Marinus dilahirkan di Gallese, sebuah kota kecil yang terletak di dekatRoma,Italia. Tanggal kelahirannya tidak diketahui secara pasti, tetapi ia berasal dari keluarga yang saleh dan setia kepada ajaran Gereja. Ia menjadidiakon danimam pada usia yang masih muda, dikenal karena kesalehannya, kebijaksanaannya, dan semangatnya untuk melayani Tuhan.
Marinus ditahbiskan sebagai Uskup Caere (sekarangCerveteri) sebelum diangkat menjadi Paus. Jabatan uskup ini dipegangnya selama bertahun-tahun, di mana ia menunjukkan kepemimpinan yang kuat dalam menjaga keutuhan iman dan menegakkan otoritas Gereja.
Setelah wafatnyaPaus Yohanes VIII, yang meninggal dalam keadaan penuh kontroversi, Marinus dipilih sebagai Paus oleh parakardinal. Pemilihannya terjadi pada saat Gereja sedang menghadapi ancaman eksternal, termasuk serangan daribangsa Saracen, serta ketegangan internal akibat konflik politik diKekaisaran Romawi Suci.
Pemilihannya juga menandai pelanggaranhukum kanonik, karena ia telah ditahbiskan sebagai uskup dari keuskupan lain. Dalamhukum Gereja, seorang uskup biasanya tidak boleh memimpin keuskupan lain. Namun, situasi darurat dan kebutuhan akan seorang pemimpin yang bijaksana membuat parakardinal mengesampingkan aturan tersebut.
Masa kepausan Marinus I berlangsung selama kurang dari dua tahun, tetapi kepemimpinannya dikenang karena beberapa tindakan penting. Ia dikenal karena usahanya untuk memperkuat hubungan antaraGereja Roma danKekaisaran Romawi Suci. Marinus memberikan dukungannya kepadaKaisar Karl III yang Gemuk, meskipun hubungan ini tidak selalu mulus akibat intrik politik.
Marinus I berusaha untuk melanjutkan reformasi Gereja yang telah dimulai oleh pendahulunya. Ia berupaya memerangi korupsi di kalanganklerus, memperkuat disiplin gerejawi, dan melindungi properti Gereja dari penyalahgunaan.
Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh Paus Marinus I adalah ketegangan denganPatriarkat Konstantinopel, yang dipimpin oleh Fotius I. Perselisihan ini terkait denganSkisma Fotius, yang telah memecahGereja Timur dan Barat. Marinus mencoba untuk memulihkan hubungan denganKonstantinopel, tetapi usahanya menghadapi hambatan besar karena perbedaan doktrin dan politik.
Marinus I juga dikenal karena usahanya dalam melindungi kotaRoma dari seranganbangsa Saracen, yang sering kali mengancam keamanan kota danumat Kristen. Ia bekerja sama dengan para penguasa lokal untuk memperkuat pertahanan kota, meskipun keterbatasan sumber daya membuat hasilnya tidak selalu memadai.
Paus Marinus I wafat pada tanggal 15 Mei 884 setelah menderita penyakit yang tidak diketahui secara pasti. Ia dimakamkan diBasilika Santo Petrus,Roma, tempat peristirahatan banyak Paus lainnya.
Kepausannya yang singkat memberikan warisan berupa upaya untuk memperbaiki hubungan Gereja dengan kekuatan politik dan spiritual lainnya. Meskipun menghadapi banyak tantangan, Marinus dikenang sebagai seorang pemimpin yang setia kepada iman dan tugasnya sebagai penerusSanto Petrus.
Setelah kematiannya, Marinus I sering kali mengalami kebingungan identitas dalam catatan sejarah Gereja. Beberapa catatan menganggapnya sebagai Paus Martinus II, akibat kesalahan transkripsi dalam dokumen kuno. Hal ini menciptakan ketidakpastian dalam urutan Paus yang sebenarnya.
Meskipun ia tidak dikanonisasi sebagaisanto, Marinus I dihormati oleh sebagianumat Kristen karena integritasnya dalam menghadapi masa-masa sulit. Kehidupan dan masa kepemimpinannya menjadi pengingat akan pentingnya kesetiaan kepada Tuhan, bahkan di tengah kesulitan besar.