Movatterモバイル変換


[0]ホーム

URL:


Lompat ke isi
WikipediaEnsiklopedia Bebas
Pencarian

Peradaban

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dariPeradaban kuno)
ReruntuhanMachu Picchu dari PeradabanInca.
Piramida, konstruksi bangunan dari peradabanMesir Kuno.[1]

Peradaban,[2]sivilisasi[3] atautamadun[4] memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan perkembanganmanusia. Seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk pada suatu masyarakat yang "kompleks": dicirikan oleh praktik dalam pertanian, hasil karya dan pemukiman. Dibandingkan dengan budaya lain, anggota-anggota sebuah peradaban tersusun atas beragampembagian kerja yang rumit dalam struktur hierarki sosial. Secara harfiah, peradaban berasal dari kata adab yang berarti akhlak. Kesopanan budi pekerti.

Terminologi

[sunting |sunting sumber]

Peradaban sering digunakan sebagai istilah lain "kebudayaan" di kalangan akademis.[5] Dalam pengertian umum, peradaban adalah istilah deskriptif yang relatif dan kompleks untuk pertanian dan budaya kota. Hal ini karena peradaban awal terbentuk ketika orang mulai berkumpul di pemukiman perkotaan di berbagai belahan dunia. Peradaban dapat dibedakan dari budaya lain oleh kompleksitas dan organisasi sosial serta keragaman kegiatan ekonomi dan budaya.[6]

Awalnya, paraantropolog dan ahli lainnya menggunakan kata "peradaban" dan "masyarakat beradab" untuk membedakan masyarakat yang mereka anggap lebih unggul secara budaya dengan kelompok masyarakat lain yang dianggap inferior secara budaya (disebut juga "liar" atau "barbar"). Penggunaan istilah "peradaban" secaraetnosentris memunculkan anggapan bahwa masyarakat di sebuah peradaban memiliki moral yang baik dan budaya yang maju, sementara masyarakat lain memiliki moral yang buruk dan terbelakang. Sejarah penggunaan istilah ini menjadikan definisi peradaban terus berubah.[6]

Sejarah

[sunting |sunting sumber]

Konsep "peradaban" bersifat modern. DiEra Penemuan Eropa, digunakan kata "modern" sebagai pembanding antara masyarakat yang tinggal di sebuah negara dengan yang tinggal di desa-desa atau perkampungan suku. Hal ini menunjukkan adanya perkembangan masyarakat dari suatu masa ke masa hingga menjadi sebuah peradaban.[7]

Kriteria

[sunting |sunting sumber]
Kemunculantable manners dan bentuk lainkontrol diri danetiket digambarkan sebagai salah satu ciri masyarakatberadab olehNorbert Elias dalam bukunyaThe Civilizing Process (1939). IlustrasiThe End of Dinner digambar olehJules-Alexandre Grün (1913).

Dibandingkan dengan masyarakat lain, peradaban memiliki struktur politik yang lebih kompleks berupanegara.[8] Masyarakat negara lebih terbagi ke dalam kelas-kelas sosial daripada masyarakat lain. Terdapat perbedaan peran yang besar di antara kelas-kelas sosial tersebut.[9]Kelas penguasa, biasanya berada di kota-kota, memiliki kendali atas surplus dan menjalankan kemauannya melalui tindakanpemerintah ataubirokrasi.Morton Fried, seorang ahliteori konflik danElman Service, seorang ahli teori integrasi, membagi kebudayaan manusia berdasarkan sistem politik dan sosial. Klasifikasi ini terdiri dari empat kategori.[10]

  • Masyarakatpemburu-pengumpul, umumnya bersifategaliter.
  • Masyarakathortikultura/pastoral yang biasanya memiliki dua kelas sosial berupa pemimpin dan rakyat jelata.
  • Masyarakat atauchiefdom yang memiliki beberapa kelas sosial yang diwariskan: raja, bangsawan, orang merdeka, dan budak.
  • Peradaban, masyarakat dengan strata sosial yang rumit dan pemerintahan yang teratur.

Gordon Childe mengidentifikasi sepuluh skala peradaban diukur dari perkembangannya daribarbarisme pranegara (mengikutiLewis Henry Morgan[11] danFriedrich Engels).[12] Skala ini kemudian banyak dibahas oleh arkeolog dan antropolog. Richard Mc Adams mengidentifikasi beberapa kriteria peradaban lainnya[13] berupa masyarakat dengan stratifikasi kelas,[14] hierarki politik, administrasi, divisi teritorial, pemerintahan independen, dan spesialisasi tenaga kerja dan kerajinan tangan. Dalam arkeologi Rusia, terdapat kriteria serupa. Misalnya, menurutVadim Masson, kriteria peradaban adalah adanya atribut: kota, arsitektur monumental, danbahasa tertulis.[13]

Terdapat korelasi antarastratifikasi masyarakat dengan pertanian. Dalam sebuah penelitian, ditemukan bahwa hanya dua dari 58 masyarakat dengan stratifikasi sosial rumit yang pertaniannya tidak berkembang. Kemudian, hampir semua kelompok masyarakat tersebut terlibat perdagangan dan memilikiahli metalurgi ataupandai besi. Pengerjaan logam merupakan salah satu kriteria masyarakat yang maju.[13]

Peradaban awal

[sunting |sunting sumber]
Informasi lebih lanjut:Tunas peradaban

Peradaban awal dipercaya dimulai dari areaMesopotamia yang dikenal sebagai areaHilal Subur. Gagasan ini dikemukakan olehJames Henri Breasted,arkeologUniversitas Chicago, dalam karya tulisnya yang berjudulAncient Records of Egypt (1906).[15] Namun, terdapat setidaknya lima gagasan lain mengenai awal mula peradaban manusia modern. Yang paling terkenal adalahperadaban Mesir Kuno[16] danLembah Indus (areaPakistan modern),[17]Meksiko yang memiliki peradaban kunoMaya, dan budayaPeru (Peradaban Norte Chico) yang memiliki artefak setua peradaban di Mesopotamia (sekitar 3.000 SM).

Kritik

[sunting |sunting sumber]

Konsep peradaban telah diperdebatkan oleh parasejarawan selama beberapa dekade. Pada akhir abad ke-20, sejarawan mulai mengkritik para ahlierosentris yang menentukan apa yang disebut sebagai peradaban. Di antaranya adalah Edward Farmer dan Syed Farid Alatas. Farmer berpendapat bahwaAsia tidak sama denganEropa. Tidak ada tradisi, bahasa, agama, atau budaya pemersatu di Asia. Dia memberikan contoh eurosentrisme dalam dunia akademik dengan mengutip buku teks populer oleh RR Palmer dan Joel Colton berjudulA History of the Modern World "Sejarah Dunia Modern" yang sebenarnya hanya menggambarkan sejarah peradaban Eropa.[18] Syed Farid Alatas berpendapat bahwa perubahan perlu dilakukan dalam sistem pendidikan untuk mengungkap kontribusi positif banyak peradaban lain terhadap Eropa modern seperti dari peradaban India, Tiongkok, danIslam.[19] Dalam sistem pendidikan saat ini, peradaban Eropa diagung-agungkan dibandingkan peradaban lain.Revolusi Ilmiah yang dimulai oleh Revolusi Kopernikan misalnya dihubungkan dengan nama-namaGalileo,Kepler,Descartes,Newton dll. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa hanya peradaban Eropa yang berkontribusi pada kemajuan global. Arun Bala berpendapat bahwa sebenarnya banyak penemuan ilmiah yang merupakan gabungan dari berbagai penemuan yang dibuat oleh banyak peradaban, bukan hanya satu peradaban saja.[20]

Lihat pula

[sunting |sunting sumber]

Referensi

[sunting |sunting sumber]
  1. ^"Chronology".Digital Egypt for Universities. University College London. 2000. Diarsipkan dariversi asli tanggal 16 March 2008. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  2. ^"Cari "Peradaban" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)".Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 
  3. ^"Cari "Sivilisasi" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)".Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 
  4. ^"Cari "Tamadun" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)".Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 
  5. ^Goudsblom, Johan (2006). Mazlish, Bruce, ed."Civilization: The Career of a Controversial Concept".History and Theory (dalam bahasa Inggris).45 (2): 291.ISSN 0018-2656. 
  6. ^abSociety, National Geographic (4 Maret 2020)."Civilizations".National Geographic Society (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal16 September 2020. 
  7. ^Carneiro (1970). "Explicit theories of the origin of the state are relatively modern [...] the age of exploration, by making Europeans aware that many peoples throughout the world lived, not in states, but in independent villages or tribes, made the state seem less natural, and thus more in need of explanation."
  8. ^Grinin (2004), hlm. 132, "Some of these analogues turn out to be incapable to get transformed into states at all. Other systems of this kind do become states – but when reaching quite a high level of development and complexity that is fairly comparable with those of many state societies. Therefore, it is important to accept the fact that the societies that preceded the formation of the state historically strongly differ among themselves in size and complexity. This means that in different societies the transition to the state started not from the same but from different levels of sociocultural and political complexity."
  9. ^Bondarenko, Dmitri M.; Grinin, Leonid; Korotayev, Andrey (Maret 2002)."Alternative Pathways of Social Evolution".Social Evolution & History.1 (1). 
  10. ^Kradin, Nikolay N. (Maret 2008)."Early State Theory and the Evolution of Pastoral Nomads".Social Evolution & History (dalam bahasa Inggris).7 (1). 
  11. ^Childe, V. G. (1952)."The Birth of Civilisation".Past & Present (dalam bahasa Inggris) (2): 4.ISSN 0031-2746. 
  12. ^Adams (2005), hlm. 10.
  13. ^abcKradin, N. (Maret 2006)."Archaeological criteria of civilization".Social Evolution & History.5 (1). 
  14. ^Adams (2005), hlm. 79.
  15. ^Abt, Jeffrey (2012).American Egyptologist : the Life of James Henry Breasted and the Creation of His Oriental Institute (dalam bahasa Inggris). Chicago: University of Chicago Press. hlm. 193–194.ISBN 978-0-226-00112-8.OCLC 782879969. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  16. ^Brewer, Douglas J. (1 Mei 2014).Ancient Egypt: Foundations of a Civilization (dalam bahasa Inggris). New York: Routledge. hlm. 1.ISBN 978-1-317-86858-3. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  17. ^Feuerstein, Georg; Kak, Subhash; Frawley, David (1999).In Search of the Cradle of Civilization: New Light on Ancient India (dalam bahasa Inggris). Delhi: Motilal Banarsidass Publ. hlm. 12.ISBN 978-81-208-1626-8. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  18. ^Farmer, Edward L. (1985)."Civilization as a Unit of World History: Eurasia and Europe's Place in It".The History Teacher (dalam bahasa Inggris).18 (3): 346–347.doi:10.2307/493055.ISSN 0018-2745. 
  19. ^Alatas (2002), hlm. 767, "The purpose behind such changes to the curriculum lies in the need to educate people about the multicultural origins of modern civilization, about the contributions of Muslims, Indians and Chinese to modern Europe, about the positive aspects of all these civilizations, and about the common values and problems that humanity shares."
  20. ^Bala, Arun (2006).The dialogue of civilizations in the birth of modern science (dalam bahasa Inggris). New York: Palgrave Macmillan. hlm. 23–24.ISBN 1-4039-7468-3.OCLC 191662056. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)

Daftar Bacaan

[sunting |sunting sumber]

Pranala luar

[sunting |sunting sumber]
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peradaban&oldid=27062671"
Kategori:
Kategori tersembunyi:

[8]ページ先頭

©2009-2025 Movatter.jp