Partai Kebangkitan Bangsa | |
---|---|
![]() | |
Singkatan | PKB |
Ketua umum | Muhaimin Iskandar |
Sekretaris Jenderal | Hasanuddin Wahid |
Ketua Fraksi diDPR | Jazilul Fawaid |
Dibentuk | 23 Juli 1998; 26 tahun lalu (1998-07-23) |
Kantor pusat | Jalan Raden Saleh No. 9, Senen,Jakarta Pusat 10430 |
Sayap pemuda | Garda Bangsa |
Sayap wanita | Perempuan Bangsa |
Keanggotaan | 386.021 (2023) |
Ideologi | Pancasila[1] Demokrasi Islam[2] Nasionalisme[2] Konservatisme bangsa Liberalisme[3] Pluralisme |
Posisi politik | Tengah[4] |
Afiliasi internasional | Sentris Demokrat Internasional Uni Demokrat Internasional Dewan Liberal dan Demokrat Asia[5] Persatuan Demokrat Asia Pasifik |
Kursi diDPR | 68 / 580 |
Kursi diDPRD I | 220 / 2.372 |
Kursi diDPRD II | 1.833 / 17.510 |
Situs web | |
pkb | |
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), adalah sebuahpartai politik di Indonesia berideologimoderat, artinya partai Muslim tetapi tidak Islamis.[2] Partai ini didirikan oleh Presiden Indonesia ke-4Abdurrahman Wahid diJakarta pada 23 Juli 1998 (29 Rabi'ul Awal 1419Hijriah) yang mendapat dukungan kuat dari kiai-kiaiNahdlatul Ulama, sepertiMunasir Ali,Ilyas Ruhiat,Mustofa Bisri danMuchith Muzadi.[6]
Pembentukan Partai Kebangkitan Bangsa berawal pada pertemuan para kiaiNahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Langitan,Tuban, Jawa Timur yang diasuh olehKiai Haji Abdullah Faqih. Dalam pertemuan pada Mei 1998 membicarakan mengenai situasi terakhir negeri dan perlu adanya perubahan besar untuk menyelamatkan bangsa dari kehancuran. Mereka mengembangkan pernyataan resmi, yang dikirim olehKyai Muchid Muzadi dariJember danGus Yusuf Muhammad untuk disampaikan kepada Presiden Soeharto. Namun sebelum mereka sempat menyampaikan pernyataan tersebut,Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.
Tidak lama setelah rezimOrde Baru lengser, digelaristighosah akbarJawa Timur yang mengumpulkan para kiaiNahdlatul Ulama dikantor Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur dan meminta K.HMuhammad Cholil Bisri dariRembang,Jawa Tengah untuk menggagas pendirian partai untuk wadah aspirasi politikNU. Awalnya, Cholil menolak langkah tersebut karena Cholil masih ingin fokus dipesantren. Namun, Bisri akhirnya mengalah dan menerima peran kepemimpinan dalam partai yang akan dibentuk tersebut.
Seminggu kemudian, pada 6 Juni,Cholil Bisri bertemu dengan parakyai guna membicarakan pembentukan partai baru tersebut. Undangan telah disampaikan melalui telepon dan lebih dari 200 kyai menghadiri pertemuan yang digelar di rumahCholil Bisri diLeteh,Rembang,Jawa Tengah. Rapat ini menghasilkan pembentukan “Panitia Tetap” yang beranggotakan 11 orang, dengan Bisri sebagai ketua dan Gus Yus sebagai sekretaris. Secara bergantian, panitia ini bekerja secara maraton, menyiapkan platform dan komponen partai, termasuk logo yang akan menjadi lambang partai. Logo tersebut dibuat olehKH A. Mustofa Bisri.
Pengurus Tetap dan perwakilan NU mengadakan konferensi besar diBandung, pada tanggal 4 Juli 1998, yang dihadiri oleh 27 perwakilan daerah. Dalam pembahasan nama organisasi tersebut, berbagai nama yang diusulkan adalah “Partai Kebangkitan Bangsa”, “Partai Kebangkitan Nahdlatul Ummah” dan “Partai Ummat”. Nama yang dipilih sebagai nama resmi partai adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Deklarasi partai berjumlah 72 orang yang mewakili usia organisasi NU, terdiri dari Tim Panitia Tetap (11), Tim Pendamping Lajnah (14), Tim NU (5), Tim Pendamping NU (7), dan dua orang Wakil. dari masing-masing 27 wilayah (27 x 2). Ke-72 pendiri menandatangani Platform Partai dan komponen-komponennya. Namun setelahnya, PBNU memutuskan hanya lima orang yang bisa menjadi pengusung partai tersebut. Kelimanya adalahMunasir Ali,Ilyas Ruhiat,Muchid Muzadi,KH A. Mustofa Bisri, danAbddurahman Wahid yang merupakan Ketua Umum PBNU. 72 nama asli deklarasi partai itu dihapus PBNU.
Usai pembentukan partai, deklarasi pun dilaksanakan di Jakarta pada 29 Rabiul Awal 1419 H atau 23 Juli 1998.[7] Setelah pendeklarasian tersebut, PKB bersiap dalam menghadapiPemilihan Umum 1999 dengan sistem yang tidak berbeda jauh dari Pemilu pertama tahun1955 dan1971.
PKB berpartisipasi dalamPemilu 1999 dan berhasil memenangkan 12,61% suara nasional atau sebanyak 51 kursi. PKB berhasil mengalahkan suaraPPP, partai islam yang dominan dalam sejarahOrde Baru dan menempati posisi ketiga setelahPDI-P danGolkar.[8] PKB berhasil membangun kembali kepercayaan diri dari kalanganNahdliyin dalam bidang politik yang sudah lama terpengaruh sejak eraOrde Baru. Keberhasilan yang telah dipersiapkan selama satu tahun tidak terlepas dari peran para ulamaNU yang memberi dukungan penuh terhadap partai. Namun dibandingkan dengan jumlah kursi di DPR, PKB masih belum melampauiPPP karena PKB hanya mendapatkan 51 kursi dibandingkan 57 kursi yang diraihPPP.[8]
Menjelangpemilihan presiden 1999, PKB dibawah pimpinanGus Dur sempat mempertimbangkan untuk membentuk koalisi politik denganMegawati Soekarnoputri dariPDI-P danAmien Rais dariPAN, juga sebuah partai baru yang muncul menjelang Pemilu 1999, untuk melawan PresidenHabibie danGolkar. Pada bulan Mei,Alwi Shihab mengadakan konferensi pers di rumahnya di mana Megawati, Wahid dan Amien akan mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama. Di menit-menit terakhir, Megawati memilih untuk tidak hadir, karena dia memutuskan tidak bisa mempercayai Amien.[9]
Untuk persiapanSidang Umum MPR 1999, PKB membentuk koalisi longgar denganPDI-P. Koalisi longgar tersebut diuji pada saat memilihKetua DPR. PDI-P mendukung Ketua Umum PKBMatori Abdul Djalil untuk merebut posisi tersebut, tetapi Matori Abdul Djalil dikalahkan olehAkbar Tanjung yang didukung olehGolkar danPoros Tengah yang dibentuk olehAmien Rais.[10] Di saat yang bersamaan, PKB ikut bergabung dalamPoros Tengah yang terdiri dari PKB,PAN,Partai Keadilan,PPP danPBB.[11] Setelah MPR menolak pidato pertanggungjawaban Habibie,Golkar memutuskan untuk mendukungGus Dur. Pada 7 Oktober 1999, Amien danPoros Tengah secara resmi menyatakan Abdurrahman Wahid sebagai calon presiden.[12] Pemilihan presiden yang dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 1999 berpihak padaMegawati danGus Dur dengan hasil Gus Dur terpilih sebagai presiden dengan perolehan 373 suara, sementara Megawati hanya mendapatkan 313 suara.[13] Namun, karena mengetahui kerusuhan yang dilakukan oleh pendukung Megawati karena kekalahannya,Gus Dur menyadari bahwa Megawati harus menjadi wakil presiden dan PDI-P harus diakui sebagai partai pemenang pemilu. Maka, Gus Dur memerintah PKB untuk mendukung Megawati sebagai calon Wakil Presiden, Megawati kemudian mengalahkanHamzah Haz dan berhasil menjadi wakil presiden perempuan pertama di Indonesia.
PKB dalam sejarah politik Indonesia merupakan partai yang paling dinamis dalam hal sukses penguasaan dan kepemimpinan partai. Saat dibawah kepemimpinanMatori Abdul Djalil selaku ketua umum pertama PKB, PKB solid hingga mampu mendudukanGus Dur selaku deklarator PKB menjadi Presiden RI keempat. Gus Dur membentukKabinet Persatuan Nasional yang dianggotai oleh kader PKB. Diantara lain adalah tokoh sepertiAS Hikam,Khofifah Indar Parawansa,Mahfud MD danMuhammad Tolchah Hasan.
Namun pada 2001,Gus Dur dimakzulkan.[14] Sebelum Sidang Khusus MPR, anggota PKB setuju untuk tidak hadir sebagai lambang solidaritas. Namun,Matori Abdul Djalil, ketua PKB, bersikeras hadir karena ia adalah Wakil Ketua MPR. Dengan posisinya sebagai Ketua Dewan Syuro, Gus Dur menjatuhkan posisi Matori sebagai Ketua PKB pada tanggal 15 Agustus 2001 dan melarangnya ikut serta dalam aktivitas partai sebelum akhirnya mencabut keanggotaan Matori pada bulan November.[15] Pada tanggal 14 Januari 2002, Matori mengadakan Munas Khusus yang dihadiri oleh pendukungnya di PKB. Munas tersebut memilihnya kembali sebagai ketua PKB. Gus Dur membalasnya dengan mengadakan Munasnya sendiri pada tanggal 17 Januari, sehari setelah Munas Matori selesai[16] Musyawarah Nasional memilih kembali Gus Dur sebagai Ketua Dewan Penasihat danAlwi Shihab sebagai Ketua PKB. PKB Gus Dur lebih dikenal sebagai PKB Kuningan sementara PKB Matori dikenal sebagai PKB Batutulis.[17]Matori Abdul Djalil menjadi satu satunya anggota PKB yang menjadi menteri di pemerintahan Megawati diKabinet Gotong Royong.
Ketegangan kedua kubu PKB makin memanas setelah jalur musyawarah gagal mempertemukan kedua kubu. Bahkan adanya campur tangan olehNU tidak membuahkan hasil. Pada tahun 2002, NU menyatakan menyerah untuk menyelesaikan konflik kedua kubu tersebut[18] dan kedua kubu kemudian menempuh jalur hukum untuk menentukan siapa yang paling berhak menjadi pimpinan PKB.NU juga mewanti-wanti kepadaMegawati Soekarnoputri untuk tidak ikut campur tangan dalam konflik internal PKB.[8] Konflik internal tersebut berlangsung selama 2 tahun dan pada 2003,Makhamah Agung memenangkan gugatanGus Dur.[17][19]Matori Abdul Djalil yang kalah gugatan MA memutuskan untuk mendirikan partai baru, yakniPartai Kejayaan Demokrasi (PEKADE).[20]
Pada April 2004, PKB berpartisipasi dalamPemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Indonesia 2004, memperoleh 10.6% suara. UntukPemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2004, di mana rakyat akan memilih secara langsung, PKB memilihGus Dur sebagai calon presiden. Namun,Gus Dur gagal melewati pemeriksaan medis sehinggaKomisi Pemilihan Umum menolak memasukkannya sebagai calon. Gus Dur lalu mendukungSalahuddin Wahid yang merupakan pasangan dariWiranto. Pada 5 Juli 2004, Wiranto dan Salahuddin Wahid kalah dalam pilpres. Untuk pemilihan kedua antara pasanganYudhoyono-Kalla dengan Megawati-Muzadi, PKB sempat dilirik dukungan oleh kedua pihak peserta pemilihan presiden.[21] Menurut Wakil Ketua PKBMahfud MD, PKB memiliki peluang yang sama. Ketiga opsi itu adalah mendukung Mega-Hasyim, mendukung SBY-Kalla, dan bersikap netral. Secara pribadi, Mahfud MD memilih bersikap netral. Namun, sejumlah DPW PKB sudah menyatakan dukungan kepada SBY-Kalla. Namun, ada juga DPW yang menyatakan dukungan Mega-Hasyim.[21] Namun pada 1 September 2004, Gus Dur dan PKB menyatakan sikap untuk tidak mendukung kedua pihak koalisi dan memperbolehkan kader PKB untuk memilih sesuai hati nurani masing-masing.[22]
PKB mengawali pemerintahanSBY sebagai bagian dari oposisi. Pada Agustus 2005, Gus Dur menjadi salah satu pemimpin koalisi politik yang bernamaKoalisi Nusantara Bangkit Bersatu bersama berbagai tokoh nasional sepertiMegawati,Try Sutrisno,Wiranto danAkbar Tanjung. Koalisi ini kerap mengkritik kebijakan SBY. Namun, PKB kembali mengalami gejolak internal. Konflik kepengurusan tersebut terjadi setelahPemilu 2004, yakni munculnya PKB versiMuhaimin Iskandar hasil Muktamar Semarang yang didukungGus Dur dan PKB versiChoirul Anam hasil Muktamar Surabaya tahun 2005. PKB pimpinanChoirul Anam kemudian berubah menjadiPartai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) setelah secara hukum negara mengakui PKB versi Muhaimin. Setelah konflik ini, dinamika PKB relatif mereda sampai 2008.[23] Sebagai konsekuensi konflik tersebut, Gus Dur memecatAlwi Shihab danSaifullah Yusuf dari kepengurusan PKB.[17]
Konflik internal kembali terjadi pada tahun 2008 dengan isu dualisme kepengurusan kembali muncul. Kali ini, ada kepengurusan PKB versiMuhaimin Iskandar hasil Muktamar Ancol dan PKB versiAli Masykur Musa hasil Muktamar Parung, Bogor, yang didukungGus Dur.[23] Sebelumnya, memang beredar kabar bahwa alasan pemecatanCak Imin karena Cak Imin terlalu dekat dengan Istana.[17] Gus Dur juga sempat menuding PresidenSusilo Bambang Yudhoyono dan Wakil PresidenJusuf Kalla sebagai inisiator konflik PKB.[24] Namun kali ini,Gus Dur kalah karena pemerintahan SBY mengakui PKB versi Muktamar Ancol.[25] Perpecahan ini mengakibatkan putri Gus Dur,Yenny Wahid, untuk keluar dari PKB dan membentuk partai baru, yakniPartai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB).[26]
Perpecahan internal yang berlangsung dalam partai memberi imbasan terhadap perolehan suara PKB dalampemilu 2009. Berbagai analis prediksi bahwa suara PKB akan merosot tajam akibat konflik diantaraGus Dur danMuhaimin Iskandar yang mengakibatkan basis pemilih dariNU meninggalkan partai pilihannya untuk partai lain, terutama dengan perkembangan pesatPKNU yang mengancam dominasi PKB di kalangan pemilihnahdliyin.[27][28] Dalampemilu 2009, PKB hanya berhasil meraup 4,95% suara nasional dan meraih 27 kursi diDPR.[29] Hasil perolehan pemilu 2009 menjadi hasil terburuk yang pernah dicapai oleh PKB selama sejarah elektoralnya.
Sejak kekalahan PKB dalam pemilu legislatif, PKB berusaha memperbaiki jati partai untuk pemilu berikutnya. Hal ini dimulai dalampilpres 2009, dimana PKB dibawah pimpinanMuhaimin Iskandar memantapkan dukungan pencalonan kembaliSusilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden.[30] Meskipun PKB sempat menyodorkan namaCak Imin sebagai calon wakil presiden mendampingiSBY, PKB menolak melakukan upaya maneuver untuk berhendak demikian dan mendukung penuh pasangan SBY-Boediono.[31][32] Koalisi SBY yang juga terdiri dariPAN,PKS, danPPP memenangkanpilpres 2009 dengan hasil sebesar 60,8% suara nasional atau 73.874.562 suara.Cak Imin dan kader PKB lainnya,Helmy Faishal Zaini diangkat sebagai menteri diKabinet Indonesia Bersatu II.
Muhaimin Iskandar mulai melakukan beberapa upaya memperkuat kembali basis partai. Pada HUT PKB 2010,Cak Imin menegaskan PKB akan menjadi partai yang berdiri sendiri, bahkan menggalang partai lain.[33] Ia juga mengajak kader PKB yang sempat berselisih untuk bergabung kembali untuk membesarkan partai.[34] Cak Imin juga mengonsolidasi kembali kekuatan basis suaranahdliyin menjelang pemilu 2014.[35] Upaya ini membantu PKB kembali bangkit pada pemilu 2014 dengan meraup 11,29 juta suara (9,04%), dua kali lipat dari perolehan suaranya pada 2009.[36]
Dalam kontestasiPilpres 2014, PKB bersama partai PDI-P,NasDem danHanura mendukungGubernur DKI JakartaJoko Widodo sebagai calon presiden[37] danJusuf Kalla sebagai calon wakil presiden.[38]
Undang-Undang Partai Politik Tahun 2008 menyatakan bahwa partai politik diperbolehkan mencantumkan ciri-ciri tertentu yang mencerminkan aspirasi politiknya, sepanjang tidak bertentangan denganPancasila danUUD 1945.[39] Meski berbasis Islam, PKB mengidentifikasi sebagai partai nasionalis religius. Oleh sebab itu, sejak awal pendirian, PKB selalu menyatakan sebagai partai terbuka dalam pengertian lintas agama, suku, ras, dan lintas golongan.[40] PKB kerap berbeda haluan denganNahdlatul Ulama karena meskipun mendukung peran Islam dalam pemerintahan, PKB tidak memiliki dukungan yang sama dengan organisasi lama terhadaprepublik Islam yang secara eksplisit.[41] Sebagai contoh, PKB mendukung acaraMiss World 2013 yang diselenggarakan diBali walaupun ditolak olehNU dan ormas Islam konservatif lainnya.[42]
Sebagai partai yang didirikan oleh kyaiNahdlatul Ulama, PKB memiliki dukungan historis dengan kalangannahdliyin. Partai ini adalah anak kandung dari NU, begitu narasi yang kuat dikumandangkan dari tokoh-tokohnahdliyin.[23] Hasil pemilu memperkuat narasi tersebut karena basis pemilih PKB berada di wilayah-wilayah yang memiliki pengaruh kuat dariNU, terutama diJawa Timur danJawa Tengah. Hal ini tampak dari porsi sumbangan pemilih dari Jawa Timur dan Jawa Tengah yang lebih besar dibandingkan dengan provinsi lainnya.[23] Secara sosial ekonomi, mayoritas pemilih PKB yang berpendidikan tinggi meningkat enam kali lipat dibanding pemilu sebelumnya. Jumlah pemilih dari kalangan ibu rumah tangga dan aparat negara juga meningkat cukup signifikan. Di sisi lain, proporsi pemilih PKB yang berwirausaha cenderung berkurang.[8]
No. | Potret | Ketua Umum | Mulai Menjabat | Akhir Jabatan | Periode |
---|---|---|---|---|---|
![]() | Matori Abdul Djalil (1942-2007) | ||||
![]() | Alwi Shihab (1946-) | ||||
![]() | Muhaimin Iskandar (1966-) | ||||
Pemilu | Jumlah kursi | Jumlah suara | Persentase | Hasil | Urutan | Ketua umum |
---|---|---|---|---|---|---|
1999 | 51 / 462 | 13.336.982 | 12,61% | Partai baru;Pro-pemerintah | 4 | Matori Abdul Djalil |
2004 | 52 / 550 | 11.989.564 | 10,57% | ![]() | 3 | Alwi Shihab |
2009 | 27 / 560 | 5.146.122 | 4,94% | ![]() | 7 | Muhaimin Iskandar |
2014 | 47 / 560 | 11.298.957 | 9,04% | ![]() | 5 | Muhaimin Iskandar |
2019 | 58 / 575 | 13.570.097 | 9,69% | ![]() | 5 | Muhaimin Iskandar |
2024 | 68 / 580 | 16.115.655 | 10,62% | ![]() | 5 | Muhaimin Iskandar |
PadaPemilu 2024, PKB berhasil mendudukkan 220 kadernya menjadi anggota DPRD Provinsi di 37 provinsi. Selain itu, PKB berhasil mendudukkan kadernya sebagai KetuaDPRD Provinsi Jawa Timur.
Pemilu | Perolehan Kursi | Jumlah Provinsi | Provinsi Juara | Keterangan |
---|---|---|---|---|
2014 | 145 | 32 | Jawa Timur | Tidak memiliki perwakilan diDPRD ProvinsiBali danSulawesi Utara. |
2019 | ![]() | ![]() | tidak ada | Tidak memiliki perwakilan diDPRD ProvinsiBali danKepulauan Bangka Belitung. |
2024 | ![]() | ![]() | Jawa Timur | Tidak memiliki perwakilan diDPRD ProvinsiBali. |
|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)