![]() | |||||||
| |||||||
Didirikan | 24 Januari 1970; 55 tahun lalu (1970-01-24) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Penghubung | Jakarta Soekarno–Hatta | ||||||
Anak perusahaan | PTIndopelita Aircraft Services | ||||||
Armada | 12 | ||||||
Tujuan | 9 | ||||||
Perusahaan induk | Pertamina (99,997%) Pertamina Pedeve (0,003%) | ||||||
Kantor pusat | Jakarta Pusat,DKI Jakarta (resmi) Tangerang Selatan,Banten (operasional) | ||||||
Tokoh utama | Dendy Kurniawan[1] (Direktur Utama) Hanrozan Haznam[2] (Komisaris Utama) | ||||||
Pendapatan | ![]() | ||||||
Laba operasi | ![]() | ||||||
Laba bersih | ![]() | ||||||
Total aset | ![]() | ||||||
Total ekuitas | ![]() | ||||||
Karyawan | ![]() | ||||||
Situs web | http://www.pelita-air.com/ |
PT Pelita Air Service atau biasa disingkat menjadiPAS, adalah anak usaha dariPertamina yang bergerak di bidangpenerbangan. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, perusahaan ini memiliki kantor manajemen diBandar Udara Pondok Cabe dan tiga kantor cabang, yakni diBandar Udara Halim Perdanakusuma,Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, danBandar Udara Pinang Kampai. Hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini mengoperasikan 15 unithelikopter dan 9 unitpesawat terbang.[3][4]
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1963 saat Pertamina mendirikan divisi pelayanan transportasi udara yang diberi namaPertamina Air Service untuk mendukung mobilitas pegawai. Pada tanggal 24 Januari 1970, divisi tersebut resmi dipisah menjadi sebuah perusahaan tersendiri dengan nama "PT Pelita Air Service". Perusahaan ini pun menyediakan layanan transportasi udara untuk Pertamina maupun untuk perusahaan minyak dan gas lain yang beroperasi di Indonesia dengan sistem sewa. Pada tanggal 24 November 1987, perusahaan ini mendirikan PTIndopelita Aircraft Services (IAS) untuk menyediakan jasa pemeliharaan komponen berputar, seperti turbin, kompresor dan pompa, serta layanan umum dan mekanik lapangan. IAS juga menawarkan sistem kontrol digital untuk memantau kinerja peralatan. Pada tahun 2000, perusahaan ini sempat menyediakan layanan penerbangan berjadwal dengan nama "Pelita AirVenture", tetapi kemudian ditutup pada tahun 2005, karena beratnya kompetisi di sektor penerbangan berjadwal.
Pada tahun 2016, perusahaan ini mulai menyediakan jasa pengangkutanbahan bakar minyak. Pada tahun yang sama, perusahaan ini membentukStrategic Business Unit (SBU) Bandara untuk mengelola bandara-bandara milik Pertamina. Pada tahun 2019, SBU Bandara mulai mengelola tiga bandara milik Pertamina, yakni Bandar Udara Pondok Cabe,Bandar Udara Pinang Kampai, danBandar Udara Warukin. Pada tahun 2020, perusahaan ini mulai menyediakan jasa pengangkutan kargo umum.[5][4] Pada tanggal 28 April 2022, perusahaan ini kembali membuka penerbangan berjadwal, yakni dariJakarta keDenpasar dengan menggunakanAirbus A320-214. Dua bulan kemudian, perusahaan ini kembali membuka rute penerbangan berjadwal, yakni dariJakarta keYogyakarta dengan menggunakan jenis pesawat yang sama.
Hingga bulan Desember 2023, Pelita Air melayani penerbangan berjadwal ke empat destinasi di Indonesia dari hubnya di Bandara Internasional Soekarno Hatta:
Berikut daftar armada pesawat terbang milik Pelita Air Service hingga bulan November 2024:[13]
Armada | Dalam Layanan | Pesanan | Penumpang | Catatan |
---|---|---|---|---|
Airbus A320-200 | 12 | 54[14] | 180 | Akan menambah armada A320 menjadi 65 unit hingga 2027. |
ATR 42-500 | 1 | — | 48 | Dioperasikan hanya jika disewa.[15] |
ATR 72-500 | 1 | — | 66 | Dioperasikan hanya jika disewa.[15] |
BAe Avro RJ85 | 1 | — | VVIP | Dioperasikan oleh pemerintah Indonesia sebagai pesawat terbang untuk Presiden dan Wakil Presiden. |
Pelita Air Cargo | ||||
ATR 72-500F | 2 | — | Kargo | Diubah menjadi pesawat terbang kargo dan dioperasikan untukAngkasa Pura Logistics. |
Total | 17 | 55 |
Armada | Registrasi |
---|---|
Airbus A320-200 | PK-PWA, PK-PWC, PK-PWD, PK-PWE, PK-PWF, PK-PWG, PK-PWH, PK-PWI, PK-PWJ, PK-PWK, PK-PWL, PK-PWM |
ATR 42-500 | PK-PAX |
ATR 72-500 | PK-PAH |
BAe Avro RJ85 | PK-PJJ |
Cargo | |
ATR 72-500F | PK-PAT, PK-PAW |