Di dataran tinggi di atas kota terdapat Kastil Monschau, yang dibangun sejak abad ke-13 — pertama kali Monschau disebutkan pada tahun 1198. Mulai tahun 1433, kastil ini digunakan sebagai kediaman para adipati dariKadipaten Jülich. Pada tahun 1543, KaisarKarl V mengepung kastil itu sebagai bagian dari perang Guelders, dan berhasil merebutnya serta menjarah seisi kota. Meskipun begitu, kastilnya tetap menjadi milik keluarga Jülich hingga 1609, ketika bergabung denganPfalz-Neuburg.
Pada tahun 1795,para revolusioner Prancis merebut Monschau dan menamainya Montjoie, menjadikannya sebagai ibu kota kanton di departemen Roer. Setelah Monschau menjadi bagian dariKerajaan Prusia pada tahun 1815, Monschau pun menjadi ibu kota distrikKreis Montjoie.
Selam berlangsungnyaPerang Dunia I, beberapa orang berargumen kalau Monschau (atau "Montjoie" saat itu kota masih disebut Montjoie) seharusnya masuk ke dalam bagian Belgia sejak mereka percaya kalau mereka bagian dariorang Wallonia yang daerahnya dipaksa menjadi bagian dari Jerman oleh para tentara Prusia.[3]
Pada tahun 1918,Wilhelm II, mengembalikan nama kota menjadi Monschau. Pada tahun 1972,Monschau diperluas dengan beberapa kota kecil yang sebelumnya berdiri sendiri, yaitu Höfen, Imgenbroich, Kalterherberg, Konzen, Mützenich, dan Rohren. Mützenich, yang terletak di barat pusat kota, adalah sebuahenklave wilayah Jerman yang dikelilingi oleh Belgia. Wilayahnya terpisah dari Jerman oleh jalur kereta api Vennbahn, yang diserahkan ke Belgia berdasarkanPerjanjian Versailles pada tahun 1919.
SelamaPerang Dunia II, Monschau yang berada di jaringan daerah penting, menjadi titik strategis dalam fase pembukaanPertempuran Bulge pada Desember 1944 sebagai titik paling utara dari garis depan pertempuran.[4]
^Cole, Hugh M. (1965).THE ARDENNES: BATTLE OF THE BULGE (edisi ke-LC: 65-60001). Washington, D.C.: OFFICE OF THE CHIEF OF MILITARY HISTORY DEPARTMENT OF THE ARMY. hlm. 86.