Paulus atauSaulus, yang juga dikenal sebagaiPaulus dari Tarsus,Saulus dari Tarsus, atauRasul Paulus, (3 –67 Masehi) diakui sebagai tokoh penting dalam penyebaran dan perumusan ajarankekristenan yang bersumberkan dari pengajaranYesus Kristus. Paulus memperkenalkan diri melalui kumpulan surat-suratnya dalamPerjanjian Baru diAlkitabKristen sebagai seorangYahudi darisuku Benyamin,[4] yang berkebudayaan Yunani (helenis) dan warga negaraRomawi. Ia lahir di kotaTarsus tanahKilikia (sekarang diTurki), dibesarkan diYerusalem dan dididik dengan teliti di bawah pimpinanGamaliel.[2] Pada masa mudanya, ia hidup sebagai seorangFarisi menurut mazhab yang paling keras dalamagama Yahudi.[5] Mulanya ia seorang penganiaya orang Murid murid Yesus, dan sesudah pengalamannya berjumpa denganYesus di jalan menuju kotaDamaskus, ia berubah menjadi seorang pengikutYesus.[6]
Paulus menyebut dirinya sebagai "rasul bagi bangsa-bangsa non-Yahudi" yaitu Bangsa Romawi kuno (Roma 11:13). Dia membuat usaha yang luar biasa melalui surat-suratnya kepada komunitas non-Yahudi untuk menunjukkan bahwa keselamatan yang dikerjakan olehYesus Kristus adalah untuk semua orang, bukan hanya orang Yahudi. Gagasan Paulus ini menimbulkan perselisihan pendapat antara murid-murid Yesus dari keturunan Yahudi asli dengan mereka yang berlatar belakang bukan Yahudi. Mereka yang dari keturunan Yahudi berpendapat bahwa untuk menjadi pengikut Yesus, orang-orang yang bukan Yahudi haruslah pertama-tama menjadi Yahudi terlebih dulu. Murid-murid yang mula-mula,Petrus, sempat tidak berpendirian menghadapi hal ini (lihatGalatia 2:11–14). Untuk menyelesaikan konflik ini, diadakanlah persidangan diYerusalem yang dipimpin olehPetrus danYakobus,saudara Yesus, yang disebut sebagai SidangSinode atauKonsili Gereja yang pertama (Konsili Yerusalem).[7]
Konsili ini menghasilkan beberapa keputusan penting, misalnya:
untuk menikmati karya penyelamatan Yesus, orang tidak harus menjadi Yahudi terlebih dahulu
orang-orang Kristen yang bukan berasal dari latar belakang Yahudi tidak diwajibkan mengikuti tradisi dan pantangan Yahudi (misalnya perihal tentang sunat dan memakan makanan yang diharamkan).
Paulus mendapat mandat untuk memberitakanInjil ke daerah-daerah berbahasa Yunani.
Paulus dijadikan seorangpenasihat (orang berdosa) oleh seluruh gereja yang menghargai santo, termasukKatolik Roma,Ortodoks Timur, danAnglikan, dan beberapa denominasiLutheran. Dia berbuat banyak untuk kemajuan Kristen di antara para orang-orang bukan Yahudi, dan dianggap sebagai salah satu sumber utama dari doktrin awal Gereja, dan merupakan pendiri kekristenan bercorak Paulin/bercorak Paulus. Surat-suratnya menjadi bagian pentingPerjanjian Baru. Banyak yang berpendapat bahwa Paulus memainkan peranan penting dalam menjadikan agama Kristen sebagai agama yang berdiri sendiri, dan bukan sebagai sekte dariYudaisme. Jadi agama Kristen adalah murni ajaran Yesus Kristus dan disebarkan Paulus.
"Saulus" merupakan nama Ibrani, yang berasal daribahasa Ibrani:שָׁאוּל,translit. Sha'ūl, sementara "Paulus" merupakan nama Yunani-Romawi, yang berasal daribahasa Yunani Kuno:Παῦλος,translit. Paũlos ataubahasa Latin:Paulus. Banyak umat Kristen saat ini yang salah kaprah dan mengira bahwa Saulus berubah nama menjadi Paulus setelah bertobat, karena nama "Paulus" mulai disebutkan setelahpertobatan Paulus. Kenyataannya ialah kedua nama tersebut merupakan nama diri tokoh ini. Pada zaman tersebut, memiliki nama ganda dari dua budaya yang berbeda merupakan hal yang lumrah. "Saulus" merupakan nama yang diterimanya sebagaiorang Yahudi, sementara "Paulus" merupakan nama yang diterima karena dirinya berkewarganegaraan Romawi, yang diturunkan dari ayahnya.[8]
Sebelum bertobat Paulus dikenal sebagaipenganiayaumat Kristen mula-mula. Ia adalah seorangFarisi yang sangat taat kepada HukumTaurat.[4] Kisah Para Rasul juga mengutip perkataan Paulus yang menyebut bahwa ia "adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi"[9]
Pertobatan Paulus dapat diperkirakan antara tahun33-36 dengan bukti kuat untuk tahun34[10][11][12] dengan mengacu pada salah satu suratnya.[13] Menurut Kisah Para Rasul, pertobatannya (ataumetanoia) terjadi di jalan menujuDamaskus di mana ia mengalami "pertemuan" denganYesus, yang kemudian menyebabkan ia menjadi buta untuk sementara (Kisah Para Rasul9:1-31,22:1-22,26:9-24). Pertobatan ini sangat istimewa di mana kemauan untuk Paulus bertobat awalnya datang dari Tuhan Yesus sendiri setelah itu barulah muncul niatan bertobat dari Paulus sendiri.
Dicatat bahwa "berkobar-kobar hati Saulus (Paulus dalam bahasa Yunani) untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa daripadanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi diDamsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka keYerusalem untuk dihukum."[14]
Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika Saulus sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.[15] Waktu itu adalah tengah hari, dan cahaya dari langit itu menyilaukan.[16] Saulus mengatakan kepada rajaAgripa: "Tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang daripada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku."[17]
Saulus dan teman-temannya semua rebah ke tanah dan kedengaranlah oleh Saulus suatu suara yang berkata kepadanya: ""[18] Suara itu berbicara dalam bahasa Ibrani, dan berkata lagi: ""[19]
Maka Saulus berkata: "Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?"[21] Kata suara itu (Saulus menyebutnya "Tuhan") kepadanya: "."[22] Dalam penuturannya di hadapan Agripa, Saulus memberitahukan kata-kata selanjutnya dari Tuhan: "."[23]
Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun.[24] Mereka melihat cahaya dan meskipun mendengar, mereka tidak mengerti bahwa suara itu berbicara ("tidak mendengar" pembicaraan).[25]
Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa;[26] oleh karena cahaya yang menyilaukan mata itu;[27] Maka kawan-kawan seperjalanannya memegang tangan Saulus dan harus menuntun dia masuk ke Damsyik.[26][27]
Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum,[24] dan terus berdoa.[28] Selama itu ia tinggal di rumah Yudas yang berada di jalan yang bernama Jalan Lurus.[28]
Setelah tiga hari itu, Saulus mendapat suatu penglihatan di mana ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.[29]
Ananias adalah seorang murid Tuhan Yesus yang tinggal di Damsyik.[30] Saulus menyebutnya "seorang saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ."[31] Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!" Firman Tuhan: "." Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu." Tetapi firman Tuhan kepadanya: "."[32]
Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia datang berdiri di dekat Saulus, menumpangkan tangannya ke atas Saulus, dan berkata: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus. Bukalah matamu dan melihatlah!" Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga Saulus dapat melihat lagi dan menatap Ananias.[33]
Lalu kata Ananias: "Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar. Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!"[34]
Saulus bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya.[35]
Sejak dibaptis kehidupan Saulus berubah drastis dan menjadi pelayan Tuhan yang setia hingga akhir hayatnya
Setelah perjumpaannya denganYesus dan menjadi buta, Saulus tinggal 3 hari di kotaDamaskus, di mana dia disembuhkan dari kebutaan dan dibaptis olehAnanias di Damaskus (tahun 34 M)[36] Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik.[37] Di kemudian hari dalamsuratnya kepada jemaat di Galatia, Saulus mengatakan bahwa ia kemudian pertama-tama pergi ke tanahArab, dan kemudian kembali keDamaskus.[38] Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: "Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?" Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias. Beberapa hari kemudian orang Yahudi merundingkan suatu rencana untuk membunuh Saulus. Tetapi maksud jahat itu diketahui oleh Saulus. Siang malam orang-orang Yahudi mengawal semua pintu gerbang kota, supaya dapat membunuh dia. Sungguhpun demikian pada suatu malam murid-muridnya mengambilnya dan menurunkannya dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang. Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid. TetapiBarnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus. Dan Saulus tetap bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan. Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, tetapi mereka itu berusaha membunuh dia. Akan tetapi setelah hal itu diketahui oleh saudara-saudara anggota jemaat, mereka membawa dia ke Kaisarea dan dari situ membantu dia ke Tarsus.[39] Dia menjelaskan dalamSurat Galatia bagaimana 3 tahun setelah pertobatannya, ia pergi ke Yerusalem (tahun 37 M). Di sana ia bertemuYakobus dan tinggal bersamaSimon Petrus selama 15 hari (Galatia1:13-24).
Tidak ada catatan tertulis eksplisit bahwa Paulus telah mengenal Yesus secara pribadi sebelumpenyaliban-Nya, tetapi dipastikan bahwa ia mengetahui pelayanan Yesus dan jugapengadilan Yesus di hadapanImam Besar Yahudi. Paulus menegaskan bahwa ia menerima Injil bukan dari orang lain, melainkan oleh wahyuYesusKristus (Galatia1:11-12).
Dalamsuratnya kepada jemaat di Galatia itu Paulus mengisahkan bagaimana ia dibantu melarikan diri dari kotaDamaskus pada zaman pemerintahaan rajaAretas dari Nabataea.[38] Raja Aretas (Harithat IV) yang wafat pada tahun 40 (lihat2 Korintus 11:32–33) memerintah dari tahun 9 sampai 40 M.[40] Sejarawan Flavius Yosefus mencatat detail perselisihan antara raja Aretas dengan rajaHerodes Antipas mengenai perbatasan.[41] Yosefus menuliskan Aretas sebagai "raja Arabia Petrea" (Josephus Antiquities 18.5, Whiston 1957:539). Kaisar RomawiTiberius berpihak kepada Herodes Antipas dan memerintahkan Vitellius, prokonsul di Suriah, "untuk berperang melawan Aretas." Dalam perjalanan Vitellius menerima komunikasi yang mengabarkan kematian Tiberius, maka ia menarik kembali tentaranya. Tiberius wafat pada tanggal 16 Maret 37 dan pada saat itu Damaskus berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi dan dipimpin oleh Vitellius. Raja Aretas wafat pada tahun 40 sehingga lolosnya Paulus dari Damaskus terjadi antara tahun 37 dan 40. Belum jelas kapan Aretas menerima kuasa atas Damaskus dari KaisarCaligula dalam penyelesaian kasus di Suriah. Pemerintahan Areta di Damaskus dapat berawal dari tahun 37 berdasarkan penemuan arkeologi berupa mata uang logam. Dosker menulis: "Waktu Tiberias wafat pada tahun 37, dan mengingat urusan Arabia sudah tuntas pada tahun 39, jelas bahwa pertobatan Paulus terjadi antara tahun 34 dan 36. Tanggal ini kemudian menjadi pasti berkat sebuah koin dari Damaskus, dengan gambar raja Aretas dan tahun "101". Jika tahun itu mengacu pada era Pompian, berarti sama dengan tahun 37 M, sehingga pertobatan Paulus terjadi pada tahun 34 (T. E. Mionnet, Description des medailles antiques greques et romaines, V [1811], 284f.)."[42]
DalamSurat Galatia, Paulus juga menceritakan bahwa 14 tahun setelah pertobatannya (tahun 48 M) ia masuk kembali ke Yerusalem (Galatia 2:1–10). Tidak diketahui sepenuhnya apa yang terjadi selama 14 tahun ini, karenaKisah Para Rasul maupun Surat Galatia tidak memberikan detail jelas.[43] Pada akhir masa ini,Barnabas pergi untuk mencari Paulus di Tarsus dan membawa dia kembali ke Antiokhia (Kis 11:25).
Ketika bencana kelaparan terjadi diYudea, diduga sekitar tahun45-46[44] atau48 M, Paulus dan Barnabas berangkat ke Yerusalem untuk memberikan dukungan finansial dari komunitasAntiokhia.[45] MenurutKisah Para Rasul,Antiokhia menjadi pusat alternatif bagi penyebaran orang Kristen setelah kematianStefanus. Di Antiokhialah para pengikut Yesus pertama kali disebut "Kristen"[46]
Bab Kisan, diyakini sebagai tempat Paulus melarikan diri daripenganiayaan di Damaskus
Penulis Kisah Para Rasul menyusun perjalanan Paulus menjadi tiga perjalanan terpisah. Perjalanan pertama, (Kis. 13-14) awalnya dipimpin oleh Barnabas, yang mengambil Paulus dariAntiokhia menujuSiprus kemudianAsia Kecil (Anatolia) selatan, dan kembali keAntiokhia. Di Siprus, nama Yunani "Paulus" mulai dipakai menggantikan nama Yahudi "Saulus". Di sini ia memarahi dan membutakan mataElimas si penyihir (Kis 13:8–12) yang berusaha menghalang-halanginya menyampaikan ajaran-ajaran mereka. Dari titik ini, Paulus digambarkan sebagai pemimpin kelompok.[47] Antiokhia dilayani sebagai pusat kekristenan utama dari penginjilan Paulus.[3]
Kebanyakan sarjana setuju bahwa pertemuan penting antara Paulus dan jemaat di Yerusalem terjadi di antara tahun48-50,[13] yang dijelaskan dalam Kis. 15:2 dan biasanya dilihat sebagai peristiwa yang sama dengan yang disebutkan oleh Paulus dalam Galatia 2:1.[13] Pertanyaan kunci yang diajukan adalah apakah non-Yahudi yang bertobat perlu disunat.[48] Pada pertemuan ini, Petrus,Yakobus (saudara Yesus Kristus), danYohanes menyetujui misi Paulus bagi bangsa-bangsa lain.
Meskipun perjanjian dicapai padaKonsili Yerusalem sebagaimana yang dipahami oleh Paulus, Paulus menceritakan bagaimana ia kemudian di depan umum mengkritik Petrus, atas keengganan Petrus untuk makan bersama dengan orang Kristen non-Yahudi di Antiokhia, setelah menerima kunjungan orang-orang Yahudi Kristen (karena secara tradisi, orang-orang Yahudi dilarang makan bersama orang-orang bukan Yahudi).[49]
Di dalam Surat Galatia, yang merupakan sumber utama dari insiden diAntiokhia ini, Paulus mencatat perkataannya kepada Petrus: "Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?" (Galatia2:11-14). Paulus juga menyebutkan bahwa bahkanBarnabas (rekan seperjalanannya hingga saat itu) ikut-ikutan bersikap seperti Petrus.[50]
Hasil akhir dari insiden tersebut masih belum jelas.The Catholic Encyclopedia menyatakan: "catatan Paulus atas insiden itu tidak meninggalkan keraguan bahwa Petrus melihat kebenaran dari teguran itu." Setelah kejadian itu Paulus kemudian berangkat memulai misi berikutnya dari Antiokhia.
Setelah tinggal di Antiokhia beberapa saat, Paulus pergi ke Galatia dan Frigia untuk mendukung gereja-gereja yang telah ia dirikan pada perjalanan sebelumnya (Kisah Para Rasul18:23). Kemudian ia berkeliling pada wilayah baratBitinia dan tiba diEfesus dengan perjalanan darat. Di Efesus ia menulissurat pertamanya kepada orang-orang Korintus pada tahun54 dansurat kedua pada akhir57.
Setelah tiga tahun di Efesus, Paulus kemudian mengunjungiAsia Kecil danYunani. Kemudian mendahului Lukas, ia berlayar keTroas, disertai beberapa murid-muridnya (Kisah Para Rasul20:4), disebabkan karena rencana pembunuhan terhadap dirinya oleh orang-orang Yahudi. Dan akhirnya ia kembali keYerusalem dan bertemu dengan Yakobus di sana.
Penangkapan Paulus, ilustrasi Alkitab di awal 1900-an.Pemenggalan Paulus. LukisanEnrique Simonet tahun 1887.
Paulus tiba di Yerusalem tahun57 membawa uang sumbangan yang dikumpulkan untuk jemaat di sana dari kota-kota yang dikunjunginya.[13] Ia disambut hangat, tetapi juga ditanya dengan teliti olehYakobus mengenai tuduhan bahwa ia "mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa, sebab engkau mengatakan, supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat" Yahudi.[52] Paulus dianjurkan untuk melakukan upacara pentahiran, supaya "semua orang akan tahu, bahwa segala kabar yang mereka dengar tentang engkau sama sekali tidak benar, melainkan bahwa engkau tetap memelihara hukum Taurat."[53]
Tidak berapa lama setelah sampai di Yerusalem, Paulus ditangkap dengan tuduhan membawa orang-orang bukan Yahudi ke dalam Bait Allah. Paulus dibawa ke markas tentara Romawi dan dihadapkan kepada gubernur RomawiAntonius Feliks di Kaisarea. Ia ditahan selama 2 tahun, sampai gubernur yang baru,Perkius Festus, membuka kembali kasusnya pada tahun59. Karena tidak mau diadili di Yerusalem, Paulus menyatakan banding kepada Kaisar, sehingga kemudian ia dikirim ke Roma dengan naik kapal.[54]
Kisah Para Rasul mencatat perjalanan Paulus ke Roma, termasuk kisah terdamparnya kapal yang membawa Paulus di pulauMalta,[13][55] di mana ia bertemu denganPublius[56] dan penduduk pulau itu yang menyambut mereka dengan ramah.[57] Setelah 3 bulan di sana, Paulus berangkat lagi dan tiba di Roma tahun60. Ia tinggal selama 2 tahun dalam tahanan rumah.[13](Kis 28:16) Seluruhnya, Paulus menghabiskan 5,5 sampai 6 tahun dari masa pelayanannya sebagai orang tahanan di dalam penjara.
Irenaeus, bapa gereja padaabad ke-2, mencatat bahwaPetrus dan Paulus adalah tokoh-tokoh utama gereja di Roma dan mereka telah menunjukLinus sebagai uskup gereja Roma, meneruskan tugas mereka.[58] Paulus bukan uskup gereja di Roma, tampaknya juga bukan perintisnya, karena sudah ada orang-orang Kristen di Roma ketika Paulus tiba (Kis 28:14–15) dan Paulus juga menulis surat kepada jemaat di Roma sebelum ia sempat mengunjungi Roma (Roma 1:1,7,11–13;Roma 15:23–29). Namun, Paulus dapat berperan penting dalam mengorganisir dan membesarkan gereja mula-mula di Roma.
Paulus secara sah memiliki kewarganegaraanRomawi dari sejak lahir (Kisah Para Rasul 22:28). Kemungkinan besar kewarganegaraan ini diberikan kepada keluarganya karena pengabdian orang tua atau leluhurnya kepada pemerintah Romawi.
Sumber mengenai kewarganegaraan Paulus dicatat dalam beberapa bagian padaKisah Para Rasul:
Kisah Para Rasul 16:37–39: Tetapi Paulus berkata kepada orang-orang itu: "Tanpa diadili mereka telah mendera kami, warganegara-warganegara Roma, di muka umum, lalu melemparkan kami ke dalam penjara. Sekarang mereka mau mengeluarkan kami dengan diam-diam? Tidak mungkin demikian! Biarlah mereka datang sendiri dan membawa kami ke luar." Pejabat-pejabat itu menyampaikan perkataan itu kepada pembesar-pembesar kota. Ketika mereka mendengar, bahwa Paulus dan Silas adalah orang Rum, maka takutlah mereka. Mereka datang minta maaf lalu membawa kedua rasul itu ke luar dan memohon, supaya mereka meninggalkan kota itu.
Kisah Para Rasul 22:25–29: Tetapi ketika Paulus ditelentangkan untuk disesah, berkatalah ia kepada perwira yang bertugas: "Bolehkah kamu menyesah seorang warganegara Rum, apalagi tanpa diadili?" Mendengar perkataan itu perwira itu melaporkannya kepada kepala pasukan, katanya: "Apakah yang hendak engkau perbuat? Orang itu warganegara Rum." Maka datanglah kepala pasukan itu kepada Paulus dan berkata: "Katakanlah, benarkah engkau warganegara Rum?" Jawab Paulus: "Benar." Lalu kata kepala pasukan itu: "Kewarganegaraan itu kubeli dengan harga yang mahal." Jawab Paulus: "Tetapi aku mempunyai hak itu karena kelahiranku." Maka mereka yang harus menyesah dia, segera mundur; dan kepala pasukan itu juga takut, setelah ia tahu, bahwa Paulus, yang ia suruh ikat itu, adalah orang Rum.
Kisah Para Rasul 23:23–27: Kemudian kepala pasukan memanggil dua perwira dan berkata: "Siapkan 200 orang prajurit untuk berangkat keKaisarea beserta 70 orang berkuda dan 200 orang bersenjata lembing, kira-kira pada jam 9 malam ini. Sediakan juga beberapa keledai tunggang untuk Paulus dan bawalah dia dengan selamat kepada wali negeriFeliks." Dan ia menulis surat, yang isinya sebagai berikut: "Salam dariKlaudius Lisias kepada wali negeri Feliks yang mulia. Orang ini ditangkap oleh orang-orang Yahudi dan ketika mereka hendak membunuhnya, aku datang dengan pasukan mencegahnya dan melepaskannya, karena aku dengar, bahwa ia adalah warganegara Roma.
Kisah Para Rasul juga mencatat bahwa ketika Paulus diadili olehPerkius Festus, ia menuntut naik banding kepada Kaisar (Kisah Para Rasul 25–26). Hanya yang berkewarganegaraan Romalah yang bisa naik banding langsung kepada Kaisar. Karena naik banding itu, ia dikirim keRoma.
Surat-surat Paulus merupakan alat komunikasi antara dirinya dengan komunitas-komunitas Kristen perdana, tetapi juga penting karena berisi uraian teologisnya. Ada 13 surat dalamPerjanjian Baru yang menunjukkan Paulus sebagai penulisnya.[59] Namun, saat ini sejumlah para ahli Perjanjian Baru berdebat menentukan mana surat yang ditulis sendiri oleh Paulus (surat-suratPauline) dan mana surat yang mengatasnamakan dirinya sebagai penulis (surat-suratDeutero-Pauline).[59] Konsensus yang sementara ini diterima di kalangan para ahli Perjanjian Baru mengenai surat-surat Paulus adalah sebagai berikut:[59]
Pengajaran Paulus yang nyata dalam surat-suratnya mendapat pengakuan positif dariPetrus yang menggolongkannya ke dalam tulisan-tulisanKitab Suci, seperti tertulis dalamSurat 2 Petruspasal 3:
"Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain."[60]
Alkitab tidak mengatakan bagaimana dan kapan Paulus meninggal. Namun menurut tradisiKristen, Paulus dipenggal di Roma pada masa pemerintahanNero pada sekitar pertengahan 60-an diTre Fontane Abbey.[61] Kewarganegaraan Romawi yang dimilikinya mengizinkan Paulus menjalani hukuman mati yang lebih cepat yaitu dengan pemenggalan.[62]
Pada bulanJuni2009,Paus Benediktus mengumumkan hasil penggalian makam Paulus diBasilika Santo Paulus di Luar Tembok.Sarkofagus itu sendiri tidak terbuka, namun diuji dengan upaya penyelidikan. Dan itu menunjukkan potongan-potongan kemenyan, kain ungu dan kain biru serta fragmen tulang kecil. Tulang itu bertanggalradiokarbon abad ke-1 hingga ke-2. Menurut Vatikan, ini tampaknya mengkonfirmasi tradisi makam milik Paulus.[63]
"The Conversion of Saul" ("Pertobatan Saulus"), sebuah fresco karyaMichelangelo, 1542–45
Sumber utama informasi kehidupan Paulus berasal darisurat-suratnya, kitabKisah Para Rasul danSurat 2 Petrus, yang termasuk ke dalam bagianPerjanjian Baru diAlkitabKristen. Hanya sedikit informasi mengenai masa mudanya, dan kebanyakan adalah catatan mengenai pekerjaannya. Riwayat akhir hidupnya di Roma juga tidak memiliki dokumentasi resmi.[13]
Sumber-sumber di luar Alkitab yang menyebutkan Paulus antara lain:
Surat kepada jemaat di Korintus (Surat 1 Klemens) tulisanPaus Klemens I (akhir abad ke-1/awal abad ke-2)
^Bromiley, Geoffrey William (1979).International Standard Bible Encyclopedia: A-D (International Standard Bible Encyclopedia (Wbeerdmans)). Wm. B. Eerdmans Publishing Company. hlm. 689.ISBN0-8028-3781-6.
^Barnett, Paul (2002).Jesus, the Rise of Early Christianity: A History of New Testament Times. InterVarsity Press. hlm. 21.ISBN0-8308-2699-8.
^Swaim 1962 Aretas. Pp. 217-218 in The Interpreter’s Dictionary of the Bible edited by G. A. Buttrick. Nashville: Abingdon Press, 1962. Halaman 217–218.
^Dosker, Henry E. 1986 Aretas. P. 288 in The International Standard Bible Encyclopedia, vol. 1, edited by Geoffrey W. Bromiley. Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company. Halaman 288–289.
^Barnett, PaulThe Birth Of Christianity: The First Twenty Years (Eerdmans Publishing Co. 2005)ISBN 0-8028-2781-0p. 200
^Ogg, George,Chronology of the New Testament inPeake's Commentary on the Bible. Nelson. 1963
^Ireneaus Against Heresies 3.3.2: the "...Gereja didirikan dan diorganisasi di Roma oleh 2 orang rasul yang paling agung, Petrus dan Paulus; juga dengan iman yang diajarkan kepada orang-orang, telah diturunkan kepada zaman kita melalui pergantian uskup-uskup... Para rasul yang diberkati, kemudian, setelah mendirikan dan membesarkan Gereja, menyerahkan kepada Linus, jabatan keuskupan (episkopat)"
^abcBambang Subandrijo. 2010.Menyingkap Pesan-pesan Perjanjian Baru 1. Bandung: Bina Media Informasi. 29.
^John Arthur Thomas Robinson (1919-1983). "Redating the New Testament". Westminster Press, 1976. 369 halaman. ISBN 10: 1-57910-527-0; ISBN 13: 978-1-57910-527-3
Badenas, Robert.Christ the End of the Law, Romans 10.4 in Pauline Perspective. 1985.ISBN 0-905774-93-0. Berpendapat bahwatelos diterjemahkan dengan tepat sebagai tujuan, bukan akhir, sehingga Kristus adalah tujuan (goal) dari hukum (Taurat). Istilah "akhir dari hukum" (end of the law) akan bersifatantinomianism.