![]() | Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantumemperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini dihalaman pembicaraannya.(Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini) (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)
|
![]() Dzikir, Fikir, Amal Sholeh | |
Singkatan | PMII |
---|---|
Tanggal pendirian | 17 April 1960; 65 tahun lalu (1960-04-17) |
Didirikan di | Surabaya,Jawa Timur, Indonesia |
Status | Badan OtonomNahdlatul Ulama |
Jenis | Organisasi Kemahasiswaan Eksternal |
Kantor pusat | Jakarta Pusat,DKI Jakarta, Indonesia |
Ketua Umum | M. Shofiyulloh Cokro |
Sekretaris Jenderal | Muhammad Irham Thamrin |
Situs web | pmii |
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, disingkat sebagaiPMII, merupakanorganisasi kemahasiswaan ekstrakampus berlandaskan akidah Islam Ahlussunnah Wal Jamaah yang berdiri pada 17 April 1960 diSurabaya, Jawa Timur.[1][2][3][4][5] PMII didirikan secara kolektif oleh 13 orang mahasiswa dan pemuda Nahdlatul Ulama, yaituA. Khalid Mawardi, M. Said Budairy, M. Sobich Ubaid, Makmun Syukri, Hilman Badruddinsyah, Ismail Makki, Munsif Nakhrowi, Nuril Huda Suaidi, Laily Mansyur, Abd., Wahhab Jaelani, Hizbulloh Huda, M. Kholid Narbuko, dan Ahmad Hussein, dengan restu dari Ketua Umum PBNUKH Idham Chalid.[6][7][8] Terdapat julukan bagi PMII, yaitu organisasi bintang sembilan dan biru-kuning, merujuk ornamen dan warna pada lambang PMII.
Pendirian PMII dilatarbelakangi oleh situasi saat itu, tiga partai politik besar mempunyai sayap organisasi mahasiswa masing-masing.Partai Nasional Indonesia (PNI) memilikiGerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).Masyumi memilikiHimpunan Mahasiswa Islam (HMI).Partai Komunis Indonesia (PKI) memilikiConsentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI). Sementara para mahasiswa yang terafiliasi dengan NU tidak mempunyai saluran aspirasi politik, terutama sejak NU memisahkan diri dari Masyumi dan membentuk sendiri Partai NU.[8]
Di Jakarta pada bulan Desember 1955, berdirilah Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (IMANU) yang dipelopori oleh Wa’il Harits Sugianto. Sedangkan di Surakarta berdiri KMNU (Keluarga Mahasiswa Nahdhatul Ulama) yang dipelopori oleh Mustahal Ahmad. Namun keberadaan kedua organisasi mahasiswa tersebut tidak direstui bahkan ditentang oleh Pimpinan PusatIPNU danPBNU dengan alasan IPNU baru saja berdiri dua tahun sebelumnya yakni tanggal 24 Februari 1954 diSemarang. IPNU punya kekhawatiran jika IMANU dan KMNU akan memperlemah eksistensi IPNU sehingga kalah pamor dan tidak jadi yang nomor satu di tubuh NU.
Gagasan pendirian organisasi mahasiswa NU muncul kembali pada Muktamar II IPNU di Pekalongan (1-5 Januari 1957). Gagasan ini pun kembali ditentang karena IPNU tidak ingin disaingi dan tidak ingin dikalahkan. Sebagai langkah kompromis atas pertentangan tersebut, maka pada muktamar IIIIPNU di Cirebon (27-31 Desember 1958) dibentuk Departemen Perguruan Tinggi IPNU yang diketuai oleh Isma’il Makki (Yogyakarta). Namun dalam perjalanannya antara IPNU dan Departemen PT-nya selalu terjadi ketimpangan dalam pelaksanaan program organisasi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan cara pandang yang diterapkan oleh mahasiswa dan dengan pelajar yang menjadi pimpinan pusat IPNU. Di samping itu para mahasiswa pun tidak bebas dalam melakukan sikap politik karena selalu diawasi oleh PP IPNU.
Oleh karena itu, gagasan legalisasi organisasi mahasiswa NU senantiasa muncul dan mencapai puncaknya pada konferensi besar (KONBES) IPNU I di Kaliurang pada tanggal 14-17 Maret 1960. Dari forum ini kemudian kemudian muncul keputusan perlunya mendirikan organisasi mahasiswa NU secara khusus di perguruan tinggi. Selain merumuskan pendirian organ mahasiswa, KONBESKaliurang juga menghasilkan keputusan penunjukan tim perumus pendirian organisasi yang terdiri dari 13 tokoh mahasiswa NU. Mereka adalah:
Keputusan lainnya adalah tiga mahasiswa yaitu Hizbulloh Huda, M. Said Budairy, dan Makmun Syukri untuksowan ke Ketua UmumPBNU kala itu, KH Idham Chalid. Namun, dalam peringatan Harlah PMII ke-60, Kyai Munsif Nakhrowi menyebutkan bahwa terdapat 1 lagi tokoh NU yang turut andil dalam deklarasi PMII yaitu KH Abdullah Alwi Murtadlo, hal tersebut juga dikuatkan oleh pengakuan adik beliau Abdul Karim Murtadhlo yang saat itu juga menjabat sebagai Ketua PC PMII Kota Malang Pertama.[9][10][11]
Pada tanggal 14-16 April 1960 diadakan musyawarah mahasiswa NU yang bertempat di Sekolah Mu’amalat NU Wonokromo, Surabaya. Peserta musyawarah adalah perwakilan mahasiswa NU dari Jakarta, Bandung, Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar, serta perwakilan senat Perguruan Tinggi yang bernaung di bawah NU. Pada saat itu diperdebatkan nama organisasi yang akan didirikan. Dari Yogyakarta mengusulkan nama Himpunan atau Perhimpunan Mahasiswa Sunni. Dari Bandung dan Surakarta mengusulkan nama PMII. Selanjutnya nama PMII yang menjadi kesepakatan. Namun kemudian kembali dipersoalkan kepanjangan dari ‘P’ apakah perhimpunan atau persatuan. Akhirnya disepakati huruf “P” merupakan singkatan dari Pergerakan sehingga PMII menjadi “Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia”. Musyawarah juga menghasilkan susunan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga organisasi serta memilih dan menetapkanMahbub Djunaidi sebagai ketua umum, M. Khalid Mawardi sebagai wakil ketua, dan M. Said Budairy sebagai sekretaris umum. Ketiga orang tersebut diberi amanat dan wewenang untuk menyusun kelengkapan kepengurusan PB PMII. Adapun PMII dideklarasikan secara resmi pada tanggal 17 April 1960 Masehi atau bertepatan dengan tanggal 21 Syawal 1379 Hijriyah.
Pada awal berdirinya PMII sepenuhnya berada di bawah naungan NU (underbow NU). PMII terikat dengan segala garis kebijaksanaan partai induknya, NU. PMII merupakan perpanjangan tangan NU, baik secara struktural maupun fungsional. Selanjutnya sejak dasawarsa 70-an, ketika Orde Baru mulai mengkerdilkan fungsi partai politik, sekaligus juga penyederhanaan partai politik secara kuantitas, danissue back to campus serta organisasi-organisasi profesi kepemudaan mulai diperkenalkan melalui kebijakan NKK/BKK, maka PMII menuntut adanya pemikiran realistis. Tanggal 14 Juli 1972 melalui Mubes di Murnajati, PMII mencanangkan independensi, terlepas dari organisasi manapun (terkenal dengan Deklarasi Murnajati). Kemudian pada kongres tahun 1973 di Ciloto, Jawa Barat, diwujudkanlah Manifest Independensi PMII.
Dari namanya PMII disusun dari empat kata yaitu “Pergerakan”, “Mahasiswa”, “Islam”, dan “Indonesia”. Makna “Pergerakan” yang dikandung dalam PMII adalah dinamika dari hamba (makhluk) yang senantiasa bergerak menuju tujuan idealnya memberikan kontribusi positif pada alam sekitarnya. “Pergerakan” dalam hubungannya dengan organisasi mahasiswa menuntut upaya sadar untuk membina dan mengembangkan potensi ketuhanan dan kemanusiaan agar gerak dinamika menuju tujuannya selalu berada di dalam kualitas kekhalifahannya.[12]
Pengertian “Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.
“Islam” yang terkandung dalam PMII adalahIslam sebagai agama yang dipahami dengan haluan/paradigmaahlussunah wal jama’ah yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran agama Islam secara proporsional antara iman, islam, dan ihsan yang di dalam pola pikir, pola sikap, dan pola perilakunya tercermin sikap-sikap selektif, akomodatif, dan integratif. Islam terbuka, progresif, dan transformatif demikian platform PMII, yaitu Islam yang terbuka, menerima dan menghargai segala bentuk perbedaan. Perbedaan adalah sebuah rahmat, karena dengan perbedaan itulah kita dapat saling berdialog antara satu dengan yang lainnya demi mewujudkan tatanan yang demokratis dan beradab (civilized).
Sedangkan pengertian “Indonesia” adalah masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang mempunyai falsafah dan ideologi bangsa (Pancasila) serta UUD 45
Di PMII, ada beberapa tingkatan kepengurusan dari Pengurus Rayon (PR), Pengurus Komisariat (PK), Pengurus Cabang (PC), Pengurus Koordinator Cabang (PKC), sampai Pengurus Besar (PB). Berikut ini Ketua Umum PB PMII dari masa ke masa:[13][14][15]
No. | Ketua Umum | Periode | Terpilih pada | Sekretaris Jenderal |
---|---|---|---|---|
1. | Mahbub Djunaidi | (1960-1967) | Hasil Musyawarah Mahasiswa NU Surabaya (1960) | M. Said Budairy |
Muktamar I PMII Tawangmangu (1961) | ||||
Muktamar II PMII Kaliurang (1963) | Harun al Rasyid Bin Abu bakar | |||
2. | Mohammad Zamroni | (1967-1973) | Kongres III PMII Malang (1967) | Mukaram Al Mu'awiyah Bin tahallah |
Kongres IV PMII Ujung Pandang (1970) | ||||
3. | H. M. Abduh Paddare | (1973-1977) | Kongres V PMII Ciloto (1973) | |
4. | Ahmad Bagja | (1977-1981) | Kongres VI PMII Jakarta (1977) | |
5. | Muhyiddin Arubusaman | (1981-1984) | Kongres VII PMII Cibubur (1981) | |
6. | Suryadharma Ali | (1985-1988) | Kongres VIII PMII Bandung (1985) | |
7. | M Iqbal Assegaf | (1988-1991) | Kongres IX PMII Surabaya (1988) | |
8. | Ali Masykur Musa | (1991-1994) | Kongres X PMII Jakarta (1991) | |
9. | Muhaimin Iskandar | (1994-1997) | Kongres XI PMII Samarinda (1994) | |
10. | Syaiful Bahri Anshori | (1997-2000) | Kongres XII PMII Surabaya (1997) | |
11. | Nusron Wahid | (2000-2003) | Kongres XIII PMII Medan (2000) | |
12. | Abdul Malik Haramain | (2003-2005) | Kongres XIV PMII Kab. Kutai Kartanegara (2003) | |
13. | Hery Haryanto Azumi | (2005-2007) | Kongres XV PMII Cipayung (2005) | Muhammad Rodli Kaelani |
14. | Muhammad Rodli Kaelani | (2007-2011) | Kongres XVI PMII Batam (2007) | |
15. | Addin Jauharuddin | (2011-2014) | Kongres XVII PMII Banjarbaru (2011) | |
16. | Aminuddin Ma’ruf | (2014-2017) | Kongres XVIII PMII Jambi (2014) | |
17. | Agus Herlambang | (2017-2021) | Kongres XIX PMII Palu (2017) | Sabolah Al Kalamby |
18. | M. Abdullah Syukri | (2021-2024) | Kongres XX PMII Balikpapan (2021) | Muhammad Rafsanjani |
19. | H. M. Syofiyulloh Cokro | (2024-2026) | Kongres XXI PMII Palembang (2024) | Muhammad Irham Thamrin |
![]() | Artikel bertopik organisasi ini adalah sebuahrintisan. Anda dapat membantu Wikipedia denganmengembangkannya. |