Penentuan ukuran sampel merupakan proses memilih jumlahobservasi ataureplikasi yang akan dimasukkan ke dalam suatu sampelstatistik. Ukuran sampel merupakan komponen penting dalam setiapstudi empiris yang bertujuan melakukaninferensi mengenai suatu populasi berdasarkan data sampel. Dalam praktiknya, ukuran sampel sering kali dipengaruhi oleh keterbatasan biaya, waktu, atau kemudahan pengumpulan data, sekaligus kebutuhan untuk mencapaidaya statistik (statistical power)[1] yang memadai agar hasil penelitian dapat diandalkan.[2]
Dalam studi yang lebih kompleks, ukuran sampel dapat dialokasikan secara berbeda untuk memenuhi tujuan desain penelitian. Hal ini tampak, misalnya, padasurvei berstrata,[3] di mana setiap strata memperoleh jumlah sampel yang berbeda, atau padadesain eksperimen dengan beberapa kelompok perlakuan, di mana setiap kelompok dapat memiliki ukuran sampel spesifik untuk mencapai keseimbangan atau kebutuhan analitis tertentu. Dalam kontekssensus, data dikumpulkan dari seluruh populasi sehingga ukuran sampel secara efektif sama dengan jumlah populasi.
Ukuran sampel dapat ditentukan melalui beberapa pendekatan:
Dengan demikian, penentuan ukuran sampel merupakan langkah metodologis krusial yang melibatkan pertimbangan antara tuntutan ilmiah dan keterbatasan praktis, serta berperan penting dalam menjamin validitas dan kekuatan inferensi yang dihasilkan dari suatu penelitian statistik.[4]
Penentuan ukuran sampel merupakan komponen penting dalam metodologi penelitian yang memegang peranan sentral dalam menjaminkeandalan (reliability) dankesahihan (validity) temuan studi. Proses ini melibatkan pemilihan jumlahpartisipan atau titik data secara cermat untuk dimasukkan ke dalam penelitian, dengan tujuan memengaruhi ketepatan estimasi statistik, kekuatan uji (statistical power), sertaketangguhan (robustness) keseluruhan hasil penelitian. Pemilihan ukuran sampel yang tepat memastikan bahwa inferensi yang dihasilkan benar-benar merepresentasikan parameter populasi yang diteliti.
Sebagai ilustrasi, pertimbangkan suatu survei yang bertujuan mengukur rata-rata tingkat kepuasan pelanggan terhadap sebuah produk baru. Untuk menentukan ukuran sampel yang memadai, sejumlah faktor metodologis harus diperhitungkan, termasuk tingkat kepercayaan (confidence level) yang diinginkan, margin of error, dan tingkatvariasi (variability) dalam respons responden.
Misalnya, peneliti menetapkan tingkat kepercayaan 95%, artinya terdapat keyakinan 95% bahwa nilai rata-rata kepuasan yang sesungguhnya berada dalam rentang estimasi yang dihitung dari sampel. Peneliti juga menentukanmargin of error ±3%, yaitu batas perbedaan yang masih dapat diterima antara estimasi sampel dan parameter populasi. Selain itu, peneliti mungkin memiliki perkiraan mengenai tingkat variasi kepuasan pelanggan berdasarkan data sebelumnya atau asumsi teoretis, yang pada akhirnya turut memengaruhi besarnya ukuran sampel yang dibutuhkan.
Dalam konteks tersebut, penentuan ukuran sampel tidak hanya merupakan langkah teknis, tetapi juga merupakan tindakan strategis yang berdampak langsung pada kualitas analisis statistik dan kredibilitas hasil penelitian. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut secara tepat, peneliti dapat meningkatkan akurasi estimasi, mengurangi ketidakpastian, serta menghasilkan temuan yang lebih representatif dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.