Movatterモバイル変換


[0]ホーム

URL:


Lompat ke isi
WikipediaEnsiklopedia Bebas
Pencarian

Panteisme

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Panteisme adalah sebuah keyakinankeagamaan danfilosofis yang menganggap bahwarealitas,semesta, danalam adalah identik dengantuhan atauentitas tertinggi.[1] Alam semesta dipahami sebagai tuhan, dewa atau dewi yangimanen, yang terus berkembang dan berkreasi, dan telah ada sejak permulaan waktu.[2] Istilahpanteis merujuk pada orang yang menganggap bahwa segala sesuatu merupakan satu kesatuan, dan kesatuan ini bersifat ilahi dan mencakup segalanya.[3][4]

Kepercayaan panteis tidak mengakuituhan pribadi,[5] baikantropomorfis ataupun tidak, tetapi ia merupakan serangkaian doktrin yang secara luas melihat bahwa terdapat hubungan antara realitas dan ketuhanan.[6] Konsep panteistik sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, dan unsur panteistik telah dikenal dalam berbagai tradisi agama. Istilahpanteisme diciptakan oleh ahli matematikaJoseph Raphson pada tahun 1697[7][8] dan sejak itu, istilah ini digunakan untuk menggambarkan kepercayaan berbagai orang dan organisasi.

Panteisme dipopulerkan dalambudaya Barat sebagai sebuahteologi dan pemikiran filsafat yang didasarkan pada karya filsuf abad ke-17Baruch Spinoza, khususnya bukunya yang berjudulEtika.[9] Pandangan panteistik juga dimiliki oleh filsuf dan kosmologGiordano Bruno pada abad ke-16.[10] Ide-ide panteisme terdapat dalamagama-agama Asia Selatan danAsia Timur (terutamaSikhisme,Hinduisme,Sanamahisme,Konfusianisme, danTaoisme).

Etimologi

[sunting |sunting sumber]

Istilahpanteisme berasal dari kata dalam bahasaYunanipan (berarti "semua, segala sesuatu") dantheos (berarti "dewa, ilahi"). Kombinasi pertama yang diketahui dari penjelasan etimologis ini muncul dalambahasa Latin, dalam bukuJoseph Raphson tahun 1697, "De Spatio Reali seu Ente Infinito".[8] Di dalam buku itu, ia merujuk pada pandangan "pantheismus" dari Spinoza dan pemikir lainnya.[7]

Definisi

[sunting |sunting sumber]

Terdapat banyak definisi tentang panteisme. Beberapa sarjana menganggapnya sebagai posisi teologis dan filosofistentang Tuhan.[11]:p.8

Panteisme adalah pandangan bahwa segala sesuatu adalah bagian dari Tuhan yang immanen dan yang mencakup segalanya. Semua bentuk realitas kemudian dapat dianggap sebagai bagian dari Wujud itu, atau identik denganNya.[12] Beberapa berpendapat bahwa panteisme adalah posisi filosofis non-religius. Bagi mereka, panteisme adalah pandangan bahwa Semesta (dalam arti totalitas dari semua keberadaan) dan Tuhan adalah hal yang sama.[13]

Sejarah

[sunting |sunting sumber]

Zaman pre-modern

[sunting |sunting sumber]

Pemikiran panteisme dapat ditemukan dalam teologiagama Yunani kunoOrfisme, bahwapan (semuanya) dibuat mempunyai banyak persamaan dengan Dewa penciptaPhanes (melambangkan alam semesta),[14] dan denganZeus.[15]

Kecenderungan panteistik juga terdapat pada sejumlah kelompokGnostik awal, dengan pemikiran panteisme muncul di sepanjangAbad Pertengahan.[16] Pandangan panteis juga menjadi bagian dari karyaJohannes Scotus Eriugena,De divisione naturae, pada abad ke-9 dan kepercayaan mistik seperti yang diekspresikan olehAmalric dari Bena (abad ke-1112) danEckhart (abad ke-12ke-13).[16]:pp. 620–621

Gereja Katolik telah lama menganggap pandangan panteistik sebagai sesat.[17][18]Giordano Bruno, seorang biarawan Italia yang menyebarluaskan ajaran tentang Tuhan yang transenden dan tak terbatas, meninggal dibakar pada tahun 1600 olehInkuisisi Romawi. Sejak saat itu, ia dikenal sebagai seorang panteis dan martir sains yang terkenal.[19][20]

Baruch Spinoza

[sunting |sunting sumber]
Filsafat Baruch Spinoza sering dianggap sebagai panteisme.[11][21]

Di Barat, panteisme diformalkan sebagai teologi dan filsafat yang terpisah berdasarkan karya filsuf abad ke-17 Baruch Spinoza.[11]:p.7 Spinoza adalah seorang filsuf Belanda keturunan Portugis yang dibesarkan dalam komunitasYahudi Sephardi diAmsterdam.[22] Dia mengembangkan ide-ide yang sangat kontroversial mengenai keaslian Alkitab Ibrani dan sifat Ilahi. Akibatnya, dia dikeluarkan dari masyarakat Yahudi pada usia 23 tahun, ketikasinagoga setempat mengeluarkanherem terhadapnya.[23] Sejumlah bukunya diterbitkan secara anumerta, dan tak lama kemudian dimasukkan dalamIndeks Buku Terlarang oleh Gereja Katolik. Pentingnya karya Spinoza baru diakui setelah bertahun-tahun, dengan menjadi dasar untukPencerahan abad ke-18[24] dankritik biblikal modern,[25] termasuk konsepsi modern tentang diri dan alam semesta.[26]

Dalam karyanya yang diterbitkan secara anumerta,Etika, "Spinoza menulis mahakarya bahasa Latin terakhir yang tak terbantahkan, dan sebuah konsepsi murni dari filsafat abad pertengahan yang pada akhirnya berbalik melawan filsafat-filsafat abad pertengahan itu dan menghancurkannya."[27] Secara spesifk, ia menentangdualisme pikiran-tubuh terkenal dariRené Descartes, teori bahwa tubuh dan jiwa adalah terpisah.[28] Spinoza memegang pandanganmonis, yang menyatakan bahwa keduanya adalah identik, dan monisme adalah bagian mendasar dari filosofinya. Dia digambarkan sebagai "manusia yang mabuk akan Tuhan," dan menggunakan kata Tuhan untuk menggambarkan kesatuan dari semua substansi.[28] Pandangan ini memengaruhi para filsuf sepertiGeorg Wilhelm Friedrich Hegel, yang mengatakan, "Anda adalah seorangSpinozist atau bukan seorang filsuf sama sekali."[29] Spinoza mendapat pujian sebagai salah saturasionalis besarfilsafat abad ke-17[30] dan salah satu pemikir terpentingfilsafat Barat.[31] Meskipun istilah "panteisme" tidak diciptakan sampai setelah kematiannya, ia dianggap sebagai orang yang mendukung konsep itu yang paling terkenal.[32]Etika adalah sumber utama penyebaran panteisme di Barat.[9]

Heinrich Heine, dalam bukunyaConcerning the History of Religion and Philosophy in Germany (1833–1836), menulis bahwa "Saya tidak ingat dimana saya membaca bahwaHerder pernah meledak kesal karena ketertarikannya yang konstan pada Spinoza, "Seandainya sajaGoethe mengambil beberapa buku Latin selain Spinoza!" Tapi ini tidak hanya berlaku untuk Goethe; cukup banyak temannya, yang kemudian menjadi terkenal sebagai penyair juga memberi penghormatan kepada panteisme di masa muda mereka, dan doktrin ini berkembang secara aktif dalam seni Jerman sebelum mencapai supremasi sebagai teori filsafat."

Johann Wolfgang von Goethe menolak kepercayaan Jacobi pada Tuhan sebagai "sentimen hampa yang dimiliki otak anak-anak" (Goethe 15/1: 446) dan, dalam "Studie nach Spinoza" (1785/86), menyatakan identitas keberadaan dan keseluruhan. Ketika Jacobi berbicara tentang "alam semesta yang pada dasarnya bodoh" (Jacobi [31819] 2000: 312), Goethe memuji alam sebagai "idolanya" (Goethe 14: 535).[33]

DalamThe Holy Family (1844),Karl Marx danFriedrich Engels mencatat, "Spinozisme mendominasi abad kedelapan belas baik dalamvariasi Prancis, yang menjadikan materi menjadi substansi, maupun dalamdeisme, yang memberikan nama yang lebih spiritual kepada materi. . . . Sekolah Prancis Spinoza dan para pendukung deisme hanyalah dua sekte yang memperdebatkan arti sebenarnya dari sistemnya. . . ."

SM Melamed (1933) mencatat, "Namun, dapat diamati bahwa Spinoza bukanlahmonis dan panteis terkemuka pertama di Eropa modern. Satu generasi sebelumnya, Giordano Bruno menyampaikan pesan serupa kepada umat manusia. Namun Bruno hanyalah sebuah episode indah dalam sejarah pemikiran manusia, sementara Spinoza adalah salah satu kekuatannya yang paling kuat. Bruno adalah seorangrhapsodist dan penyair, yang dikelilingi oleh emosi artistik; tetapi, Spinoza, adalah spiritus purus dan dalam metodenya, adalah prototipe filsuf."[34]

Abad ke-18

[sunting |sunting sumber]

Penggunaan istilah "panteisme" pertama kali diketahui dalam bahasa Latin ("pantheismus"[7]) oleh ahli matematika Inggris Joseph Raphson dalam karyanyaDe Spatio Reali seu Ente Infinito, yang diterbitkan pada tahun 1697.[8] Raphson membedakan antara "panhylists" ateis (dari akar Yunanipan, "semua", danhyle, "materi"), yang percaya bahwa segala sesuatu adalah materi, dan Spinozan "panteis" yang percaya pada "substansi universal tertentu, materi serta kecerdasan, yang membentuk semua hal yang ada dari esensinya sendiri."[35][36] Raphson berpendapat bahwa alam semesta tidak dapat diukur dengan kapasitas pemahaman manusia, dan dia percaya bahwa manusia tidak akan pernah bisa memahaminya.[37] Dalam karyanya, dia merujuk pada panteisme orang Mesir Kuno, Persia, Suriah, Asyur, Yunani, India, dan Kabbalis Yahudi, dan secara khusus pada panteisme Spinoza.[38]

Pada pertengahan abad kedelapan belas, teolog Inggris Daniel Waterland mendefinisikan panteisme sebagai berikut: "[Pandangan] ini menganggap Tuhan dan alam, atau Tuhan dan seluruh alam semesta, menjadi satu dan substansi yang sama — satu entitas universal; sedemikian rupa sehingga jiwa manusia hanyalah modifikasi dari substansi ilahi."[16][39] Pada awal abad kesembilan belas, teolog Jerman Julius Wegscheider mendefinisikan panteisme sebagai keyakinan bahwa Tuhan dan dunia yang didirikan oleh Tuhan adalah satu dan sama.[16][40]

Abad ke-19

[sunting |sunting sumber]

Selama awal abad ke-19, panteisme adalah perspektif yang dimiliki banyak penulis dan filsuf terkemuka, yang menarik tokoh-tokoh sepertiWilliam Wordsworth danSamuel Coleridge di Inggris;Johann Gottlieb Fichte, Schelling dan Hegel di Jerman;Knut Hamsun di Norwegia; danWalt Whitman,Ralph Waldo Emerson danHenry David Thoreau di Amerika Serikat.

Karena dilihat sebagai ancaman yang berkembang oleh Vatikan, pada tahun 1864, panteisme secara resmi dikutuk olehPaus Pius IX dalamSilabus Kesalahan.[41]

Sebuah surat yang ditulis pada tahun 1886 oleh William Herndon, seorang mitra hukumAbraham Lincoln, dilelang dan dijual seharga US$30.000 pada tahun 2011.[42] Di dalam surat itu, Herndon menulis tentangpandangan agama yang dimiliki Presiden Abraham Lincoln, termasuk panteisme.

"Agama Mr. Lincoln saya ketahui dengan sangat baik, sehingga tidak ada sedikit pun keraguan tentangnya; dia adalah atau dulunya seorang Teis dan Rasionalis, yang menyangkal semua hal yang luar biasa – baik itu inspirasi maupun wahyu supernatural. Pada suatu waktu dalam hidupnya, dia adalah seorang Panteis yang meragukan keabadian jiwa sebagaimana dunia Kristen memahaminya. Dia dulu percaya bahwa jiwa kehilangan identitasnya dan jiwa adalah abadi. Setelah itu, dia memiliki kepercayaan kepada Tuhan, dan ini adalah semua perubahan yang pernah dia alami."[42][43]

Perbandingan dengan agama non-Kristen

Beberapa teolog abad ke-19 percaya bahwa berbagai agama dan filosofi pra-Kristen adalah panteistik. Mereka menganggap bahwa Panteisme mirip dengan agama Hindu kuno[16]:pp. 618Advaita (non-dualisme). Ahli bahasa Sanskerta Jerman abad ke-19 Theodore Goldstücker mengatakan bahwa pemikiran Spinoza adalah "... sistem filsafat barat yang menempati urutan terdepan di antara filsafat semua bangsa dan zaman, dan merupakan representasi yang sama dengan ide-ide Vedanta, sehingga kami menduga pendirinya mungkin telah meminjam prinsip-prinsip dasar sistemnya dari orang-orang Hindu."[44]

Para teolog Eropa abad ke-19 juga menganggap agama Mesir Kuno mengandung unsur panteistik dan menunjuk filsafat Mesir sebagai sumber Panteisme Yunani.[16]:pp. 618–620 Para pemikir Yunani KunoPresocrates yang memiliki pandangan pantheisme antara lainHeraclitus danAnaximander.[45]Kaum Stoik juga adalah panteis, dimulai dariZeno dari Citium hingga raja-filsufMarcus Aurelius. Selama Kekaisaran Romawi pra-Kristen,Stoikisme adalah salah satu dari tiga aliran filsafat yang dominan, bersama denganEpikureanisme danNeoplatonisme.[46][47]Taoisme awalLaozi danZhuangzi juga terkadang dianggap panteistik meskipun lebih mirip denganPanentheisme.[48]

Cheondoisme, yang muncul pada DinastiJoseon Korea, danBuddhisme Won juga dianggap panteistik.Masyarakat Realis Kanada percaya bahwa alam semesta yang mempunyai kesadaran adalah kenyataan. Ini juga merupakan pandangan alternatif Panteisme.[49]

Abad ke-20

[sunting |sunting sumber]
Albert Einstein dianggap sebagai panteis oleh beberapa komentator.

Dalam sebuah surat yang ditulis kepada Eduard Büsching (25 Oktober 1929), sebagai balasan setelah Büsching mengirimAlbert Einstein salinan bukunyaEs gibt keinen Gott ("Tidak ada Tuhan"), Einstein menulis, "Kami para pengikut Spinoza melihat Tuhan kami dalam keajaiban, keteraturan dan keabsahan semua yang ada dan dalam jiwanya [Beseeltheit] sebagaimana ia menampakkan dirinya dalam manusia dan hewan."[50] Menurut Einstein, buku Büsching hanya membahas konsepTuhan pribadi dan bukan Tuhan dalam perspektif panteisme yang impersonal.[50] Dalam sebuah surat yang ditulis pada tahun 1954 kepada filsuf Eric Gutkind, Einstein menulis "kata Tuhan bagi saya tidak lebih dari ekspresi dan produk dari kelemahan manusia."[51][52] Dalam surat lain pada tahun 1954, ia menulis "Saya tidak percaya pada Tuhan yang personal dan saya tidak pernah menyangkal pandangan ini tetapi telah mengungkapkannya dengan jelas."[51] DalamIdeas and Opinions, yang diterbitkan setahun sebelum kematiannya, Einstein menyatakan konsepsi yang spesifik tentang kata Tuhan:

Penelitian ilmiah dapat mengurangi takhayul dengan mendorong orang untuk berpikir dan melihat sesuatu dari segi sebab dan akibat. Hal yang pasti adalah bahwa keyakinan tentang rasionalitas dan kejelasan mengenai dunia, mirip dengan perasaan religius, terletak di balik semua karya ilmiah dari tatanan yang lebih tinggi. [. . . ] Keyakinan yang teguh ini, keyakinan yang terikat dengan perasaan yang mendalam, pemikiran superior yang mengungkapkan dirinya di dunia pengalaman, merepresentasikan konsepsi saya tentang Tuhan. Dalam bahasa umum ini dapat dideskripsikan sebagai "panteistik" (Spinoza).[53]

Pada akhir abad ke-20, beberapa sarjana menyatakan bahwa panteisme adalah teologi yang mendasariNeopaganisme,[54] dan orang-orang panteis mulai membentuk organisasi yang dikhususkan untuk panteisme dan memperlakukannya sebagai agama yang terpisah.[48]

Abad ke-21

[sunting |sunting sumber]

Pada tahun 2007, Dorion Sagan, putra ilmuwan dan komunikator sainsCarl Sagan, menerbitkan sebuah buku berjudulDazzle Gradually: Reflection on the Nature of Nature, yang ditulis bersama ibunyaLynn Margulis. Dalam bab "Truth of My Father", Dorion menulis bahwa "ayahnya percaya kepada Tuhannya Spinoza dan Einstein, Tuhan bukan di belakang alam, tetapi sebagai alam, yang sama dengannya."[55]

Lukisan dindingLuminaries of Pantheism karya Levi Ponce di Venesia, California untukThe Paradise Project.

Pada tahun 2009, panteisme disebut dalamensiklik Paus[56] dan dalam sebuah pernyataan pada Hari Tahun Baru 2010,[57] untuk mengkritik panteisme karena menyangkal superioritas manusia atas alam dan karena melihat sumber keselamatan manusia terdapat di alam.[56]

Dalam ulasan filmAvatar tahun 2009, Ross Douthat mendeskripsikan panteisme sebagai "agama pilihan Hollywood untuk masa generasi sekarang".[58]

Pada tahun 2015, The Paradise Project, sebuah organisasi "yang didedikasikan untuk merayakan dan menyebarkan kesadaran tentang panteisme," menugaskan seniman mural Los Angeles, Levi Ponce, untuk melukis mural setinggi 75 kaki diVenesia, California dekat kantor organisasi tersebut.[59] Lukisan dinding ini menggambar berbagai figur kenamaan sepertiAlbert Einstein,Alan Watts,Baruch Spinoza,Terence McKenna,Carl Jung,Carl Sagan,Emily Dickinson,Nikola Tesla,Friedrich Nietzsche,Ralph Waldo Emerson,WEB Du Bois,Henry David Thoreau,Elizabeth Cady Stanton,Rumi,Adi Shankara, danLaozi.[60][61]

Panteisme dalam agama

[sunting |sunting sumber]

Banyak agama dan kepercayaan tradisional termasuk agamatradisional Afrika[62] danagama penduduk asli Amerika[63][64] yang dapat dipahami sebagai panteistik, atau campuran panteisme dan doktrin lain sepertipoliteisme dananimisme. Menurut beberapa panteis, ada unsur panteisme dalam beberapa bentukkekristenan.[65][66][67]

Ide-ide yang sama dengan panteisme juga tedapat dalam agama-agama Asia Timur/Selatan sebelum abad ke-18 (terutamaSikhisme,Hinduisme,Konfusianisme, danTaoisme). Meskipun tidak ada bukti bahwa agama-agama ini memengaruhi karya Spinoza, terdapat bukti bahwa pandangan-pandangan itu memengaruhi filsuf kontemporer lainnya, seperti Leibniz, dan kemudian Voltaire.[68][69] Dalam Hinduisme, pandangan panteistik ada bersama pandangan panenteistik, politeistik, monoteistik, dan ateistik.[70] DalamSikhisme, cerita yang dikaitkan denganGuru Nanak menunjukkan bahwa ia percaya Tuhan ada di mana-mana di dunia fisik, dan tradisi Sikh biasanya menggambarkan Tuhan sebagai kekuatan yang melestarikan dalam dunia fisik, yang hadir dalam semua bentuk material, masing-masing diciptakan sebagai manifestasi dari Tuhan. Namun, Sikh memandang Tuhan sebagai pencipta transenden,[71] "immanent dalam realitas fenomenal dunia dengan cara yang sama dengan seorang seniman yang dikatakan hadir dalam seninya".[72] Ini menunjukkan posisi yang lebih panenteistik.

Panteisme populer dalam spiritualitas modern dangerakan agama baru di Barat, seperti Neopaganisme danTeosofi.[73] The Universal Pantheist Society yang didirikan pada tahun 1975, terbuka untuk semua bentuk panteis dan mendukung tujuan-tujuan yang peduli terhadap lingkungan.[74] The World Pantheist Movement dipimpin olehPaul Harrison, seorang pencinta lingkungan, penulis dan mantan wakil presiden The Universal Pantheist Society. The World Pantheist Movement didirikan pada tahun 1999 yang secara eksklusif berfokus untuk mempromosikanpanteisme naturalistik – sebuah versi panteismenaturalistik metafisik.[75]

Referensi

[sunting |sunting sumber]
  1. "Pantheism – Definition, Meaning & Synonyms".Vocabulary.com (dalam bahasa American English). Diakses tanggal2023-03-23.
  2. The NewOxford Dictionary of English. Oxford:Clarendon Press. 1998. hlm. 1341.ISBN 978-0-19-861263-6.
  3. Encyclopedia of Philosophy ed. Paul Edwards. New York: Macmillan and Free Press. 1967. hlm. 34.
  4. Reid-Bowen, Paul (2016).Goddess as Nature: Towards a Philosophical Thealogy.Taylor & Francis. hlm. 70.ISBN 978-1317126348.
  5. Charles Taliaferro; Paul Draper; Philip L. Quinn (ed.).A Companion to Philosophy of Religion. hlm. 340.They deny that God is 'totally other' than the world or ontologically distinct from it.
  6. Levine 1994:
  7. 123Taylor, Bron (2008).Encyclopedia of Religion and Nature. A&C Black. hlm. 1341–1342.ISBN 978-1441122780. Diakses tanggal27 July 2017.
  8. 123Ann Thomson; Bodies of Thought: Science, Religion, and the Soul in the Early Enlightenment, 2008, page 54.
  9. 12Lloyd, Genevieve (2 October 1996).Routledge Philosophy GuideBook to Spinoza and The Ethics. Routledge Philosophy Guidebooks (Edisi 1st).Routledge. hlm. 24.ISBN 978-0-415-10782-2.
  10. Birx, Jams H. (11 November 1997)."Giordano Bruno".Mobile, AL: The Harbinger. Diarsipkan dariasli tanggal 27 July 2017. Diakses tanggal5 February 2019.Bruno was burned to death at the stake for his pantheistic stance and cosmic perspective.
  11. 123Picton, James Allanson (1905).Pantheism: its story and significance. Chicago: Archibald Constable & CO LTD.ISBN 978-1419140082.
  12. Owen, H. P.Concepts of Deity. London: Macmillan, 1971, p. 65..
  13. The New Oxford Dictionary Of English. Oxford: Clarendon Press. 1998. hlm. 1341.ISBN 978-0-19-861263-6.
  14. Damascius, referring to the theology delivered by Hieronymus and Hellanicus in"The Theogonies".sacred-texts.com.:"... the theology now under discussion celebrates as Protogonus (First-born) [Phanes], and calls him Dis, as the disposer of all things, and the whole world: upon that account he is also denominated Pan."
  15. Betegh, Gábor,The Derveni Papyrus, Cambridge University Press, 2004, pp. 176-178ISBN978-0-521-80108-9
  16. 123456Worman, J. H., "Pantheism", inCyclopædia of Biblical, Theological, and Ecclesiastical Literature, Volume 1, John McClintock, James Strong (Eds), Harper & Brothers, 1896, pp 616–624.
  17. Collinge, William,Historical Dictionary of Catholicism, Scarecrow Press, 2012, p 188,ISBN9780810879799.
  18. "What is pantheism?".catholic.com.Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 1 August 2017.
  19. McIntyre, James Lewis,Giordano Bruno, Macmillan, 1903, p 316.
  20. "Bruno Was a Martyr for Magic, Not Science| Science 2.0". 27 August 2014.
  21. Fraser, Alexander Campbell "Philosophy of Theism", William Blackwood and Sons, 1895, p 163.
  22. Gottlieb, Anthony (18 July 1999)."God Exists, Philosophically (review of "Spinoza: A Life" by Steven Nadler)".The New York Times. Diakses tanggal7 September 2009.
  23. "Why Spinoza Was Excommunicated".National Endowment for the Humanities (dalam bahasa Inggris). 2015-09-01. Diarsipkan dariasli tanggal 2018-09-08. Diakses tanggal2017-09-05.
  24. Yalom, Irvin (21 February 2012)."The Spinoza Problem".The Washington Post. Diarsipkan dariasli tanggal 12 November 2013. Diakses tanggal7 March 2013.
  25. Yovel, Yirmiyahu (1992).Spinoza and Other Heretics: The Adventures of Immanence.Princeton University Press. hlm. 3.
  26. "Destroyer and Builder".The New Republic. 3 May 2012. Diakses tanggal7 March 2013.
  27. Scruton 1986 (2002 ed.), ch. 1, p.32.
  28. 12Plumptre, Constance (1879).General sketch of the history of pantheism, Volume 2. London: Samuel Deacon and Co. hlm. 3–5, 8, 29.ISBN 9780766155022.
  29. Hegel's History of Philosophy. 2003.ISBN 9780791455432.Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 13 May 2011. Diakses tanggal2 May 2011.
  30. Scruton 1986 (2002 ed.), ch. 2, p.26
  31. Deleuze, Gilles (1990). "(translator's preface)".Expressionism in Philosophy: Spinoza. Zone Books. Referred to as "the prince" of the philosophers.
  32. Shoham, Schlomo Giora (2010).To Test the Limits of Our Endurance. Cambridge Scholars. hlm. 111.ISBN 978-1443820684.
  33. Bollacher.Online Encyclopedia Philosophy of Nature. Universitätsbibliothek Heidelberg.doi:10.11588/oepn.2020.0.76525.;; "Goethe 14" and "Goethe 15/1" in the passage refers to volumes of Johann Wolfgang Goethe 1987–2013: Sämtliche Werke. Briefe, Tagebücher und Gespräche. Vierzig Bände. Frankfurt/M., Deutscher Klassiker Verlag.
  34. Melamed, S. M. (1933).Spinoza and Buddha: Visions of a Dead God. Chicago: University of Chicago Press.
  35. Raphson, Joseph (1697).De spatio reali (dalam bahasa Latin). Londini. hlm. 2.
  36. Suttle, Gary."Joseph Raphson: 1648–1715". Pantheist Association for Nature. Diarsipkan dariasli tanggal 2023-04-07. Diakses tanggal7 September 2012.
  37. Koyré, Alexander (1957).From the Closed World to the Infinite Universe. Baltimore, Md.: Johns Hopkins Press. hlm. 190–204.ISBN 978-0801803475.
  38. Bennet, T (1702).The History of the Works of the Learned. H.Rhodes. hlm. 498. Diakses tanggal28 July 2017.
  39. Worman cites Waterland, Works, viii, p 81.
  40. Worman cites Wegscheider, Inst 57, p 250.
  41. Pope BI. Pius IX (9 June 1862)."Syllabus of Errors 1.1".Papal Encyclicals Online. Diakses tanggal28 July 2017.
  42. 12Herndon, William (4 February 1866)."Sold – Herndon's Revelations on Lincoln's Religion"(Excerpt and review). Raab Collection. Diakses tanggal5 June 2012.
  43. Adams, Guy (17 April 2011)."'Pantheist' Lincoln would be unelectable today".The Independent. Los Angeles. Diakses tanggal5 June 2012.
  44. Literary Remains of the Late Professor Theodore Goldstucker, W. H. Allen, 1879. p. 32.
  45. Thilly.Encyclopedia of Religion and Ethics, Part 18. Kessinger Publishing.ISBN 9780766136953.;
  46. Armstrong, AH (1967).The Cambridge History of Later Greek and Early Medieval Philosophy. Cambridge University Press. hlm. 57, 60, 161, 186, 222.ISBN 978052104-0549.
  47. McLynn, Frank (2010).Marcus Aurelius: A Life. Da Capo Press. hlm. 232.ISBN 9780306819162.
  48. 12Paul Harrison,Elements of Pantheism, 1999.
  49. "About Realism". The Realist Society of Canada. Diakses tanggal5 February 2022.
  50. 12Jammer (2011),Einstein and Religion: Physics and Theology, Princeton University Press, p.51; original at Einstein Archive,reel 33-275
  51. 12"Belief in God a 'product of human weaknesses': Einstein letter".CBC News. 13 May 2008. Diakses tanggal5 February 2022.
  52. "Richard Dawkins Foundation,Der Einstein-Gutkind Brief - Mit Transkript und Englischer Übersetzung".
  53. Einstein, Albert (2010).Ideas And Opinions. New York: Three Rivers Press. hlm. 262.
  54. Adler, Margot (1986).Drawing Down the Moon. Beacon Press.
  55. Sagan, Dorion, "Dazzle Gradually: Reflections on the Nature of Nature" 2007, p 14.
  56. 12Caritas In Veritate, 7 July 2009.
  57. "45th World Day of Peace 2012, Educating Young People in Justice and Peace| BENEDICT XVI".www.vatican.va.
  58. Heaven and Nature, Ross Douthat,New York Times, 20 December 2009
  59. "New Mural in Vence: "Luminaries of Pantheism"". VenicePaparazzi. Diakses tanggal15 October 2020.
  60. Rod, Perry."About the Paradise Project". The Paradise Project. Diakses tanggal21 June 2017.
  61. Wood, Harold (Summer 2017). "New Online Pantheism Community Seeks Common Ground".Pantheist Vision.34 (2): 5.
  62. Parrinder, EG (1970). "Monotheism and Pantheism in Africa".Journal of Religion in Africa.3 (2):81–88.doi:10.1163/157006670x00099.JSTOR 1594816.
  63. Levine 1994, hlm. 67.
  64. Harrison, Paul."North American Indians: the spirituality of nature". World Pantheist Movement. Diakses tanggal7 September 2012.
  65. Harrison, Paul."The origins of Christian pantheism".Pantheist history. World Pantheists Movement. Diakses tanggal20 September 2012.
  66. Fox, Michael W."Christianity and Pantheism". Universal Pantheist Society. Diarsipkan dariasli tanggal 9 March 2001. Diakses tanggal20 September 2012.
  67. Zaleha, Bernard."Recovering Christian Pantheism as the Lost Gospel of Creation". Fund for Christian Ecology, Inc. Diarsipkan dariasli tanggal 17 July 2012. Diakses tanggal20 September 2012.
  68. Mungello, David E (1971)."Leibniz's Interpretation of Neo-Confucianism".Philosophy East and West.21 (1):3–22.doi:10.2307/1397760.JSTOR 1397760.
  69. Lan, Feng (2005).Ezra Pound and Confucianism: remaking humanism in the face of modernity. University of Toronto Press. p. 190.ISBN978-0-8020-8941-0.
  70. Fowler 1997, hlm. 2.
  71. Singh, Nikky-Guninder Kaur (1992)."The Myth of the Founder: The Janamsākhīs and Sikh Tradition".History of Religions.31 (4):329–343.doi:10.1086/463291.
  72. Ahluwalia, Jasbir Singh (March 1974). "Anti-Feudal Dialectic of Sikhism".Social Scientist.2 (8):22–26.doi:10.2307/3516312.JSTOR 3516312.
  73. Carpenter, Dennis D. (1996). "Emergent Nature Spirituality: An Examination of the Major Spiritual Contours of the Contemporary Pagan Worldview". In Lewis, James R.,Magical Religion and Modern Witchcraft. Albany: State University of New York Press.ISBN978-0-7914-2890-0. p 50
  74. "Home page". Universal Pantheist Society. Diakses tanggal8 August 2012.
  75. World Pantheist Movement."Naturalism and Religion: can there be a naturalistic & scientific spirituality?". Diakses tanggal4 September 2012.

    Bacaan lebih lanjut

    [sunting |sunting sumber]
    • Amryc, C.Pantheism: The Light and Hope of Modern Reason, 1898.online
    • Harrison, Paul,Elements of Pantheism, Element Press, 1999.preview
    • Hunt, John,Pantheism and Christianity, William Isbister Limited, 1884.online
    • Levine, Michael,Pantheism: A Non-Theistic Concept of Deity, Psychology Press, 1994,ISBN9780415070645
    • Picton, James Allanson,Pantheism: Its story and significance, Archibald Constable & Co., 1905.online.
    • Plumptre, Constance E.,General Sketch of the History of Pantheism, Cambridge University Press, 2011 (reprint, originally published 1879),ISBN9781108028028online
    • Russell, Sharman Apt,Standing in the Light: My Life as a Pantheist, Basic Books, 2008,ISBN0465005179
    • Urquhart, W. S.Pantheism and the Value of Life, 1919.online

    Pranala luar

    [sunting |sunting sumber]
    Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan:Panteisme.
    Lihat entripanteisme di kamus bebas Wikikamus.
    Internasional
    Nasional
    Lain-lain
    Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Panteisme&oldid=28490981"
    Kategori:
    Kategori tersembunyi:

    [8]ページ先頭

    ©2009-2025 Movatter.jp