Kabupaten Ponorogo | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Jawa | Pånårågå(Gêdrig) ڤاناراڮا(Pégon) ꦥꦤꦫꦒ(Hånåcåråkå) |
Julukan:
| |
Motto: Ponorogo HEBAT (Harmonis,Elok,Bergas,Amanah, danTaqwa) | |
![]() Peta | |
Koordinat:7°52′07″S111°27′43″E / 7.8686°S 111.4619°E /-7.8686; 111.4619 | |
Negara | ![]() |
Provinsi | Jawa Timur |
Tanggal berdiri | 8 Agustus 1950 |
Dasar hukum | UU No. 12/1950 |
Hari jadi | 11 Agustus 1496; 528 tahun lalu (1496-08-11) |
Ibu kota | Ponorogo |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Bupati | Sugiri Sancoko |
• Wakil Bupati | Lisdyarita |
• Sekretaris Daerah | Agus Pramono |
• Ketua DPRD | Sunarto |
Luas | |
• Total | 1.371,78 km2 (529,65 sq mi) |
Ketinggian tertinggi | 2.563 m (8,409 ft) |
Ketinggian terendah | 92 m (302 ft) |
Populasi (2022)[1] | |
• Total | 964.253 |
• Kepadatan | 1.380/km2 (3,600/sq mi) |
• Laki-laki | 474.260 |
• Perempuan | 475.060 |
Demonim | -Warga Ponorogo(id) -Wong Ponorogo(jw)[nb 1] -Ponoragan(en) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia (resmi), Jawa (dominan) -Jawa Mataraman, Lainnya |
• IPM | ![]() Tinggi[4] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 352 |
Kode ISO 3166 | ID-JI |
Pelat kendaraan | AExxxx S**/T*/U*/V*/W* |
Kode Kemendagri | 35.02![]() |
APBD | Rp 2.439.280.432.343,- (2020)[5] |
PAD | Rp 295.144.564.691,- (2020)[5] |
DAU | Rp 1.101.498.854.000,- (2020)[5] |
Semboyan daerah | REOG "Resik,Endah,Omber, danGirang-gemirang" |
Flora resmi | Sonokeling |
Situs web | ponorogo |
Kabupaten Ponorogo (bahasa Jawa:Hanacaraka: ꦥꦤꦫꦒ,Pegon: ڤاناراڮا,translit. Pånårågå;pengucapan bahasa Jawa:[pɔnɔˈrɔgɔ]) adalah sebuah wilayahkabupaten yang terletak di provinsiJawa Timur,Indonesia.Ibu kota Ponorogo berada di kecamatanPonorogo. Kabupaten ini terletak di koordinat 111° 17’–111° 52’BT dan 7° 49’–8° 20’LS dengan ketinggian antara 92 sampai dengan 2.563 meter di atas permukaan laut dan memiliki luas wilayah 1.371,78 km².[6] Kabupaten ini terletak di bagian barat provinsiJawa Timur dan berbatasan langsung denganprovinsiJawa Tengah. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Indonesia 2022, jumlah penduduk Kabupaten Ponorogo adalah 964.253 jiwa.[1]
Hari jadi Kabupaten Ponorogo diperingati setiap tanggal11 Agustus, karena pada tanggal11 Agustus1496,Bathara Katong diwisuda/dinobatkan sebagaiadipati pertamaKadipaten Ponorogo. Pada tahun1837,Kadipaten Ponorogo pindah dari Kota Lama ke Kota Tengah menjadiKabupaten Ponorogo.[7][8] Semenjak tahun1944 hingga sekarang Kabupaten Ponorogo sudah berganti kepemimpinan sebanyak 16 kali.
Kabupaten Ponorogo dikenal dengan julukanReog atauBumi Reog karena daerah ini merupakan daerah asal darikesenianReog. Ponorogo juga dikenal sebagaiSantri karena memiliki banyakpondok pesantren, salah satu yang terkenal adalahPondok Modern Darussalam Gontor yang terletak di DesaGontor, KecamatanMlarak.
Setiap tahun pada bulanSuro (Muharram), Kabupaten Ponorogo mengadakan suatu rangkaian acara berupapesta rakyat yaituGrebeg Suro. Pada pesta rakyat ini ditampilkan berbagai macamseni dantradisi, di antaranyaFestival Nasional Reog Ponorogo,Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, danLarungan Risalah Doa diTelaga Ngebel.[9]
Ponorogo berasal dari dua kata yaitupramana danraga.Pramana berarti dayakekuatan,rahasia hidup, sedangkanraga berartibadan,jasmani. Kedua kata tersebut dapat ditafsirkan bahwa di balik badan manusia tersimpan suatu rahasia hidup (wadi) berupaolah batin yang mantap dan mapan berkaitan dengan pengendalian sifat-sifatamarah,aluwamah / lawamah,shufiah danmuthmainah. Manusia yang memiliki kemampuan olah batin yang mantap dan mapan akan menempatkan diri di mana pun dan kapan pun berada.[8] Namun ada pula yang menyebutkan bahwapana berarti melihat danraga berarti badan, raga, atau diri. Sehingga arti Panaraga adalah "melihat diri sendiri" atau dalam kata lain disebut "wawas diri".[10]
Asal-usul nama Ponorogo bermula darikesepakatan dalammusyawarah bersamaRaden Bathara Katong,Kiai Mirah,Seloaji, danJayadipa pada hariJumat saatbulan purnama, bertempat di tanah lapang dekat sebuahgumuk (wilayahkatongan sekarang). Dalam musyawarah tersebut disepakati bahwa kota yang akan didirikan dinamakanPramana Raga yang akhirnya berubah menjadiPanaraga (Ponorogo).[8]
Pendapat lain tentang asal mula nama Ponorogo diutarakan olehPigeaud, yang berbunyi:[11]
[...] Saya rasa cukup pasti bahwa nama itu dapat disejajarkan dengan nama Jogorogo, nama lama dari wilayah utaraLawu. [...] Saya menyarankan untuk menyetarakan katarogo denganrowo [rawa], sedangkanpono denganbono (lanskap). Secara kebahasaan, hanya sedikit yang menyangsikan ini. Telah diketahui bahwaMadiun dulunya merupakan rawa yang besar. Jogorogo dapat dipahami sebagai 'perbatasan rawa', sedangkan Ponorogo adalah perubahanlinguistik selanjutnya.
MenurutBabad Ponorogo, berdirinya Kabupaten Ponorogo dimulai setelahRaden Katong sampai di wilayahWengker. Pada saat itu Wengker dipimpin olehSurya Ngalam yang dikenal sebagaiKi Ageng Kutu. Raden Katong lalu memilih tempat yang memenuhi syarat untuk pemukiman (yaitu di Dusun Plampitan, KelurahanSetono, KecamatanJenangan sekarang). Melalui situasi dan kondisi yang penuh dengan hambatan, tantangan, yang datang silih berganti,Raden Katong,Selo Aji, danKi Ageng Mirah beserta pengikutnya terus berupaya mendirikan pemukiman.
Tahun1482–1486 M, untuk mencapai tujuan menegakkan perjuangan dengan menyusun kekuatan, sedikit demi sedikit kesulitan tersebut dapat teratasi, pendekatan kekeluargaan denganKi Ageng Kutu dan seluruh pendukungnya ketika itu mulai membuahkan hasil.
Dengan persiapan dalam rangka merintis kadipaten didukung semua pihak,Bathoro Katong (Raden Katong) dapat mendirikanKadipaten Ponorogo pada akhir abad XV, dan ia menjadiadipati yang pertama.
Kadipaten Ponorogo berdiri pada tanggal11 Agustus1496, tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Ponorogo. Penetapan tanggal ini merupakan kajian mendalam atas dasar bukti peninggalan benda-benda purbakala berupa sepasang batu gilang yang terdapat di depan gapura kelima di kompleks makam Batara Katong dan juga mengacu pada bukuHand book of Oriental History. Pada batu gilang tersebut tertuliscandrasengkala memet berupa gambar manusia yang bersemadi, pohon, burung garuda dan gajah.Candrasengkala ini menunjukkan angka tahun 1418 Saka atau tahun1496M. Sehingga dapat ditemukan hari wisuda Bathoro Katong sebagai Adipati Kadipaten Ponorogo yaitu hariMingguPon, tanggal 1 Besar 1418Saka bertepatan tanggal11 Agustus1496M atau1Dzulhijjah901H. Selanjutnya melalui seminar Hari Jadi Kabupaten Ponorogo yang diselenggarakan pada tanggal30 April1996 maka penetapan tanggal 11 Agustus sebagai Hari Jadi Kabupaten Ponorogo telah mendapat persetujuanDPRD Kabupaten Ponorogo.[7][8]
Sejak berdirinya Kadipaten Ponorogo di bawah pimpinan Raden Katong, tata pemerintahan menjadi stabil dan pada tahun1837 Kadipaten Ponorogo pindah dari Kota Lama ke Kota Tengah menjadi Kabupaten Ponorogo hingga sekarang.[8]
Kabupaten Ponorogo terletak di antara 111° 17’–111° 52’BT dan 7° 49’–8° 20’LS. Jarak ibu kota Ponorogo dengan ibu kota Provinsi Jawa Timur (Surabaya) kurang lebih 200 km ke arah timur laut dan ke ibu kotanegara (Jakarta) kurang lebih 800 km ke arah barat.[6]
Kabupaten Ponorogo berbatasan dengan wilayah sebagai berikut:[12]
Kabupaten Ponorogo mempunyai luas wilayah 1.371,78 km² dengan ketinggian antara 92 sampai dengan 2.563 meter di atas permukaan laut yang dibagi menjadi 2 subarea, yaitu area dataran tinggi yang meliputiKecamatanNgrayun,Sooko,Pulung, danNgebel sisanya merupakan area dataran rendah. Sungai yang melewati ada 14 sungai dengan panjang antara 4–58 km sebagai sumberirigasi bagi lahan pertanian dengan produksi padi maupun hortikultura. Sebagian besar dari luas yang ada terdiri dari area kehutanan dan lahansawah, sedangkan sisanya digunakan untukladang pekarangan.[6]
Kabupaten Ponorogo memilikiiklim muson tropis (Am) yang mengalami dua musim sebagai akibat dari pergerakan angin muson, yaitumusim kemarau yang disebabkan olehangin muson timur–tenggara yang bersifat kering dan dingin danmusim hujan yang disebabkan oleh angin muson barat–barat laut yang bersifat basah dan lembap.Curah hujan paling tinggi terjadi pada periode bulanDesember,Januari, danFebruari dengan curah hujan bulanan lebih dari 200 mm per bulan.Curah hujan terendah terjadi pada periode bulanJuli,Agustus, danSeptember dengan curah hujan kurang dari 80 mm per bulan.Suhu di Kabupaten Ponorogo sepanjang tahun relatif sama dengansuhu rata-rata 26,4 ℃ dan suhu rata-rata terendah 21,6 ℃, dancurah hujan di wilayah ini berkisar antara 1.400–2.000 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 100–150 hari hujan per tahun.
Data iklimPonorogo, Jawa Timur, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 29.9 (85.8) | 30.1 (86.2) | 30.4 (86.7) | 31.2 (88.2) | 31.2 (88.2) | 31.3 (88.3) | 31.1 (88) | 31.6 (88.9) | 32.6 (90.7) | 32.7 (90.9) | 31.8 (89.2) | 30.8 (87.4) | 31.23 (88.21) |
Rata-rata harian °C (°F) | 26.1 (79) | 26.2 (79.2) | 26.4 (79.5) | 26.8 (80.2) | 26.5 (79.7) | 26.1 (79) | 25.6 (78.1) | 25.7 (78.3) | 26.7 (80.1) | 27.1 (80.8) | 26.9 (80.4) | 26.6 (79.9) | 26.39 (79.52) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 22.3 (72.1) | 22.4 (72.3) | 22.5 (72.5) | 22.4 (72.3) | 21.9 (71.4) | 20.9 (69.6) | 20.1 (68.2) | 19.9 (67.8) | 20.8 (69.4) | 21.6 (70.9) | 22.1 (71.8) | 22.4 (72.3) | 21.61 (70.88) |
Presipitasi mm (inci) | 293 (11.54) | 296 (11.65) | 275 (10.83) | 209 (8.23) | 88 (3.46) | 54 (2.13) | 25 (0.98) | 13 (0.51) | 32 (1.26) | 70 (2.76) | 212 (8.35) | 267 (10.51) | 1.834 (72,21) |
Rata-rata hari hujan | 16 | 16 | 14 | 11 | 5 | 3 | 2 | 1 | 2 | 4 | 11 | 14 | 99 |
%kelembapan | 85 | 85 | 84 | 81 | 80 | 77 | 73 | 71 | 69 | 71 | 76 | 81 | 77.8 |
Kemungkinan sinar matahari (persen) | 50 | 49 | 55 | 65 | 69 | 73 | 79 | 78 | 74 | 72 | 62 | 54 | 65 |
Sumber #1: Climate-Data.org[13] | |||||||||||||
Sumber #2: BMKG[14] & Weatherbase[15] |
Berikut adalahDaftar Nama Bupati Ponorogo sejak 1837:
Berikut ini adalah komposisi anggotaDPRD Kabupaten Ponorogo dalam empat periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||||
---|---|---|---|---|---|
2009–2014[16] | 2014–2019[17] | 2019–2024[18] | 2024–2029 | ||
PKB | 7 | ![]() | ![]() | ![]() | |
Gerindra | (baru) 0 | ![]() | ![]() | ![]() | |
PDI-P | 10 | ![]() | ![]() | ![]() | |
Golkar | 9 | ![]() | ![]() | ![]() | |
NasDem | (baru) 1 | ![]() | ![]() | ||
PKS | 1 | ![]() | ![]() | ![]() | |
Hanura | (baru) 2 | ![]() | ![]() | ![]() | |
PAN | 6 | ![]() | ![]() | ![]() | |
Demokrat | 7 | ![]() | ![]() | ![]() | |
PPP | 3 | ![]() | ![]() | ![]() | |
PKPI | 1 | ![]() | ![]() | ||
PKNU | (baru) 3 | ||||
PNIM | 1 | ||||
Jumlah Anggota | 50 | ![]() | ![]() | ![]() | |
Jumlah Partai | 11 | ![]() | ![]() | ![]() |
Kabupaten Ponorogo terdiri dari 21 kecamatan, 26 kelurahan, dan 281 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 949.280 jiwa dengan luas wilayah 1.305,70 km² dan sebaran penduduk 727 jiwa/km².[19][20]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Ponorogo, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri | Kecamatan | Jumlah Kelurahan | Jumlah Desa | Kodepos[21] | Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|---|
35.02.16 | Babadan | 3 | 12 | 63491 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
35.02.13 | Badegan | - | 10 | 63455 | Desa | |
35.02.11 | Balong | - | 20 | 63461 | Desa | |
35.02.03 | Bungkal | - | 19 | 63462 | Desa | |
35.02.20 | Jambon | - | 13 | 63456 | Desa | |
35.02.18 | Jenangan | 2 | 15 | 63492 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
35.02.09 | Jetis | - | 14 | 63473 | Desa | |
35.02.12 | Kauman | - | 16 | 63451 | Desa | |
35.02.08 | Mlarak | - | 15 | 63472 | Desa | |
35.02.19 | Ngebel | - | 8 | 63493 | Desa | |
35.02.02 | Ngrayun | - | 11 | 63464 | Desa | |
35.02.17 | Ponorogo | 19 | - | 63411-63419 | Kelurahan | |
35.02.21 | Pudak | - | 6 | 63483 | Desa | |
35.02.07 | Pulung | - | 18 | 63481 | Desa | |
35.02.04 | Sambit | - | 16 | 63474 | Desa | |
35.02.14 | Sampung | - | 12 | 63454 | Desa | |
35.02.05 | Sawoo | - | 14 | 63475 | Desa | |
35.02.10 | Siman | 2 | 16 | 63471 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
35.02.01 | Slahung | - | 22 | 63463 | Desa | |
35.02.06 | Sooko | - | 6 | 63482 | Desa | |
35.02.15 | Sukorejo | - | 18 | 63453 | Desa | |
TOTAL | 26 | 281 |
Kabupaten Ponorogo memiliki fasilitas perdagangan yang cukup lengkap, fasilitas tersebut berupa pasar dan pertokoan yang tersebar di seluruh wilayah. Pasar-pasar besar Kabupaten Ponorogo antara lainPasar Legi Songgolangit diKecamatan Ponorogo, Pasar Wage diKecamatan Jetis,Pasar Pon diKecamatan Siman dan pasar-pasar lain yang umumnya buka menurut hari dalampenanggalan Jawa. Di kabupaten ini juga terdapat pasar hewan terbesar diKaresidenan Madiun, yaituPasar Hewan Jetis yang buka setiap hariPahing.
Selain menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari, keberadaan pasar tersebut juga penting dalam rangka menunjang kegiatan sistem koleksi–distribusi terhadap barang-barang kebutuhan penduduk dan beberapakomoditas pertanian yang dihasilkan oleh Kabupaten Ponorogo. Sedangkan fasilitas perdagangan yang berupa pertokoan banyak berkembang di kabupaten ini terutama toko-tokoswalayan.
Produk domestik regional bruto (PDRB) tertinggi pada tahun2019 adalah sektorpertanian dengan pendapatan 3,41 triliun dan terendah adalah Pengadaan Listrik dan Gas dengan pendapatan 13,11 miliar.[22]Upah minimum pada tahun 2021 adalah Rp1.938.321.[23]
Sektor | Tahun | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | ||||||||
Rupiah (miliar) | % | Rupiah (miliar) | % | Rupiah (miliar) | % | Rupiah (miliar) | % | Rupiah (miliar) | % | |||
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan | 3.306,34 | 3,01 | 3.399,08 | 2,80 | 3.381,49 | -0,52 | 3.416,53 | 1,04 | 3.410,71 | -0,17 | ||
Pertambangan dan Penggalian | 277,10 | 1,02 | 283,39 | 2,27 | 302,04 | 6,58 | 309,95 | 2,62 | 317,66 | 2,49 | ||
Industri Pengolahan | 810,10 | 6,05 | 851,98 | 5,17 | 923,50 | 8,39 | 993,51 | 7,58 | 1.063,79 | 7,07 | ||
Pengadaan Listrik dan Gas | 10,67 | 1,63 | 11,10 | 4,02 | 11,72 | 5,59 | 12,19 | 3,97 | 13,11 | 7,59 | ||
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang | 11,23 | 3,14 | 11,74 | 4,61 | 12,65 | 7,72 | 13,46 | 6,41 | 14,38 | 6,87 | ||
Konstruksi | 1.051,63 | 3,10 | 1.114,52 | 5,98 | 1.211,74 | 8,72 | 1.306,12 | 7,79 | 1.402,81 | 7,40 | ||
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor | 2.042,95 | 7,61 | 2.169,20 | 6,18 | 2.340,40 | 7,89 | 2.515,06 | 7,46 | 2.685,83 | 6,79 | ||
Transportasi dan Pergudangan | 193,92 | 7,15 | 209,75 | 8,16 | 229,52 | 9,42 | 248,68 | 8,35 | 271,04 | 8,99 | ||
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum | 340,93 | 8,02 | 365,11 | 7,09 | 396,21 | 8,52 | 428,45 | 8,14 | 463,20 | 8,11 | ||
Informasi dan Komunikasi | 988,13 | 8,09 | 1.064,39 | 7,72 | 1.149,40 | 7,99 | 1.230,84 | 7,09 | 1.328,66 | 7,95 | ||
Jasa Keuangan dan Asuransi | 365,13 | 6,85 | 391,51 | 7,23 | 410,13 | 4,76 | 430,80 | 5,04 | 448,55 | 4,12 | ||
Real Estat | 307,93 | 5,93 | 326,68 | 6,09 | 342,40 | 4,81 | 367,90 | 7,45 | 390,95 | 6,26 | ||
Jasa Perusahaan | 51,58 | 6,00 | 54,60 | 5,87 | 58,19 | 6,57 | 62,57 | 7,53 | 66,94 | 6,98 | ||
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib | 630,91 | 5,22 | 666,70 | 5,67 | 685,53 | 2,82 | 715,06 | 4,31 | 734,75 | 2,75 | ||
Jasa Pendidikan | 965,73 | 6,99 | 1.035,12 | 7,19 | 1.107,34 | 6,98 | 1.173,01 | 5,93 | 1.260,81 | 7,49 | ||
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial | 91,71 | 1,49 | 97,26 | 6,05 | 103,13 | 6,04 | 111,26 | 7,88 | 119,81 | 7,69 | ||
Jasa lainnya | 241,86 | 4,17 | 253,51 | 4,81 | 268,06 | 5,74 | 284,19 | 6,02 | 308,79 | 8,66 | ||
Total | 11.687,87 | 5,25 | 12.305,65 | 5,29 | 12.933,45 | 5,10 | 13.619,57 | 5,31 | 14.301,79 | 5,01 | ||
Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo[22] |
Komoditas unggulan Kabupaten Ponorogo yaitu sektorperkebunan danpertanian. Sektor perkebunan komoditas unggulannya adalahkakao,tebu,kopi,kelapa,cengkih, danjambu mete. Sektor Pertanian komoditas yang diunggulkan adalahtembakau.[24] Beberapa komoditas pertanian dan perkebunan lainnya adalahpadi,ubi kayu,jagung,kacang kedelai, dankacang tanah. Komoditas sektor perkebunan tahun2009 menghasilkantebu 12.985 ton,kelapa 3.915 ton, dankopi 167 ton.[25]
Ketersediaan lahan perkebunan pada tahun2011 yang sudah digunakan untukcengkih seluas 2.876 ha,jambu Mete seluas 1.340 ha,kakao seluas 1.723 ha,kelapa seluas 6.108 ha,kopi seluas 580 ha, dantebu seluas 2.466 ha.[26]
Populasi historis | ||
---|---|---|
Tahun | Jumlah Pend. | ±% |
1961[1] | 699.870 | — |
1971[1] | 738.760 | +5.6% |
1980[27] | 783.356 | +6.0% |
1990[27] | 837.055 | +6.9% |
2000[28] | 841.497 | +0.5% |
2010[29] | 855.281 | +1.6% |
2020[1] | 949.320 | +11.0% |
Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo Lihat pula:Populasi tahunan |
Menurut publikasi BPS jumlah penduduk di 21kecamatan di Kabupaten Ponorogo padasensus penduduk tahun 2020 adalah 949.320 yang terdiri atas 474.260 laki-laki dan 475.060 perempuan dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) sebesar 99 yang berarti jumlah penduduklaki-laki hampir sama besarnya dengan jumlah pendudukperempuan.[1] Sedangkan padasensus penduduk tahun 2010, rasio tertinggi terdapat diKecamatan Mlarak yaitu sebesar 128 (setiap 100 perempuan terdapat 128 laki-laki) dan rasio terendah terdapat diKecamatan Jetis yaitu sebesar 95 (setiap 100 perempuan terdapat 95 laki-laki). Kecamatan yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalahKecamatan Ponorogo yaitu sebanyak 3.333 jiwa/km2 dan yang paling rendah adalahKecamatan Pudak yaitu sebanyak 182 jiwa/km2.[27]
Agama yang dianut oleh penduduk Kabupaten Ponorogo beragam. Menurut data dariBadan Pusat Statistik dalamSensus Penduduk tahun 2010, penganutIslam berjumlah 839.127 jiwa (98,11%),Kristen berjumlah 2.864 jiwa (0,33%),Katolik berjumlah 2.268 jiwa (0,27%),Buddha berjumlah 261 jiwa (0,03%),Hindu berjumlah 82 jiwa (0,01%),Kong Hu Cu berjumlah 14 jiwa (0,002%), agama lainnya berjumlah 25 jiwa (0,003%), tidak terjawab dan tidak ditanyakan berjumlah 10.640 jiwa (1,24%).[3]
Jumlah keseluruhan tempat peribadatan di Ponorogo pada tahun 2010 adalah sejumlah 4.233 buah.Masjid berjumlah 1.448 buah,Mushola berjumlah 2.754 buah,Gereja Protestan berjumlah 21 buah,Gereja Katolik berjumlah 8 buah, danWihara berjumlah 2 buah.[30]
Bahasa yang digunakan di Kabupaten Ponorogo adalahbahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, danbahasa Jawa Mataraman sebagai bahasa sehari-hari.
Ponorogo memiliki banyak sekali kesenian daerah, salah satu yang terkenal adalahReog. Seni Reog merupakan rangkaian tarian yang terdiri dari tarian pembukaan dan tarian inti. Tarian pembukaan biasanya dibawakan oleh 6–8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6–8 gadis yang menaiki kuda. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu yang disebut Bujang Ganong atau Ganongan. Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi di mana seni reog ditampilkan.
Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar. Adegan terakhir adalah singa barong, yang mana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Namun adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Di sini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan.
Selain Reog terdapat juga kesenian dan tradisi lain, yaituGajah-gajahan,Onta Ponoragan,Kebo Keboan Ponoragan,Kompang, Odrot, Keling,Kethek ogleng Sampung,Balon Lebaran,wayang purwa,Jaranan Thek, Gong Gumbeng.
Ponorogo memiliki 2 jenis pakaian adat, yakni pakaian Bangsawan dan Kerakyatan. Umumnya yang lebih dikenal adalah jenis pakaian adat Kerakyatan yang disebut Penadon, karena masih sering terlihat dalam aktivitas keseharian masyarakat Ponorogo maupun saat pementasan Reog Ponorogo. karena sering bergantinya pakaian adat untuk perempuan, maka Anas Gresik tim Parogo atau Paguyuban Reyog Ponorogo mendesain untuk pakaian adat untuk pemerpuan yang berguna sebagai pendamping Penadon yang kemudian dikenal dengan Kebaya Penadon atau kebaya Ponoragan.
Di Ponorogo terdapat beberapa senjata tradisional Khas Ponorogo, diantaranya adalah :
Ponorogo juga memiliki Pusaka kebanggan, yakni Tombak Kiai Tunggul Nogo, Sabuk Angkin Cinde Puspito, Payung Songsong Kiai Tunggul Wulung dan Pecut Kiai Samandiman yang dikirab dan dicuci setiap tahunnya.
Kebudayaan dan adat-istiadat masyarakat Ponorogo dipengaruhi oleh kebudayaan dan adat-istiadat masyarakat Jawa Tengah. Beberapa budaya masyarakat Ponorogo adalah Larung Risalah Doa,Grebeg Suro, danKirab Pusaka. Masyarakat Ponorogo memiliki adat-istiadat yang sangat khas yaitu,becekan (suatu kegiatan dengan mendatangi dan memberikan bantuan berupa bahan makanan;beras,gula, dan sejenisnya kepada keluarga, tetangga atau kenalan yang memiliki hajatpernikahan ataukhitanan) dansejarah (silaturahmi ke tetangga dan sanak saudara pada saat hari rayaIdulfitri yang biasanya dilakukan dengan mendatangi rumah orang yang berumur lebih tua).
Meski demikian, Ponorogo pernah memilik tradisi yang sangat negatif, yaknisBacokan danTempukan. Bacokan ialah Duel yang dilakukan oleh dua orang menggunakan senjata tajam bernama Muthik, sedangkan Tempukan ialah duel secara masal yang dilakukan oleh seniman reog saat dua grup reog berhadapan secara tidak sengaja.[31]
Terdapat beberapa objek wisata di Kabupaten Ponorogo, di antaranyaobjek wisata budaya,objek wisata industri,objek wisata alam, danobjek wisata religius.
Setiap tanggal1Muharram (1Suro), pemerintah Kabupaten Ponorogo menyelenggarakanGrebeg Suro. Dalam rangkaian perayaan Grebeg Suro ini diadakanKirab Pusaka yang biasa diselenggarakan sehari sebelum tanggal1Muharram. Pusaka peninggalan pemimpin Ponorogo zaman dahulu, saat masih dalam masaKerajaan Wengker, diarak bersama pawai pelajar dan pejabat pemerintahan di Kabupaten Ponorogo, darimakam Bathara Katong (pendiri Ponorogo) di daerah Pasar Pon sebagai Kota Lama, ke Pendapa Kabupaten. Pada malam harinya, dialun-alun kota,Festival Nasional Reyog Ponorogo memasuki babak final. Esok paginya ada acaraLarung Risalah Doa diTelaga Ngebel, di mana nasi tumpeng dan kepala kerbau dilarung bersama doa ke tengah-tengah telaga.[32] PerayaanGrebeg Suro ini menjadi salah satu jadwalkalender wisata Jawa Timur. Objek wisata budaya lainnya, yaituTaman Rekreasi Singo Pitu,Pentas Wayang Kulit, danReyog Bulan Purnama.[33]
Di Kabupaten Ponorogo terdapat beberapa sentra industri, di antaranya sentra industriseng diDesa Paju,Kecamatan Ponorogo, sentra industrijenang diDesa Josari,Kecamatan Jetis, dan sentra industrikulit diDesa Nambangrejo,Kecamatan Sukorejo.[33]
Beberapa objek wisata alam yang terdapat di Kabupaten Ponorogo yaitu:[33]
Di Kabupaten Ponorogo terdapat dua jenis objek wisata religius, yaitu objek wisataziarah dan objek wisataagama. Tempatziarah di antaranya adalah MakamBathara Katong diDesa Setono,Kecamatan Jenangan danMakam Gondoloyo diDesa Tanjungsari,Kecamatan Jenangan. Dan objek wisataagama di antaranya adalahMata Air Sendang Waluyo Jati yang merupakan tempat ibadah penganutKatolik, dengan sebuahPatung Maria diDesa Klepu,Kecamatan Sooko danMasjid Tegalsari yang dibangun sekitar abad ke-18 olehKiai Ageng Muhamad Besari, berarsitektur Jawa dengan 36 tiang, serta kitab berusia 400 tahun yang ditulisRonggo Warsito diDesa Tegalsari,Kecamatan Jetis.[33]
Di Kabupaten Ponorogo terdapat beberapapondok pesantren yang melahirkan tokoh-tokoh nasional, di antaranyaNurcholis Madjid,Hasyim Muzadi,Din Syamsuddin, danHidayat Nurwahid.Pesantren yang tercatat diDirektorat Jenderal Pendidikan IslamKementerian Agama untuk tahun2008 berjumlah 58 pesantren.[36]
Selain pesantren, terdapat pula pendidikan formal negeri maupun swasta. Berikut ini adalah data pendidikan formal di Kabupaten Ponorogo dariData Pokok Pendidikan (Dapodik)Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) untuk wilayah Kabupaten Ponorogo tahun 2011/2012:
Pendidikan formal | TK atau RA | SD atau MI | SMP atau MTs | SMA atau MA | SMK | Perguruan tinggi | Lain-lain | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Negeri | 13 | 625 | 63 | 20 | 7 | 0 | 1 | |||||
Swasta | 617 | 88 | 108 | 57 | 25 | 4 | 7 | |||||
Total | 630 | 713 | 171 | 77 | 32 | 4 | 8 | |||||
Data pendidikan di Kabupaten Ponorogo Sumber: Data Pokok Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional[37] |
Ibu kota Kabupaten Ponorogo atauKota Ponorogo terletak 27 km sebelah selatanKota Madiun, 65 km sebelah selatanKabupaten Ngawi. Kabupaten ini berada di jalur utamaNgawi–Pacitan. Transportasi yang sekarang banyak digunakan adalah kendaraan bermotor, baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Ada sebagian kecil menggunakan sepeda angin (sepeda onthel). Terminal utama Kabupaten Ponorogo adalahTerminal Seloaji yang terletak di sebelah utara Kabupaten Ponorogo yaitu di KecamatanBabadan.
Masih ada kereta yang ditarik kuda (dokar) yang digunakan sebagai alat transportasi utama. Dokar biasa digunakan di daerah pedesaan, terutama untuk mengangkut pedagang yang hendak menuju pasar-pasar tradisional. Selain itu ada juga dokar yang khusus difungsikan sebagai kereta wisata, yang biasa digunakan untuk mengelilingi Kota Ponorogo.
Untuk menghubungkan ibu kota kabupaten dengan kecamatan-kecamatan di pinggiran tersedia pula bus mini yang relatif ekonomis. Untuk pelajar misalnya, cukup dikenakan tarif Rp1.000 hingga Rp2.000. Bus mini ini beroperasi mulai setelah subuh hingga menjelang sore. Ada 3 trayek utama bus mini di Ponorogo. Setiap trayek akan memutar melewatiAlun-alun Kabupaten Ponorogo–Jalan MT. Haryono–Pabrik Es–Terminal Seloaji–Ngrupit–Pasar Pon–Jeruksing–Terminal Lama–Jenes. 3 trayek tersebut adalah:
Juga ada angkutan sejenisangkot yaituAngkodes (angkutan pedesaan) yang merupakan salah satutransportasi umum di Kabupaten Ponorogo untuk daerah-daerah yang tidak dilewati jalur bus sepertiMlarak,Pulung,Sooko, atauSomoroto.
Berpusat di terminal Seloaji, bus antarkota menghubungkan Ponorogo dengan kota-kota di Jawa Timur. Beberapa bus antarkota yang cukup populer di Ponorogo di antaranya:
Dahulu adaJalur kereta api Madiun-Ponorogo-Slahung tetapi sudah tidak berfungsi sejak tahun1984. Sempat berembus rencana pengaktifan kembali jalur kereta ini yang telah disetujui oleh Wakil Menteri Perhubungan IndonesiaE.E. Mangindaan.[39] Namun tentu saja hal ini sulit untuk direalisasikan mengingat sebagian besar jalur kereta yang dulu dipergunakan sekarang telah ditimpa berbagai macam bangunan.
Beraneka jenis makanan khas tersedia di Ponorogo.Sate Ponorogo merupakan salah satu jenis sate yang berasal dari daerah Ponorogo. Sate Ponorogo berbeda denganSate Madura. Perbedaannya adalah pada cara memotong dagingnya. Dagingnya tidak dipotong menyerupai dadu seperti sate ayam pada umumnya, melainkan disayat tipis panjang menyerupaifillet, sehingga selain lebih empuk, lemak pada dagingnya pun bisa disisihkan. Ukuran sate Ponorogo relatif lebih besar dengan irisan memanjang. Karena ukuran yang memanjang ini, satu tusuk sate Ponorogo biasanya hanya berisi satu atau dua potong daging. Perbedaan berikutnya adalah sate Ponorogo melalui proses perendaman bumbu (dibacem) agar bumbu meresap ke dalam daging.[40]
Selain sate, juga terdapat Pecel Ponorogo. PerbedaanPecel Ponorogo dengan pecel di daerah lainnya adalah bumbu kacangnya kental dan pedas serta mempunyai unsur rasa yang khas dengan aroma yang kuat. Sayur-sayurannya lengkap, taoge yang dipakai bukan berasal dari kacang hijau tetapi dari kedelai. Biasanya dilengkapi dengan petai cina (lamtoro) dan mentimun yang diiris kecil-kecil. Pecel Ponorogo juga dilengkapi dengan rempeyek atau tempe goreng. Cara penyajiannya pun berbeda dengan pecel di daerah lain. Pecel ini disajikan dengan nasi lalu sayur dan disiram sambal, kemudian diberi sayur dan sambal lagi, lalu lalapan kemudian tempe goreng atau rempeyek.
Terdapat juga minuman khas dari Ponorogo, yaituDawet Jabung. Dawet Jabung mirip denganes cendol, namun cendol yang dipakai terbuat dari tepung aren dan tanpa bahan pewarna, sehingga warnanya alami. Kuah dawetnya terdiri dari santan kelapa muda yang ditambah dengan gula aren dan sedikit garam. Biasanya ditambahkan tapai ketan dan irisan buahnangka. Dawet ini disajikan dalam mangkuk kecil dan ditambah denganes batu. Dinamakan Dawet Jabung, karena asal dari dawet ini berasal dari DesaJabung salah satudesa di KecamatanMlarak.[41]
Beberapa jajanan khas Ponorogo adalahJenang Mirah,Gethuk Golan, danArak Keling. Dinamakan Jenang Mirah karena pembuat jenang ini adalah Ibu Mirah. Jenang Mirah berasal dari DesaJosari. Merupakan makanan khas Ponorogo yang dibuat dariberas ketan,gula kelapa dansantan buah kelapa, tanpa bahan pengawet. Jenang Mirah termasuk makanan basah karena hanya tahan satu minggu, kecuali dimasukkan ke dalam lemari es. Jenang Mirah sangat mudah ditemui di toko oleh-oleh khas Ponorogo.[42][43] Selain Jenang Mirah, Juga adaarak keling, yaitu jajanan khas dari DesaCoper. Arak keling terbuat dari pati ketela pohon yang dicampur dengan telur lalu dibentuk seperti angka 8 dan digoreng sampai kering lalu diberi gula pasir yang direbus dahulu sampai kental hingga merata. Selain Jenang Mirah dan Arak Keling, ada pulaSerabi Kuah khas Ponorogo, perbedaan serabi ini dengan serabi lain karena dimasak dengan kompor dan wajan dari tanah liat dan rasa serabi yang gurih ditambah dengan kuah santan yang manis, biasanya penjual serabi bisa dijumpai di sekitar Alun-Alun Ponorogo.
|accessdate=
(bantuan)|date=
(bantuan)Diarsipkan 2021-08-25 diWayback Machine."Salinan arsip". Archived from the original on 2021-08-25. Diakses tanggal2023-05-07. Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)|access-date=, |date=
(bantuan)|access-date=, |date=
(bantuan)|access-date=, |date=
(bantuan)|accessdate=
(bantuan)|accessdate=
(bantuan)|accessdate=
(bantuan)|archivedate=
(bantuan)|accessdate=
(bantuan)|accessdate=
(bantuan)|archivedate=
(bantuan)