Hachette UK. 2010. hlm. 30. 
  85. ^"Gaius Suetonius Paulinus". Diarsipkan dariversi asli tanggal 2021-07-13. Diakses tanggal2019-06-16. 
  86. ^Making Europe: The Story of the West, Jilid I sampai dengan tahun 1790. 2013. hlm. 162. 
  87. ^[15] Suetonius,The Twelve Caesars,Nero, XVI.
  88. ^[16] Tacitus,Annales, XXXVIII.
  89. ^Nero (54–68 AD) oleh Herbert W. Benario. De Imperatoribus Romanis. 10 November 2006. Diakses 18 Maret 2007.
  90. ^Suetonius
  91. ^O'Connell, Robert (1989).Of Arms and Men: A History of War, Weapons, and Aggression. Oxford: Oxford University Press. hlm. 81.ISBN 978-0-19-505359-3. 
  92. ^Kreis, Stephen."Augustus Caesar and the Pax Romana".The History Guide. Diakses tanggal21 Maret 2007. 
  93. ^Josephus, The Wars of the Jews VI.9.3
  94. ^[17] Suetonius,The Twelve Caesars,Vespasian, I.
  95. ^[18] Suetonius,The Twelve Caesars,Vespasian, IX.
  96. ^[19] Cassius Dio,Roman History, LXVI.
  97. ^[20] Suetonius,The Twelve Caesars,Titus, VII, 3.
  98. ^[21] Suetonius,The Twelve Caesars,Domitian, X.
  99. ^Titus Flavius Domitianus. Diakses 29 Oktober 2011.
  100. ^Five Good Emperors dari UNRV History. Diakses 12 Maret 2007.
  101. ^[22] Cassius Dio,Roman History, LXVIII, 1.
  102. ^[23] Cassius Dio,Roman History, LXVIII, 6.
  103. ^[24] Cassius Dio,Roman History, LXVIII, 14.
  104. ^[25] Cassius Dio,Roman History, LXVIII, 13.
  105. ^Ferdinand Gregorovius (1898).The Emperor Hadrian: A Picture of the Graeco-Roman World in His Time. Macmillan. hlm. 16–. Diakses tanggal31 May 2012. 
  106. ^[26] Cassius Dio,Roman History, LXVIII, 17–30.
  107. ^Emperors of Rome: The Story of Imperial Rome from Julius Caesar to the Last Emperor. Hachette UK. 2014. hlm. 64. 
  108. ^abScarre, Chris (1995).The Penguin Historical Atlas of Ancient Rome. Penguin Books.ISBN 978-0-14-051329-5. 
  109. ^Encyclopedia of European Peoples. Infobase Publishing. 2006. hlm. 406. 
  110. ^The Encyclopedia of Christianity, Jilid 4. Wm. B. Eerdmans Publishing. 2005. hlm. 15.ISBN 9780802824165. 
  111. ^[27] Historia Augusta,Life of Hadrian.
  112. ^[28]Historia Augusta,Life of Antoninus Pius, V, 4.
  113. ^[29] Cassius Dio,Roman History, LXXVII.
  114. ^Past pandemics that ravaged Europe oleh Verity Murphy.BBC News. 7 November 2005.
  115. ^Gibbon, Edward (1906)."Chapter I". Dalam Bury, J.B.The History of the Decline and Fall of the Roman Empire (dalam bahasa English). Fred de Fau and Co. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  116. ^[30] Cassius Dio,Roman History, LXXII, 36, 4.
  117. ^Cary, Max (1967).A History of Rome Down to the Reign of Constantine (edisi ke-2). New York: St. Martin's Press. hlm. 704. 
  118. ^[31] Cassius Dio,Roman History, LXXV, 13.
  119. ^[32] Machiavelli,Il Principe, XIX (dalam bahasa Italia).
  120. ^[33] Cassius Dio,Roman History, LXXVI, 7.
  121. ^[34] Cassius Dio,Roman History, LXXVI, 9–12.
  122. ^[35] Cassius Dio,Roman History, LXXVIII, 22–23.
  123. ^[36]Historia Augusta,The Life of Caracalla, VI.
  124. ^[37]Historia Augusta,The Life of Alexander Severus, LIX.
  125. ^Skip Knox, E.L."Crisis of the Third Century (235–285)".History of Western Civilization. Boise State University. Diarsipkan dariversi asli tanggal 3 Mei 2007. Diakses tanggal20 Maret 2007. 
  126. ^abGibbon, Edward (1906)."Bab X"(Versi daring). Dalam Bury, J.B.The History of the Decline and Fall of the Roman Empire (dalam bahasa English). Fred de Fau and Co. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  127. ^[38]Historia Augusta,The Lives of the Thirty Pretenders, III et XXX.
  128. ^[39]Historia Augusta,The Life of Aurelian, XXXII.
  129. ^[40]Historia Augusta,The Life of Claudius, I.
  130. ^[41] Lactantius,De Mortibus Persecutorum, VII.
  131. ^Joannes Zonaras,Epitome: From Diocletian to the death of Galerius
  132. ^Diocletian (284–305 AD) oleh Ralph W. Mathisen. De Imperatoribus Romanis. 17 Maret 1997. Diakses 20 Maret 2007.
  133. ^Ward-Perkins, John Bryan (1994).Roman Imperial Architecture. New Haven, CT: Yale University Press.ISBN 978-0-300-05292-3. 
  134. ^[42] Lactantius,De Mortibus Persecutorum, X–XVI.
  135. ^Gibbon, Edward (1906). "Chapter XX". Dalam Bury, J.B.The History of the Decline and Fall of the Roman Empire (dalam bahasa English). Fred de Fau and Co. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  136. ^Gibbon, Edward (1906)."Chapter XVII"(Online version). Dalam Bury, J.B.The History of the Decline and Fall of the Roman Empire (dalam bahasa English). Fred de Fau and Co. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  137. ^Constantine I (306–337 AD) oleh Hans A. Pohlsander. De Imperatoribus Romanis. 8 Januari 2004. Diakses 20 Maret 2007.
  138. ^Honorius (395–423 AD) oleh Ralph W. Mathisen. De Imperatoribus Romanis. 2 Juni 1999. Diakses 21 Maret 2007.
  139. ^Duiker, William; Spielvogel, Jackson (2001).World History (edisi ke-3). Wadsworth. hlm. 155.ISBN 978-0-534-57168-9. 
  140. ^Gibbon, Edward (1906)."Chapter XXVI"(Online version). Dalam Bury, J.B.The History of the Decline and Fall of the Roman Empire (dalam bahasa English). Fred de Fau and Co. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  141. ^Lapham, Lewis (1997).The End of the World. New York: Thomas Dunne Books.ISBN0-312-25264-1. hlmn. 47–50.
  142. ^[43] Bury, J.B.:History of the Later Roman Empire, 8, §2.
  143. ^[44] Bury, J.B.:History of the Later Roman Empire, 6, §4.
  144. ^[45] Bury, J.B.:History of the Later Roman Empire, 6, §3.
  145. ^[46] Bury, J.B.:History of the Later Roman Empire, 9.
  146. ^"The Germanic Invasions of Western Europe".University of Calgary. Agustus 1996. Diarsipkan dariversi asli tanggal 12 Agustus 2013. Diakses tanggal22 Maret 2007. 
  147. ^Duiker, William; Spielvogel, Jackson (2001).World History (edisi ke-3). Wadsworth. hlm. 157.ISBN 978-0-534-57168-9. 
  148. ^"Roman Emperors – DIR Romulus Augustulus".www.roman-emperors.org. 
  149. ^Romulus Augustulus (475–476 AD) – Two Views oleh Ralph W. Mathisen dan Geoffrey S. Nathan. De Imperatoribus Romanis. 26 Agustus 1997. Diakses 22 Maret 2007.
  150. ^Mathisen, Ralph A. (8 Februari 1998)."Roman Emperors – DIR Nepos". Diakses tanggal23 Agustus 2018. 
  151. ^Durant, Will; Durant, Ariel (1944).The Story of Civilization – Volume III: Caesar and Christ. United States: Simon and Schuster, Inc. hlm. 670.ISBN 978-1567310238. 
  152. ^Morris Bishop, The Middle Ages, 1996. hlm. 8
  153. ^Duiker, William; Spielvogel, Jackson (2001).World History (edisi ke-3). Wadsworth. hlm. 347.ISBN 978-0-534-57168-9. 
  154. ^abcHooker, Richard (6 Juni 1999)."The Byzantine Empire".Washington State University. Diarsipkan dariversi asli tanggal 24 Februari 1999. Diakses tanggal8 April 2007. 
  155. ^Bray, R.S. (2004).Armies of Pestilence. Cambridge: James Clarke & Co. hlm. 26.ISBN 978-0-227-17240-7. 
  156. ^Kreutz, Barbara M. (1996).Before the Normans: Southern Italy in the Ninth and Tenth Centuries. Philadelphia: University of Pennsylvania Press.ISBN 978-0-8122-1587-8. 
  157. ^Duiker, William; Spielvogel, Jackson (2001).World History (edisi ke-Third). Wadsworth. hlm. 349.ISBN 978-0-534-57168-9. 
  158. ^Basil II (AD 976–1025) oleh Catherine Holmes. De Imperatoribus Romanis. 1 April 2003. Diakses 22 Maret 2007.
  159. ^Gibbon, Edward (1906)."Chapter LXI"(Versi daring). Dalam Bury, J.B.The History of the Decline and Fall of the Roman Empire (dalam bahasa bahasa Inggris). Fred de Fau and Co. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  160. ^Mehmet II oleh Korkut Ozgen. Theottomans.org. Diakses 3 April 2007.
  161. ^Duiker, William; Spielvogel, Jackson (2001).World History (edisi ke-3). Wadsworth. hlm. 149.ISBN 978-0-534-57168-9. 
  162. ^Abstract of The population of ancient Rome. oleh Glenn R. Storey. HighBeam Research. 1 Desember 1997. Diakses 22 April 2007.
  163. ^The Population of Rome oleh Whitney J. Oates. Pertama kali dimuat dalamClassical Philology.Jld. 29, No. 2 (April 1934), hlmn. 101–116. Diakses 22 April 2007.
  164. ^N.Morley,Metropolis and Hinterland (Cambridge, 1996) 174–183
  165. ^Gawande, Atul (2014).Being Mortal. London: Profile Books. hlm. 32.ISBN 9781846685828. 
  166. ^Adkins, Lesley; Adkins, Roy (1998).Handbook to Life in Ancient Rome. Oxford: Oxford University Press. hlm. 46.ISBN 978-0-19-512332-6. 
  167. ^abcDuiker, William; Spielvogel, Jackson (2001).World History (edisi ke-3). Wadsworth. hlm. 146.ISBN 978-0-534-57168-9. 
  168. ^Frank Frost Abbott,Society and Politics in Ancient Rome, BiblioBazaar, LLC, 2009, hlm. 41
  169. ^abMateri 13: A Brief Social History of the Roman Empire oleh Steven Kreis. 11 Oktober 2006. Diakses 2 April 2007.
  170. ^abcdefghAdkins, Lesley; Adkins, Roy (1998).Handbook to Life in Ancient Rome. Oxford: Oxford University Press. hlm. 211.ISBN 978-0-19-512332-6. 
  171. ^abWerner, Paul (1978).Life in Rome in Ancient Times. Geneva: Editions Minerva S.A. hlm. 31. 
  172. ^Duiker, William; Spielvogel, Jackson (2001).World History (edisi ke-3). Wadsworth. hlm. 143.ISBN 978-0-534-57168-9. 
  173. ^abcRoman Education. Latin ExCET Preparation. Texas Classical Association, oleh Ginny Lindzey, September 1998. Diakses 27 Maret 2007.
  174. ^Matyszak, Philip (2003).Chronicle of the Roman Republic. London: Thames & Hudson. hlm. 16–42.ISBN 978-0-500-05121-4. 
  175. ^abcdeKeegan, John (1993).A History of Warfare. New York: Alfred A. Knopf. hlm. 263–264.ISBN 978-0-394-58801-8. 
  176. ^abcPotter, David (2004). "The Roman Army and Navy". Dalam Flower, Harriet I.The Cambridge Companion to the Roman Republic. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 67–70.ISBN 978-0-521-00390-2. 
  177. ^Pembahasan mengenai siasat-siasat tempur dan latar belakang sosial budaya hoplites, baca Victor Davis Hanson,The Western Way of War: Infantry Battle in Classical Greece, Alfred A. Knopf (New York 1989)ISBN0-394-57188-6.
  178. ^Goldsworthy, Adrian (1996).The Roman Army at War 100 BC–AD 00. Oxford: Oxford University Press. hlm. 33.ISBN 978-0-19-815057-2. 
  179. ^Jo-Ann Shelton (penyunting),As the Romans Did: A Sourcebook in Roman Social History, Oxford University Press (New York 1998)ISBN0-19-508974-X, hlmn. 245–249.
  180. ^Goldsworthy, Adrian (2003).The Complete Roman Army. London: Thames and Hudson, Ltd. hlm. 22–24, 37–38.ISBN 978-0-500-05124-5. 
  181. ^Goldsworthy, Adrian (2008).Caesar: Life of a Colossus. Yale University Press. hlm. 384, 410–411, 425–427.ISBN 978-0300126891.  Faktor penting lain yang dibahas oleh Goldsworthy adalah ketiadaan legiuner pelaksana tugas terpisah.
  182. ^Antara tahun 343 SM dan 241 SM, Angkatan bersenjata Romawi bertempur setiap tahun, kecuali pada 5 tahun tanpa aksi militer.Oakley, Stephen P. (2004). "The Early Republic". Dalam Flower, Harriet I.The Cambridge Companion to the Roman Republic. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 27.ISBN 978-0-521-00390-2. 
  183. ^P.A. Brunt, "Army and Land in the Roman Republic," inThe Fall of the Roman Republic and Related Essays, Oxford University Press (Oxford 1988)ISBN0-19-814849-6, hlm. 253; William V. Harris,War and Imperialism in Republican Rome 327–70 BC, Oxford University Press (Oxford 1979)ISBN0-19-814866-6, hlm. 44.
  184. ^Keegan, John (1993).A History of Warfare. New York: Alfred A. Knopf. hlm. 273–274.ISBN 978-0-394-58801-8. 
  185. ^Brunt, hlmn. 259–265; Potter, hlmn. 80–83.
  186. ^Goldsworthy, Adrian (2008).Caesar: Life of a Colossus. Yale University Press. hlm. 391.ISBN 978-0300126891. 
  187. ^Karl Christ,The Romans, University of California Press (Berkeley, 1984)ISBN0-520-04566-1, hlmn. 74–76.
  188. ^Mackay, Christopher S. (2004).Ancient Rome: A Military and Political History. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 249–250.ISBN 978-0-521-80918-4.  Mackay mencermati bahwa jumlah legiun (bukan berarti jumlah legiuner juga) bertambah menjadi 30 pada tahun 125 M, dan menjadi 33 pada zamanwangsa Severana (200–235 M).
  189. ^Goldsworthy, Adrian (1996).The Roman Army at War 100 BC – AD 200. Oxford: Oxford University Press. hlm. 36–37.ISBN 978-0-19-815057-2. 
  190. ^abElton, Hugh (1996).Warfare in Roman Europe AD 350–425. Oxford: Oxford University Press. hlm. 89–96.ISBN 978-0-19-815241-5. 
  191. ^abBrennan, Correy T. (2004). "Power and Process Under the Republican 'Constitution'". Dalam Flower, Harriet I.The Cambridge Companion to the Roman Republic. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 66–68.ISBN 978-0-521-00390-2. 
  192. ^Goldsworthy, Adrian (1996).The Roman Army at War 100 BC – AD 200. Oxford: Oxford University Press. hlm. 121–125.ISBN 978-0-19-815057-2. 
  193. ^Goldsworthy, Adrian (1996).The Roman Army at War 100 BC – AD 200. Oxford: Oxford University Press. hlm. 124.ISBN 978-0-19-815057-2. 
  194. ^Mackay, Christopher S. (2004).Ancient Rome: A Military and Political History. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 245–252.ISBN 978-0-521-80918-4. 
  195. ^Mackay, Christopher S. (2004).Ancient Rome: A Military and Political History. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 295–296.ISBN 978-0-521-80918-4. . Juga bab 23–24.
  196. ^abAlinea ini didasarkan ata Potter, hlmn. 76–78.
  197. ^Elton, Hugh (1996).Warfare in Roman Europe AD 350–425. Oxford: Oxford University Press. hlm. 99–101.ISBN 978-0-19-815241-5. 
  198. ^Sabin, Philip; van Wees, Hans; Whitby, Michael, ed. (2007).The Cambridge History of Greek and Roman Warfare. Cambridge University Press. hlm. 231.ISBN 978-0521782746. 
  199. ^Heseltine, John (2005).Roads to Rome. J. Paul Getty Museum. hlm. 11.ISBN 978-0711225527. 
  200. ^Temin, Peter (2001)."A Market Economy in the Early Roman Empire".Abstract Archives. Economy History Services. Diarsipkan dariversi asli tanggal June 15, 2010. 
  201. ^Baca"Masterpieces. Desiderius' Cross".Fondazione Brescia Musei. Diakses tanggal2 Oktober 2016. . Untuk penjabaran kajian ilmiah atas Medali Brescia, baca Daniel Thomas Howells (2015). "Katalog Kaca Emas Buatan Akhir Abad Kuno di British Museum (PDF)." London: the British Museum (Arts and Humanities Research Council), hlm. 7. Diakses 2 Oktober 2016.Potret kaca emas (agaknya buatan senimanYunani Aleksandria, ditilik daripenggunaan dialek Mesir pada kalimat dalam potret) diperkirakan berasal dari abad ke-3 M; Beckwith, John, Early Christian and Byzantine Art, Penguin History of Art (now Yale), Edisi ke-2. 1979,ISBN0140560335, hlm. 25; Boardman, John (penyunting), The Oxford History of Classical Art, 1993, OUP,ISBN0198143869, hlmn. 338–340; Grig, Lucy, "Portraits, Pontiffs and the Christianization of Fourth-Century Rome",Papers of the British School at Rome, Jld. 72, (2004), hlmn. 203–230,JSTOR 40311081, hlm. 207; Jás Elsner (2007). "The Changing Nature of Roman Art and the Art Historical Problem of Style," in Eva R. Hoffman (penyunting),Late Antique and Medieval Art of the Medieval World, 11–18. Oxford, Malden & Carlton: Blackwell Publishing.ISBN978-1-4051-2071-5, hlm. 17, gambar 1.3 pada hlm. 18.
  202. ^abcCasson, Lionel (1998).Everyday Life in Ancient Rome. Baltimore: The Johns Hopkins University Press. hlm. 10–11.ISBN 978-0-8018-5992-2. 
  203. ^Family Values in Ancient Rome oleh Richard Saller. The University of Chicago Library Digital Collections: Fathom Archive. 2001. Diakses 14 April 2007.
  204. ^Adkins, Lesley; Adkins, Roy (1998).Handbook to Life in Ancient Rome. Oxford: Oxford University Press. hlm. 339.ISBN 978-0-19-512332-6. 
  205. ^Adkins, Lesley; Adkins, Roy (1998).Handbook to Life in Ancient Rome. Oxford: Oxford University Press. hlm. 340.ISBN 978-0-19-512332-6. 
  206. ^Rawson, Beryl (1987).The Family in Ancient Rome: New Perspectives (dalam bahasa Inggris). Cornell University Press. hlm. 2 prakata.ISBN 978-0801494604. 
  207. ^Lifepac History & Geography, Grade 6 Unit 3, hlm. 28.z
  208. ^Latin Online: Series IntroductionDiarsipkan 2015-04-29 diWayback Machine. oleh Winfred P. Lehmann dan Jonathan Slocum. Linguistics Research Center. The University of Texas at Austin. 15 Februari 2007. Diakses 1 April 2007.
  209. ^Calvert, J.B. (8 Agustus 1999)."The Latin Alphabet".University of Denver. Diarsipkan dariversi asli tanggal 3 April 2007. Diakses tanggal1 April 2007. 
  210. ^Classical Latin Supplement. hlm. 2. Retrieved 2 April 2007.
  211. ^József Herman,Vulgar Latin, Terjemahan Bahasa Inggris 2000, hlmn. 109–114ISBN978-0271020013
  212. ^Adkins, Lesley; Adkins, Roy (1998).Handbook to Life in Ancient Rome. Oxford: Oxford University Press. hlm. 203.ISBN 978-0-19-512332-6. 
  213. ^Matyszak, Philip (2003).Chronicle of the Roman Republic. London: Thames & Hudson. hlm. 24.ISBN 978-0-500-05121-4. 
  214. ^Edward Gibbon (1787).The history of the decline and fall of the Roman Empire. dicetak untuk J.J. Tourneisen. hlm. 91–. Diakses tanggal31 Mei 2012. 
  215. ^The Encyclopedia Americana: A Library of Universal Knowledge. Encyclopedia Americana Corporation. 1919. hlm. 644–. Diakses tanggal31 Mei 2012. 
  216. ^Willis, Roy (2000).World Mythology: The Illustrated Guide. Victoria: Ken Fin Books. hlm. 166–168.ISBN 978-1-86458-089-1. 
  217. ^willis
  218. ^Theodosius I (379–395 AD) oleh David Woods. De Imperatoribus Romanis. 2 Februari 1999. Diakses 4 April 2007.
  219. ^abAstore, William."Bread and Circuses in Rome and America". Diakses tanggal11 Agustus 2017. 
  220. ^Annual Editions: Western Civilization.1 (edisi ke-12). McGraw-Hill/Dushkin. 2002. hlm. 68.... di mana belas kasihan dianggap sebagai suatu kebejatan akhlak ... 
  221. ^Jackson, Michael Anthony (2004).Look Back to Get Ahead: Life Lessons from History's Heroes. Arcade Publishing. hlm. 174.ISBN 9781559707275.Laga gladiator populer karena sesungguhnya bangsa Romawi yakin bahwa belas kasihan adalah suatu kebejatan dan kelemahan 
  222. ^Harvey, Brian K., ed. (2016).Daily Life in Ancient Rome: A Sourcebook. Hackett Publishing Company. hlm. 21–28.ISBN 9781585107964. 
  223. ^Langlands, Rebecca (2006).Sexual Morality in Ancient Rome. Cambridge University Press. hlm. 3–20.ISBN 9780521859431. 
  224. ^Mathew Dillon and Lynda Garland (2005).Ancient Rome: From the Early Republic to the Assassination of Julius Caesar. Taylor & Francis, 2005. hlm. 382.ISBN 9780415224598. 
  225. ^abcdAdkins, Lesley; Adkins, Roy (1998).Handbook to Life in Ancient Rome. Oxford: Oxford University Press. hlm. 350–352.ISBN 978-0-19-512332-6. 
  226. ^Roman Painting from Timeline of Art History. Department of Greek and Roman Art, The Metropolitan Museum of Art. 2004–10. Diakses 22 April 2007.
  227. ^abcDonald Jay Grout; Claude V. Palisca (June 1988).A history of western music. Norton. Diakses tanggal31 Mei 2012. 
  228. ^Adkins, Lesley; Adkins, Roy (1998).Handbook to Life in Ancient Rome. Oxford: Oxford University Press. hlm. 89.ISBN 978-0-19-512332-6. 
  229. ^Adkins, Lesley; Adkins, Roy (1998).Handbook to Life in Ancient Rome. Oxford: Oxford University Press. hlm. 349–350.ISBN 978-0-19-512332-6. 
  230. ^Adkins, Lesley; Adkins, Roy (1998).Handbook to Life in Ancient Rome. Oxford: Oxford University Press. hlm. 300.ISBN 978-0-19-512332-6. 
  231. ^Grant, Michael (2005).Cities of Vesuvius: Pompeii and Herculaneum. London: Phoenix Press. hlm. 130–134.ISBN 978-1-898800-45-3. 
  232. ^Civitello, Linda (2011-03-29).Cuisine and Culture: A History of Food and People (dalam bahasa Inggris). John Wiley & Sons.ISBN 9780470403716. 
  233. ^abcCasson, Lionel (1998).Everyday Life in Ancient Rome. Baltimore: The Johns Hopkins University Press. hlm. 98–108.ISBN 978-0-8018-5992-2. 
  234. ^ab"Daily Life: Entertainment".SPQR Online. 1998. Diarsipkan dariversi asli tanggal 30 April 2007. Diakses tanggal22 April 2007. 
  235. ^Circus Maximus. Encyclopedia Romana. University of Chicago. Diakses 19 April 2007.
  236. ^John Humphrey,Roman circuses: arenas for chariot racing, University of California Press, 1986, hlm. 216.
  237. ^Undang-undang Romawi Kuno mengharamkan pemberian suap kepada budak belian dengan maksud mendapatkan rahasia keahlian majikannya.Zeidman, Bob (2011).The Software IP Detective's Handbook: : Measurement, Comparison, and Infringement Detection (edisi ke-1). Prentice Hall. hlm. 103.ISBN 978-0137035335. 
  238. ^Nelson, Winter, Thomas (1979-01-01)."Roman Concrete: The Ascent, Summit, and Decline of an Art".Faculty Publications, Classics and Religious Studies Department. 
  239. ^"Roman road system".Encyclopaedia Britannica. Encyclopaedia Britannica, Inc. Diakses tanggal19 Agustus 2017. 
  240. ^Keegan, John (1993).A History of Warfare. New York: Alfred A. Knopf. hlm. 303.ISBN 978-0-394-58801-8. 
  241. ^Peck, Harry Thurston, ed. (1963). "Aquae Ductus".Harper's Dictionary of Classical Literature and Antiquities. New York: Cooper Square Publishers. hlm. 104–106. 
  242. ^Murray, Alexander Stuart; Mitchell, John Malcolm (1911). "Aqueduct". Dalam Chisholm, Hugh.Encyclopædia Britannica.2 (edisi ke-11). New York : Encyclopaedia Britannica. hlm. 240–244. Diakses tanggal31 Oktober 2017. 
  243. ^Roman Aqueducts and Water Supply oleh A.T. Hodge (1992)
  244. ^Grout, James."Lead Poisoning and Rome". University of Chicago.Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 July 2011. Diakses tanggal22 Juli 2011. 
  245. ^"Ancient Rome". Smarthistory at Khan Academy]. Diakses tanggal16 April 2013. 
  246. ^Jacob Dorsey Forrest (1906).The development of western civilization: a study in ethical, economic and political evolution. The University of Chicago Press. Diakses tanggal31 Mei 2012. 
  247. ^William Cunningham (1900).An Essay on Western Civilization in Its Economic Aspects: Mediaeval and modern times. University Press. Diakses tanggal31 Mei 2012. 
  248. ^Andrew Fleming West,Value of the classics. 1917. hlm. 185
  249. ^Kuno Fischer (1887).History of modern philosophy. C. Scribner's Sons. hlm. 85–. Diakses tanggal31 Mei 2012. 
  250. ^Michael Burger (2008).The Shaping of Western Civilization: From Antiquity To the Enlightenment. University of Toronto Press. hlm. 203–.ISBN 978-1-55111-432-3. Diakses tanggal31 Mei 2012. 
  251. ^[47] Plutarch,Parallel Lives,Life of Marius, XI, 5–7.
  252. ^The History of the Decline and Fall of the Roman Empire, 12 jilid. 
  253. ^Liukkonen, Petri."Theodor Mommsen".Books and Writers(kirjasto.sci.fi). Finland:Kuusankoski Public Library. Diarsipkan dariversi asli tanggal 24 August 2014. 
  254. ^Bacakutipan dan pencarian teks
  255. ^Levick, Barbara (1993).Claudius. Yale University Press.ISBN 978-0300058314. 
  256. ^bacaedisi daring
  257. ^Syme, Ronald (2002).The Roman Revolution. Oxford University Press.ISBN 978-0192803207. 
  258. ^"Dr Adrian Goldsworthy, the historian and author". Adriangoldsworthy.com. Diakses tanggal12 Maret 2013. 

Sumber

[sunting |sunting sumber]

Bacaan lanjutan

[sunting |sunting sumber]
  • Coarelli, Filippo.Rome and environs: An archaeological guide. Berkeley: Univ. of California Press, 2007.
  • Cornell, Tim J.The beginnings of Rome: Italy and Rome from the Bronze Age to the Punic Wars (c. 1000–264 BC). London: Routledge, 1995.
  • Coulston, J. C, and Hazel Dodge, editors.Ancient Rome: The archaeology of the eternal city. Oxford: Oxford University School of Archaeology, 2000.
  • Forsythe, Gary.A critical history of early Rome. Berkeley: University of California Press, 2005.
  • Fox, Matthew.Roman historical myths: The regal period in Augustan literature. Oxford: Oxford University Press, 1996.
  • Gabba, Emilio.Dionysius and the history of Archaic Rome. Berkeley: University of California Press, 1991.
  • Holloway, R. Ross.The archaeology of early Rome and Latium. London: Routledge, 1994.
  • Keaveney, Arthur.Rome and the unification of Italy. 2nd edition. Bristol: Bristol Phoenix, 2005.
  • Kraus, Christina Shuttleworth, and A.J. Woodman.Latin historians. Oxford: Oxford University Press, 1997.
  • Mitchell, Richard E.Patricians and plebeians: The origin of the Roman state. Ithaca: Cornell University Press, 1990.
  • Potter, T.W.Roman Italy. Berkeley: University of California Press, 1987.
  • Raaflaub, Kurt A., editors.Social struggles in Archaic Rome: New perspectives on the conflict of the orders. 2nd edition. Oxford: Blackwell, 2004.
  • Rosenstein, Nathan S., and Robert Morstein-Marx, editors.A companion to the Roman Republic. Oxford: Blackwell, 2006.
  • Scheidel, Walter, Richard P Saller, and Ian Morris.The Cambridge Economic History of the Greco-Roman World. Cambridge: Cambridge University Press, 2007.
  • Smith, Christopher J.Early Rome and Latium: Economy and society c. 1000–500 BC. Oxford: Oxford University Press, 1996.
  • Stewart, Roberta.Public office in early Rome: Ritual procedure and political practice. Ann Arbor: University of Michigan Press, 1998.
  • Woolf, Greg.Rome: An Empire's Story. Oxford: Oxford University Press, 2012.
  • Wyke, Maria.Projecting the Past: Ancient Rome, Cinema, and History. New York: Routledge, 1997.

Pranala luar

[sunting |sunting sumber]
Wikimedia Commons memiliki media mengenaiRomawi Kuno.
Masa
Kekaisaran
Konstitusi
Pemerintahan
Magistratus
Biasa
Luar biasa
Hukum
Militer
Ekonomi
Teknologi
Budaya
Masyarakat
Bahasa(Latin)
Penulis
Kota besar
Daftardan topik
lain
Principatus
27 SM – 235 M
Krisis
235–284
Dominatus
284–395
Romawi Barat
395–480
Romawi Timur
Bizantium

395–1204
Kekaisaran Nicea
1204–1261
Romawi Timur
Bizantium

1261–1453
Huruf cetak miring menunjukkan seorang rekan-kaisar, sedangkan yang digaris bawahi menunjukkan seorang perampas kekuasaan. Lihat pula:Kerajaan Romawi
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Romawi_Kuno&oldid=27014964"
Kategori:
Kategori tersembunyi:

[8]ページ先頭

©2009-2025 Movatter.jp