Psikolinguistik adalah ilmu multidisipliner berupa penggabungan antara ilmupsikologi danlinguistik. Psikolinguistik mempelajari faktor-faktor psikologis danneurobiologis yang memungkinkanmanusia memperoleh, menggunakan, dan memahamibahasa. Kajiannya semula lebih banyak bersifatfilosofis karena masih sedikitnya pemahaman tentang prosesotakmanusia berfungsi. Oleh karena itu, psikolinguistik sangat erat kaitannya denganpsikologi kognitif. Penelitian modern menggunakanbiologi,neurologi,ilmukognitif, danteoriinformasi untuk mempelajari cara otak memproses bahasa.
Psikolinguistik meliputi proses kognitif yang bisa menghasilkankalimat yang mempunyai arti dan benar secaratata bahasa dari perbendaharaan kata dan struktur tata bahasa, termasuk juga proses yang membuatungkapan,kata,tulisan, dan sebagainya menjadi bisa dipahami.Psikolinguistik perkembangan mempelajari kemampuanbayi dananak-anak dalam mempelajari bahasa, biasanya dengan metode eksperimental dan kuantitatif (berbeda dengan pengamatan naturalistik seperti yang dilakukanJean Piaget dalampenelitiannya tentangperkembangan anak).
Dengan kata lain, psikolinguistik memaparkan hakikat struktur bahasa, dan bagaimana struktur ini diperoleh, digunakan pada waktu bertutur, dan pada waktu memahami kalimat-kalimat dalam pertuturan itu.
Psikologi merupakan ilmu yang mengkaji tingkah laku manusia serta hubungan-hubungan antarmanusia. Oleh karena abstraknya jiwa manusia, maka objek material psikologi adalah terkait aktivitas-aktivitas jiwa yang teramati melalui tingkah laku manusia. Orang yang mempelajari tingkah laku itu disebut sebagai psikolog.[1]
Linguistik (IPA: [liŋuistik]) atau ilmu bahasa merupakan ilmu yang mempelajari tentang bahasa secara ilmiah.[2] Linguistik mempelajari fenomena kebahasaan dengan beragam cara dan dari berbagai sudut pandang.
Psikolinguistik merupakan disiplin ilmu yang mempersoalkan dan mendeskripsikan proses psikologis yang menjadikan manusia dapat memahami dan menggunakan bahasa. Bidang psikolinguistik juga mengandalkan ilmu neurologi, terutama bagi pakar psikolinguistik yang juga mempelajari perbedaan jenis kelamin, afasia, bahasa setelah cedera bawaan atau didapat pada otak yang belum matang, serta gangguan perkembangan bahasa (disfasia).[3]
Secara rinci, psikolinguistik mempelajari empat topik utama:[4]
- Komprehensi merupakan proses-proses mental yang dilalui oleh manusia sehingga dapat menangkap perkataan orang lain serta memahami maksudnya.
- Produksi merupakan proses-proses mental pada manusia sehingga dapat berujar seperti yang diujarkan.
- Landasan biologis danneurologis sehingga manusia dapat berbahasa.
- Pemerolehan bahasa merupakan proses anak memperoleh bahasa.
Psikolinguistik mengalami perkembangan pesat sehingga melahirkan beberapa subdisiplin psikolinguistik:
- Psikolinguistik Teoretis
- Psikolinguistik Perkembangan
- Psikolinguistik Sosial
- Psikolinguistik Pendidikan
- Psikolinguistik-Neurologi (Neuropsikolinguistik)
- Psikolinguistik Eksperimen
- Psikolinguistik Terapan
Psikolinguistik bersifatinterdisipliner dan dipelajari oleh ahli dalam berbagai bidang, seperti psikologi, ilmu kognitif, dan linguistik. Psikolinguistik adalah perilaku berbahasa yang disebabkan oleh interaksinya dengan cara berpikir manusia. Ilmu ini meneliti tentang pemerolehan, produksi, dan pemahaman manusia terhadapbahasa.[5] Ada beberapa subdivisi dalam psikolinguistik yang didasarkan pada komponen-komponen yang membentuk bahasa pada manusia:
- Fonetik danfonologi mempelajari bunyi ucapan. Di dalam psikolinguistik, penelitian terfokus pada proses otak memproduksi dan memahami bunyi-bunyi ini.
- Morfologi mempelajari struktur kalimat, terutama hubungan antara kata yang berhubungan dan pembentukan kata-kata berdasarkan pada aturan-aturan.
- Sintaksis mempelajari pola-pola yang menentukan bagaimana kata-kata dikombinasikan bersama membentuk kalimat
- Semantik berhubungan dengan makna dari kata atau kalimat. Bila sintaks berhubungan dengan struktur formal dari kalimat, semantik berhubungan dengan makna aktual dari kalimat.
- Pragmatik berhubungan dengan peran konteks dalam penginterpretasian makna.
- Studi tentang cara mengenali dan membaca kata meneliti proses yang tercakup dalam pemerolehan informasiortografik, morfologis,fonologis, dan semantik dari pola-pola dalam tulisan.
Terdapat beberapa teori mengenai pemerolehan bahasa pada bayi dan balita yang bersumber pada perkembangan psikologi yang bersifatnatur dan nurtur. Natur adalah aliran yang meyakini bahwa kemampuan berbahasa pada manusia adalah bawaan sejak lahir. Oleh karena itu, manusia telah dilengkapi secara biologis oleh alam (natur) untuk memproduksi bahasa melalui alat-alat bicara (lidah, bibir, gigi, rongga tenggorokan, dibantu oleh alat pendengaran) maupun untuk memahami arti dari bahasa tersebut (melalui skema padakognisi).
Noam Chomsky adalah tokoh yang mempercayai peran natur secara radikal dalam pemerolehan bahasa. Pihak yang mempercayai kekuatan nurtur dalam pemerolehan bahasa berargumen bahwa bayi dan balita memperoleh bahasa karena terbiasa pada bahasa ibu. Hal ini terbukti pada pembentukan kemampuanfonem yang tergantung pada bahasa ibu, misalnya pada bayi Jepang berusia di bawah enam bulan masih dapat membedakan fonem [ra] dan [la] dengan jelas, tetapi pada usia satu tahun mereka kesulitan untuk membedakan fonem [ra] dan [la].
Michael Tomasello mengkritikChomsky bahwa bahasa tidak akan muncul begitu saja. Ia meyakini bahwa bahasa diperoleh karena bayi belajar menggunakan bahasa sebagai simbol terlebih dahulu dengan kemampuan bayi untuk melakukan atensi bersama (join attention) pada saat sebelum bayi mampu memproduksi bahasa.[6] Namun, pada dasarnya, natur dan nurtur memiliki kontribusi terhadap pemerolehan bahasa pada bayi.
Imitasi dalam pemerolehan bahasa terjadi ketika anak menirukan pola bahasa maupunkosakata dari orang-orang yang signifikan bagi mereka, biasanya orang tua atau pengasuh.Imitasi yang dilakukan oleh anak, tidak hanya menirukan secara persis (mimikri) hal yang dilakukan orang lain, tetapi anak memilih hal-hal yang dianggap oleh anak menarik untuk ditirukan.
Mekanisme perolehan bahasa melalui pengondisian diajukan olehB.F. Skinner. Mekanisme pengondisian atau pembiasaan terhadap ucapan yang didengar anak dan diasosiasikan dengan objek atau peristiwa yang terjadi. Oleh karena itu, kosakata awal yang dimiliki oleh anak umumnya adalahkata benda.
Anak memperoleh pemahaman terhadap kata (semantik) karena, secara kognisi, ia memahami tujuan seseorang memproduksi suatu fonem melalui mekanismeatensi bersama. Adapun produksi bahasa diperolehnya melalui mekanisme imitasi.
- ^Soemanto, Wasty (1988).Pengantar Psikologi. Jakarta: Bina Aksara. Parameter
|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan) - ^"Linguistik".KBBI Daring. 2016. Diakses tanggal 26-12-2021. Parameter
|first1=
tanpa|last1=
di Authors list (bantuan);Periksa nilai tanggal di:|access-date=
(bantuan) - ^Encyclopedia of neuroscience. Larry R. Squire. [Amsterdam]: Elsevier. 2009.ISBN 0-08-045046-6.OCLC 237029015.
- ^Dardjowidjojo, Soenjono (2003).Psikolinguistik : pengantar pemahaman bahasa manusia (edisi ke-Ed. 1). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.ISBN 979-461-459-9.OCLC 54400227.
- ^Sternberg, R.J. (2006) Cognitive Psychology. Belmont, CA: Thomson Wadsorth
- ^Tomasello, M (1999). The Cultural Origins of Human Cognition. London: Harvard University Press