Suku Quraisy (bahasa Arab: قريش الأمة) adalah sukubangsa Arab keturunanIbrahim, yang menetap di kotaMekkah dan daerah sekitarnya. Klan-klan yang menetap di tengah kota disebut 'Quraisy Lembah' (Quraisy al-Batha), sementara yang menetap di daerah sekeliling kota disebut 'Quraisy Pinggiran' (Quraisy az-Zawahir).[2]
Terdapat perbedaan pendapat mengenaietimologi Quraisy, dengan satu teori menyatakan bahwa Quraisy adalah bentuk diminutif dari kata qirsh (hiu).[3] Ahli silsilah abad ke-9, Hisyam bin al-Kalbi menegaskan nama Quraisy bukanlah nama dari seorang pendiri suku;[4] sebaliknya, nama ini berasal dari taqarrusy, sebuah kata dalam bahasa Arab yang berarti "berkumpul bersama" atau "perkumpulan". Suku Quraisy mendapatkan nama mereka ketika Qusayy bin Kilab, keturunan generasi keenam dari Fihr bin Malik, mengumpulkan sanak saudaranya dan mengambil alih kendali atasKa'bah. Sebelum ini, keturunan Fihr hidup dalam kelompok-kelompoknomaden yang tersebar di antara kerabatKinanah mereka.[5]Nisbah atau nama keluarga suku Quraisy adalah Quraisyii, meskipun pada abad-abad awal umat Islam, kebanyakan suku Quraisy dilambangkan dengan marga mereka yang spesifik, bukan suku. Belakangan, terutama setelah abad ke-13, orang-orang yang mengaku keturunan Quraisy mulai menggunakan nama keluarga Quraisyii.[3]
Nenek moyang suku Quraisy adalahFihr bin Malik, yang silsilah lengkapnya, menurut sumber-sumber Arab tradisional, adalah sebagai berikut:Fihr binMālik binal-Naḍr binKinānah binKhuzaimah binMudrikah binIlyās binMuḍhar binNizār binMa'ad binʿAdnān. Dengan demikian, Fihr berasal dari sukuKinanah dan keturunannya ditelusuri sampai ke Adnan dari suku Ismael, ayah semi-legendaris dari "Arab utara". Menurut sumber-sumber tradisional, Fihr memimpin para pejuangKinanah danKhuza'ah dalam mempertahankanKa'bah, yang pada saat itu merupakan tempat perlindungan utama kaumpagan diMakkah, melawan suku-suku dariYaman; akan tetapi, tempat perlindungan tersebut dan hak-hak istimewa yang terkait dengannya tetap berada di tangan suku Khuza'ah Yaman. Suku Quraisy memperoleh nama mereka ketika Qusayy bin Kilab, keturunan generasi keenam dari Fihr bin Malik, mengumpulkan sanak saudaranya dan mengambil alih kendali atas Ka'bah. Sebelum ini, keturunan Fihr hidup dalam kelompok-kelompok nomaden yang tersebar di antara kerabat Kinanah mereka[6]
Semua sumber Muslim abad pertengahan setuju bahwa Qusayy menyatukan keturunan Fihr, dan menjadikan suku Quraisy sebagai kekuatan dominan di Makkah.[7] Setelah menaklukkan Makkah, Qusayy memberikan tempat tinggal kepada klan-klan Quraisy yang lain. Mereka yang menetap di sekitar Ka'bah dikenal sebagai Quraisy al-Biṭhāḥ (bahasa Arab: قُرَيْش ٱلْبِِطَاح, har. 'Quraysh dari tempat cekungan'), dan termasuk semua keturunan Ka'b ibn Lu'ayy dan lainnya. Klan-klan yang menetap di pinggiran tempat suci dikenal sebagai Quraisy al-Ẓawāhīr (bahasa Arab: قُرَيْش ٱلظَّوَاهِر, har. 'Quraisy dari Pinggiran'). Menurut sejarawanIbnu Ishaq, putra Qusayy yang lebih muda,Abdul Manaf, tumbuh menonjol selama masa hidup ayahnya dan dipilih oleh Qusayy untuk menjadi penggantinya sebagai penjaga Ka'bah. Dia juga memberikan tanggung jawab lain yang berhubungan dengan Ka'bah kepada putranya yang lain, Abdul-'Uzza dan Abdul-Dar, sambil memastikan bahwa semua keputusan Quraisy harus dibuat di hadapan putra sulungnya, Abdul-Dar; Abd al-Dar juga ditunjuk sebagai pemegang hak-hak istimewa seperti penjaga panji-panji perang Quraisy dan pengawas air dan perbekalan bagi para peziarah yang mengunjungi Ka'bah.[8]
Menurut sejarawan F. E. Peters, catatan Ibnu Ishaq mengungkapkan bahwa Mekah pada masa Qusayy dan keturunannya belum menjadi pusat perdagangan; sebaliknya, ekonomi kota didasarkan pada ziarah ke Ka'bah, dan "apa yang disebut sebagai kantor-kantor pemerintah kota (yang ditunjuk oleh Qushay) hanya berkaitan dengan operasi militer dan kontrol terhadap tempat suci".[9] Selama masa itu, suku Quraisy bukanlah pedagang; sebaliknya, mereka dipercayakan dengan pelayanan keagamaan, yang darinya mereka mendapatkan keuntungan yang signifikan. Mereka juga mendapat keuntungan dari pajak yang dikumpulkan dari para peziarah yang masuk. Meskipun Qusayy tampak sebagai orang kuat Quraisy, dia tidak secara resmi menjadi raja suku, tetapi salah satu dari banyaksyekh terkemuka (kepala suku).[10]
Menurut sejarawan Gerald R. Hawting, jika sumber-sumber tradisional dapat dipercaya, anak-anak Qusayy, "pastilah hidup pada paruh kedua abad ke-5".[11] Namun, sejarawan W. Montgomery Watt menegaskan bahwa Qusayy sendiri kemungkinan besar meninggal pada paruh kedua abad ke-6. Masalah suksesi antara penerus alami Qusayy, yakni Abdul-Dar, dan penerus pilihannya, Abdul Manaf, menyebabkan pembagian Quraisy menjadi dua faksi; Mereka yang mendukung klan Abdul-Dar, termasuk klan Bani Sahm, Bani Adi, Bani Makhzum dan Bani Jumah, dikenal sebagai al-Aḥlāf (para Konfederasi), sementara mereka yang mendukung klan Abdul Manaf, termasuk Bani Taym, Bani Asad, Bani Zuhra dan Bani al-Harits ibn Fihr, dikenal sebagai al-Muṭayyabūn (bahasa Arab: ٱلْمُطَيَّبُوْن, har. 'orang-orang yang wangi').[12]
Suku Quraisy pada umumnya adalah kaum pedagang perantara.[13] Mekkah terletak di tengah antara Syam di utara dan Yaman di selatan, suku Quraisy berperan dalam menghubungkan dua negeri itu. Syam adalah pusat perdagangan yang terhubung dengan Laut Tengah dan Eropa. Sementara itu, Yaman merupakan pusat perdagangan yang terhubung ke India dan Tiongkok. Ketika musim panas, Quraisy pergi berdagang ke Syam dan di musim dingin mereka berdagang ke Yaman.[13] Rute perjalanan ke Syam melalui Makkah - Hunain - Badar - Ma'an. Rute perjalanan ke Yaman melalui Makkah - Thaif - 'Asir - Shan'a.[13]
Ba'idah (العرب البائدة): artinyapunah, merupakan suku yang pernah tinggal diJazirah Arab dan telah punah. Sejarah mereka sedikit sekali yang dapat diketahui, kebanyakan berasal dariPerjanjian Lama danAl-Qur'an. Selain itu dari penggalian-penggalianarkeologis yang ditemukan. Mereka termasukʿĀd,Tsamud,Tasam,Jadis,Imlaq dan lainnya.
Qahtani (العرب العاربة): Menurut dugaan mereka berasal dari keturunanYa'rub binYasyjub binQahtan binHud, sering pula dikenal denganArab Qahtan. Mereka kebanyakan tinggal di Yaman dan kemudian menyebar ke daerah lainnya. Peradaban mereka diketahui cukup tinggi. Dibuktikan dengan penemuan-penemuan arkeologis yang mengungkapkan cara kehidupan mereka. Keturunan dari Qahtani ini ada yang menyebar sampai ke Yatsrib, nama kuno untuk Madinah, yaituBani 'Aus danBani Khazraj yang dikenal sebagai KaumAnshar.
Adnani (عدنان): Mereka diduga berasal dari keturunanIsmail (Bani Ismail) melalui anaknya Adnan. Ada juga yang menyebut Arab Adnan dan Quraisy termasuk cabang dari ini.[14]
Suku Quraisy pada saat itu terkenal sifatnya akan kekacauan, sukar dikendalikan, terpecah belah antar suku, kasar, saling bermusuhan, sangat penuh perasaan, fasih berbicara dan puitis. Quraisy menjadi suku terkemuka diMekkah sejak sebelum kelahiranMuhammad dan pada dasarnya menguasai kota. Sebelum kelahiranMuhammad, suku ini terbagi menjadi beberapaklan, masing-masing memiliki tanggung jawab yang berbeda atas kotaMekkah danKa'bah. Terjadi rivalitas antarklan, dan makin meruncing selamaMuhammad hidup. Beberapa pemimpin klan tidak menyukai klaim Muhammad akankenabian dan mencoba menghentikannya dengan menekan pemimpinBani Hasyim saat itu,Abu Thalib. Banyak pula dari klan tersebut yang menghukum pengikutMuhammad, seperti melakukanboikot. Hal inilah yang menyebabkan keluarnya perintahhijrah keEthiopia, dan kemudian keMadinah.
SetelahPenaklukan Kota Makkah pada tahun630,Muhammad memaafkan orang Quraisy yang sebelumnya menekan dan memusuhinya, kedamaian terjadi. Setelah meninggalnyaMuhammad, rivalitas klan meningkat, terutama siapa yang berhak menjadiKhalifah, hal yang menyebabkan terjadinya pemisahanSunni danSyi'ah.