Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkan resesi, yaitu:
- Produksi dan konsumsi yang tidak seimbang
Keseimbangan antaraproduksi dankonsumsi atau daya beli masyarakat merupakan dasar pertumbuhan ekonomi. Namun, apabila produksi dan konsumsi tidak seimbang, akan terjadi masalah pada siklus ekonomi. Jika produksi yang tinggi tidak dibarengi dengan daya beli masyarakat yang tinggi pula, maka akan mengakibatkan penumpukan persediaan barang.
Sebaliknya, jika produksi rendah sedangkan daya beli masyarakat tinggi sehingga menyebabkan kebutuhan masyarakat tak terpenuhi, maka negara harus melakukan impor. Dan hal tersebut menyebabkan penurunanlaba perusahaan dan lemahnyapasar modal.[3]
Ketika individu atau bisnis memiliki terlalu banyakutang, dan tak mampu membayar tagihan mereka, dapat menyebabkan kebangkrutan kemudian membalikkan perekonomian.[4] Kebangkrutan satu individu/bisnis yg menjadi pengutang dapat memengaruhi individu/bisnis lain yg mempunyai piutang, dan akan memberikan efek domino kepada rekan bisnis yg lain.
Penggelembungan aset terjadi ketikainvestasi didorong oleh emosi. Misalnya pada 1990-an saat pasar saham mendapat keuntungan besar. Mantan PemimpinFED, Alan Greenspan sering mengungkapkan istilah dengan nama "kegembiraan irasional." Investasi yang didorong oleh emosi ini menggembungkan pasarsaham, sehingga ketika gelembungnya pecah, maka akan terjadipanic selling yang tentunya dapat menghancurkan pasar dan menyebabkan resesi.[4]
Inflasi adalah tren harga yang stabil dan naik dari waktu ke waktu. Inflasi bukanlah hal yang buruk bagi ekonomi. Namun, inflasi yang berlebihan dapat membahayakan resesi.Bank Sentral Amerika Serikat maupunBank Indonesia, umumnya menaikkan suku bunga untuk menekan aktivitas ekonomi. Inflasi yang tak terkendali adalah masalah yang pernah dialami Amerika Serikat pada tahun 1970-an.[4] Dengan adanya inflasi, maka kemampuan berbelanja masyarakat menurun diakibatkan harga berbagai barang menjadi mahal.
Deflasi adalah saat harga turun dari waktu ke waktu, yang menyebabkanupah menyusut, yang selanjutnya menekan harga. Ketika deflasi lepas kendali, orang dan bisnis berhenti berbelanja, mana hal ini berdampak pada ekonomi suatu negara. Deflasi yang tak terkendali pernah dialami Jepang yang menyebakan resesi. Jepang berjuang sepanjang tahun 1990-an untuk keluar dari resesi tersebut.[4] Apabila inflasi memengaruhi harga barang yg menjadi sulit dibeli, deflasi memengaruhi ekonomi/kekayaan masyarakat untuk membeli. Hal ini terjadi disaat inflasi atau deflasi diluar kendali.
Adapun dampak dari adanya resesi selain menurunnya perputaran barang/jasa adalah sebagai berikut:
- Ketersediaan/Supply barang menurun yang dikarenakan pabrik mengurangi produksi.[5]
- Pemutusan hubungan kerja yang mengakibatkan banyaknya pengangguran dan kemiskinan.[6]
Kebijakan yg akan dilakukan pemerintah saat resesi adalah menurunkan suku bunga sehingga diharapkan masyarakat menarik uang dari bank dan akan menyebabkan jumlah uang beredar bertambah. Dengan jumlah uang beredar bertambah akan berpotensi menyebabkan konsumsi bertambah dan perputaran usaha di masyarakat membaik.
Catatan:Adakalanya salah satu penyebab resesi adalah kenaikan suku bunga yg dilakukan pemerintah (misal untuk menstabilkan inflasi) sehingga perlu kebijakan untuk menurunkan kembali suku bunga.