Petavatthu | |
---|---|
Jenis | Kitab kanonis |
Induk | Khuddakanikāya |
Atribusi | Bhāṇaka |
Komentar | Petavatthu-aṭṭhakathā (Paramatthadīpanī) |
Pengomentar | Dhammapāla |
Singkatan | Pv |
Sastra Pāli |
Tipiṭaka |
---|
![]() |
Buddhisme Theravāda |
KitabPetavatthu (Pali untuk "Cerita Hantu"; disingkatPv) adalah adalah sebuah kitab suciBuddhisme sebagai bagian dariKhuddakanikāya dalamSuttapiṭaka, yang merupakan bagian dariTripitaka Pali milik BuddhismeTheravāda. Tampaknya, kitab ini menyajikan kisah dan percakapan antaraSang Buddha dan murid-murid-Nya, dan berasal dari sekitar 300 SM.[1] Kitab ini terdiri dari 51 syair cerita yang menjelaskan secara khusus bagaimana akibat perbuatan jahat dapat menyebabkan kelahiran kembali ke dunia yang tidak bahagia di alam hantu kelaparan (peta) dalam ajaran tentangkarma.[2] Lebih penting lagi, kitab ini merinci bagaimana perbuatanjasa kebajikan yang dilakukan oleh suatu makhluk dapat memberikan manfaat bagi makhluk yang menderita.[1]
Kitab ini memuat kisahMahāmoggallāna yang membantu ibunyaSāriputta dari kehidupan sebelumnya dialam hantu kelaparan, diskusinya denganhantu kelaparan, dan pemahamannya mengenai alam tersebut.[3][4][5] Sebelum terlahir sebagai sesosok hantu, ibunya Sāriputta sempat terlahir kealam neraka. Kitab ini juga memuat sebuah cerita bagaimana dengan mengamalkanpindapata kepada parabiksu sebagai suatu bentuk perbuatankebajikan untuk meningkatkan kesempatan hantu kelaparan terlahir kembali sebagai makhluk yang lebih tinggi derajatnya.
Kitab suci ini memberi penekanan pada ajaran bahwa mengamalkanpindapata kepada para biksu dapat memberi manfaat bagi hantu-hantu dari keluarga seseorang yang terlihat dalam tradisiFestival Hantu dan upacara-upacara terkait yang dilaksanakan diKamboja,Sri Lanka,Thailand, danLaos.[6] Meskipun dianggap oleh para cendekiawan modern sebagai kitab yang muncul belakangan dengan konten doktrinal atau nilai sastra yang relatif sedikit, kitab Petavatthu dan kitab serupa, kitabVimānavatthu, menjadi sumber populer untuk khotbah karena narasi tentang akibat karma yang terkandung dalamkitab-kitab komentar untuk kitab-kitab tersebut.[7]
KisahMoggallāna dan ibunyaSāriputta dalam kitab Petavatthu diadaptasi diTiongkok pada abad ke-6 untuk membentuk teksSutra Ullambana aliranMahāyāna, yang menjadikan Mulian (merujuk padaMoggallāna) sebagai pahlawannya. Mirip dengan dampaknya diAsia Selatan danTenggara, penyebaran kisah ini menyebabkan penyebaranFestival Hantu di seluruhlingkungan kebudayaan Asia Timur.[8]
Versi kisahMaudgalyāyana yang diadaptasi secara terpisah menjadi legenda atau cerita rakyat Tiongkok yang dikenal sebagai "Mulian Menyelamatkan Ibunya". Namun, alih-alih terlahir di alam hantu kelaparan (peta) sebelum akhirnya dibantu oleh Moggallāna, teks tersebut memuat kisah ibunya Sāriputta yang terlahir di alam neraka. Kisah versi tersebut dianggap keliru oleh aliranTheravāda.[9]