Puting adalah bagian pada ujungpayudara atauambing mamalia tempatair susu dikeluarkan. Puting susu juga disebut denganpentil, terutama untuk merujuk pada non-manusia, dan dalam dunia medis dikenal denganpapilla. Dalam banyak budaya, puting susu wanita dianggap sebagaizona sensitif seksual dan memperlihatkannya kepada publik dianggap sebagai ketidaksenonohan.[1][2]
Dalam anatomimamalia, puting susu, papilla, atau pentil adalah proyeksi kecilkulit yang mengandung 15-20duktus laktiferus yang berbentuk silinder di bagian ujungpayudara. Kulit pembungkus puting susu kaya akan persediaansaraf khusus yang sensitif terhadap rangsangan tertentu. Tujuan psikologis dari puting susu adalah untuk menyalurkanair susu ibu (ASI) kepada bayi, yang diproduksi dikelenjar susu betina pada masa menyusui (laktasi).
Marsupial dan mamalia euteria biasanya memiliki jumlah puting susu yang tersusun secara bilateral, paling sedikit dua dan paling banyak sembilan belas puting susu.[3] Puting ini berkembang di dalamembrio. Padaketakea sepertipaus, bayi tidak bisa menghisap puting induk karena struktur mulutnya. Oleh sebab itu, puting susu paus berbeda dengan kebanyakan mamalia.
Puting susu pada hewan bervariasi dari segi ukuran, lokasi, dan struktur. Beberapa mamalia, seperti sapi, memiliki puting yang padat dan penuh, di mana air susu dapat keluar sendiri tanpa harus menyusui.Kambing dandomba betina memiliki dua puting susu, masing-masingnya dengan kelenjar susu tunggal. Puting susu pada babi jumlahnya bervariasi, mulai dari enam sampai enam belas, yang letaknya sejajar dengan garis perut.
Kebanyakan mamalia euteria,baik jantan atau betina, memiliki puting susu. Pada jantan, puting susu sering kali tidak dianggap fungsional untuk menyusui. Pengecualian terdapat padatikus dan kuda, yang jantannya tidak memiliki puting susu.
Manusia umumnya memiliki dua puting susu setelah lahir, yang terletak di ujung-tengah masing-masingpayudara yang dikelilingi oleh daerah sensitif, atau pigmentasi kulit yang dikenal denganareola.
Puting susu bisa mengalamiereksi, yang disebabkan oleh respons taktil terhadap suhu dingin, baik pada pria ataupun wanita. Ereksi puting juga bisa terjadi saat timbulnyagairah seksual pada wanita dan pria, atau selama menyusui. Kedua hal tersebut disebabkan oleh pelepasanoksitosin. Puting susu pada pria dan wanita adalah salah satu zona erotis yang bisa dirangsang dengan tangan atau dengan mulut saat melakukan hubungan seksual dan menyebabkan timbulnyaberahi.[4][5]
Rata-rata ukuran puting susu wanita adalah lebih dari 3/8 inci (10 mm).[6]Kehamilan dan menyusui memperbesar ukuran puting, kadang-kadang bersifat permanen. Kehamilan juga memperlebar pigmentasi di sekitar puting.
Dari masa konsepsi sampaidiferensiasi seksual, semuajanin manusia, baik pria ataupun wanita, memiliki puting susu yang serupa. Hal ini berlangsung kurang lebih selama enam minggu, setelah itugen pria mulai memproduksihormontestosteron.[7] Biasanya, puting susu pria tidak banyak berubah pada titik ini, namun beberapa pria mengalami kondisi yang dikenal denganginekomastia, di mana kelenjar lemak di sekitar dan di bawah puting berkembang dan meluas hingga menyerupai puting susu wanita. Hal ini bisa terjadi jika produksi hormon testosteron menurun. Ginekomastia, meskipun tidak parah, bisa terjadi pada anak laki-lakipubertas yang mengalami perubahan fisik karena pelepasan hormon, termasuk estrogen, yang cepat dan tidak terkendali. Tingginya produksi estrogen pada anak laki-laki pubertas menyebabkan terjadinya pembengkakan pada puting susu dan jaringan di sekitarnya. Pada kondisi ginekomastia akut, payudara pria juga dapat menghasilkan air susu dan mengalamikanker payudara.[8]
Dalam makalahnya,Stephen Jay Gould danRichard C. Lewontin menyatakan bahwa keberadaan puting susu pada pria merupakan produk sampingan arsitektur genetik dari puting susu wanita. Menurutnya, pria memiliki puting susu karena wanita juga memilikinya. Meskipun puting dan jaringan payudara pada pria tidak memiliki fungsi layaknya pada wanita, yaitu berupa fungsilaktasi (menyusui), puting dan payudara pria bisa berfungsi untuk melindungijantung danparu-paru dari cedera, dan masih berfungsi sebagai salah satu zona erotis, meski tak sesensitif pada wanita.[9]
^M. Hussain, L. Rynn, C. Riordan and P. J. Regan, Nipple-areola reconstruction: outcome assessment; European Journal of Plastic Surgery, Vol. 26, Num. 7, December, 2003