Movatterモバイル変換


[0]ホーム

URL:


Lompat ke isi
WikipediaEnsiklopedia Bebas
Pencarian

Pemakzulan Yoon Suk Yeol

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pemakzulan Yoon Suk Yeol
Para wartawan mengelilingi Woo dengan kamera saat dia menandatangani pasal pemakzulan
Ketua Majelis NasionalWoo Won-shik menandatangani mosi pemakzulan yang disetujui anggotanya, 14 Desember 2024
Pelaksana Tugas Ketua Mahkamah KonstitusiMoon Hyung-bae mengumumkan putusan MK yang memberhentikan Yoon dari jabatannya, 4 April 2025
TermohonYoon Suk Yeol (Presiden Korea Selatan)
PemohonPark Chan-dae,Hwang Un-ha,Cheon Ha-ram,Yoon Jong-oh,Yong Hye-in, danHan Chang-min
Tanggal4 Desember 2024 (2024-12-04) – 4 April 2025 (2025-4-4)
Tuduhan
PemicuDarurat militer Korea Selatan 2024
Mosi pemakzulan pertama
7 Desember 2024
HasilSuara tidak dihitung karena tidak tercapainyakuorum di tengah aksi boikotPPP; pemakzulan tidak berhasil
Mosi pemakzulan kedua
14 Desember 2024
Suara mendukung
204 / 300 (68%)
Suara menolak
85 / 300
(28,3%)
HasilDimakzulkan
  • Yoon dimakzulkan dan diskors dari kursi kepresidenan
  • Han Duck-soo menjadi Pejabat Presidenad interim
PutusanMahkamah Konstitusi Korea Selatan
4 April 2025
Suara mendukung
8 / 8 (100%)
Suara menolak
0 / 8 (0%)
Hasil
  • Pemakzulan diperkuat; Yoon diberhentikan dari jabatannya
  • Pemilihan Presiden sela akan digelar pada 3 Juni 2025; Han tetap menjadi Plt Presiden sampai Presiden hasil Pilpres sela terpilih
  • Yoon dilarang menduduki jabatan publik di Korea Selatan selama lima tahun

Pada tanggal 14 Desember 2024,Yoon Suk Yeoldimakzulkan dari jabatannya sebagaiPresiden Korea Selatan menyusul hasil dari pemungutan suarapemakzulan kedua yang ditujukan kepadanya. Tindakan ini disebabkan olehpengumuman darurat militer yang kontroversial pada tanggal 3 Desember 2024 yang dibatalkan oleh Majelis Nasional dan secara resmi dicabut oleh Yoon enam jam kemudian pada 4 Desember 2024.

Perdana Menteri petahana Korea SelatanHan Duck-soo memangku jabatan sebagai pejabat presiden sementara sambil menunggu putusanMahkamah Konstitusi mengenai apakah Yoon akan dicopot dari jabatannya atau tidak, kecuali disaatpemakzulan dirinya pada 27 Desember 2024 hingga 24 Maret 2025, dimana pada saat itu jabatan Plt Presiden digantikan olehChoi Sang-mok.

Mahkamah Konstitusi menguatkan mosi pemakzulan Yoon dengan suara bulat 8–0 pada 4 April 2025, hal ini berakibat dicopotnya Yoon dari jabatannya. Dengan demikian, Han akan terus menjabat sebagai Plt Presiden hinggapemilihan presiden berikutnya yang harus dilaksanakan dalam waktu 60 hari.

Pemakzulan tersebut merupakan pemakzulan ketiga terhadap Presiden Korea Selatan. SebelumnyaRoh Moo-hyun dimakzulkan pada tahun 2004 namun dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi, sedangkanPark Geun-hyedimakzulkan oleh Majelis Nasional pada tahun 2016 dan dicopot dari jabatannya oleh MK pada tahun 2017.

Usulan pemakzulan ini sebelumnya diajukanpertama kali pada 7 Desember 2024, akan tetapi pemungutan suara tersebut gagal disahkan karena jumlah anggota parlemen yang hadir tidak memenuhi kuorum yang disyaratkan untuk pengesahannya. Hal ini disebabkan anggota partai penguasaPPP memboikot pemungutan suara tersebut.

Latar belakang

[sunting |sunting sumber]
Yoon Suk Yeol pada tahun 2022

Hanya satu presiden,Park Geun-hye, yang dicopot dari jabatannya melaluipemakzulan, pada tahun 2017.Roh Moo-hyun dimakzulkan pada tahun 2004 atas tuduhan pelanggaran kampanye pemilu, inkompetensi, dan salah urus ekonomi, namun Mahkamah Konstitusi memutuskan untuk tidak mencopotnya, sehingga dirinya tetap menjabat sebagai Presiden hingga habis masa jabatannya.[2][3][4]

Tata cara pemakzulan

[sunting |sunting sumber]

Tata cara pemakzulan diatur dalamKonstitusi Korea Selatan ke-10 tahun 1987. Pasal 65 ayat 1 menetapkan bahwaMajelis Nasional dapat memakzulkanpresiden,perdana menteri, atau pejabat negara lainnya jika mereka melanggar konstitusi atau undang-undang lainnya saat menjalankan tugas resmi kenegaraan.[5][6]

Agar mosi pemakzulan terhadap presiden dapat disahkan, dibutuhkan dukungan suara mayoritas minimal dua pertiga anggota Majelis Nasional – 200 dari 300 anggota – .[7] Setelah disahkan, pejabat tersebut langsung diberhentikan sementara dari tugasnya sambil menunggu putusan dariMahkamah Konstitusi Korea Selatan. Cakupan pemakzulan terbatas pada pemberhentian dari jabatan publik, tanpa hukuman lebih lanjut yang dijatuhkan melalui proses ini.[8]

Berdasarkan Undang-Undang Mahkamah Konstitusi Korea Selatan yang disahkan pada tahun 1988, Mahkamah Konstitusi harus memberikan putusan akhir dalam waktu 180 hari sejak diterimanya suatu perkara untuk diadili, termasuk perkara pemakzulan. Jika tergugat telah mengundurkan diri dari jabatannya sebelum putusan dibacakan, maka perkara tersebut batal demi hukum.[8] Pemberhentian presiden secara resmi mengharuskan dukungan suara enam dari sembilan hakim Konstitusi; karena ada tiga hakim yang kosong, keenam hakim Konstitusi harus memberikan suara untuk memberhentikannya. Pasal 23 Undang-Undang Mahkamah Konstitusi mengharuskan setidaknya tujuh hakim Konstitusi untuk bermusyawarah.[7]

Jika Majelis Nasional memberikan suara untuk memakzulkan Presiden Yoon, dia akan segera diskors dari jabatanya, dan Perdana MenteriHan Duck-soo akan mengambil alih tugas tersebut sebagai penjabat presiden sementara. Jika Yoon mengundurkan diri atau diberhentikan oleh Mahkamah Konstitusi,pemilihan presiden awal harus diselenggarakan dalam 60 hari ke depan. Perdana menteri akan tetap menjabat sebagai penjabat presiden hingga pemilihan umum.[7]

Desakan pemakzulan sebelumnya

[sunting |sunting sumber]

Pada bulan Juli 2024, sebuah petisi daring dirilis di situs web Majelis Nasional yang menyerukan pemakzulan Yoon Suk Yeol dan mengumpulkan lebih dari satu juta tanda tangan, dimana semua petisi dengan lebih dari 50.000 tanda tangan diwajibkan secara hukum untuk ditinjau olehkomite parlemen. Situs tersebut mengalamimogok, dimana sekitar 22.000 orang menunggu secara bersamaan untuk mengakses situs web dengan perkiraan waktu tunggu 30 menit.[9][10] Pada bulan November 2024, lebih dari 3.000 profesor dan peneliti di berbagai universitas menandatangani surat yang meminta Yoon mengundurkan diri.[11][12] Seorang pewawancara berspekulasi bahwa surat tersebut telah menerima jumlah tanda tangan tertinggi dari akademisi sejakaksi unjuk rasa selama pemerintahan Park Geun-hye.[11] Pada tanggal 28 November, 1.466pendeta Katolik Korea Selatan juga menyerukan agar Yoon Suk Yeol dimakzulkan, dengan mengeluarkan pernyataan berjudulBagaimana seseorang bisa menjadi seperti ini (어째서 사람이 이 모양인가), dan mengaku dirinya adalah "boneka" dan "wayang orang" yang mementingkan diri sendiri, tidak tahu apa yang diperbuatnya dan siapa dirinya, serta menyerahkan kekuasaan yang diamanahkan rakyat kepada istrinya.[13]

Pengumuman darurat militer

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Darurat militer Korea Selatan 2024

Pada 3 Desember, Yoon mengumumkan darurat militer di Korea Selatan, dengan menyatakan bahwa darurat militer diperlukan untuk mempertahankan Korea Selatan dari kekuatan antinegara. Pasukan militer dan polisi berusaha mencegah anggota parlemen memasukiRuang Sidang Majelis Nasional Korea, yang menyebabkan bentrokan antara polisi dan militer, pengunjuk rasa, dan ajudan kongres. Seluruh 190 anggota kongres yang hadir di ruang sidang dengan suara bulat memilih untuk mencabut darurat militer, yang menyebabkan Yoon mencabut darurat militer pada 4 Desember pukul 04.30 dini hariWSK (02.30 WIB).[3]

Pemakzulan

[sunting |sunting sumber]

Mosi pertama

[sunting |sunting sumber]
Mosi pertama pemakzulan Yoon
PilihanSuara
YaY YaTidak dihitung
195 / 300
(65%)
N Tidak
Abstensi
Suara tidak sah
Tidak memilih
105 / 300
(35%)
Pemakzulangagal

Keenam partai oposisi, yang terdiri dariPartai Demokrat Korea,Partai Membangun Kembali Korea,Partai Reformasi Baru,Partai Progresif,Partai Pemasukan Dasar, danPartai Sosial Demokrat, menyerahkan mosi untuk memakzulkan Yoon selamasidang paripurna Majelis Nasional pada tanggal 4 Desember.

PemimpinPartai Kekuatan Rakyat,Han Dong-hoon, awalnya mengumumkan penolakan secara bulat partai terhadap upaya pemakzulan Presiden,[14][15] dimana partai tersebut justru meminta Presiden Yoon untuk keluar dari Partai dimana Yoon merupakan anggotanya.[16] Namun, pada tanggal 6 Desember, Han mengungkapkan bahwa PPP menerima bukti yang menunjukkan bahwa Yoon memerintahkan Yeo In-hyung,komandan kontraintelijen pertahanan, untuk menangkap para politisi utama, termasuk Han sendiri,[17] atas "tuduhan anti-negara" selama darurat militer dan menahan mereka diGwacheon. Hal ini mendorong Han untuk meminta Yoon untuk "segera menangguhkan tugasnya" dan memperingatkan bahwa warga negara bisa berada dalam "bahaya besar" jika Yoon tetap menjabat.[18][19][17]

Beberapa jam sebelum Majelis Nasional bersidang pada 7 Desember, Yoon meminta maaf karena mengumumkan darurat militer, menggambarkannya sebagai "keputusan putus asa yang dibuat oleh saya, presiden, sebagai otoritas terakhir yang bertanggung jawab atas urusan negara" dan berjanji tidak akan ada pengumuman darurat militer kedua.[20] Dia juga berjanji untuk menyerahkan kekuasaan politiknya kepada PPP.[21] Ketua DPKLee Jae-myung menyebut permintaan maaf itu "mengecewakan" dan bersikeras agar Yoon mengundurkan diri atau dimakzulkan.[22] Ia juga mengkritik pengaturan pembagian kekuasaan Yoon dengan PPP sebagai tindakan yang "menghancurkan tatanan konstitusional",[23] sementara ketua Fraksi DPKPark Chan-dae menyebut pengaturan ini sebagai "kudeta kedua".[24] Sebelum pemungutan suara pemakzulan, sebuah mosi dibahas mengenai apakah akan meluncurkan penyelidikan penasihat khusus terhadap istri YoonKim Keon-hee tetapi akhirnya gagal karena ditentang oleh PPP.[25]

Ahn Cheol-soo berbicara
Kim Ye-ji dengan ekspresi datar
Ahn Cheol-soo(kiri) adalah satu-satunya anggota Majelis Nasional PPP yang tidak meninggalkan ruang sidang sebelum pemungutan suara;Kim Ye-ji [ko](kanan) adalah salah satu dari dua orang yang meninggalkan ruang sidang tetapi kemudian kembali.

Sebelum pemungutan suara dimulai, semua anggota parlemen PPP kecuali satu orang,Ahn Cheol-soo, meninggalkan ruang pemungutan suara, yang berarti mosi pemakzulan tersebut tidak mungkin disahkan.[26] Hal ini terjadi di tengah kemungkinan anggota parlemen PPP menyimpang dari posisi partai melalui proses pemungutan suara rahasia.[27] Kim Ye-ji keluar namun kembali ke ruang sidang;[28][29]Kim Sang-wook [ko] kembali ke ruang sidang untuk memberikan suara tetapi mengatakan dia memberikan suara menolak pemakzulan.[30] Demonstran berupaya menghalangi pintu keluar Aula Sidang Majelis Nasional saat anggota DPR PPP meninggalkan gedung, dengan menjuluki anggota DPR tersebut sebagai "pengecut" dan mendorong mereka untuk memilih.[31] AnggotaPartai Membangun Kembali KoreaKim Joon-hyung mengatakan bahwa ia memperkirakan pemungutan suara akan berlangsung paling lambat hingga 8 Desember pukul 00.00 WSK (7 Desember pukul 22.00 WIB);[32] Batas waktu pemungutan suara adalah pukul 00.48 WSK (7 Desember pukul 22.48 WIB), tiga hari setelah mosi diajukan.[33]

Ketua Majelis NasionalWoo Won-shik menutup pemungutan suara lebih awal pada pukul 21.20 WSK (19.20 WIB) dan awalnya mengumumkan dimulainya penghitungan suara segera setelahnya, tetapi kemudian mengumumkan bahwa suara tidak akan dihitung karena gagal mencapaikuorum, dimana hanya 195 anggota yang hadir dari 200 anggota yang dibutuhkan.[34][35]

Pasca mosi pertama dan Pra mosi kedua

[sunting |sunting sumber]

Usai pemungutan suara pemakzulan pertama, Ketua PPPHan Dong-hoon mengatakan bahwa PPP akan terus "mendorong presiden untuk mundur secara tertib guna meminimalkan kekacauan",[36] sementara Ketua fraksi PPP di Majelis NasionalChoo Kyung-ho mengundurkan diri dan mengatakan bahwa ia akan bertanggung jawab atas "pemungutan suara pemakzulan presiden ketiga dalam sejarah konstitusional Korea Selatan]".[37] Perdana MenteriHan Duck-soo mengatakan bahwa dia akan "melakukan upaya habis-habisan untuk segera menstabilkan situasi saat ini".[38] DPK mengatakan pihaknya akan terus mengajukan mosi pemakzulan terhadap Yoon setiap minggu.[39]

Pada tanggal 8 Desember, mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun ditangkap oleh jaksa penuntut atas dugaan melakukan pemberontakan dengan menyarankan Presiden Yoon untuk mengumumkan darurat militer dan mengirim pasukan ke Majelis Nasional untuk merebut gedung legislatif.[40][41] Pada hari yang sama, Han Dong-hoon mengatakan bahwa PPP "secara efektif memperoleh janji (Yoon) untuk mengundurkan diri" sebagai imbalan bagi partai yang memblokir pemakzulannya.[42] Satuan tugas khusus PPP mengusulkan agar Yoon meninggalkan jabatannya pada bulan Februari atau Maret 2025 dan menyerukan pemilihan presiden cepat yang akan diadakan pada bulan April atau Mei.[43]

Pada tanggal 10 Desember, Majelis Nasional meloloskan RUU yang membentuk tim investigasi khusus permanen untuk menyelidiki Yoon atas tuduhan pengkhianatan terhadap negara terkait dengan deklarasi darurat militernya. Usulan tersebut disetujui oleh 210 anggota Majelis Nasional, termasuk 23 anggota PPP, setelah partai tersebut mengizinkan anggotanya untuk memberikan suara sesuai dengan keputusan masing-masing.[44] Pada tanggal 12 Desember, Yoon mengeluarkan pernyataan yang berisi tekadnya untuk "berjuang sampai akhir", menolak desakan agar ia mengundurkan diri.[45] Menyusul pernyataan Yoon, Han Dong-hoon menyerukan pemakzulan Yoon dan membentuk komite etik untuk membahas pengusiran Yoon dari PPP.[46]

Mosi kedua

[sunting |sunting sumber]
Mosi kedua pemakzulan Yoon
PilihanSuara
YaY Ya
204 / 300
(68%)
N Tidak
85 / 300
(28,3%)
Abstensi
3 / 300
(1%)
Suara tidak sah
8 / 300
(2,7%)
Tidak memilih
0 / 300
Pemakzulanberhasil
  Ya
  Tidak
  Abstensi
  Suara tidak sah

Seminggu pasca gagalnya mosi pemakzulan pertama, DPK mengajukan mosi kedua untuk memakzulkan Yoon pada 12 Desember, dengan agenda pemungutan suara yang dijadwalkan pada 14 Desember 2024.[47]

Sebelum pemungutan suara, tujuh anggota Majelis Nasional dari PPP menyatakan keinginannya untuk berpartisipasi,[48] seperti Ahn Cheol-soo, Kim Ye-ji, dan Kim Sang-wook, yang berpartisipasi dalam pemungutan suara sebelumnya, serta Bae Hyun-jin, yang belum menyatakan keinginannya dalam pemungutan suara berikutnya. Pada tanggal 10 Desember, Kim Sang-wook, yang memberikan suara menentang mosi pemakzulan, mengumumkan bahwa ia akan mendukung pemakzulan dan meminta maaf atas keputusannya sebelumnya.[49][50]

Sebelum pemungutan suara dimulai pada tanggal 14 Desember, Han Dong-hoon mengumumkan bahwa meskipun partainya menentang pemakzulan, partainya akan terlibat dalam pemungutan suara, dengan mendorong para anggota parlemen untuk memberikan suara "sesuai dengan hati nurani dan keyakinan mereka daripada mengikuti kepentingan partisan".[51] Tak lama setelah pukul 16.00 WSK (14.00 WIB), dengan kehadiran enam anggota PPP, ketua Majelis NasionalWoo Won-shik mengumumkan dimulainya pemungutan suara, dengan mengatakan "Saya harap setiap dari Anda akan berpartisipasi dalam pemungutan suara".[52][53]BBC News menggambarkan pemungutan suara kedua memiliki "perbedaan yang mencolok dari pemungutan suara pertama Sabtu pekan lalu", dengan alasan tidak adanya boikot PPP.[54] Media lokal mengatakan bahwa hasilnya kemungkinan akan dihitung pada pukul 17.30 WSK (15.30 WIB).[55]

Sekitar pukul 16.50 KST (14.50 WIB) pada tanggal 14 Desember, Woo mengumumkan bahwa seluruh 300 anggota telah memberikan suara dan penghitungan suara dimulai.[56] Saat suara dihitung, para pengunjuk rasa menyanyikan lagu "March for the Beloved", sebuah lagu untuk mengenang mereka yang terbunuh selamaPergerakan Demokratisasi Gwangju, dan lagu "Into the New World" olehGirls' Generation, yang juga digunakan selamaPemakzulan Park Geun-hye.[57] Majelis Nasional memilih untuk memakzulkan Yoon, dimana dari hasil tersebut 204 (68%) dari 300 anggota Majelis Nasional menyetujui mosi pemakzulan kedua.[58] Dari 204 anggota parlemen yang menyetujui mosi pemakzulan, 12 anggota diantaranya adalah anggota PPP, melebihi tujuh orang yang sebelumnya telah menyatakan niat mereka untuk melakukannya. 85 anggota (28,3%) memberikan suara menentang pemakzulan, sementara tiga suara (1%) lainnya abstain dan delapan suara (2,7%) lainnya dinyatakan tidak sah.[59] Tak lama kemudian, Yoon diberhentikan sementara dari kursi kepresidenan sejak pukul 19.24 WSK (17.24 WIB)[60] setelah kantor Kepresidenan menerima salinan dokumen pemakzulan.[61]

Potret perdana menteri Han Duck-soo, dengan latar belakang abu-abu-putih
Perdana MenteriHan Duck-soo menjadi Penjabat Presiden sementara pasca Pemakzulan Yoon dan selama persidangnya di Mahkamah Konstitusi Korea Selatan.

Menyusul pengesahan mosi pemakzulan kedua, Yoon menyampaikan pidato di hadapan rakyat, mengakui penangguhan jabatannya sambil berjanji untuk "berbuat yang terbaik bagi bangsa sampai akhir".[62] Lima orang anggota Dewan Tertinggi PPP mengundurkan diri sebagai bentuk tanggung jawab, yang mendorong dibentuknya sistem komite darurat untuk memimpin partai sesuai dengan peraturannya.[63] DPK mengatakan keberhasilan mosi tersebut merupakan "kemenangan bersejarah bagi demokrasi" dan berjanji akan terus menyelidiki Yoon karena mengumumkan darurat militer.[64]

Dengan penangguhan sementara Yoon dari jabatan presiden, perdana menterinya,Han Duck-soo ditunjuk menjadi penjabat presiden sementara. Di tengah desakan agar Han diminta oleh polisi untuk diinterogasi dalam penyelidikan darurat militer, pemimpin DPK Lee Jae-myung mengatakan bahwa partainya tidak akan mengajukan pemakzulan kepadanya untuk sementara waktu guna menghindari "kebingungan dalam urusan negara". Lee juga menyerukan pembentukan badan konsultatif antara Majelis Nasional dan pemerintah untuk menstabilkan urusan negara.[65]

Mosi Pemakzulan terkait

[sunting |sunting sumber]
Menteri PertahananKim Yong-hyun(kiri) dan Menteri Dalam NegeriLee Sang-min(kanan)

Selain Yoon, beberapa pejabat juga menjadi sasaran usulan dan mosi pemakzulan atas keterlibatan mereka dalam deklarasi darurat militer. Di antaranya adalah Menteri PertahananKim Yong-hyun,[66] yang mundur pada 5 Desember,[67] dan Menteri Dalam NegeriLee Sang-min, yang mosi pemakzulannya diajukan oleh DPK pada 7 Desember.[68] Lee mundur pada keesokan harinya tanggal 8 Desember.[69][70] Pada tanggal 12 Desember, Majelis Nasional meloloskan mosi pemakzulan terhadap Menteri HukumPark Sung-jae dan KepalaKepolisian Korea Selatan Cho Ji-ho.[71]

Setelah pemakzulan Yoon, DPK mengumumkan bahwa mereka akan mengambil tindakan hukum terhadap penasihat hukum utama Yoon, Seok Dong-hyun, setelah ia menyangkal pada konferensi pers pada tanggal 19 Desember bahwa Yoon bermaksud menangkap politisi selama darurat militer dan meremehkan peristiwa serbuan tentara ke Majelis Nasional.[72]

Pada tanggal 24 Desember, DPK menyatakan bahwa mereka akan berupaya untukmemakzulkan penjabat presidenad interimHan Duck-soo karena memveto dua rancangan undang-undang penasihat khusus yang berupaya menyelidiki Presiden Yoon dan istrinyaKim Keon-hee, baik atas pernyataan darurat militernya maupun tuduhan korupsi terhadap istrinya.[73] Mosi tersebut diajukan pada tanggal 26 Desember,[74] dan sidang paripurna pemungutan suara dijadwalkan pada 27 Desember.[75] Sebelum pemungutan suara pada tanggal 27 Desember, Ketua Majelis NasionalWoo Won-shik memutuskan bahwa suara mayoritas lebih dari 50% sudah cukup untuk memakzulkan Han, dibandingkan dengan syarat dua pertiga mayoritas anggota Majelis Nasional untuk memakzulkan seorang presiden. Dengan kriteria ini, mosi pemakzulan Han Duck-soo diloloskan, dengan 192 anggota parlemen memberikan suara mendukung dan Han menerima hasilnya.[76]

Persidangan di Mahkamah Konstitusi

[sunting |sunting sumber]

Persiapan

[sunting |sunting sumber]

Mahkamah Konstitusi Korea Selatan memiliki waktu 180 hari sejak disahkannya mosi pemakzulan suatu pejabat negara untuk meninjaunya. Saat ini, Mahkamah Konstitusi hanya terdiri dari enam hakim, karena tiga di antaranya baru saja pensiun dan belum diganti.[77] Biasanya MK Korsel beranggotakan sembilan orang dan secara hukum diharuskan beranggotakan tujuh orang untuk memulai suat persidangan.[78] Perdebatan muncul di antara anggota Majelis Nasional mengenai apakah penjabat presiden Han Duck-soo berhak untuk mengisi kursi yang kosong, dimana DPK mendukungnya[79] sedangkan PPP menentangnya dengan alasan bahwa seorang presiden yang sedang menjabat hanya dapat menunjuk hakim jika terjadi lowongan jabatan presiden, bukan jika terjadi penangguhan tugas.[80] Pemakzulan Yoon menjadi kasus pemakzulan kedelapan pada tahun 2024 yang diterima oleh Mahkamah Konstitusi, dimana tahun tersebut menjadi tahun dengan jumlah tertinggi perkara pemakzulan dalam satu tahun dalam sejarah Korea Selatan.[81]

Permohonan pemakzulan diajukan ke Mahkamah Konstitusi pada 14 Desember 2024, dan pertemuan menjelang sidang pemakzulan dilaksanakan pada 16 Desember.[82] Pada 16 Desember 2024, Mahkamah Konstitusi Korsel mengumumkan bahwa persidangan akan dilanjutkan dengan enam hakim.[83] Identitas hakim ketua, yang biasanya tidak diungkapkan, terungkap sebagai Cheong Hyung-sik, hakim yang ditunjuk Yoon, karena besar dampaknya kasus tersebut bagi negara.[77][84] Mantan ketuaKomisi Komunikasi Korea Kim Hong-il diumumkan sebagai kepala tim pembela hukum Yoon, sementara Ketua Komite Legislasi dan Kehakiman Majelis NasionalJung Chung-rae akan menjabat sebagai jaksa pemakzulan.[85] Pada 26 Desember, Majelis Nasional menyetujui mosi untuk mengisi tiga kursi hakim yang kosong di Mahkamah Konstitusi, dengan PPP tidak berpartisipasi dalam pemungutan suara konfirmasi. Namun, Penjabat Presiden sementara Han Duck-soo menolak untuk melantik para calon hakim Konstitusi, dengan alasan perlunya konsensus bipartisan. Akibatnya, DPK mengajukan mosi pemakzulan terhadap Han pada hari yang sama,[86] yang disahkan dalam sidang paripurna pemungutan suara pada 27 Desember, mengakibatkan tugas Han sebagai penjabat presiden ditangguhkan sementara hingga pemakzulannya ditolak oleh Mahkamah Konstitusi pada 24 Maret 2025.[87] Pada tanggal 31 Desember, penjabat presidenChoi Sang-mok menunjukChung Kye-sun danCho Han-chang ke Mahkamah Konstitusi sebagai bagian dari upaya untuk mengisi kekosongan kursi.[88] Namun, ia menahan pengangkatan calon ketiga, Ma Eun-hyuk, yang diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi sebagai tindakan inkonstitusional pada 27 Februari 2025.[89].

Sidang persiapan pertama untuk kasus tersebut diadakan pada 27 Desember 2024, dengan sidang persiapan berikutnya dijadwalkan pada 3 Januari 2025. Dalam persidangan tersebut, Majelis Nasional diwakili oleh anggota parlemen DPK Jung Chung-rae, yang merupakan ketua Komite Legislasi dan Peradilan.[90] Tim pembela Yoon terdiri dari Bae Bo-yoon, mantan akademisi Mahkamah Konstitusi dan juru bicara selama persidangan pemakzulan mantan presiden Park Geun-hye; Yun Gap-geun, mantan kepala Kantor Kejaksaan TinggiDaegu; Bae Jin-han, mantan hakim dan teman sekelas Yoon di Sekolah HukumUniversitas Nasional Seoul; dan Kim Hong-il, mantan ketua Komisi Komunikasi Korea.[91]

Penarikan dakwaan pemberontakan

[sunting |sunting sumber]

Pada tanggal 3 Januari, para pemohon Majelis Nasional mencabut dakwaan pemberontakan dari dasar pemakzulan untuk fokus pada pelanggaran konstitusional yang terkait dengan deklarasi darurat militer daripada mengajukan dakwaan pidana, guna mempercepat kasus tersebut. Park Chan-un, seorang profesor hukum di Universitas Hanyang, menyebut ini sebagai langkah yang logis, karena persidangan pemakzulan "pada dasarnya adalah 'persidangan disiplin' yang difokuskan pada apakah Yoon melanggar konstitusi". kelompok fraksi pro-Yoon di PPP mengkritik langkah tersebut, dengan mengklaim "langkah tersebut mengungkap kelemahan hukum dalam mosi pemakzulan dan dengan demikian mosi tersebut harus dibatalkan". Namun, DPK membela revisi tersebut, dengan alasan bahwa karena persidangan pemakzulan bukanlah proses pidana, maka revisi tersebut harus difokuskan pada pelanggaran konstitusi dan bahwa "revisi tersebut diperlukan untuk mempercepat proses persidangan".[92] Dalam putusan akhir atas pemakzulan Yoon pada tanggal 4 April, MK mengakui sahnya pencabutan tuduhan pemberontakan.[93]

Putusan

[sunting |sunting sumber]
Dokumen resmi Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Bahasa Korea.

Pada 4 April, Mahkamah Konstitusi menguatkan mosi pemakzulan tersebut dengan suara bulat 8–0, yang secara resmi memberhentikan Yoon dari jabatannya, efektif pada pukul 11.22WSK (09.22 WIB). Dalam Putusan yang dibacakan oleh Pelaksana Tugas Ketua Mahkamah KonstitusiMoon Hyung-bae, MK mengatakan bahwa Yoon tidak mengikuti prosedur yang berlaku untuk memberlakukan darurat militer. Ia selanjutnya mengatakan bahwa Yoon "melawan orang-orang yang seharusnya ia lindungi" dan "merusak hak politik rakyat."[94]

MK juga mengakui "perlawanan rakyat" dalam membantu mencegah penerapan darurat militer secara penuh,[95] dan mengatakan bahwa konflik Yoon dengan Majelis Nasional adalah "masalah politik yang harus diselesaikan dalam batasan demokrasi", menambahkan bahwa penggunaan kekuasaan oleh badan legislatif "tidak dengan sendirinya menciptakan situasi krisis yang parah pada saat itu yang membenarkan deklarasi darurat militer" sambil mengatakan bahwa majelis seharusnya menghormati pendapat minoritas dan berupaya mencapai kompromi.[96] MK juga memutuskan bahwa pernyataan lisan yang dibuat oleh tersangka utama kepada jaksa penuntut mengenai rencana penangkapan oleh Yoon dapat diterima.[97]

Putusan ini dikeluarkan 111 hari setelah dimakzulkan oleh Majelis Nasional,[98] yang membuatnya sebagai sidang pemakzulan dengan waktu tunggu sidang putusan pemakzulan terlama. Dipecatnya Yoon dari jabatannya menjadikannya sebagai presiden dengan masa jabatan terpendek dalam sejarah demokrasi Korea Selatan.[99]

Mahkamah Konstitusi mengeluarkan keputusan setebal 114 halaman,[100] yang menyebut Yoon melakukan pelanggaran serius terhadap konstitusi dan pengkhianatan terhadapkepercayaan publik. Putusan tersebut menguraikan lima pelanggaran konstitusi utama yang dilakukan selama pemberlakuan darurat militer pada 3–4 Desember:[101][102]

  1. Gagal memenuhi persyaratan substantif untuk menyatakan darurat militer: MK memutuskan bahwa kebuntuan politik dan tuduhan kecurangan pemilu tidak dapat dijadikan dasar untuk darurat militer. Masalah-masalah tersebut harus ditangani melalui jalur politik, kelembagaan, dan hukum. Pembenaran Yoon atas pernyataan tersebut sebagai "peringatan" atau "himbauan kepada publik" tidak dianggap sah menurut Undang-Undang Darurat Militer.
  2. Gagal memenuhi persyaratan prosedural: Yoon tidak memberi tahu komandan darurat militer atau pejabat lain tentang rincian pernyataan tersebut, tidak mengadakan musyawarah kabinet, dan gagal memperoleh tanda tangan yang diperlukan dari perdana menteri dan menteri terkait. Ia juga tidak mengumumkan secara terbuka cakupan, waktu, atau struktur komando darurat militer, dan ia juga tidak memberi tahu Majelis Nasional tanpa penundaan.
  3. Gangguan terhadap kewenangan Majelis Nasional: Yoon mengerahkan pasukan militer dan polisi untuk mencegah anggota parlemen memasuki Majelis Nasional, menghalangi hak mereka untuk berunding, memberikan suara, dan menjalankan hak imunitas dari penangkapan.
  4. Pelanggaran independensi peradilan: MK memutuskan bahwa Yoon terlibat dalam pelacakan dan perencanaan penangkapan mantan dan anggota peradilan saat ini, termasuk mantan ketua Mahkamah AgungKim Myeong-su dan hakim pensiunan lainnya, dengan demikian memberikan tekanan pada lembaga peradilan.
  5. Pelanggaran kebebasan politik dan tatanan konstitusional: MK memutuskan bahwa Yoon memerintahkan pelacakan lawan politik melalui Badan Intelijen Nasional (NIS), menggunakan kekuatan militer untuk menghalangi lembaga politik, dan mengeluarkan dekrit darurat militer yang melanggar perlindungan konstitusional, termasuk hak untuk aktivitas politik, berkumpul, menduduki, dan pemisahan kekuasaan.

Pelanggaran tambahan yang dikutip termasuk penggeledahan dan penyitaan yang tidak sah di Komisi Pemilihan Umum Nasional (NEC), dan perintah untuk memeriksa sistem komputer NEC, menyita perangkat staf, dan melakukan pengawasan tanpa surat perintah. Tindakan-tindakan ini, menurut MK, melanggar independensi NEC.

Setelah diberhentikan dari jabatannya, Yoon tidak lagi memiliki hak imunitas sebagai presiden, yang membuatnya rentan terhadap penyelidikan kasus lain diluar kasus dugaan pemberontakan dan hasutan.[103]

Reaksi masyarakat

[sunting |sunting sumber]

Saat sidang paripurna voting Pemakzulan Yoon yang pertama sedang berlangsung, massa di luar Gedung Majelis Nasional yang menuntut pemecatan Yoon dan mendesak anggota parlemen PPP untuk ikut serta dalam pemungutan suara pemakzulan diperkirakan berjumlah ratusan ribu orang.[104] beberapa diantaranya mencoba memanjat tembok dan barikade polisi.[105] Pada tanggal 5 Desember, nomor telepon anggota parlemen PPP dirilis secara daring, yang menyebabkan gelombang pesan teks dari masyarakat yang mendesak mereka untuk mendukung pemakzulan Yoon, yang terus berlanjut setelah mosi pemakzulan gagal. Seorang anggota parlemen, Shin Sung-bum, mengatakan bahwa ia telah menerima 10.501 pesan singkat hingga tanggal 9 Desember.[106] Setelah usulan pemakzulan pertama gagal, sejumlah kantor anggota parlemen PPP dirusak, sementara yang lain menerima karangan bunga pemakaman bertuliskan pesan-pesan seperti "kaki tangan pemberontakan".[107] Pemotong kotak juga ditemukan di kediaman anggota parlemen Kim Jae-sub. Sebuah petisi yang diajukan di situs web Majelis Nasional yang menyerukan pembubaran PPP mengumpulkan lebih dari 171.000 tanda tangan,[108] melebihi 50.000 tanda tangan yang dibutuhkan untuk menyerahkan proposal kepada komite tetap yang relevan.[109]

Pada saat sidang paripurna voting Pemakzulan kedua, setidaknya 208.000 orang berkumpul di depan gedung Majelis Nasional untuk mendukung pemakzulan. Demonstrasi untuk mendukung pemakzulan Yoon juga diadakan di kota-kota di seluruh negeri, dengan 10.000 orang menghadiri demonstrasi diJeonju dan 30.000 orang lainnya berpartisipasi diDaegu.[110] Pada saat yang sama, unjuk rasa besar-besaran untuk mendukung Yoon diadakan diGwanghwamun Plaza di Seoul, yang dihadiri oleh sekitar 40.000 orang.[111] Kereta yang beroperasi diJalur 9 dariKereta Bawah Tanah Metropolitan Seoul menghindari berhenti diStasiun Majelis Nasional untuk mencegah kecelakaan akibat kemacetan.[112] Pada 13 Desember, 50Warga keturunan Korea di Amerika Serikat berunjuk rasa di depanGedung Putih diWashington DC meminta Yoon dimakzulkan.[113]

Pendukung Yoon berunjuk rasa dengan slogan-slogan sepertiMake America Great Again danStop the Steal yang terinspirasi oleh Presiden ASDonald Trump.[114] Namun, hal ini berakar pada teori konspirasi tentang kekalahan PPP di pemilihan umum April 2024. Klaim Yoon belum terbukti olehKomisi Pemilihan Umum Nasional (NEC) atau badan peradilan. Korea Selatan memberikan suara di atas kertas, dan surat suara yang dicetak disimpan. Hans Schattle, seorang profesor ilmu politik diUniversitas Yonsei, mengatakan bahwa perbandingan pendukung Yoon denganDonald Trump tidaklah tepat.[115]

Untuk mendukung pemakzulan Yoon, kelompok-kelompok agama terkemuka di Korea Selatan berbaris dengan kepala, tangan, dan kaki mereka di tanah.[116]

Setelah pemakzulan Yoon diperkuat oleh Mahkamah Konstitusi, perayaan pecah di kalangan pendukung pemakzulan yang berkemah di luar gedung MK, sementara pendukung Yoon di luar kantor kepresidenan bereaksi negatif terhadap putusan tersebut.[117] Seorang pendukung ditangkap atas tuduhan memecahkan jendela bus polisi menggunakan tongkat diStasiun Anguk dekat MK karena marah terhadap putusan tersebut.[118] Beberapa orang terdengar mengeluarkan ancaman pembunuhan terhadap hakim Mahkamah Konstitusi.[119]

Analisis

[sunting |sunting sumber]

The Korea Times membandingkan antara pemakzulan Yoon dan pemakzulan PresidenPark Geun-hye pada tahun 2017 dan keberhasilan Yoon dalam upaya pemakzulan pertama dengan ketakutan PPP bahwa mereka akan mengalami kekalahan telak dalam pemilihan presiden sela, serupa dengan apa yang terjadi padaPartai Saenuri setelah Park dicopot dari kursi kepresidenan.[120]

Jajak pendapat

[sunting |sunting sumber]
Informasi lebih lanjut:Jajak Pendapat Pemerintahan Yoon Suk Yeol
Dukungan terhadap pemakzulan atau pengunduran diri Yoon berdasarkan ideologi politik hingga 12 Desember 2024[update][121]
IdeologiPemakzulan
/Pengunduran diri
segera
Pengunduran diri
secara tertib
Jumlah
Progresif92%6,9%98,9%
"Moderat"83%11,6%94,6%
Konservatif43%33,3%76,3%
Jumlah74,8%16,2%91%

Jajak pendapat yang dilakukan oleh Realmeter pada tanggal 4 Desember 2024 menunjukkan bahwa 73,6% responden mendukung pemakzulan Yoon sementara 24% menentangnya. Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan bahwa 70% percaya bahwa tindakan Yoon tergolong sebagai tindakanmakar sementara 25% percaya sebaliknya.[122] Jajak pendapat Realmeter lainnya yang dirilis pada 12 Desember menemukan bahwa 74,8% responden mendukung pengunduran diri Yoon dengan segera atau pemakzulan, sementara 16,2% mendukung usulan PPP agar Yoon mengundurkan diri secara tertib.[121]

Sebuah jajak pendapatGallup yang dirilis pada 13 Desember menemukan bahwa pemakzulan Yoon didukung oleh 75% responden dan ditentang oleh 21% responden. Jajak pendapat tersebut juga menemukan bahwa 27% pendukung PPP mendukung pemakzulan, dibandingkan dengan 66% pendukung PPP yang menentang. Di antara pendukung DPK, 97% responsen mendukung pemakzulan, sementara 3% responden menentang pemakzulan.[123]

Setelah Yoon diberhentikan sementara sebagai Presiden mulai, jajak pendapat Realmeter pada 19 Desember menemukan bahwa 52,6% responden tidak menganggap PPP sebagai partai yang berkuasa, dibandingkan dengan 41,6% yang menganggapnya demikian. Sebaliknya, 59,4% menganggap DPK sebagai partai yang berkuasa sementara 39,1% tidak.[124]

Saat persidangan pemakzulan sedang berlangsung, jajak pendapat yang dirilis oleh Gallup pada 14 Februari 2025 menemukan bahwa 57% mendukung pemakzulan Yoon sementara 38% menentang. Survei juga menemukan bahwa 52% responden mengatakan mereka mempercayai Mahkamah Konstitusi, sementara 40% mengatakan tidak.[125] Jajak pendapat yang dirilis oleh Realmeter pada 24 Februari menemukan bahwa 52% mendukung pemakzulan Yoon sementara 45,1% menentang. Survei tersebut juga menemukan bahwa 50,7% responden menganggap persidangan pemakzulan adil, sementara 45% mengatakan tidak adil.[126]

Saat persidangan pemakzulan sedang berlangsung, jajak pendapat yang dirilis oleh Gallup pada 14 Februari 2025 menemukan bahwa 57% mendukung pemakzulan Yoon sementara 38% menentang. Ditemukan juga bahwa 52% responden mengatakan mereka mempercayai Mahkamah Konstitusi, sementara 40% mengatakan tidak. Jajak pendapat yang dirilis oleh Realmeter pada 24 Februari menemukan bahwa 52% mendukung pemakzulan Yoon sementara 45,1% menentang. Ditemukan juga bahwa 50,7% responden menganggap persidangan pemakzulan adil, sementara 45% mengatakan tidak. Jajak pendapat yang dirilis oleh Gallup pada 28 Februari menunjukkan bahwa 59% mendukung pemakzulan Yoon sementara 35% menentang. Ditemukan juga dukungan untuk pemakzulan paling kuat di antara pendukung DPK dan di antara responden berusia 20-an dan 50-an, dan suara yang menolak terkuat di antara pendukung PPP dan responden berusia 70 tahun ke atas.[127]

Akibat

[sunting |sunting sumber]

Dengan dipecatnya Yoon dari jabatannya sebagai Presiden karena pemakzulan, dia didiskualifikasi dari pencalonan jabatan publik di Korea Selatan selama lima tahun menurut konstitusi; dalam hal apa pun, presiden di Korea Selatan hanya dapat menjabat satu kali.[128] Selain itu, dengan pengecualian tugas keamanan berkelanjutan selama lima tahun, yang dapat diperpanjang hingga sepuluh tahun jika dianggap perlu oleh kepala keamanan dan tidak berlaku jika dia ditahan lagi, Yoon kehilangan semua manfaat pasca-presiden seperti yang pensiun (yang dapat mencapai 95% dari gaji presiden), perawatan medis gratis, hak untuk dimakamkan di pemakaman nasional (misalnyaPemakaman Nasional Seoul), dan hak atas staf pendukung.[129]

Yoon menyatakan penyesalannya karena gagal memenuhi harapan publik, tetapi mengatakan "Ini merupakan kehormatan terbesar dalam hidup saya untuk mengabdi pada negara kita". Salah satu pengacaranya, Yoon Kap-keun, menyebut putusan itu "sama sekali tidak dapat dipahami" dan merupakan "keputusan yang bersifat politis".[117] Pada pertemuan dengan para pemimpin PPP, Yoon memberikan harapan bahwa partainya akan memenangkan pemilihan presiden berikutnya.[130] PPP mengatakan pihaknya menerima putusan tersebut, sementara Lee Jae-myung dari DPK menyampaikan pujian kepada rakyat Korea Selatan karena "melindungi republik demokratis kami".[117] Ketua Majelis NasionalWoo Won-shik mengatakan bahwa putusan pemakzulan tersebut "menegaskan kembali bahwa tidak ada seorang pun di Republik Korea yang dapat berdiri di atas hukum."[131]

Tak lama setelah pemakzulan Yoon diperkuat MK, bendera kepresidenan diturunkan dikantornya diYongsan, Seoul. Kepala stafnya, Chung Jin-suk, Penasihat Keamanan Nasional Shin Won-sik, dan 13 ajudan lainnya mengajukan pengunduran diri mereka kepada Plt Presiden Han Duck-soo pada tanggal 4 April. Pengunduran diri tersebut ditolak oleh Han, dengan alasan perlunya mempertahankan fungsi pemerintahan yang teratur.[132] Dalam pidato terpisah, Han berjanji untuk memastikan stabilitas dalam keamanan dan diplomasi nasional, serta transisi kepemimpinan yang lancar kepada presiden berikutnya.[133]

Referensi

[sunting |sunting sumber]
  1. ^Ahn jung-hoon (12 Desember 2024).[전문] 野6당 발의 2차 '윤석열 대통령 탄핵소추안'.Yonhap (dalam bahasa Korea). Diakses tanggal23 December 2024. 
  2. ^Jin, Hyunjoo; Lee, Joyce (4 Desember 2024)."South Korean president faces impeachment calls after martial law debacle".Reuters. 
  3. ^ab"How a presidential impeachment works in South Korea as Yoon faces backlash".Reuters. 4 Desember 2024. 
  4. ^"South Korea's opposition parties move to impeach president over sudden declaration of martial law".Associated Press. 4 Desember 2024. Diakses tanggal4 Desember 2024. 
  5. ^Artikel 65 Konstitusi Konstitusi (1987)
  6. ^Mosler, Hannes B. (2017)."The Institution of Presidential Impeachment in South Korea, 1992–2017".Verfassung und Recht in Übersee / Law and Politics in Africa, Asia and Latin America.50 (2): 119–120.doi:10.5771/0506-7286-2017-2-111.ISSN 0506-7286.JSTOR 26429313. 
  7. ^abcRashid, Raphael (5 Desember 2024)."How South Korea's impeachment process works after Yoon Suk Yeol's martial law bid".The Guardian (dalam bahasa Inggris).ISSN 0261-3077. Diakses tanggal6 Desember 2024. 
  8. ^abButts, Dylan (4 Desember 2024)."South Korean President Yoon faces impeachment: How did we get here?".CNBC. Diakses tanggal5 Desember 2024. 
  9. ^"'Public anger': Hundreds of thousands sign online petition demanding impeachment of President Yoon".ABC News (dalam bahasa Inggris). 2 Juli 2024. Diakses tanggal9 Desember 2024. 
  10. ^"[Minute to Read] Over 1 m citizens demand President Yoon's impeachment in online petition".The Chosun Daily (dalam bahasa Inggris). 3 Juli 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 9 Desember 2024. Diakses tanggal9 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  11. ^abLee, Hae-rin (23 November 2024)."Over 3,000 university professors demand President Yoon Suk Yeol's resignation".The Korea Times (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dariversi asli tanggal 24 November 2024. Diakses tanggal24 November 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  12. ^김, 휘란 (14 November 2024).""권력 사유화 윤석열 퇴진" 고려대·국민대 교수들도 시국선언" ["Privatisasi Kekuasaan, Yoon Seok-yeol, Mundur" Profesor dari Universitas Korea dan Universitas Kookmin Juga Menyatakan Situasi Terkini].JTBC (dalam bahasa Korea). Diarsipkan dariversi asli tanggal 1 Desember 2024. Diakses tanggal28 November 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  13. ^""윤석열, 사람이 어째서 그 모양인가"..천주교 사제 1466명 시국선언" ["Yoon Seok-yeol, kenapa dia seperti itu?" 1.466 pendeta Katolik nyatakan sikap mereka terhadap situasi saat ini].MBC (dalam bahasa Korea). 28 November 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 3 Desember 2024. Diakses tanggal28 November 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  14. ^"South Korea's ruling party to fight Yoon impeachment as president clings to power".France 24 (dalam bahasa Inggris). 5 Desember 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 6 Desember 2024. Diakses tanggal6 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  15. ^"South Korean ruling party to oppose Yoon impeachment after martial law debacle".Reuters. 4 Desember 2024. 
  16. ^"S. Korea's Ruling People Power Party Chief Asks President To Leave Party".Barron's.Agence France-Presse. 4 Desember 2024. 
  17. ^ab"South Korea: President Yoon's arrest list included own party leader".BBC News (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dariversi asli tanggal 6 Desember 2024. Diakses tanggal6 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  18. ^Sang-Hun, Choe (5 Desember 2024)."Head of South Korean President's Party Calls for His Impeachment".The New York Times. Diarsipkan dariversi asli tanggal 6 Desember 2024. Diakses tanggal7 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  19. ^Jeong-Won, Lim (6 Desember 2024)."PPP leader calls for Yoon's 'immediate suspension from duty'".Korea JoongAng Daily (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dariversi asli tanggal 6 Desember 2024. Diakses tanggal6 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  20. ^Lee, Juhyun; Gallo, William (7 Desember 2024)."Ahead of impeachment vote, Yoon apologizes for anxiety over martial law decree".Voice of America. Diarsipkan dariversi asli tanggal 7 Desember 2024. Diakses tanggal7 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  21. ^Son, Ji-hyoung (7 Desember 2024)."Uncertainty looms over Yoon's plans to delegate power to party".The Korea Herald (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dariversi asli tanggal 10 Desember 2024. Diakses tanggal7 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  22. ^Chang, Dong-woo (7 Desember 2024)."(LEAD) Main opposition says Yoon's apology 'disappointing,' no option remains other than resignation or impeachment".Yonhap. Diarsipkan dariversi asli tanggal 8 Desember 2024. Diakses tanggal7 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  23. ^Kim, Seung-yeon (8 Desember 2024)."(3rd LD) DP leader accuses ruling party, PM of 'destroying constitutional order'".Yonhap. Diarsipkan dariversi asli tanggal 8 Desember 2024. Diakses tanggal8 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  24. ^"South Korea's opposition accuse ruling party of staging 'second coup' by refusing to impeach Yoon".France 24. 9 December 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 10 Desember 2024. Diakses tanggal10 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  25. ^Kim, Arin (7 Desember 2024)."[From the Scene] How Yoon Suk Yeol's impeachment bill failed".The Korea Herald. 
  26. ^"Impeachment vote can proceed – but there's little point".BBC News. 7 Desember 2024. 
  27. ^Kim, Rahn (7 Desember 2024)."Ruling party faces harsher criticism for boycotting impeachment vote".The Korea Times. Diarsipkan dariversi asli tanggal 7 Desember 2024. Diakses tanggal7 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  28. ^"One ruling party MP returns to chamber".BBC News. 7 December 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 14 Desember 2024. Diakses tanggal14 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  29. ^"Two more ruling party MPs come back".BBC News. 7 Desember 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 14 Desember 2024. Diakses tanggal14 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  30. ^"Ruling party MP says he returned to vote against impeachment".BBC News. 7 Desember 2024. 
  31. ^Mackenzie, Jean (7 Desember 2024)."Enormous anger outside voting chamber as ruling party MPs leave".BBC News. Diarsipkan dariversi asli tanggal 9 Desember 2024. Diakses tanggal7 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  32. ^"'Listen to the people,' opposition MP tells ruling party".BBC News. 7 Desember 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 14 Desember 2024. Diakses tanggal14 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  33. ^Thomas, Natalie (7 Desember 2024)."A path is being cleared to the chamber".BBC News. 
  34. ^"Vote to impeach South Korea's President Yoon Suk Yeol fails after boycott by ruling party MPs".BBC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal7 December 2024. 
  35. ^"Presiden Korsel Lolos dari Mosi Pemakzulan".Kompas. 7 Desember 2024. Diakses tanggal14 Desember 2024. 
  36. ^Kim, Eun-jung (7 December 2024)."PPP leader vows 'orderly retreat' of Yoon after impeachment motion scrapped".Yonhap. Diarsipkan dariversi asli tanggal 12 Desember 2024. Diakses tanggal14 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  37. ^"PPP floor leader resigns amid impeachment vote fallout".The Chosun Ilbo. 7 Desember 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 12 Desember 2024. Diakses tanggal7 December 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  38. ^"PM vows all-out efforts to promptly stabilize situation as Yoon impeachment motion scrapped".The Korea Times. 7 Desember 2024. 
  39. ^Kim, Boram (7 Desember 2024)."Main opposition vows to push for Yoon impeachment every week".Yonhap. Diarsipkan dariversi asli tanggal 13 Desember 2024. Diakses tanggal14 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  40. ^"Prosecution arrests ex-defense minister over treason charges".The Korea Times (dalam bahasa Inggris). 8 Desember 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 8 Desember 2024. Diakses tanggal7 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  41. ^Ji-hyoung, Son (8 Desember 2024)."[Breaking] Ex-Defense Minister arrested for insurrection, abuse of authority".The Korea Herald (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dariversi asli tanggal 7 Desember 2024. Diakses tanggal8 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  42. ^"South Korea president to resign despite surviving impeachment vote, party says".France 24 (dalam bahasa Inggris). 8 Desember 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 8 Desember 2024. Diakses tanggal8 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  43. ^"South Korean police blocked from raid on president's office".France 24 (dalam bahasa Inggris). 11 Desember 2024. Diakses tanggal11 Desember 2024. 
  44. ^"National Assembly passes permanent special counsel probe bill into Yoon's treason charges".The Korea Times (dalam bahasa Inggris). 10 Desember 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 10 Desember 2024. Diakses tanggal10 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  45. ^"Presiden Korea Selatan Bertekad "Berjuang Sampai Akhir"".Voice of America (Bahasa Indonesia). 11 Desember 2024. Diakses tanggal14 Desember 2024. 
  46. ^Chae, Yun-hwan (12 Desember 2024)."Ruling party chief throws support for Yoon impeachment".Yonhap. Diarsipkan dariversi asli tanggal 13 Desember 2024. Diakses tanggal12 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  47. ^Lee, Haye-ah (12 Desember 2024)."(LEAD) Main opposition files new motion to impeach Yoon over martial law declaration".Yonhap. Diarsipkan dariversi asli tanggal 13 Desember 2024. Diakses tanggal12 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  48. ^Yi, Wonju (12 Desember 2024)."Main opposition files new motion to impeach Yoon over martial law declaration".Yonhap. Diarsipkan dariversi asli tanggal 13 Desember 2024. Diakses tanggal12 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  49. ^"Ruling party's Bae Hyun-jin to join impeachment vote this week, signaling crack in party unity".The Korea Times (dalam bahasa Inggris). 10 Desember 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 10 Desember 2024. Diakses tanggal10 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  50. ^"Net closing in on South Korea's president as MPs get death threats over impeachment vote". BBC News. 
  51. ^"PPP says it will participate in the impeachment vote".BBC News. 14 Desember 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 14 Desember 2024. Diakses tanggal14 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  52. ^"Opposition MPs seated in the chamber".BBC News. 14 Desember 2024. Diakses tanggal14 Desember 2024. 
  53. ^"Impeachment vote session begins".BBC News. 14 Desember 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 14 Desember 2024. Diakses tanggal14 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  54. ^"Lawmakers begin voting on impeachment".BBC News. 14 December 2024. Diakses tanggal14 Desember 2024. 
  55. ^"Result expected within the hour – local media".BBC News. 14 Desember 2024. Diakses tanggal14 Desember 2024. 
  56. ^"Vote count begins".BBC News. 14 Desember 2024. Diakses tanggal14 Desember 2024. 
  57. ^"Protesters sing traditional pro-democracy anthem as votes get counted". 14 Desember 2024. 
  58. ^Soo-hyang, Choi (14 Desember 2024)."Pemakzulan Presiden Korsel: 204 dari 300 Anggota Parlemen Setuju".Bloomberg Technoz. Diakses tanggal14 Desember 2024. 
  59. ^"Cheers erupt, heads hang in defeat as National Assembly impeaches president".The Korea Times. 15 Desember 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 14 Desember 2024. Diakses tanggal16 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  60. ^"Yoon Suk yeol Ditangguhkan dari Tugas Kepresidenan Setelah Dimakzulkan".Republika. 15 December 2024. Diakses tanggal16 Desember 2024. 
  61. ^"(ROUNDUP) Nat'l Assembly votes to impeach Yoon over failed martial law bid".Yonhap News Agency. 14 Desember 2024. Diakses tanggal16 Desember 2024. 
  62. ^"Presiden Korsel Yoon Suk-yeol Dimakzulkan, Berjanji Berbuat Terbaik Sampai Akhir".Koran Jakarta. 14 December 2024. Diakses tanggal15 Desember 2024. 
  63. ^Kwak, Yeon-soo (15 Desember 2024)."Kelima anggota dewan tertinggi partai berkuasa mengundurkan diri".Pikiran Rakyat. Diakses tanggal15 December 2024. 
  64. ^"Main opposition hails Yoon's impeachment motion passage as 'victory for people, democracy'".The Korea Times. 14 Desember 2024. Diakses tanggal16 Desember 2024. 
  65. ^"Opposition chief proposes parliamentary-gov't consultative body on stabilizing state affairs".The Korea Times. 15 Desember 2024. Diakses tanggal16 Desember 2024. 
  66. ^"Defense minister faces treason charges for proposing declaration of martial law".The Korea Times. 4 Desember 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 4 Desember 2024. Diakses tanggal4 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  67. ^Kim, Eun-jung (5 Desember 2024)."(LEAD) Yoon accepts defense minister's resignation amid martial law chaos".Yonhap (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dariversi asli tanggal 8 Desember 2024. Diakses tanggal5 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  68. ^Ahn, Sung-mi (7 Desember 2024)."Main opposition files impeachment motion against Interior Minister Lee Sang-min".The Korea Herald (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dariversi asli tanggal 9 Desember 2024. Diakses tanggal7 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  69. ^"Interior Minister Lee Sang-min steps down amid martial law turmoil".The Korea Times (dalam bahasa Inggris). 8 Desember 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 8 Desember 2024. Diakses tanggal9 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  70. ^Park, Jin-seong; Park, Su-hyeon (8 Desember 2024)."Interior minister linked to martial law allegations resigns; Yoon approves".The Chosun Ilbo (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dariversi asli tanggal 8 Desember 2024. Diakses tanggal9 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  71. ^"Ruling party chief supports impeaching president".The Korea Times. 12 Desember 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 12 Desember 2024. Diakses tanggal12 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  72. ^Kim, Arin (20 December 2024)."Yoon's legal adviser to be sued by Democratic Party for 'advocating insurrection'".The Korea Herald (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal29 Desember 2024. 
  73. ^Lee, Haye-ah (24 Desember 2024)."Opposition party vows to immediately take steps to impeach Han".Yonhap. Diakses tanggal24 Desember 2024. 
  74. ^"S Korea MPs file motion to impeach acting president".BBC. 26 Desember 2024. Diakses tanggal29 Desember 2024. 
  75. ^Lee, Minji (26 Desember 2024)."(LEAD) Main opposition submits bill to impeach acting President Han; vote up for Friday".Yonhap. Diakses tanggal26 Desember 2024. 
  76. ^"[Breaking] South Korea's parliament votes to impeach acting president; Ruling party vows to challenge its effect".The Korea Herald (dalam bahasa Inggris). 27 Desember 2024. Diakses tanggal29 Desember 2024. 
  77. ^abEwe, Koh; Mackenzie, Jean (16 December 2024)."South Korea court begins Yoon Suk Yeol's impeachment trial process".BBC (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal16 Desember 2024. 
  78. ^"Constitutional Court's impeachment review faces complicated hurdles".The Korea Times (dalam bahasa Inggris). 14 Desember 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 15 Desember 2024. Diakses tanggal15 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  79. ^Son, Ji-hyoung (17 December 2024)."Parties clash over justice appointments for Yoon Suk Yeol trial".The Korea Herald (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal17 December 2024. 
  80. ^Kim, Da-sol (19 December 2024)."Justices at Constitutional Court hold 1st meeting".The Korea Herald (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal19 December 2024. 
  81. ^Kim, Da-sol (15 Desember 2024)."Constitutional Court begins review of Yoon's impeachment case".The Korea Herald (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal15 Desember 2024. 
  82. ^"Constitutional Court begins Yoon's impeachment trial process".The Korea Times (dalam bahasa Inggris). 14 Desember 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 15 Desember 2024. Diakses tanggal15 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  83. ^조선일보 (16 Desember 2024)."헌재, 尹 탄핵심판 27일 시작... "6인 체제로 심리 변론 가능"".The Chosun Ilbo (dalam bahasa Korea). Diakses tanggal29 Desember 2024. 
  84. ^"오늘 '尹 탄핵심판' 첫 헌재 재판관 회의…절차·기일 논의".Daejon Ilbo (dalam bahasa Korea). 16 Desember 2024. Diakses tanggal29 Desember 2024. 
  85. ^"Conservative justice to lead Yoon's impeachment trial".The Korea Times (dalam bahasa Inggris). 16 Desember 2024. Diakses tanggal29 Desember 2024. 
  86. ^"(LEAD) Nat'l Assembly votes in favor of appointment of 3 Constitutional Court judge nominees".Yonhap (dalam bahasa Inggris). 26 December 2024. Diakses tanggal26 December 2024. 
  87. ^Kim, Da-sol (24 Maret 2025)."Court dismisses impeachment of Prime Minister Han Duck-soo".The Korea Herald. Diakses tanggal23 Maret 2025. 
  88. ^"(2nd LD) Acting President Choi appoints 2 justices to Constitutional Court".Yonhap. 31 Desember 2024. Diakses tanggal31 Desember 2024. 
  89. ^Chae, Yun-hwan (27 Februari 2025)."(LEAD) Constitutional Court rules acting president's non-appointment of justice infringes Nat'l Assembly's right".Yonhap (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal27 Februari 2025. 
  90. ^Jung, Da-hyun."Constitutional Court begins president's impeachment trial".The Korea Times (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal27 Desember 2024. 
  91. ^"Yoon appoints legal defense team for impeachment trial".The Korea Times (dalam bahasa Inggris). 27 Desember 2024. Diakses tanggal29 Desember 2024. 
  92. ^"Controversy grows after opposition bloc withdraws insurrection charges from Yoon's impeachment trial".The Korea Times. 5 Januari 2025. Diakses tanggal5 Januari 2025. 
  93. ^"(URGENT) Court says withdrawal of insurrection charge from impeachment motion valid".Yonhap. 4 April 2025. Diakses tanggal4 April 2025. 
  94. ^"South Korea president's impeachment upheld by constitutional court".BBC News. 3 April 2025. Diakses tanggal3 April 2025. 
  95. ^"'Historic moment': South Koreans react to Yoon's dismissal".France 24. 4 April 2025. 
  96. ^"Fate sealed: South Korea removes Yoon Suk Yeol from office".The Korea Herald. 4 April 2025. 
  97. ^"Yoon Suk Yeol's martial law a constitutional breach: court".The Korea Herald. 4 April 2025. 
  98. ^Hwang, Yoon-ki; Jun, Jae-hoon (2025-04-04)."[3보] 헌재 전원일치로 윤석열 대통령 파면…"헌법수호 의무 저버렸다"".Yonhap. 
  99. ^Seo, Yoonjung; Bae, Gawon; Valerio, Mike; Yeung, Jessie (4 April 2025)."Yoon Suk Yeol: South Korea's impeached president is removed from office, four months after declaring martial law".CNN. 
  100. ^"2024헌나8 대통령(윤석열) 탄핵 (대통령에 대한 탄핵심판 사건)".Mahkamah Konstitusi Korea Selatan. 4 April 2025. Diakses tanggal5 April 2025. 
  101. ^"Decoding ruling: Why court upheld Yoon's impeachment".The Korea Times. 4 April 2025. Diakses tanggal4 April 2025. 
  102. ^"The verdict that removed South Korean President Yoon Suk Yeol from power".The Korea Herald. 4 April 2025. Diakses tanggal4 April 2025. 
  103. ^Min-kyung, Jung (4 April 2025)."Yoon Suk Yeol: From star prosecutor to ousted president".The Korea Herald (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal4 April 2025. 
  104. ^Kim, Eun-jung (7 Desember 2024)."(News Focus) Yoon survives impeachment vote, but political future remains uncertain".Yonhap. 
  105. ^Kim, Boram (7 Desember 2024)."(LEAD) Rally participants rage over failure of Yoon impeachment motion".Yonhap. Diarsipkan dariversi asli tanggal 7 Desember 2024. Diakses tanggal7 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  106. ^Lee, Jaeeun (9 Desember 2024)."K-democracy? Lawmakers flooded with protest texts after impeachment boycott".The Korea Herald (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dariversi asli tanggal 9 Desember 2024. Diakses tanggal9 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  107. ^"South Korea slaps travel bans on more top officials".France 24. 9 Desember 2024. Diarsipkan dariversi asli tanggal 12 Desember 2024. Diakses tanggal9 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  108. ^Shin, Ji-hye (11 Desember 2024)."Angry voters want lawmakers to heed their call. But how, with election years away?".The Korea Herald. Diakses tanggal14 Desember 2024. 
  109. ^Lee, Hae-rin (10 Desember 2024)."Ruling party lawmakers face backlash for boycotting impeachment motion".The Korea Times. Diarsipkan dariversi asli tanggal 13 Desember 2024. Diakses tanggal14 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  110. ^Park, Boram (14 Desember 2024)."(LEAD) (Yoon Impeachment) In embrace and tears, citizens celebrate 'people's victory' over Yoon's impeachment".Yonhap News Agency. Diakses tanggal15 Desember 2024. 
  111. ^"[From the Scene] Yoon supporters at Gwanghwamun call impeachment vote 'invalid'".The Korea Herald. 14 Desember 2024. Diakses tanggal16 Desember 2024. 
  112. ^Shon, Duk-ho (14 Desember 2024)."Yoon impeachment rally crowds disrupt Seoul Line 9 service at Yeouido stations".Chosun Biz. Diakses tanggal16 Desember 2024. 
  113. ^Song, Sang-ho (14 Desember 2024)."Dozens of Korean Americans stage rally calling for Yoon's impeachment".Yonhap. Diarsipkan dariversi asli tanggal 15 Desember 2024. Diakses tanggal16 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  114. ^Mesmer, Philippe (11 Januari 2025)."Why South Koreans are chanting Trump's 'Stop the Steal' in support of impeached president Yoon".Le Monde (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal14 Januari 2025. 
  115. ^"'Stop the Steal' in South Korea? Why MAGA-like hats and slogans are part of President Yoon's impeachment drama". 7 Januari 2025. 
  116. ^“윤석열 탄핵 촉구” 오체투지…거리로 나온 종교·예술계 [Call for the impeachment of Yoon Seok-yeol” Marching while praying with five parts of the body on the ground… Religious and artistic circles take to the streets(comprehensive)].KBS (dalam bahasa Korea). 2 April 2025. Diakses tanggal3 April 2025. 
  117. ^abc"Yoon Suk Yeol removed as South Korea's president over short-lived martial law".AP News. 4 April 2025. 
  118. ^"Supporter of Yoon detained for allegedly breaking window of police bus with club".Yonhap. 4 April 2025. 
  119. ^"South Korea court ousts impeached president Yoon".France 24. 4 April 2025. 
  120. ^Kim, Rahn (7 Desember 2024)."Why Park Geun-hye was impeached, but Yoon Suk Yeol isn't".The Korea Times. Diarsipkan dariversi asli tanggal 14 Desember 2024. Diakses tanggal14 Desember 2024. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  121. ^ab"[리얼미터] 尹 대통령 '비상계엄' 선포 사태 ① '즉시 탄핵' 74.8%, ② 계엄 트라우마 '경험 있다' 66.2%" [[Realmeter] Pernyataan Presiden Yoon tentang 'darurat militer' ① 'Pemakzulan segera' 74,8%, ② Trauma darurat militer yang 'dialami' 66,2%].Realmeter (dalam bahasa Korea). 12 Desember 2024. Diakses tanggal12 Desember 2024. 
  122. ^Kim, Eun-jung (5 Desember 2024)."Seven out of 10 support Yoon's impeachment over martial law declaration: poll".Yonhap. Diakses tanggal5 Desember 2024. 
  123. ^"Yoon's approval rating sinks to all-time low of 11%: poll".The Korea Times (dalam bahasa Inggris). 13 Desember 2024. Diakses tanggal13 Desember 2024. 
  124. ^"'Yoon's party isn't ruling party': 52.6% of surveyed Koreans say".The Korea Herald. 19 Desember 2024. Diakses tanggal20 Desember 2024. 
  125. ^"Nearly 6 out of 10 support Yoon's impeachment over martial law declaration: poll". Yonhap. 14 Februari 2025. Diakses tanggal14 Februari 2025. 
  126. ^"52% says Constitutional Court should uphold Yoon's impeachment". The Korea Times. 24 Februari 2025. Diakses tanggal24 Februari 2025. 
  127. ^"Nearly 60 pct support Yoon's impeachment over martial law declaration: poll". Yonhap. 28 Februari 2025. Diakses tanggal28 Februari 2025. 
  128. ^"Live Updates: Top Court Ousts South Korean President, Upholding His Impeachment".The New York Times. 3 April 2025. 
  129. ^"Yoon Suk Yeol Dimakzulkan, Uang Pensiun Hingga Fasilitas Sopir Dicabut".CNN Indonesia. 4 April 2025. Diakses tanggal5 April 2025. 
  130. ^"Yoon tells ruling party leaders: 'Win the next election'".The Korea Herald. 4 April 2025. 
  131. ^"Woo Won-sik asserts no one above law, calls Constitutional Court decision victory for democracy".ChosunBiz. 4 April 2025. 
  132. ^"(2nd LD) Senior presidential aides offer to resign following Yoon's ouster".Yonhap News Agency. 4 April 2025. 
  133. ^"(LEAD) Acting president vows to ensure stability after Yoon removed from office".Yonhap News Agency. 4 April 2025. 

Pranala luar

[sunting |sunting sumber]
Wikisource Korea memiliki teks asli yang berkaitan dengan artikel ini:
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemakzulan_Yoon_Suk_Yeol&oldid=27116399"
Kategori:
Kategori tersembunyi:

[8]ページ先頭

©2009-2025 Movatter.jp