Misteri kudus ataumisteri suci, atau disingkatmisteri, adalah suatu area fenomenasupernatural yang terkait dengan keilahian atau suatu keyakinan dan praktikkeagamaan. Misteri kudus dapat berupa:
Seseorang yang memegang dan mengajarkan pengetahuan rahasia dalam pengertian nomor satu disebut juga sebagai mistagog atau hierofan, sedangkan bidang pemikiran yang bersifat filosofis atau keagamaan yang berfokus pada misteri dalam pengertian nomor dua disebutmistisisme.
Agama-agama misteri pada zaman kuno berbentukkultus-kultus atau aliran-aliran keagamaan yang memerlukan ritualinisiasi untuk dapat diterima sebagai anggota baru. Beberapa agama tersebut mempunyai tingkatan-tingkatan inisiasi yang berbeda satu sama lain, serta doktrin-doktrin yang merupakan misteri, dalam artian memerlukan penjelasan supernatural. Di beberapa negara, sebagian dari doktrin tersebut tampaknya hanya diketahui oleh para pemuka agama tersebut. Beberapa di antaranya adalahMisteri Eleusis,Mithras,Kultus Isis, danKultus Sol Invictus. Tradisi misteri sangat populer dalam kebudayaanYunani Kuno dan pada masa kejayaanKekaisaran Romawi,[1] dan sebagian jemaatKekristenan Awal pun memiliki praktik kerahasiaan dengan tata cara yang mirip.[2]
Meskipun istilah ini tidak digunakan secara merata oleh masing-masing tradisi Kekristenan, banyak aspek dasar dalamteologi Kristen yang tidak dapat dijelaskan atau dipahami oleh nalar duniawi, yang di antaranya yakni hakikatTritunggal,kelahiran Yesus dari perawan, dankebangkitan Yesus.
Katamysterion (μυστήριον) digunakan sebanyak 27 kali dalamPerjanjian Baru. Makna kata misteri di sini tidak sama dengan pengertian modern atas kata "misteri" (sesuatu yang tidak dapat dipahami), melainkan lebih dekat dengan pengertian kata "mistik" (sesuatu di luar pemahaman manusia). Dalambahasa Yunani alkitabiah, istilah misteri merujuk pada "sesuatu yang memerlukan interpretasi atau penyingkapan".[3] DalamGereja Katolik, istilah ini disebutmysterium fidei ("misteri iman") dalambahasa Latin, yang menurutKatekismus Gereja Katolik (1997) berarti "rahasia-rahasia yang tersembunyi dalam Allah, yang kalau tidak diwahyukan oleh Allah, tidak dapat diketahui".[4]
DalamGereja Katolik Roma,Konsili Vatikan I, yang menegaskan kembali akan keberadaan misteri sebagai doktrin iman Katolik, menyatakan bahwa: “Bila barang siapa berkata bahwa di dalam Wahyu Ilahi tidak terkandung misteri yang disebut pantas dan benar (vera et proprie dicta mysteria), tetapi bahwa melalui akal budi yang berkembang secara tepat (per rasionalem rite excultam) semua dogma iman itu dapat dipahami dan dijelaskan oleh prinsip-prinsip alam, jadilah iasesat." (Sess. III,De fide et rasionale, kan. i). Posisi gereja-gereja Kristen lainnya atas pernyataan tersebut, jika bukan berdasarkan pada terminologinya, kurang lebih sepakat.
Oleh sebagian jemaatGereja Kristen perdana, banyak aspek teologi Kristen, termasuk beberapasakramen dansakramentali, yang pada saat itu disebutdisiplina arcani, yang dirahasiakan dariorang-orang bukan Kristen agar ritual-ritual tersebut tidak menjadi bahan cemoohan, dan yang diperkenalkan secara perlahan dan bertahap kepadapara katekumen atau orang yang baru menjadi Kristen. Ketikamasa-masa penindasan terhadap orang Kristen berakhir, praktik kerahasiaan tersebut secara bertahap dilonggarkan.[5] Namun istilah "misteri" tetap digunakan setelahnya, dan istilah tersebut akhirnya digunakan dalamGereja Ortodoks Timur untuk merujuk baik pada artian "misteri" maupun "sakramen". Tradisi ini umumnya tidak dilakukan olehKekristenan Barat, meskipun secara teologis banyak aspek sakramen yang diakui sebagai "misteri" dalam pengertian utama yang dijelaskan di atas, khususnya (bagi gereja-gereja yang menerimanya) doktrintransubstansiasi dalamEkaristi. Oleh karena itu,ensiklikPaus Paulus VI pada tanggal 3 September 1965 tentang Ekaristi diberi judulMysterium fidei. DalamMisa KatolikRitus Roma, sewaktu atau segera setelahrumusan konsekrasi anggur, selebran mengucapkan "Misteri Iman". Pada awalnya, istilah "misteri" merujuk pada sakramen-sakramen secara umum baik di Timur maupun di Barat, seperti yang ditunjukkan dalam karya "Homili Mistagogis" oleh St.Sirilus dari Yerusalem danTentang Misteri oleh St.Ambrosius dari Milan.[6]
Meskipun semua doktrin resmi gereja-gereja Kristen sejak lama telah dipublikasikan secara penuh, bidang pemikiran Kristen yang dapat ditafsirkan secara longgar, yang disebutmistisisme Kristen, sering kali berkaitan dengan perenungan atas misteri-misteri kudus dan mungkin mencakup pengembangan teori-teori pribadi atas misteri-misteri tersebut, tetapi hal itu disertai dengan kesadaran bahwa misteri-misteri ilahi ini tidak akan pernah bisa dimengerti sepenuhnya oleh manusia.
Istilah "Misteri Kudus" digunakan dalamKekristenan Timur untuk merujuk pada apa yang sering disebut olehGereja Barat sebagaisakramen dansakramentali, yang merupakan istilah-istilah yang telah didefinisikan dengan cermat oleh Gereja Barat dalamhukum kanonik. Contoh definisi tersebut, misalnya, adalahtujuhsakramen yang dinyatakanKonsili Trente. Sebaliknya,Gereja-Gereja Timur tidak pernah mendefinisikan secara konkret apa yang disebut dengan Misteri Kudus. Dan, meskipun Gereja Barat mengajarkan bahwa roti dan angguryang telah dikonsekrasi dalamEkaristi merupakan satu sakramen,Liturgi Ilahi menyebutkan Ekaristi sebagai "misteri-misteri" (dalam bentukjamak).Umat Kristen Ortodoks selalu menyambutKomuni Kudus dalam keduarupa (tubuh dandarah), dan bahkan menyimpan kedua rupa tersebut di dalamtabernakel. Misteri Kudus diartikan sebagai "tindakan kudus yang melaluinya Roh Kudus melalui praktik misteri dan secara tidak terlihat menganugerahkan Rahmat (kekuatan penyelamatan Allah) kepada manusia".
Materi pengajaran Ortodoks mungkin saja menyebut bahwa ada tujuh tindakan yang disebut Misteri Kudus, sama dengan tujuh sakramen Barat, yaituPembaptisan,Krisma,Pengakuan Dosa,Komuni Kudus,Perkawinan,Imamat, danPengurapan Orang Sakit. Namun, dalam teologi Ortodoks, istilah tersebut tidak terbatas pada ketujuh tindakan ini.[7] Seperti halnya dalam Gereja Barat, semua pria beriman diharapkan menerima enam dari tujuh misteri di atas, dan sebisa mungkin menerima misteri pernikahan atau imamat, atau keduanya. Sementara wanita tidak boleh diterima menjadi imam, mereka dapat menjadi biarawati.
Kehidupan Kristiani berpusat pada misteriinkarnasi Kristus, kesatuan Allah dan manusia. Namun penebusan manusia tidak dianggap hanya terjadi di masa lalu, melainkan berlanjut hingga saat ini melaluiteosis.[8][9] Sakramen, atau Misteri Kudus merupakan sarana terpenting bagi umat beriman agar dapat memperoleh kesatuan dengan Allah, asalkan misteri-misteri tersebut diterima denganiman setelah persiapan yang tepat. Umat Kristen percaya bahwa Tuhan hadir di mana pun dan memenuhi segala sesuatu denganrahmat ilahi-Nya, dan bahwa semua ciptaan, dalam arti tertentu, adalah "sakramen". Namun, mereka percaya bahwa "Dia hadir secara lebih spesifik dan intensif dalam cara-cara yang khusus dan dapat diandalkan yang ditetapkan sendiri oleh-Nya,"[10] yaitu, Misteri Suci.
Kallistos Ware menjelaskan dalam bukuThe Orthodox Way:
Misteri [...] diungkapkan demi pemahaman kita, tetapi kita tidak akan dapat memahami secara mendalam misteri tersebut, karena hal itu membawa kita menuju kedalaman dan rahasia Allah. Mata kita akan selalu tertutup - dan sekaligus tetap terbuka.[11]