Movatterモバイル変換


[0]ホーム

URL:


Lompat ke isi
WikipediaEnsiklopedia Bebas
Pencarian

Pembela Tanah Air

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dariPETA)
Untuk kegunaan lain, lihatPeta (disambiguasi).
Pembela Tanah Air
  • 郷土防衛義勇軍
  • Kyōdo Bōei Giyūgun
Bendera batalion PETA
Aktif3 Oktober 1943–15 Agustus 1945
NegaraHindia Belanda danMalaya Inggris
Aliansi Angkatan Darat Kekaisaran Jepang
Tipe unitInfanteri
PeranMempertahankanHindia Belanda yang diduduki Jepang danMalaya Inggris dari invasiSekutu
Jumlah personel66 Batalion di Jawa, 3 Batalion di Bali,ca 20.000 orang di Sumatra,ca 2.000 orang di Malaya
MarkasBogor,Jawa Barat
JulukanPETA
MotoIndonesia Akan Merdeka
Warna panji Ungu, Hijau, Merah, & Putih
Himne"Mars Tentara Pembela"Play
PertempuranPemberontakan PETA Blitar
Bagian dariseri mengenai
SejarahIndonesia
Kerajaan Kutai 400–1635
Kerajaan Kalingga 424–782
Tarumanagara 450–900
Kerajaan Melayu 671–1347
Sriwijaya 671–1028
Kerajaan Sunda 662–1579
Kerajaan Galuh 669–1482
Kerajaan Bima 709–1621
Mataram Kuno 716–1016
Kerajaan Bali 914–1908
Kerajaan Kahuripan 1019–1045
Kerajaan Janggala 1045–1136
Kerajaan Kadiri 1045–1221
Kerajaan Singasari 1222–1292
Majapahit 1293–1478
Kesultanan Peureulak 840–1292
Kerajaan Haru 1225–1613
Kesultanan Ternate 1257–1914
Kesultanan Samudera Pasai 1267–1521
Kesultanan Bone 1300–1905
Kerajaan Kaimana 1309–1963
Kesultanan Gowa 1320–sekarang
Kesultanan Limboto 1330–1863
Kerajaan Pagaruyung 1347–1833
Kesultanan Brunei 1368–1888, sekarangBrunei
Kesultanan Gorontalo 1385–1878
Kesultanan Melaka 1405–1511
Kesultanan Sulu 1405–1851
Kesultanan Cirebon 1445–1677
Kesultanan Demak 1475–1554
Kesultanan Bolango 1482–1862
Kesultanan Aceh 1496–1903
Kerajaan Balanipa 1511–sekarang
Kesultanan Banten 1526–1813
Kesultanan Banjar 1526–sekarang
Kerajaan Kalinyamat 1527–1599
Kesultanan Johor 1528–1877
Kesultanan Pajang 1568–1586
Kesultanan Mataram 1586–1755
Kerajaan Fatagar 1600–1963
Kesultanan Jambi 1615–1904
Kesultanan Bima 1620–1958
Kesultanan Palembang 1659–1823
Kesultanan Sumbawa 1674–1958
Kesultanan Kasepuhan 1679–1815
Kesultanan Kanoman 1679–1815
Kesultanan Siak 1723–1945
Kesunanan Surakarta 1745–sekarang
Kesultanan Yogyakarta 1755–sekarang
Kesultanan Kacirebonan 1808–1815
Kesultanan Deli 1814–1946
Kesultanan Lingga 1824–1911
Negara lainnya
Kolonialisme Eropa
Portugis 1512–1850
VOC 1602–1800
Jeda kekuasaan Prancis dan Britania 1806–1815
Hindia Belanda 1800–1949
Kemunculan Indonesia
Kebangkitan Nasional 1908–1942
Pendudukan Jepang 1942–1945
Revolusi Nasional 1945–1949
Kemerdekaan
Revolusi Nasional Indonesia 1945–1949
Masa Kemerdekaan 1945–1949
Republik Indonesia Serikat 1949–1950
Demokrasi Liberal 1950–1959
Demokrasi Terpimpin 1959–1965
Transisi 1965–1966
Orde Baru 1966–1998
Reformasi 1998–sekarang
Garis waktu
 Portal Indonesia

Tentara Sukarela Pembela Tanah Air (Jepang:郷土防衛義勇軍code: ja is deprecated,Hepburn:Kyōdo Bōei Giyūgun) atauPembela Tanah Air (PETA) adalah satuan paramiliter yang dibentukJepang diIndonesia padamasa pendudukan Jepang. PETA dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943 sebagai tentara sukarela berdasarkan maklumatOsamu Seirei No. 44 yang diumumkan oleh PanglimaAngkatan Darat ke-16,Letnan JenderalKumakichi Harada. Pelatihan pasukan PETA dipusatkan di kompleks militer diBogor.

Tentara PETA telah berperan besar dalamPerang Kemerdekaan Indonesia. Beberapa tokoh nasional yang dulunya tergabung dalam PETA antara lain mantan presidenJenderal Besar TNISoeharto danJenderal Besar TNISoedirman. Veteran tentara PETA telah menentukan perkembangan dan evolusimiliter Indonesia, mulai dari pembentukanBadan Keamanan Rakyat (BKR),Tentara Keamanan Rakyat (TKR),Tentara Keselamatan Rakyat,Tentara Republik Indonesia (TRI), hingga akhirnya menjadiTentara Nasional Indonesia (TNI). Karena hal ini, PETA dianggap sebagai salah satu cikal bakal dari Tentara Nasional Indonesia.

Sejarah

[sunting |sunting sumber]

Awal pembentukan

[sunting |sunting sumber]

Setelah Jepangmenguasai Hindia Belanda,pemerintahan militer Jepang mulai membentuk berbagai organisasi bagi rakyat Indonesia untuk kebutuhan pendudukan dan kebutuhan perang Jepang diPerang Pasifik. Akan tetapi, Jepang tidak membuka perekrutan untuk personel militer, kecuali dengan kapasitas yang sangat terbatas sepertiHeiho. Meski begitu, niat untuk membentuk satuan militer yang terdiri dari penduduk lokal sudah ada sejak awal pendudukan. Letnan SatuMotoshige Yanagawa dariBeppan (gugus tugas khusus dari Angkatan Darat ke-16) memulainya dengan mendirikanSeinen Dōjō (青年道場code: ja is deprecated, 'Dojo Pemuda') diTangerang pada bulan Januari 1943, yang berfungsi sebagai tempat pelatihan kemampuan semimiliter bagi para pemuda.[1] Kemudian,Seinendan (Barisan Pemuda) diresmikan pada tanggal 9 Maret 1943.

Keterlibatan penduduk lokal

[sunting |sunting sumber]
Tentara PETA sedang latihan di Bogor pada tahun 1944
Mars PETA dalam pembukaan video propaganda Jepang yang diproduksi oleh Keimin Bunka Shidosho (Lembaga Kebudayaan Jepang di Indonesia)

Pada tanggal 16 Juni 1943, Perdana Menteri JepangHideki Tojo mengumumkan dalam Sidang Parlemen Jepang ke-82, bahwa pendudukPulau Jawa akan mulai dilibatkan dalam urusanpemerintahan dalam negeri di Pulau Jawa.[2] Sebagai bagian dari rencana tersebut, pemerintahan Jepang di Pulau Jawa mulai menyusun rencana untuk mendirikan satuan militer beranggotakan penduduk lokal yang berfungsi sebagai kekuatan pertahanan. Supaya rencana ini dapat menarik minat masyarakat,Beppan memutuskan bahwa permohonan pembentukan satuan tersebut harus dilakukan oleh orang Indonesia sendiri. Motoshige Yanagawa kemudian memilihRaden Gatot Mangkoepradja untuk membuat permohonan tersebut. Gatot Mangkoepradja dipilih karena ia telah menyampaikan aspirasi tentang pentingnya satuan militer bagi Indonesia kepada pemerintahan Jepang sejak bulan Mei 1942.[3] Motoshige Yanagawa bertemu dengan Gatot Mangkoepradja diJakarta pada tanggal 5 September 1943 untuk mendiskusikan hal tersebut. Diskusi dilanjutkan denganBeppan pada keesokan harinya.[4]

Dukungan dan perekrutan

[sunting |sunting sumber]

Pada tanggal 7 September 1943, Gatot Mangkoepradja mengirimkan surat kepadaGunseikan (軍政官code: ja is deprecated, 'Kepala Pemerintahan Militer Jepang') Letnan JenderanShinshichiro Kokubu, yang berisi permohonan agar bangsa Indonesia diperkenankan membantu usaha militer Jepang di medan perang secara langsung melalui sebuah "Barisan Pembela".[4][5] DiTokyo, pernyataan serupa juga disampaikan olehSoetardjo Kartohadikoesoemo danDr. Boentaran Martoatmodjo pada kesempatan terpisah.[6][7] Keesokan harinya, pada 8 September 1943, surat milik Gatot Mangkoepradja dipublikasikan dikoranAsia Raya.[8] Setelah penerbitan surat tersebut, selama beberapa hari setelahnya, berbagai surat kabar juga memuat aspirasi-aspirasi senada dari berbagai kalangan.[9][10] Pada tanggal 10 September 1943,R.A. Latief Hendraningrat juga mengirimkan surat kepadaGunseikan, yang berisi permohonan untuk melibatkan anggotaSeinendan dalam perang.[11] Permohonan pembentukan satuan militer juga diusulkan oleh sepuluh ulama:K.H. Mas Mansyur, K.H. Adnan,Dr. Abdul Malik Karim Amrullah,Guru H. Mansur,Guru H. Cholid,K.H. Abdul Madjid,Guru H. Jacob,K.H. Djunaedi,U. Mochtar, danH. Mohammad Sadri, yang menuntut agar segera dibentuk tentara sukarela bukan wajib militer yang akan mempertahankan Pulau Jawa.[12] Permohonan ini dimuat pada koran Asia Raya edisi13 September1943.[butuh rujukan] Dukungan terhadap pembentukan satuan militer juga disampaikan oleh beberapa tokoh, sepertiDr. Radjiman Widjodiningrat,R.Ng. Dwidjosewojo,Frits Laoh,Dr. A. Rasjid,Dr. H. A. Karim Amrullah, danH. Agoes Salim.[13]

Berbagai ungkapan dukungan ini selaras dengan strategi Jepang yang ingin membangkitkan semangatpatriotisme rakyat Indonesia dengan memberi kesan bahwa usul pembentukan pasukan militerpribumi berasal dari kalangan pemimpin Indonesia sendiri. Pengusulan oleh golongan agama juga bertujuan untuk membangkitkan rasa cinta tanah air yang berdasarkan ajaran agama. Hal ini kemudian diperlihatkan dalambendera PETA yang terdiri dari unsurmatahari terbit (lambangKekaisaran Jepang) sertabulan sabit dan bintang (simbol kepercayaanIslam).

Pada tanggal 3 Oktober 1943, Panglima Angkatan Darat ke-16 menerbitkanOsamu Seirei No. 44 (治政令第44号code: ja is deprecated,Osamu Seirei Dai-44 Gō) yang memutuskan pembentukan tentara sukarela di Pulau Jawa. Isi dariOsamu Seirei No. 44 adalah sebagai berikut:[14]

Pamflet rekrutmen PETA. KoleksiMuseum Bahari, Jakarta.

Osamu Seirei No. 44 tentang Pembentukan Pasukan Sukarela untuk Membela Tanah Jawa

Pasal 1
Mengingat semangat yang berkobar-kobar serta juga memenuhi keinginan yang sangat dari 50 juta penduduk di Jawa, yang hendak membela tanah airnya dengan sendiri, maka Balatentara Dai Nippon membentuk Tentera Pembela Tanah Air, yakni pasukan sukarela untuk membela Tanah Jawa dengan penduduk asli, ialah berdiri atas dasar cita-cita membelaAsia Timur Raya bersama-sama.[a]

Pasal 2
Pasukan Tentara Sukarela Pembela Tanah Air ini, dibentuk dengan penduduk asli yang memajukan diri untuk kewajiban membela tanah airnya, dan ditempatkan di dalamnya sejumlah opsir Nippon sebagai pendidik.[b]

Pasal 3
Pasukan Tentara Sukarela Pembela Tanah Air termasuk di bawah pimpinanSaikoo Sikikan dan wajib menerima perintahnya.[c]

Pasal 4
Pasukan Tentara Sukarela Pembela Tanah Air harus insaf akan cita-cita dan kepentingan pekerjaan pembela tanah air, serta wajib turut membela tanah airnya di dalamSyuu masing-masing terhadap negerisekutu, di bawah pimpinan Balatentera Dai Nippon.[d]

— Saikoo Sikikan (最高指揮官code: ja is deprecated,Saikō Shikikan)

Perekrutan mulai dibuka pada bulan Oktober dan November 1943, bergantung pada jenjang kepangkatannya.[14] Pada pembentukannya, banyak anggotaSeinendan yang menjadi anggota senior dalam barisan PETA.

Pemberontakan

[sunting |sunting sumber]
Artikel utama:Pemberontakan PETA Blitar

Pada tanggal 14 Februari 1945, sebagian pasukan PETA BatalionBlitar melakukan pemberontakan di bawah pimpinanSoeprijadi. Pemberontakan ini dipicu oleh kemarahan personel Batalion Blitar yang menyaksikan buruknya kondisi masyarakat sekitar serta penderitaan yang dialami olehromusa. Tujuan dari pemberontakan ini adalah membunuh setiap prajurit Jepang yang ditemui di wilayah Blitar. Akan tetapi, pemberontakan ini terendus lebih awal sehingga prajurit Jepang di sekitar markas batalion telah lebih dulu pergi. Pemberontakan berlangsung selama beberapa hari, dan berhasil dipadamkan terutama oleh pasukan pribumi yang tak terlibat pemberontakan, baik dari satuan PETA sendiri maupun dariHeiho. Soeprijadi dinyatakan hilang dalam peristiwa ini. Dari sekitar 360 orang yang terlibat pemberontakan, 55 di antaranya ditangkap. Terdapat 6 orang yang dijatuhihukuman mati. Hukuman dilaksanakan di Eereveld (sekarangAncol) pada tanggal 16 Mei 1945.[butuh rujukan]

Pembubaran

[sunting |sunting sumber]

Pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelahproklamasi kemerdekaan Indonesia, berdasarkan perjanjiankapitulasi Jepang denganBlok Sekutu, Tentara Kekaisaran Jepang memerintahkan para batalion PETA untuk menyerah dan menyerahkan senjata mereka. Sebagian besar pasukan PETA mematuhi perintah ini.Presiden Republik Indonesia yang baru saja dilantik,Sukarno, mendukung pembubaran ini daripada mengubah PETA menjaditentara nasional. Hal ini dilakukan untuk menghindari potensi adanya tuduhan dari Blok Sekutu bahwa Indonesia yang baru lahir adalahkolaborator Kekaisaran Jepang karena ia memperbolehkan milisi yang diciptakan Jepang ini dilanjutkan.[16][17][18] Sehari kemudian, pada tanggal 19 Agustus 1945, Panglima Angkatan Darat Ke-16 di Jawa, Letnan JenderalNagano Yuichiro, mengucapkan pidato perpisahan kepada para anggota PETA.

Peran dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia

[sunting |sunting sumber]
Pemuda Indonesia dalam pelatihan diSeinen Dojo yang kemudian menjadi anggota PETA

Tentara mantan personel PETA turut menjadi komponen militer Indonesia selama masaperang kemerdekaan. Mantan Tentara PETA menjadi bagian penting pembentukanTentara Nasional Indonesia (TNI), mulai sejak dibentuknyaBadan Keamanan Rakyat (BKR),Tentara Keamanan Rakyat (TKR),Tentara Keselamatan Rakyat,Tentara Republik Indonesia (TRI), hingga akhirnya menjadi TNI. Personel lulusan pendidikan PETA menjadi kelompok dominan di era awal militer Indonesia karena pada masa pendudukan Belanda, pelatihan militer untuk penduduk pribumi tidak diberikan secara besar-besaran, sehingga tidak banyak yang mewarisi pendidikan militer ala Belanda.

Untuk mengenang perjuangan tentara PETA, pada tanggal 18 Desember 1995, diresmikanmonumen PETA yang terletak di Bogor, bekas markas besar PETA.

Struktur

[sunting |sunting sumber]

Unit-unit PETA dibentuk dalam satuan setingkat batalion yang disebutdaidan (大団code: ja is deprecated). Satu batalion terdiri dari sekitar 500 orang, setengah ukuran dari batalion tentara Jepang (大隊code: ja is deprecated,daitai). Setiap batalion bertugas untuk melindungi setidaknya satukabupaten, sehingga terdapat dua hingga lima batalion yang ditempatkan pada satukeresidenan. Batalion PETA berada di bawah komando tentara Jepang setempat. Setiap batalion dipimpin seorang komandan batalion (大団長code: ja is deprecated,daidanchō), dan dibagi menjadi satuan-satuan yang lebih kecil yang, secara berurutan dari yang paling besar hingga yang paling kecil, masing-masing dipimpin oleh komandan kompi (中団長code: ja is deprecated,chūdanchō), komandan peleton (小団長code: ja is deprecated,shōdanchō), dan komandan regu (部団長code: ja is deprecated,budanchō). Para perwira ini dilatih diJawa Bōei Giyūgun Kanbu Renseitai (ジャワ防衛義勇軍幹部錬成隊code: ja is deprecated, 'Korps Pelatihan Kadet Tentara Sukarela Pertahanan Jawa') yang terletak di kompleks militer di Bogor. Setelah menuntaskan pendidikan, mereka ditempatkan di daerah asalnya dan bertugas merekrut serta melatih pemuda setempat untuk menjadi prajurit (義勇兵code: ja is deprecated,giyūhei, 'tentara sukarela').[5]

Pada awal didirikannya PETA, terdapat 35 batalion yang dibentuk di seluruh Pulau Jawa, menyesuaikan dengan jumlahdaitai yang ada. Jumlah ini kemudian bertambah hingga pada akhir tahun 1944 terdapat 66 batalion di Pulau Jawa dan 3 batalion diPulau Bali. Pada akhir tahun 1945, setidaknya terdapat 35.800 personel yang ditempatkan di Pulau Jawa dan 1.600 personel di Pulau Bali.[5]

Daftar Batalion PETA[19]
KeresidenanBatalionKomandan BatalionLatar belakangPerwira lain
BantenILabuhanToebagus Achmad ChatibUlamaSoehadisastra
IIKondangsari MalingpingE. Ojong TemajaUlamaM.B. Soetman
IIICilegon-SerangSjam'oenUlamaZainoel Falah
IVPandeglangOeding SoejatmadjaMoestaram
JakartaIHarmoniKasman SingodimedjoLulusanRHS, mantan KetuaJIB danMIAIMoeffreni Moe'min
Latief Hendraningrat
IIPurwakartaSoerjodipoeroMoersid
BogorIJampang KulonR. Abdullah bin NoehUlamaHoesen Aleksah
IIPelabuhan RatuM. BasoeniUlamaMoelja
IIISukabumiKafrawiMachmoed
IVCibeber CianjurR. Goenawan ResmipoetroM. Ishak Djoearsa
PrianganITasikmalayaK.H. SoetalaksanaUlamaAbdoellah Saleh
IIPangandaranK.H. PardjamanUlamaK. Hamid
IIIBandungIljas SasmitaPermana
Oemar Wirahadikoesoemah
IVCimahiAroedji KartawinataLulusanMULO, mantan petinggiPSIISoeparjadi
Poniman
Soepardi
VGarutR. Sofjan IskandarKatamsi Sutisna
CirebonICirebonAbdoelgani SoerjokoesoemoRoekman
IIMajalengkaR. Zaenal Asikin JoedibrataSoearman
PekalonganIPekalonganIskandar IdrisUlamaAjoeb
IITegalK.H. DoerjatmanUlamaSoemardjono
BanyumasICilacapR. SoetirtoR. Hartojo
IISumpiuhR. Soesalit DjojoadhiningratZaelan Asikin
IIIKroyaSoedirmanLulusan sekolah pendidikan guruMuhammadiyah, guru sekolah MuhammadiyahSoepardjo Roestam
IVBanyumasIsdiman
Gatot Subroto
Sarengat
KeduIGombongR. Abdoel Kadir
Bambang Sugeng
R. Soetrisno
IIMagelangMuhammad SusmanSoegiardjo
Soepangkat
III GombongDjoko KoesoemoSlamet
Achmad Yani
Sarwo Edhie Wibowo
IVPurworejoMoekahar RonohadikoesoemoTjiptoroso
SemarangIMricanR. Oesman
Soetrisno Soedomo
Soejadi
IIWeleri/KendalR. Soedijono Taroeno KoesoemoSoeparman Soemahamidjaja
PatiIPatiKoesmoro Hadidewo
IIRembangHolan IskandarSoekardi
IIIJeparaPrawiro AtmodjoSoekardji
YogyakartaIWatesD. MartojomenoSudjiono
IIBantulMochamad SalehLulusan sekolah pendidikan guru, guru sekolah MuhammadiyahSoepardi Pardi Pranoto
Soegiono
IIIPingitSoendjojo PoerbokoesoemoDarjatmo
Soeharto
IVWonosariMoeridan NotoNoedi
SurakartaIManahanR.M. Moeljadi DjojomartonoUlamaSoeprapto Soekawati
Djatikusumo
IIWonogiriK.H. IdrisUlamaBoediman
BojonegoroIBabatK.H. Masjkur
Soedirman
UlamaOetojo Oetomo
IIBancarMasriR. Rachmat
IIITubanSoemadi SastroatmodjoSoemardjo
MadiunIMadiunAgoes TojibMoemardjo
IIPacitanAkoeb GoelanggeR. Soebagijo
IIIPonorogoM. SoedjonoSoedijat
KediriITulungagungSoediroToeloes
IIBlitarSoerachmadSoekandar
Moeradi
Soeprijadi
IIISukorameA. Joedodiprodjo
Soejoto Djojopoernomo
Mashoedi Soedjono
SurabayaIGunung SariSoetopoDokterMasdoeki Aboedardja
IISidoarjoR. Moehammad MangoendiprodjoLulusanOSVIABambang Joewono
IIIMojokertoKatamhadiOesman
IVGresikK.H. Cholik Hasjim
Moestopo
Ulama
LulusanSTOVIT,dokter gigi
Jondat Modjo
MalangIGondanglegiK. Iskandar SoelaemanUlamaSoemarto
IILumajangM. Soejo AdikoesoemoS. Hardjo Hoedojo
IIIPasuruanArsjid KromodihardjoSlamet
IVMalangImam Soedja'iSoekardani
VProbolinggoSoedarsonoSoemitro
BesukiIKencong JemberSoewito
Soediro
Soekarto
IIBondowosoK.H. Tahiroeddin Tjokro AtmodjoUlamaRosadi
IIIBenculuk BanyuwangiSoekotjoImam Soekarto
IVRambipuji JemberSurodjo
Astiklah
Soebandi
VSukowidi BanyuwangiR. Oesman SoemodinotoSoedarmin
MaduraIPamekasanK.H. R. Amin Dja'farUlamaR. Moehammad Saleh
IIBangkalanRoeslan TjakraningratHafiloedin
IIIBatang BatangAbdoel MadjidAchmad Basoeni
IVAmbuntenAbdoel Hamid MoedhariUlamaSoeroso
VKetapangTroenodjojoMochamad Sabirin
BaliINegaraI Made PoetoeI Wayan Moedana
IITabananI Goesti Ngoerah Gede PoegengIda Bagoes Tongka
IIIKlungkungAnak Agoeng Made AgoengI Made Geria

Tokoh Indonesia lulusan PETA

[sunting |sunting sumber]

Beberapa tokoh Indonesia yang merupakan lulusan PETA antara lain:

Lihat pula

[sunting |sunting sumber]

Rujukan

[sunting |sunting sumber]

Catatan

[sunting |sunting sumber]
  1. ^大日本軍は、大東亜共同防衛精神に則り、ジャワ5千万民衆の熱々たる郷土防衛の意気に応え、原住民を以て、ジャワ防衛義勇軍を編成す。[15]
    'Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang, dilandasi semangat pertahanan bersama Asia Timur Raya, menjawab hasrat yang membara dari 50 juta masyarakat Pulau Jawa untuk membela tanah air, dengan membentuk Tentara Sukarela Pertahanan Jawa yang terdiri dari rakyat pribumi.'
  2. ^ジャワ防衛義勇軍は、郷土防衛に挺身を志願する原住民をもって編成し、一部の日本軍指導官を附す。[15]
    'Tentara Sukarela Pertahanan Jawa dibentuk dari rakyat pribumi yang bergabung secara sukarela untuk membela tanah air dan mematuhi instruktur dari Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang.'
  3. ^ジャワ防衛義勇軍は、最高指揮官に隷す。[15]
    'Tentara Sukarela Pertahanan Jawa tunduk padaSaikō Shikikan (最高指揮官code: ja is deprecated, 'Komandan Tertinggi').'
  4. ^ジャワ防衛義勇軍は、郷土防衛精神に徹し、米英蘭に対し、各州郷土の防衛に任ず。[15]
    'Tentara Sukarela Pertahanan Jawa berkomitmen untuk membela tanah air, bertugas menghadapi Sekutu, dan bertanggung jawab atas pertahanan di masing-masingShū asalnya.'

Referensi

[sunting |sunting sumber]
  1. ^Sato 2010, hlm. 194.
  2. ^Nippon Eigasha (1943-07-01).Bezoek generaal Tojo en instelling van de centrale raad van advies (video). Batavia/Tokyo. 
  3. ^Sato 2010, hlm. 197.
  4. ^abSato 2010, hlm. 193.
  5. ^abcKulsum, Kendar Umi (2021-02-17)."Tentara Peta: Sejarah Pembentukan dan Pemberontakan di Blitar 1945".Kompas.id. 
  6. ^Asia Raya 1943a.
  7. ^Asia Raya 1943b.
  8. ^Mangkoepradja 1943.
  9. ^Sato 2010, hlm. 195.
  10. ^Machfoeld 1943.
  11. ^Domei 1943a.
  12. ^Suryanegara 1996.
  13. ^Domei 1943b.
  14. ^abAsia Raya 1943c.
  15. ^abcdShiraishi 1974, hlm. 16.
  16. ^Ricklefs 1981, hlm. 194.
  17. ^Sunhaussen 1982, hlm. 2-4.
  18. ^Bachtiar 1988, hlm. 12.
  19. ^Suryanegara 2010, hlm. 68-80.

Daftar pustaka

[sunting |sunting sumber]
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembela_Tanah_Air&oldid=26999391"
Kategori:
Kategori tersembunyi:

[8]ページ先頭

©2009-2025 Movatter.jp