Movatterモバイル変換


[0]ホーム

URL:


Lompat ke isi
WikipediaEnsiklopedia Bebas
Pencarian

Reog

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dariReyog)
Untuk kegunaan lain, lihatReog (disambiguasi).
Reog
Pertunjukan Reog Ponorogo dalam acara Eksotika Bromo diJawa Timur,Indonesia
Nama asliꦫꦺꦪꦺꦴꦒ꧀
InstrumenGamelan
TahunAbad ke-15
AsalMasyarakatJawa diKabupaten Ponorogo,Jawa Timur, Indonesia
Reog Ponorogo performing art
NegaraIndonesia
Referensi01969
KawasanAsia dan Pasifik
Sejarah Inskripsi
Inskripsi2024 (sesi ke-19th)
DaftarNeed of Urgent Safeguarding

Reog[1] (aksara Jawa: ꦫꦺꦪꦺꦴꦒ꧀,Réyog) merupakan tarian tradisional dariPonorogo,Jawa Timur dalam arena terbuka yang berfungsi sebagai hiburan rakyat, mengandung unsurmagis, penari utama adalah orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak, dengan berat topeng mencapai 50–60 kg. Ditambah beberapa penari bertopeng dan berkuda lumping dan Reog asli dari Indonesia[1]

Pada 3 Desember 2024, seni pertunjukan Reog Ponorogo masuk dalam daftarUNESCO sebagaiWarisan budaya takbenda yang perlu segera dijaga kelestariannya.[2]

Tentang Reog

[sunting |sunting sumber]

Reog merupakan salah satu seni budaya yang berasal dariJawa Timur bagian barat-laut, danPonorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosokwarok dangemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat Reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah diIndonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbaumistik dan ilmu kebatinan yang kuat.[3]

Tarian tradisional dalam arena terbuka yang berfungsi sebagai hiburan rakyat, mengandung unsur magis, penari utama adalah orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak, ditambah beberapa penari bertopeng dan berkuda lumping. Ada dua ragam bentuk reog Ponorogo yang dikenal saat ini, yakni Reog Obyog dan Reog Festival.

Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa acara sepertipernikahan,khitanan, dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Reog obyog Sering pentas di pelataran atau jalan tanpa mengikuti pakem tertentu. Biasanya mengisi acara hajatan, bersih desa, hingga pementasan semata untuk menghibur. Sedangkan Reog Festival sudah mengalami modifikasi dan ditampilkan sesuai pakem dalam acara tahunan Festival Reog yang diadakan Pemerintah Kota Ponorogo sejak 1997. Reog Ponorogo resmi menjadi Warisan Budaya Tak benda (WBTb)UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) pada tahun 2024.[4]

Sejarah

[sunting |sunting sumber]
Pertunjukan Reog di Ponorogo pada tahun 1920. Selain Reog, terdapat pula penari kuda kepang, Bujang Ganong, Warok dan Potro.

Ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal usul Reog dan Warok,[5] namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakanKi Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masaBhre Kertabhumi, RajaMajapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15.[6]Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak istri rajaMajapahit yang berasal dariTiongkok, selain itu juga murka kepada rajanya dalam pemerintahan yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan KerajaanMajapahit akan berakhir. Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan di mana ia mengajarseni bela diri kepada anak-anak muda, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan kerajaan Majapahit kembali. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada RajaKertabhumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.[5][7]

Singo Barong atau dadak Merak, sebuah Ikon Reog Ponorogo

Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai "Singa Barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabhumi, dan di atasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Tiongkoknya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jathilan, yang diperankan oleh kelompok penarigemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng Singa Barong yang mencapai lebih dari 50 kg hanya dengan menggunakan giginya.[8][9] Kepopuleran Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkanBhre Kertabhumi mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan olehwarok dengan cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akanwarok. Namun murid-murid Ki Ageng Kutu tetap melanjutkannya secara diam-diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan untuk dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer di antara masyarakat, namun jalan ceritanya memiliki alur baru di mana ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat Ponorogo yaituKlono Sewandono,Dewi Songgolangit, danSri Genthayu.[7]

Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putriKerajaan Daha, Dewi Ragil Kuning, namun di tengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singa Barong dari Kerajaan Daha. Pasukan Raja Singa Barong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak KerajaanPonorogo, Raja Klono dan Wakilnya Bujang Ganong, dikawal olehwarok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Daha dan KerajaanPonorogo, dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan "kerasukan" saat mementaskan tariannya.[5][7]

Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagaiwarisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orangawam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. Mereka menganut garis keturunan parental danhukum adat yang masih berlaku.

Pementasan Seni Reog

[sunting |sunting sumber]
Reog Ponorogo

Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa acara sepertipernikahan,khitanan, dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6–8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6–8 gadis yang menaiki kuda. Pada Reog tradisional, penari ini biasanya diperankan olehgemblak, penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tarijaran kepang atau jathilan, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tarikuda lumping.

Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu yang disebutBujang Ganong atau Ganongan.

Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi di mana seni Reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar.

Adegan dalam seni Reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Di sini selalu ada interaksi antara pemain dandalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni Reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.

Adegan terakhir adalah Singa Barong, di mana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burungmerak. Berat topeng ini bisa mencapai 50–60 kg.[10] Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diperoleh dengan latihan spiritual sepertipuasa dantapa.

Tokoh-tokoh dalam seni Reog

[sunting |sunting sumber]

Warok

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Warok
Warok

"Warok" yang berasal dari kata wewarah adalah orang yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok adalahwong kang sugih wewarah (orang yang kaya akan wewarah). Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik.Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin).[11][12]

Warok merupakan karakter/ciri khas dan jiwa masyarakat Ponorogo yang telah mendarah daging sejak dahulu yang diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi penerus. Warok merupakan bagian peraga dari kesenian Reog yang tidak terpisahkan dengan peraga yang lain dalam unit kesenian Reog Ponorogo. Warok adalah seorang yang betul-betul menguasai ilmu baik lahir maupun batin.[11][13]

Jathil

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Jathil
Jathil

Jathil adalah prajurit berkuda dan merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog. Jathilan merupakan tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda yang sedang berlatih di atas kuda. Tarian ini dibawakan oleh penari di mana antara penari yang satu dengan yang lainnya saling berpasangan. Ketangkasan dan kepiawaian dalam berperang di atas kuda ditunjukkan dengan ekspresi atau semangat sang penari.[13][14]

Jathil ini pada mulanya ditarikan olehgemblak, laki-laki yang halus, berparas tampan atau mirip dengan wanita yang cantik.[15] Gerak tarinya pun lebih cenderung feminin. Sejak tahun 1980-an ketika tim kesenian Reog Ponorogo hendak dikirim ke Jakarta untuk pembukaan PRJ (Pekan Raya Jakarta), penari jathilan diganti oleh para penari putri dengan alasan lebih feminin. Ciri-ciri kesan gerak tari Jathilan pada kesenian Reog Ponorogo lebih cenderung pada halus, lincah, dan cekatan. Hal ini didukung oleh pola ritmis gerak tari yang silih berganti antara iramamlaku (lugu) dan iramangracik.[16]

Saat ini Mestro Jathilan adalah Wenas Sudirman Paju yang masih aktif memperagakan tari Jathilan Lanang atau laki-laki dan Jathilan Pakem.

Bujang Ganong

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Bujang Ganong
Bujang Ganong

Bujang Ganong atau Patih Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang energik, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela diri sehingga di setiap penampilannya senantiasa diperagakan oleh 2 orang pada umumnya yang selalu ditunggu-tunggu oleh penonton khususnya anak-anak. Bujang Ganong menggambarkan sosok seorang patih muda yang meskipun secara fisik cenderung buruk rupa, tetapi ia cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka, dan sakti.[13] Topeng Bujang Ganong berwarna merah menyala dengan khas mata yang melotot, hidung yang besar, dan gigi yang menonjol. Topeng tersebut terbuat dari kayudadap, sedangkan rambut pada topengnya terbuat dari ekorkuda.[17]

Saat ini Maestro Bujang Ganong adalah Hartono Leke Pakunden yang menciptakan pakem tari Bujang Ganong serta masih aktif memperagakan tari Bujang Ganong dan membuat topeng Bujang Ganong maupun peralatan Reog.

Klono Sewandono

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Klono Sewandono
Raja Prabu Klono Sewandono

Klono Sewandono atau Raja Klono adalah seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupacemeti yang sangat ampuh dengan sebutan Pecut Samandiman ke mana saja pergi sang Raja yang tampan dan masih muda ini selalu membawa pusaka tersebut.[6] Pusaka tersebut digunakan untuk melindungi dirinya. Kegagahan sang Raja digambarkan dalam gerak tari yang lincah serta berwibawa, dalam suatu kisah Prabu Klono Sewandono berhasil menciptakan kesenian indah hasil dari daya ciptanya untuk menuruti permintaan Putri (kekasihnya). Karena sang Raja dalam keadaan mabuk asmara maka gerakan tariannya pun kadang menggambarkan seorang yang sedang kasmaran.[13]

Singo Barong

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Singo Barong danTopeng dadak merak
Raja Prabu Singo Barong

Singo Barong adalah tokoh dan penari berkepala macan dengan hiasan merak dan paling dominan dalam kesenian Reog Ponorogo. Bagian-bagiantopengnya antara lain; kepala harimau (caplokan), terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan ditutup dengan kulit macan gembong/harimau jawa. Dadak merak, kerangka terbuat dari bambu dan rotan sebagai tempat menata bulu merak untuk menggambarkan seekor merak sedang mengembangkan bulunya dan menggigit untaian manik-manik.[10][18]Krakap terbuat dari kain beledu warna hitam disulam denganmonte, merupakan aksesori dan tempat menuliskan identitas grup Reog.[13]Dadak merak ini berukuran panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter, dan beratnya mencapai 80 kilogram.[10]

Saat ini Maestro Pembarong adalah Pembarong saudara Kembar Yakni Wondo Babadan dan Wandi Cokromenggalan, Wondo dan Wandi menciptakan tarian Merak Tarung atau dadak merak kembar sehingga dapat diperagakan lebih dari satu Singo Barong, Meski usianya lebih 70 tahun masih aktif memperagakan tarian Barongan.

Penyebaran

[sunting |sunting sumber]

Dalam dataLembaga Arsip Reyog Ponorogo, Reog dapat ditemukan di berbagai negara seperti di Amerika Serikat, Australia, Jerman, Arab Saudi, Lebanon, Suriname, Hongkong, Makau, Taiwan, Korea, Jepang, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam dan Malaysia. Reog yang ada di Malaysia telah ada lebih dari 100 tahun dan keberadaannya terbanyak di luar Indonesia.[19]

Kontroversi

[sunting |sunting sumber]
Foto tariBarongan di situs web resmi Malaysia, yang memicu kontroversi.

Tarian sejenis Reog Ponorogo yang ditarikan diMalaysia dinamakanTari Barongan tetapi memiliki unsurIslam.[20] Tarian ini juga menggunakan topengdadak merak, yaitu topeng berkepala harimau yang di atasnya terdapat bulu-bulu merak. Deskripsi dan foto tarian ini ditampilkan dalam situs web resmiKementerian Kebudayaan Kesenian dan Warisan Malaysia.[21]

Kontroversi timbul karena pada topeng dadak merak di situs web resmi tersebut terdapat tulisan "Malaysia",[22] dan diakui sebagai warisan masyarakatketurunan Jawa yang banyak terdapat diBatu Pahat,Johor danSelangor,Malaysia. Hal ini memicu protes berbagai pihak diIndonesia, termasuk seniman Reog asal Ponorogo yang menyatakan bahwa hak cipta kesenian Reog telah dicatatkan dengan nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004, dan dengan demikian diketahui olehMenteri Hukum dan HAM Republik Indonesia.[23] Ditemukan pula informasi bahwa dadak merak yang terlihat di situs web resmi tersebut adalah buatan perajin Ponorogo.[24] Ribuanseniman Reog sempat berdemonstrasi di depanKedutaan Malaysia diJakarta.[25] Pemerintah Indonesia menyatakan akan meneliti lebih lanjut hal tersebut.[23]

Pada akhir November 2007,Duta Besar Malaysia untuk IndonesiaDatukZainal Abidin Muhammad Zain menyatakan bahwa Pemerintah Malaysia tidak akan berani mengklaim Reog Ponorogo sebagai budaya asli negara itu. Reog yang disebut "Barongan" di Malaysia dapat dijumpai di Johor dan Selangor, karena dibawa olehmasyarakat Jawa yang merantau ke negeri tersebut sebelum negara Indonesia dibentuk, menjadikanimigran itu tidak termasuk sebagai warga negara Indonesia.[26]

Jumlah prestasi tingkat nasional dan internasional yang diraih grup Reog Ponorogo memperoleh apresiasi mantanGubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Bahkan ke depan Reog Ponorogo akan didaftarkan keUNESCO sebagaiwarisan budaya dunia.Menurut Gubernur Jakarta, selama ini komunitas Reog Ponorogo yang ada di Jakarta sering kali mengharumkan nama Pemprov DKI dengan beragam prestasi dan gelar juara, baik tingkat nasional maupun internasional. Karena itu, Basuki berencana untuk bekerjasama denganTaman Mini Indonesia Indah (TMII) agar Komunitas Reog Ponorogo di Jakarta dimasukan ke dalam agenda tahunan.

Lihat pula

[sunting |sunting sumber]

Referensi

[sunting |sunting sumber]
  1. ^ab(Indonesia) Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia"Arti kata reog pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan". Diakses tanggal4 Maret 2020. 
  2. ^"UNESCO - Reog Ponorogo performing art".ich.unesco.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal2024-12-06. 
  3. ^"Monumen Reog Ponorogo, Patung Tertinggi yang Memukau Dunia".Pikiran Rakyat. Diakses tanggal2023-05-22. 
  4. ^Fathanah, Thea."Reog Ponorogo Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO".CNBC Indonesia. Diakses tanggal2024-12-05. 
  5. ^abcTimur 1978.
  6. ^ab"Reog Ponorogo".Warisan Budaya Takbenda. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 1 Januari 2013.Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Maret 2020. Diakses tanggal30 Maret 2020. 
  7. ^abc"Pesan Sakral di Balik Reog Ponorogo".Liputan6.com. 10 Maret 2019.Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Maret 2020. Diakses tanggal4 Maret 2020. 
  8. ^Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta 1997, hlm. 1-59.
  9. ^Kaset video No. 24, 14/7/1991, arsip video milik Josko Petkovic.
  10. ^abcAries Susanto, ed. (21 Februari 2015)."Reog Ponorogo: Merak Reog Seberat 50 Kg, Pemain Harus Jalani Laku Ini".Solopos.Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Maret 2020. Diakses tanggal30 Maret 2020. 
  11. ^abDewanto Samodro (30 Agustus 2019)."Warok sebagai karakter masyarakat Ponorogo".ANTARA News.Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Maret 2020. Diakses tanggal4 Maret 2020. 
  12. ^Muhammad Ishomuddin (23 April 2019)."Relasi Mistis dan Sensual Rumit Antara Warok-Gemblak di Ponorogo".vice.com. VICE.Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Maret 2020. Diakses tanggal4 Maret 2020. 
  13. ^abcdeditindb (17 Desember 2015)."Reog Ponorogo".Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Maret 2020. Diakses tanggal4 Maret 2020. 
  14. ^Imam Mubarok (21 Oktober 2014)."Mengenal falsafah dan sejarah Reog Ponorogo".Merdeka.com.Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Maret 2020. Diakses tanggal4 Maret 2020. 
  15. ^Endra Dwiono (29 Agustus 2019)."Dalam Sejarah, Penari Jathil Adalah Laki-Laki".Berita Jatim.Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Maret 2020. Diakses tanggal4 Maret 2020. 
  16. ^"Talks on Reyog Ponorogo - Intersections : gender, history and culture in the Asian context".intersections.anu.edu.au. Perth, W.A: Murdoch University, School of Asian Studies. 02 Mei 1999.Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Maret 2020. Diakses tanggal4 Maret 2020. Periksa nilai tanggal di:|date= (bantuan)
  17. ^Charolin Pebrianti (5 Maret 2018)."Cerita di Balik Perajin Topeng Ganongan di Ponorogo".detikNews.Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Maret 2020. Diakses tanggal8 Maret 2020. 
  18. ^"Kerajinan Pembuatan Kelengkapan Reog Ponorogo".Warisan Budaya Takbenda. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 1 Januari 2013.Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Maret 2020. Diakses tanggal30 Maret 2020. 
  19. ^https://www.facebook.com/arsipreyog/photos/a.1505674966421991/1573554592967361/
  20. ^Ismoko Widjaja (29 November 2007)."Tarian Barongan Malaysia atau Reog Ponorogo?".Okezone News.Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Maret 2020. Diakses tanggal4 Maret 2020. 
  21. ^"Tarian Barongan".Kementerian Kebudayaan, Kesenian dan Warisan Malaysia. 2007. Diarsipkan dariversi asli tanggal 24 November 2007. Diakses tanggal12 Maret 2020. 
  22. ^"Soal Klaim Reog, Bupati Ponorogo Akan Lawan Malaysia".ANTARA News. 22 November 2007.Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Maret 2020. Diakses tanggal4 Maret 2020. 
  23. ^ab"Mirip Tari Reog, Pemerintah Akan Teliti Tari Barongan Malaysia".detikNews. 23 November 2007.Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Maret 2020. Diakses tanggal4 Maret 2020. 
  24. ^"Terusik Lagi Klaim Negeri Jiran".Liputan6.com. 26 Juni 2012.Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Maret 2020. Diakses tanggal4 Maret 2020. 
  25. ^"Ribuan Seniman Reog Demo di Kedutaan Malaysia".Metrotvnews. 29 November 2007. Diarsipkan dariversi asli tanggal 3 Juni 2008. Diakses tanggal4 Maret 2020. 
  26. ^"Malaysia Membantah Mengklaim Reog".Sinar Harapan. 29 November 2007. Diarsipkan dariversi asli tanggal 2 Mei 2008. Diakses tanggal4 Maret 2020. 

Bibliografi

  • Timur, Sunarto (1978),Reog di Jawa Timur, Jakarta: Proyek Sasana Budaya Depdikbud 
  • Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta (1997), "Drama Tradisional Reog: Suatu Kajian Sistem Pengetahuan Dan Religi",Laporan Penelitian Jarahnitra, Yogyakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, hlm. 1–59,ISSN 0854-3178 

Bacaan lanjutan

[sunting |sunting sumber]

Pranala luar

[sunting |sunting sumber]
Wikimedia Commons memiliki media mengenaiReog.
Tokoh
Alat musik
Festival
Lainnya
Aceh
Alas-Kluet
Batak
Gayo
Kerinci
Lampung
Melayu
Mentawai
Minangkabau
Nias
Palembang
Rejang,Kaur,
Mukomuko,
danSerawai
Singkil
Tamiang
Bantenan
Betawi
Cirebon-Indramayu
Jawa
Madura
Sunda
Banjar
Bulungan
Dayak
Melayu Kalimantan
Kutai Kartanegara
Paser
Tidung
Alor
Bali
Bima danSumbawa
Flores
Sasak
Sumba
Timor
Bugis,Makassar,
Bone, danLuwu
Buton,Muna, danWakatobi
Gorontalo
Mandar
Minahasa
Bolaang dan Mongondow
Padoe
Bare'e, Pamona, dan Kaili
Sangihe, Talaud,
dan Siau Tagulandong
Biaro
Toraja
Arfak
Asmat
Biak
Dani
Fakfak
Isirawa
Mimika (Kamoro)
Kep. Maluku Tengah dan Selatan
Kep. Maluku Utara
Moi
Sentani
Serui dan Waropen
Lain-lain
India-Indonesia
Arab-Indonesia
Tionghoa-Indonesia
Eropa-Indonesia
Bupati:Sugiri Sancoko — Wakil bupati: Lisdyarita
Sejarah
Lambang Kabupaten Ponorogo
Pemerintahan
Eksekutif
Legislatif
Pendidikan
Demografi
Wisata
Wisata Kota
Gunung dan Bukit
Air Terjun
Waduk
Gua
Hutan
Seni dan Budaya
Tarian dan Kesenian
Upacara Adat
Festival
Kuliner
Makanan
Minuman
Jajanan
Tempat ibadah
Belanja dan Hiburan
Olahraga
Transportasi
Lainnya
Lihat pula:KategoriCommons
Politik
Budaya
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Reog&oldid=26840396"
Kategori:
Kategori tersembunyi:

[8]ページ先頭

©2009-2025 Movatter.jp