Movatterモバイル変換


[0]ホーム

URL:


Lompat ke isi
WikipediaEnsiklopedia Bebas
Pencarian

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

Checked
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dariPDI-P)

Page version status

Ini adalah versi yang telah diperiksa dari halaman ini

Ini adalahversi stabil,diperiksa pada tanggal12 Maret 2025.Adaperubahan templat/berkas menunggu peninjauan.
Halaman yang dilindungi semi
Penyuntingan Artikel oleh penggunabaru atauanonim untuk saat initidak diizinkan.
Lihatkebijakan pelindungan danlog pelindungan untuk informasi selengkapnya. Jika Anda tidak dapat menyunting Artikel ini dan Anda ingin melakukannya, Anda dapat memohonpermintaan penyuntingan, diskusikan perubahan yang ingin dilakukan dihalaman pembicaraan,memohon untuk melepaskan pelindungan,masuk, ataubuatlah sebuah akun.
Artikel ini bukan mengenaiPartai Demokrasi Indonesia atauPartai Demokrat (Indonesia).
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
SingkatanPDI-P/PDIP
PDI Perjuangan
Ketua umumMegawati Sukarnoputri
Sekretaris JenderalHasto Kristiyanto
Ketua Fraksi diDPRUtut Adianto
Dibentuk10 Januari 1973; 52 tahun lalu (1973-01-10) (sebagaiPDI)[1][2]
15 Februari 1999; 26 tahun lalu (1999-02-15) (sebagai PDI Perjuangan)
Didahului olehPDI (de facto transformasinya)[2]
Kantor pusatJl. Diponegoro No. 58,Menteng, Jakarta Pusat 10310
Sayap pemudaTMP (Taruna Merah Putih)
BMI (Banteng Muda Indonesia)
Sayap IslamBAMUSI (Baitul Muslimin Indonesia)
Sayap TionghoaKITA Perjuangan (Komunitas Indonesia Tionghoa Perjuangan)
Keanggotaan472.643 (2024)[3]
IdeologiPancasila[4][5]
Demokrasi sosial[6]
Liberalisme sosial[7]
Nasionalisme Indonesia[8][9][10][11]
Nasionalisme ekonomi[9]
Populisme[9][12]
Progresivisme[13]
Sekularisme[8][4][7][9][14]
Faksi:
Marhaenisme[15]
Soekarnoisme[9][16]
Posisi politikKiri-tengah[10][17]
Afiliasi internasionalAliansi Progresif[18]
Jaringan Demokrasi Sosial di Asia (en)[6]
Dewan Liberal dan Demokrat Asia[19]
Kursi diDPR
110 / 580
Kursi diDPRD I
389 / 2.372
Kursi diDPRD II
2.810 / 17.510
Situs web
pdiperjuangan.id

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) adalah sebuahpartai politik di Indonesia berposisikiri-tengah. Sejak tahun 2014, partai ini telah menjadi partai penguasa dan terbesar diDewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan 128 kursi. Partai ini saat ini dipimpin olehMegawati Soekarnoputri, yang menjabat sebagai Presiden Indonesia dari tahun 2001 hingga 2004.Partai Ini bagian dari mantan Presiden Indonesia Ke-7Joko Widodo (Jokowi)

Asal-usul PDI-P dapat ditelusuri kembali ke masa-masa ketika Megawatidipaksa keluar dari kepemimpinanPartai Demokrasi Indonesia (PDI) oleh pemerintahOrde Baru di bawah kepemimpinanSoeharto pada tahun 1996. Setelahpengunduran diri Soeharto dan pencabutan pembatasan terhadap partai politik, Megawati mendirikan partai ini. PDI-P memenangkan mayoritas suara dalampemilihan legislatif 1999, dan Megawatimenjadi presiden pada bulan Juli 2001, menggantikanAbdurrahman Wahid. Setelah masa jabatannya berakhir, PDI-P menjadi oposisi pada masa pemerintahanSusilo Bambang Yudhoyono. PDI-P kembali berkuasa setelahpemilihan legislatif 2014.

PDI-P adalah anggota dariDewan Liberal dan Demokrat Asia danAliansi Progresif.

Sejarah

Kantor pusat partai di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta

Awal Berdirinya PDI-P

Pada Kongres Nasional 1993,Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai Ketua UmumPartai Demokrasi Indonesia, salah satu dari tiga partai politik yang diakui oleh pemerintahan "Orde Baru"Presiden Soeharto. Hasil ini tidak diakui oleh pemerintah, yang terus mendorong Budi Harjono, calon ketua umum yang dipilihnya, untuk dipilih. Kongres Khusus diadakan di mana pemerintah mengharapkan Harjono terpilih, tetapi Megawati sekali lagi muncul sebagai pemimpin terpilih. Posisinya semakin terkonsolidasi ketika Majelis Nasional PDI meratifikasi hasil kongres.

Pada bulan Juni 1996, Kongres Nasional kembali diadakan diKota Medan, di mana Megawati tidak diundang; anggota anti-Megawati hadir. Dengan dukungan pemerintah,Suryadi, mantan ketua umum, terpilih kembali menjadi Ketua Umum PDI. Megawati menolak mengakui hasil kongres ini dan terus memandang dirinya sebagai pemimpin sah PDI.

Pagi 27 Juli 1996, Suryadi mengancam akan mengambil kembali markas PDI di Jakarta.[20] Para pendukung Suryadi (kabarnya dengan dukungan Pemerintah)menyerang Markas Besar PDI dan menghadapi perlawanan dari pendukung Megawati yang ditempatkan di sana sejak Kongres Nasional di Medan. Dalam bentrokan berikutnya, pendukung Megawati berhasil bertahan di markas. Kerusuhan pun terjadi—pada tahap yang dianggap terburuk yang pernah dilihat Jakarta pada masa "Orde Baru"—yang disusul dengan tindakan keras pemerintah. Pemerintah kemudian menuding kerusuhan itu terjadi padaPartai Rakyat Demokratik (PRD). Meski digulingkan sebagai ketua oleh Suryadi dan pemerintah, acara tersebut sangat mengangkat profil Megawati, memberikan simpati dan popularitas nasional.

PDI kini terpecah menjadi dua fraksi, Megawati dan Suryadi. Fraksi Megawati ingin berpartisipasi dalampemilihan legislatif 1997, tetapi pemerintah hanya mengakui fraksi Suryadi sebagai partai yang sah. Dalam pemilu, Megawati dan pendukungnya memberikan dukungan kepadaPartai Persatuan Pembangunan dan PDI hanya meraih 3% suara. Menyusulpengunduran diri Soeharto dan pencabutan batasan "Orde Baru" pada partai politik nasional, Megawati mendeklarasikan pembentukan PDIP, menambahkan sufiks "perjuangan" untuk membedakan fraksi partainya dari fraksi yang didukung pemerintah. Dia terpilih sebagai ketua umum PDIP dan dinominasikan sebagai wakil presiden pada tahun 1999.De facto PDI-P menjadi sebuah transformasi PDI lama.[1][2]

1999-2004: Pemenang Pemilu, Pemerintahan Gus Dur-Megawati, Pemecahan Internal Partai

PDI-P sejauh ini merupakan partai politik paling populer padapemilu legislatif tahun 1999.[1][21] Dengan perolehan suara 33%, PDI-P tampil dengan perolehan suara terbesar.[21] Menjelang Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tahun 1999, PDI-P diperkirakan akan kembali memainkan peran dominan. Meski memenangkan pemilu legislatif, PDI-P tidak meraih mayoritas absolut. Meski begitu, PDI-P tidak pernah berkoalisi dengan partai politik lain menjelang Sidang Umum MPR tahun 1999. Hal yang paling dekat dengan PDI-P terhadap koalisi adalah aliansi longgar denganPartai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dipimpinAbdurrahman Wahid. Jabatan presiden tampaknya akan diperebutkan olehMegawati dan petahanaBJ Habibie dariGolkar yang sedang mencari masa jabatan kedua. Namun, Ketua MPRAmien Rais punya pemikiran lain dengan membentuk koalisi bernamaPoros Tengah yang beranggotakan partai-partai Islam. Amien juga mengumumkan keinginannya untuk mencalonkan Wahid sebagai presiden. PKB, yang aliansinya dengan PDI-P tidak pernah kokoh, kini berpindah ke Poros Tengah. Golkar kemudian bergabung dalam koalisi ini setelah pidato pertanggungjawaban Habibie ditolak dan ia mengundurkan diri dari pencalonan. Hal ini terjadi pada Megawati dan Wahid. Wahid, dengan koalisi kuat yang mendukungnya, terpilih sebagai presiden Indonesia ke-4 dengan 373 suara dibandingkan Megawati dengan 313 suara. Para pendukung PDI-P sangat marah. Sebagai pemenang pemilu legislatif, mereka juga berharap bisa memenangkan pemilu presiden. Massa PDI-P mulai melakukan kerusuhan di kota-kota sepertiJakarta,Solo danMedan.Bali yang biasanya damai juga terlibat dalam protes pro-Megawati. Wahid kemudian menyadari perlunya pengakuan terhadap status PDI-P sebagai pemenangPemilu Legislatif. Dengan itu, dia mendorong Megawati untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden. Megawati menolak tawaran itu karena melihat dirinya harus menghadapi lawan sepertiHamzah Haz dariPartai Persatuan Pembangunan (PPP), sertaAkbar Tanjung danWiranto dari Golkar. Setelah beberapa kali dipolitisasi oleh Wahid, Akbar dan Wiranto mengundurkan diri dari pencalonan. Wahid juga memerintahkan PKB untuk mendukung Megawati. Dia kini percaya diri dan berkompetisi dalam pemilihan wakil presiden, dan terpilih dengan 396 suara dibandingkan 284 suara Hamzah.

Kongres PDI-P Pertama diadakan diSemarang,Jawa Tengah pada bulan April 2000, di mana Megawati terpilih kembali sebagai ketua PDI-P untuk masa jabatan kedua. Kongres tersebut tercatat sebagai salah satu tempat di mana ia mengkonsolidasikan posisinya di dalam PDI-P dengan mengambil tindakan keras untuk menyingkirkan calon pesaingnya.[22] Pada pemilihan ketua umum, muncul dua calon lainnya,Eros Djarot danDimyati Hartono. Keduanya mencalonkan diri karena tak ingin Megawati menjabat Ketua Umum PDI Perjuangan merangkapWakil Presiden. Bagi Eros, saat akhirnya mendapat pencalonan dari cabangJakarta Selatan, muncul permasalahan keanggotaan dan membuat pencalonannya batal. Dia kemudian tidak diizinkan pergi dan berpartisipasi dalam kongres. Kecewa dengan apa yang dianggapnya sebagai kultus kepribadian yang berkembang di sekitar Megawati, Eros meninggalkan PDI-P dan pada bulan Juli 2002, membentukPartai Nasional Benteng Kerakyatan (PNBK). Bagi Dimyati, meski pencalonannya tidak mendapat perlawanan sekeras Eros, ia dicopot dari jabatan Ketua Umum PDI-P Cabang Pusat. Ia tetap mempertahankan posisinya sebagai anggotaDewan Perwakilan Rakyat (DPR) namun pensiun pada Februari 2002. Dimyati kemudain membentuk Partai Indonesia Tanah Air (PITA) pada April 2002.

Meski tidak mendukung Wahid sebagai presiden, anggota PDI-P mendapat posisi menteri di kabinetnya karena posisi Megawati sebagai wakil presiden. Seiring berjalannya waktu, seperti halnya Poros Tengah yang mendukung Wahid, PDI-P pun semakin kecewa terhadapnya. Pada bulan April 2000,Laksamana Sukardi, anggota PDI-P yang menjabat sebagai Menteri Investasi dan Badan Usaha Milik Negara dipecat dari jabatannya. Ketika PDI-P bertanya mengapa hal ini dilakukan, Wahid menyatakan hal itu karena korupsi namun tidak pernah mendukung klaimnya. Hubungan ini agak membaik ketika pada akhir tahun, Wahid memberi wewenang kepada Megawati untuk mengatur jalannya pemerintahan sehari-hari. Namun, ia dan PDI-P perlahan tapi pasti mulai menjauhkan diri dari Wahid dan bergabung dengan Poros Tengah. Akhirnya pada bulan Juli 2001 dalam Sidang Istimewa MPR, Wahid dicopot dari jabatan presiden. Megawati kemudian terpilih sebagai presiden menggantikannya dengan Hamzah sebagai wakil presidennya, menjadi presiden perempuan pertama di Indonesia. Namun, partai mereka menghadapi perpecahan lebih lanjut setelah Megawati menjadi presiden dan semakin banyak anggota yang kecewa meninggalkan partai. Dua di antaranya adalah saudara perempuan Megawati sendiri. Pada bulan Mei 2002,Sukmawati Soekarnoputri membentukPartai Nasional Indonesia Marhaenisme (PNI-Marhaenisme). Hal ini disusul pada bulan November 2002, ketikaRachmawati Soekarnoputri mendeklarasikan pembentukanPartai Pelopor (PP).

Kampanye Megawati Prabowo pada Pilpres 2009

2004-2014: Oposisi terhadap Pemerintahan SBY

Pada tahun 2004, sentimen reformis yang membawa PDI-P meraih kemenangan pada pemilu 1999 telah mereda. Banyak yang kecewa dengan apa yang telah dicapai oleh proses reformasi sejauh ini dan juga kecewa dengan kepresidenan Megawati. Hal ini tercermin pada pemilu legislatif tahun 2004, PDI-P memperoleh 18,5% dari total suara, turun dibandingkan 33,7% yang diperoleh pada tahun 1999.[23] PDI-P mencalonkan Megawati sebagai calon presidennya pada pemilu presiden 2004. Beberapa cawapres yang dipertimbangkan, antara lainHamzah Haz (untuk memperbarui kemitraan),Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), danJusuf Kalla. Megawati akhirnya memilih Ketua Nahdatul UlamaHasyim Muzadi sebagai cawapresnya. Diharapkan bahwa ia akan menarik sentimen nasionalis sementara Hasyim akan menarik para pemilih Islam. Pada pemilu putaran pertama, pasangan ini berada di urutan kedua setelah SBY/Kalla. Untuk meningkatkan peluang mereka dalam putaran kedua, PDI-P membentuk koalisi denganPPP,Golkar,Partai Bintang Reformasi (PBR) danPartai Damai Sejahtera (PDS) pada bulan Agustus 2004. Namun, mereka dikalahkan dalam pemilihan putaran kedua melawan SBY/Kalla. Koalisi Nasional kemudian melirik menjadi oposisi di DPR bagi pemerintahan SBY/Kalla. Dengan terpilihnya Kalla sebagai Ketua Umum Golkar, Golkar membelot ke pihak pemerintah, meninggalkan PDI-P sebagai satu-satunya partai oposisi besar di DPR.

Pada tanggal 28 Maret 2005, Kongres PDI-P kedua diadakan diSanur,Bali di mana Megawati terpilih kembali menjadi ketua untuk masa jabatan ketiga. Kakaknya,Guruh Sukarnoputra, terpilih menjadi ketua departemen Pendidikan dan Kebudayaan partai tersebut. Kongres ini diwarnai dengan terbentuknya faksi bernama Pembaharuan Gerakan PDI Perjuangan. Mereka menyerukan pembaruan kepemimpinan partai jika ingin memenangkan pemilu legislatif 2009. Meski menghadiri Kongres, para anggotanya keluar setelah Megawati terpilih kembali. Pada bulan Desember 2005, anggota yang sama akan membentukPartai Demokrasi Pembaruan (PDP).

Partai ini menempati posisi ketiga padapemilu legislatif 2009 dengan 14% suara. Ia memiliki 95 kursi di DPR.[24] Megawati terpilih sebagai calon presiden, kali ini dengan koalisi antaraGerindra dan PDI-P sendiri melalui PerjanjianBatutulis, denganPrabowo Subianto sebagai pasangannya. Mereka kalah dari SBY, dengan Boediono sebagai wakil presiden, yang memperoleh 26,6% suara.

2014-2023: Pemerintahan Jokowi dan Konflik Internal

Pada bulan Maret 2014, partai tersebut bersama denganNasDem,PKB danHanura mencalonkan Gubernur JakartaJoko Widodo sebagai calon presidennya, dengan Jusuf Kalla sebagai pasangannya untukpilpres 2014. Pasangan ini menang dengan 53,15% suara mengalahkan Prabowo-Hatta,[25] dan PDI-P kembali menjadi partai terbesar di DPR dengan meraih hampir 19% suara.[26] Joko Widodo kembali menang dipilpres 2019 denganMa'ruf Amin sebagai wakilnya. Jokowi memenangkan masa jabatan kedua dengan 55,50% suara mengalahkan Prabowo-Sandi.[27] PDI-P tetap menjadi partai terbesar di DPR dengan meraih 19,33% suara.[28]

Menjelangpemilu 2024, internal partai terpecah karena pilihan calon presiden. Anggota partai yang lebih muda menentangPuan Maharani, pilihan generasi tua, dan lebih memilihGanjar Pranowo. Meski populer, Ganjar menyatakan tak akan mencalonkan diri sebagai calon presiden.[29][30] Pada 9 Oktober 2021, pendukung Puan Maharani yang dipimpin olehBambang Wuryanto mendirikanDewan Banteng, melabeli orang-orang yang berbeda pendapat dengan sebutanCeleng (bahasa Jawa dari babi hutan).[31] Sebagai tanggapan dari senior partai,Immanuel Ebenezer beserta para anggota muda meluncurkan kampanyeBarisan Celeng Berjuang pada tanggal 12 Oktober 2021, mengkritik Bambang Pacul dan DPP Partai.[32][33][34]Barisan Celeng Berjuang mengadopsi bendera dengan skema warna terbalik sebagai bentuk perlawanan.[35][36] Pada tanggal 15 Oktober 2021, DPP PDI-P memberikan sanksi kepada anggota dari kedua belah fraksi karena berupaya mengabaikan proses pengambilan keputusan pimpinan, menekankan bahwa hanya Megawati yang dapat menentukan calon presiden resmi dan mendesak diakhirinya persaingan tersebut.[37]

2023-sekarang: Pencalonan Ganjar Pranowo, Friksi Mega-Jokowi

Pada 21 April 2023, Ganjar resmi dicalonkan PDI-P sebagai calon presidennya.[38] Namun, pada tanggal 22 Oktober,Gibran Rakabuming Raka – seorang kader aktif partai dan putra Jokowi – secara resmi dicalonkan olehKoalisi Indonesia Maju sebagai calon wakil presiden untukPrabowo Subianto, setelah keputusan kontroversialMahkamah Konstitusi mengizinkannya untuk mencalonkan diri. Pada bulan November, Gibran dikeluarkan dari partai. Pada bulan-bulan berikutnya, beberapa anggota dan politisi PDI-P mulai menyerang Jokowi. Saat perayaan HUT partai yang digelar pada 10 Januari 2024, Megawati secara tidak langsung mengkritik para pemimpin yang “haus kekuasaan”. Para pengamat menilai pernyataannya ditujukan kepada Jokowi yang tidak diundang dalam acara tersebut. Ia menegaskan bahwa PDI-P menang dalam dua pemilu sebelumnya karena dukungan masyarakat, bukan karena pengaruh Jokowi.[39]

Identitas Politik

Ideologi

Undang-Undang Partai Politik Tahun 2008 menyatakan bahwa partai politik diperbolehkan mencantumkan ciri-ciri tertentu yang mencerminkan aspirasi politiknya, sepanjang tidak bertentangan denganPancasila danUUD 1945.[40] Sesuai Pasal 5 Ayat 1 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), PDI-P menganut Pancasila. Megawati secara khusus mengklarifikasi bahwa Pancasila yang dimaksud adalah versi 1 Juni 1945.[5] Pada bulan September 2023, Sekretaris Jenderal partaiHasto Kristiyanto menyatakan bahwa PDI-P adalah partai "kiri" yangprogresif, bukan partaikomunis atausosialis.[13] Pandangan orang luar mengenai orientasi politik partai bervariasi. Akademikus dan pengamat dalam negeri mengklasifikasikan PDI-P sebagai partainasionalis[11] dansekuler,[14][41] namun para akademisi internasional memandang PDI-P sebagai partai nasionalis-sekuler,[8][9][42][43]liberal-sosial[7] ataupopulis.[9][12][44] Selain itu, di dalam PDI-P adafaksi penganutMarhaenisme, yakni pemahaman sosialis dari Soekarno.[15]

Kecenderungan politiknya digambarkan sebagaikiri-tengah[17][10] atausentris.[45][46][47]

Pandangan Politik

PDI-P mendukungpemisahan agama dan negara. Mereka menolakperaturan daerah (perda) yang berbasis agama (seperti perda berbasissyariah), kecuali wilayahAceh.[48] PDI-P mendukungkesetaraan gender dan hak-hak perempuan.[49] PDI-P juga memosisikan dirinya sebagai partai untuk 'wong cilik'.[50]

Berdasarkan halaman internet resmi partainya, PDI-P bertujuan untuk "mewujudkan tujuan yang terkandung dalam pembukaanUUD 1945 berupa masyarakat adil dan makmur serta mewujudkan Indonesia yang berkeadilan sosial, berdaulat politik, dan mandiri secara ekonomi dan itulah karakter dan budaya Indonesia".[51] Pada kongres keempat partai tersebut pada tahun 2015, PDIP mengeluarkan tujuh butir pernyataan bertajuk “Wujudkan Indonesia Hebat, Indonesia yang Benar-Benar Merdeka”, yang didalamnya PDIP berkomitmen untuk mengawal program pemerintah pusat dan memastikan janji kampanyenya ditepati. sekaligus memperkuat posisinya sebagai kekuatan politik dan menggarisbawahi dukungannya terhadap masyarakat miskin dan memerangi kemiskinan struktural.[52]

Dukungan Elektoral

Survei tahun 2008 yang dilakukanLingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) menyoroti non-Muslim, Muslim sekuler, dan pemilih berpenghasilan rendah sebagai konstituen utama PDI-P. Partai ini sangat populer di kalangan pemilih Muslim yang “sama sekali tidak religius”, dengan 33% dukungan pada pemilu legislatif tahun 2009. Pada pemilu presiden tahun 2009, 41% pemilih Muslim non-religius memilih Megawati, melebihi dukungan keseluruhan yang sebesar 27%.[53] Secara regional, partai ini mempunyai basis dukungan yang kuat diJawa Tengah, yang sering disebut sebagai “kubu” PDI-P atau kandang banteng.[54] Pangi Chaniago dariVoxpol Research Center menggambarkan para pemilih partai di wilayah tersebut sebagai "pemilih ideologis".[55] Selain itu, partai ini berkembang pesat diBali,Kalimantan Barat danTengah,Sulawesi Utara, sertaBangka Belitung—wilayah yang ditandai oleh kelompok agama minoritas atau aliran Islam yang sinkretistik,[53] sembari menghadapi tantangan di daerah tertentu di Sumatera, khususnya diAceh danSumatera Barat yang beraliran Islam.[56] Partai ini juga populer di kalangan pemilih etnisTionghoa.[54]

Struktur kepengurusan

Berikut merupakan susunan pengurus PDI Perjuangan untuk masa kerja2019-2024 yang disempurnakan dan diperpanjang sampai tahun 2025 hasil Kongres V di Hotel Inna Grand Bali Beach dan Sekolah Partai, Lenteng Agung, 5 Juli 2024.[57]

Pencapaian pada pemilihan umum

Padapemilu legislatif 2009, PDIP mendapat 95 kursi (16,96%) di DPR, setelah mendapat 14.600.091 suara (14,03%). Dengan hasil tersebut, PDIP menempati posisi ketiga dalam perolehan suara serta kursi di DPR. Padapemilu legislatif 2014, PDIP mendapat 109 kursi (19,46%) di DPR, setelah mendapat 23.681.471 suara (18,95%). Dengan hasil tersebut, PDIP menempati posisi pertama dalam perolehan suara serta kursi di DPR.[58] Padapemilu legislatif 2019, PDIP mendapat 128 kursi (22,26%) di DPR, setelah mendapat 27.053.961 suara (19,33%). Dengan hasil tersebut, PDIP menempati posisi pertama dalam perolehan suara serta kursi di DPR.[59]

Pemilihan Umum Legislatif

PemiluNomor UrutSuara (%)Kursi (%)Perubahan kursiPeringkatStatus koalisi
1999
11
35.689.073 (33,74%)
153 / 500
33,12%
(baru)
1Pemerintah
2004
18
21.026.629 (18,53%)
109 / 550
19,82%
Penurunan 44 kursi
2Oposisi
2009
28
14.600.091 (14,03%)
95 / 560
16,96%
Penurunan 14 kursi
3Oposisi
2014
4
23.681.471 (18,95%)
109 / 560
19,46%
Kenaikan 14 kursi
1Pemerintah
2019
3
27.053.961 (19,33%)
128 / 575
22,26%
Kenaikan 19 kursi
1Pemerintah
2024
3
25.387.279 (16.72%)
110 / 580
18.96%
Penurunan 18 kursi
1Oposisi

Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden

PemiluNomor UrutCalon PresidenCalon Wakil PresidenPutaran PertamaPutaran Kedua
SuaraPersenHasilSuaraPersenHasil
1999*Megawati Soekarnoputri31344,72%KalahTidakTN/A
Megawati Soekarnoputri39656,57%TerpilihYaY
20042Megawati SoekarnoputriHasyim Muzadi31.569.10426,61%Putaran ke-244.990.70439,38%KalahTidakT
20091Megawati SoekarnoputriPrabowo Subianto32.548.10526,79%KalahTidakTN/A
20142Joko WidodoJusuf Kalla70.997.83353,15%TerpilihYaY
20191Joko WidodoMa'ruf Amin85.607.36255,50%TerpilihYaY
20243Ganjar PranowoMahfud MD27.040.87816,47%KalahTidakT

Catatan: Nama tebal menandakan anggota partai

*Pemilihan 1999 berlangsung diMPR dengan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan terpisah.

Tokoh

Artikel utama:Tokoh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

Organisasi sayap partai

  • Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi)
  • Taruna Merah Putih (TMP)
  • Banteng Muda Indonesia (BMI)
  • Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem)
  • Gerakan Nelayan Tani Indonesia (GANTI)
  • Komunitas Indonesia Tionghoa Perjuangan (KITA Perjuangan)

Lihat pula

Referensi

  1. ^abc"Wajah 48 partai peserta Pemilu 1999: Nomor 11: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan)".Kompas. 12 Maret 1999. Diarsipkan dariversi asli tanggal 2017-09-05. Diakses tanggal 31-03-2018 – via Seasite.niu.edu (Center for Southeast Asian Studies, NIU). Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan);Periksa nilai tanggal di:|access-date= (bantuan)
  2. ^abcAnanta, Aris; Arifin, Evi Nurvidya; Suryadinata, Leo (2005).Emerging Democracy in Indonesia (dalam bahasa Inggris). Singapore: Institute of Southeast Asian Studies.ISBN 981-230-323-5.  pp. 11, 26.
  3. ^"Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan".Komisi Pemilihan Umum RI. Diarsipkan dariversi asli tanggal 30 September 2024. Diakses tanggal3 Februari 2025. 
  4. ^abNurjaman, Asep (2009)."Peta Baru Ideologi Partai Politik Indonesia".Bestari. Diakses tanggal2022-12-03 – via Neliti.com. 
  5. ^abAkuntono, Indra (1 Juni 2015)."Megawati: Ideologi PDI-P adalah Pancasila 1 Juni 1945".Kompas.com. Diakses tanggal2024-02-07. 
  6. ^ab"About".SocDemAsia.com (dalam bahasa Inggris). Network of Social Democracy in Asia. Diakses tanggal2024-03-03. 
  7. ^abcJacobitz, Robin, ed. (2021).Gramsci's Plan: Kant and the Enlightenment 1500 to 1800 (dalam bahasa Inggris). tredition. hlm. 655.ISBN 9783347356771.... the predominantly secular and socially liberal PDI-P party. 
  8. ^abcKing, Blair A. (2011)."Chapter 4. Government and Politics". Dalam Frederick, William H.; Worden, Robert L.Indonesia: A Country Study. Area handbook series, 39 (dalam bahasa Inggris).Library of Congress, Federal Research Division (edisi ke-6). Washington, DC: U.S. Government Printing Office. hlm. 263.ISBN 978-0-8444-0790-6. 
  9. ^abcdefgBulkin, Nadia (24 October 2013)."Indonesia's Political Parties" (dalam bahasa Inggris). Carnegie Endowment for International Peace. Diakses tanggal2024-03-02. 
  10. ^abcChen, Jonathan (15 April 2019)."One party's lonely battle for minority voices in Indonesia".The Conversation (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal2024-02-28.PSI's focus on minority issues used to be shared by other traditionally nationalist, centre-left parties like the Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P). 
  11. ^ab"How Different Are Political Parties in Indonesia From One Another?" (dalam bahasa Inggris). Jakarta Globe. Diakses tanggal2024-02-07. 
  12. ^ab"Princess of populism - Inside Indonesia: The peoples and cultures of Indonesia".www.insideindonesia.org. Diakses tanggal2024-02-07. 
  13. ^ab"PDIP identifikasi sebagai partai kiri, tapi bukan sosialis-komunis".Antara News. 2023-09-10. Diakses tanggal2024-02-07.Meski PDIP berhaluan kiri, namun Hasto tak setuju mereka berideologi sosialis atau komunis melainkan bercermin progresivitas. 
  14. ^abBaswedan, Anies Rasyid (2004)."Political Islam in Indonesia: Present and Future Trajectory".Asian Survey.44 (5): 669–690.doi:10.1525/as.2004.44.5.669.ISSN 0004-4687. 
  15. ^abGeraldy, Galang (2019)."Ideologi dan Partai Politik: Menakar Ideologi Politik Marhaenisme di PDIP, Sosialisme Demokrasi di PSI dan Islam Fundamentalisme di PKS".Politicon: Jurnal Ilmu Politik.1 (2): 134–157.doi:10.15575/politicon.v1i2.6268alt=Dapat diakses gratis. Diakses tanggal2022-06-01 – via Neliti.com. Parameter|s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  16. ^Bachtiar (18 October 2020)."Di Rakornas, Hasto Tegaskan PDIP Satu-Satunya Partai Yang Konsisten Implementasikan Nilai-nilai Nasionalisme dan Soekarnoisme". Teropong Senayan. Diarsipkan dariversi asli tanggal 2021-05-18. Diakses tanggal2020-12-01. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  17. ^abIndonesia Electoral, Political Parties Laws and Regulations Handbook — Strategic Information, Regulations, Procedures (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-updated). International Business Publ., USA. 2015. hlm. 56.ISBN 9781514517017. 
  18. ^"Parties & Organisations" (dalam bahasa Inggris).Progressive Alliance. Diakses tanggal2018-11-09. 
  19. ^"Indonesian Democratic Party of Struggle".cald.org (dalam bahasa Inggris).Council of Asian Liberals and Democrats. Diakses tanggal2024-03-01. 
  20. ^B., Edy (10 August 1996)."Kronologi Peristiwa 27 Juli 1996".Tempo. Diarsipkan dariversi asli tanggal 27 September 2007. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  21. ^abAnanta, Arifin & Suryadinata 2005, hlm. 10.
  22. ^"Tempointeraktif.Com - Kisah Para Penantang yang Terpental".web.archive.org. 2009-10-17. Diakses tanggal2024-02-07. 
  23. ^"Pemilu 1999".web.archive.org. 2007-09-30. Diakses tanggal2024-03-02. 
  24. ^"KPU Ubah Perolehan Kursi Parpol di DPR".web.archive.org. 2014-10-06. Diakses tanggal2024-03-02. 
  25. ^"Official: Joko Widodo Named 2014 Presidential Candidate by Megawati | The Jakarta Globe".web.archive.org. 2014-07-28. Diakses tanggal2024-03-02. 
  26. ^"KPU sahkan hasil pemilu, PDIP nomor satu".BBC News Indonesia. 2014-05-09. Diakses tanggal2024-03-02. 
  27. ^Wijanarko, Tulus (2019-05-21)."KPU Menetapkan Jokowi-Ma'ruf Unggul 55,50 Persen".Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal2024-03-02. 
  28. ^Indonesia, C. N. N."KPU Tetapkan PDIP Raih Suara Terbanyak Pileg 2019".nasional. Diakses tanggal2024-03-02. 
  29. ^Indonesia, C. N. N."Ganjar Buka Suara soal Tudingan Ambisi Nyapres 2024".nasional. Diakses tanggal2024-03-02. 
  30. ^Indonesia, C. N. N."Relawan Jokowi Alihkan Dukungan ke Ganjar Pranowo di 2024".nasional. Diakses tanggal2024-03-02. 
  31. ^Isnanto, Bayu Ardi."Kader Deklarasi Ganjar Capres, PDIP Jateng: Itu Bukan Banteng tapi Celeng".detiknews. Diakses tanggal2024-03-02. 
  32. ^detikcom, Tim."Saat Barisan Celeng Jadi Semangat Perlawanan Kader PDIP Dukung Ganjar".detiknews. Diakses tanggal2024-03-02. 
  33. ^Sihombing, Rolando Fransiscus."Barisan Celeng Berjuang Dinilai Perlawanan Demokrasi Terpimpin PDIP".detiknews. Diakses tanggal2024-03-02. 
  34. ^Heksantoro, Rinto."Gegeran Celeng di Kandang Banteng".detiknews. Diakses tanggal2024-03-02. 
  35. ^Heksantoro, Rinto."Ada Logo Celeng Berjuang, Kader PDIP Dukung Ganjar Bicara Soal Perlawanan".detiknews. Diakses tanggal2024-03-02. 
  36. ^detikcom, Tim."Barisan Celeng Dukung Ganjar Bikin Kian Panas Internal PDI Perjuangan".detiknews. Diakses tanggal2024-03-02. 
  37. ^"Sama rata sanksi ke pendukung Ganjar-Puan yang lawan arahan Mega".Detik. 
  38. ^"Ganjar Pranowo Is Indonesia Ruling Party's Presidential Pick".Bloomberg.com (dalam bahasa Inggris). 2023-04-21. Diakses tanggal2024-03-02. 
  39. ^Post, The Jakarta."Megawati warns of 'power hungry' leaders - Politics".The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal2024-03-02. 
  40. ^Saifulloh, Putra Perdana Ahmad (2016)."Kewajiban Partai Politik Berideologi Pancasila Ditinjau dari Prinsip-Prinsip Negara Hukum Indonesia".Pandecta Research Law Journal.11 (2): 174–188.doi:10.15294/pandecta.v11i2.9276.ISSN 2337-5418. 
  41. ^Rakhmat, Muhammad Zulfikar (2022-04-13)."Indonesian political parties build close relations with China despite their anti-communist ideology".The Conversation (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal2024-02-07. 
  42. ^Emmerson, Donald K. (2015-05-20).Indonesia Beyond Suharto (dalam bahasa Inggris). Routledge.ISBN 978-1-317-46808-0. 
  43. ^"Is there an ideological cleavage in 2014?" (dalam bahasa Inggris). New Mandala. 2014-05-22. Diakses tanggal2024-02-07. 
  44. ^Bland, Ben (2020-09).Man of Contradictions (dalam bahasa Inggris). Random House Australia.ISBN 978-1-76089-724-6. Periksa nilai tanggal di:|date= (bantuan)
  45. ^"Jakarta Elections Seen as Barometer of Indonesian Secularism".TIME (dalam bahasa Inggris). 2017-02-15. Diakses tanggal2024-02-07. 
  46. ^Meakem, Allison (2024-02-12)."A New Dynasty Rises in Jokowi's Indonesia".Foreign Policy (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal2024-02-07. 
  47. ^"Who Will Lead Indonesia's PDI-P Into the 2024 Election?".thediplomat.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal2024-02-07. 
  48. ^Wildansyah, Samsudhuha."PDIP: Buat Kami Tidak Ada Namanya Perda Syariah".detiknews. Diakses tanggal2024-02-07. 
  49. ^Media, Kompas Cyber (2023-01-11)."Posisi Ideologis PDI-P: Membaca Pidato Megawati Halaman all".KOMPAS.com. Diakses tanggal2024-02-07. 
  50. ^Gibran."Megawati Cerita PDIP Awal Mula Jadi Partai Wong Cilik dan Partai Sendal Jepit".detiknews. Diakses tanggal2024-02-07. 
  51. ^"Visi dan Misi".PDI Perjuangan. Diakses tanggal4 Maret 2024. 
  52. ^"Pernyataan Sikap dan Rekomendasi Rapat Kerja Nasional Ke-I PDI Perjuangan".PDI Perjuangan. 13 Januari 2016. Diakses tanggal4 Maret 2024. 
  53. ^abMietzner, Marcus (2012-12)."Ideology, Money and Dynastic Leadership: The Indonesian Democratic Party of Struggle, 1998–2012".South East Asia Research (dalam bahasa Inggris).20 (4): 511–531.doi:10.5367/sear.2012.0123.ISSN 0967-828X. Periksa nilai tanggal di:|date= (bantuan)
  54. ^abSupriatma, Made (2022-08-29).The Jokowi-Prabowo Elections 2.0 (dalam bahasa Inggris). ISEAS-Yusof Ishak Institute.ISBN 978-981-5011-37-1. 
  55. ^Media, Kompas Cyber (2018-01-02)."Pengamat: Peluang Sudirman Said Cukup Berat di Kandang Banteng".KOMPAS.com. Diakses tanggal2024-03-04. 
  56. ^Post, The Jakarta."Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P) - Political Parties".The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal2024-03-04. 
  57. ^Nurita, Dewi (10 Agustus 2019)."Inilah Susunan Pengurus PDIP Komplit Periode 2019-2024".Tempo.co.Tempo.co. Diakses tanggal7 Oktober 2020. 
  58. ^"KPU sahkan hasil pemilu, PDIP nomor satu".BBC Indonesia. 10 Mei 2014. Diakses tanggal7 Oktober 2020. 
  59. ^Farisa, Fitria Chusna (31 Agustus 2019). Wiwoho, Laksono Hari, ed."KPU Sahkan Perolehan Kursi Parpol di DPR RI 2019-2024, PDI-P Terbanyak".Kompas.com. Diakses tanggal1 September 2019. 

Pranala luar

Nasional
LokalAceh
Nasional
Koalisi Indonesia Kerja
Koalisi Indonesia Adil Makmur
Nonkoalisi
LokalAceh
Keterangan:Miring - tidak mendapatkan kursi diDewan Perwakilan Rakyat sesuai dengan ketentuanambang batas parlemen.
Nasional
Koalisi
Indonesia
Hebat
Bergabung
sejak awal
Bergabung
kemudian
Koalisi
Merah
Putih
Anggota
Bekas
anggota
Nonkoalisi
LokalAceh
Keterangan:Miring - tidak mendapatkan kursi diDewan Perwakilan Rakyat sesuai dengan ketentuanambang batas parlemen.
Nasional
LokalAceh
Keterangan:Tebal - mendapatkan kursi diDewan Perwakilan Rakyat sesuai dengan ketentuanambang batas parlemen.
Umum
Perpustakaan nasional
Lain-lain
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Partai_Demokrasi_Indonesia_Perjuangan&oldid=26960096"
Kategori:
Kategori tersembunyi:

[8]ページ先頭

©2009-2025 Movatter.jp