Jagung merupakantanaman model yang menarik,[2][3] khususnya di bidangbiologi danpertanian. Sejak awalabad ke-20, tanaman ini menjadi objekpenelitiangenetika yang intensif, dan membantu terbentuknya teknologikultivar hibrida yang revolusioner. Dari sisifisiologi, tanaman ini tergolongtanaman C4 sehingga sangat efisien memanfaatkansinar matahari. Dalam kajianagronomi, tanggapan jagung yang dramatis dan khas terhadap kekurangan atau keracunan unsur-unsurhara penting menjadikan jagung sebagai tanaman percobaan fisiologipemupukan yang disukai.[4][5]
Jagung budidaya dianggap sebagai keturunan langsung sejenis tanaman rerumputan mirip jagung yang bernamateosinte (Zea mays ssp.parviglumis). Dalam prosesdomestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7 000 tahun lalu oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen darisubspesies lain, terutamaZea mays ssp.mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semuaspesies dalamgenusZea, kecualiZea mays ssp.mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam.[6]
Gua Guila Naquitz diOaxaca, Meksiko, lokasi ditemukannya sisa jagung tertua di dunia.
Petunjuk-petunjukarkeologi mengarah pada budidaya jagung primitif di bagian selatanMeksiko,Amerika Tengah, sejak 7 000 tahun lalu. Sisa-sisa tongkol jagung kuno yang ditemukan di Gua Guila Naquitz, LembahOaxaca berusia sekitar 6250 tahun; tongkol utuh tertua ditemukan di gua-gua dekatTehuacan,Puebla, Meksiko, berusia sekitar 3450 SM.[7][8]
BangsaOlmek danMaya ditengarai sudah membudidayakan di seanteroAmerika Tengah sejak 10 000 tahun yang lalu dan mengenal berbagai teknik pengolahan hasil. Teknologi ini dibawa keAmerika Selatan (Ekuador) sekitar 7 000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatanPeru pada 4 000 tahun yang lalu. Pada saat inilah berkembang jagung yang beradaptasi dengan suhu rendah di kawasanPegunungan Andes.[9] Sejak 2500 SM, tanaman ini telah dikenal di berbagai penjuruBenua Amerika.[10]
Kedatangan orang-orang Eropa sejak akhir abad ke-15 membawa serta jenis-jenis jagung keDunia Lama, baik keEropa maupunAsia. Penyebaran jagung ke Asia dipercepat dengan terbukanya jalur barat yang dipelopori oleh armada pimpinanFerdinand Magellan melintasiSamudera Pasifik. Di tempat-tempat baru ini jagung relatif mudah beradaptasi karena tanaman ini memilikiplastisitas fenotipe yang tinggi.
Jagung masukNusantara diperkirakan pada abad ke-16 oleh penjelajah Portugis.[11] Akibat riwayat yang cukup tua ini, berbagai macam nama dipakai untuk menyebutnya. Beberapa nama lokal adalahjagong (Sunda, Aceh, Batak, Ambon),jago (Bima),jhaghung (Madura),rigi (Nias),eyako (Enggano),wataru (Sumba),latung (Flores),fata (Solor),pena (Timor),gandung (Toraja),kastela (Halmahera),telo (Tidore),binthe ataubinde (Gorontalo dan Buol), danbarelle´ (Bugis).[12] Di kawasan timur Indonesia juga dipakai luas istilahmilu,[13] yang nyata-nyata merupakan adaptasi dari katamilho, berarti "jagung", dalambahasa Portugis.
Kata "jagung" menurutDenys Lombard merupakan penyingkatan darijawa agung, berarti "jewawut besar",[14] nama yang digunakanorang Jawa dan diadopsi ke dalambahasa Melayu.
Tanaman semusim (annual) yang dalam budidaya menyelesaikan satu daur hidupnya dalam 80-150 hari (sekitar 3 sampai 5 bulan), tergantungkultivar dan saat tanam. Istilah "seumur jagung" menggambarkan usia rata-rata jagung yang berkisar tiga sampai empat bulan.[15] Sekitar paruh pertama dari daur hidup merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahapreproduktif. Sebagian jagung merupakantanaman hari pendek yang pembungaannya terjadi jika mendapat penyinaran di bawah panjang penyinaran matahari tertentu, biasanya 12,5 jam.[16]
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Rata-rata dalam budidaya mencapai 2,0 sampai 2,5 m, meskipun adakultivar yang dapat mencapai tinggi 12 m pada lingkungan tumbuh tertentu.[17] Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum rangkaian bunga jantan (malai). Meskipun ada yang dapat membentuk anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Tangkai batang beruas-ruas dengan tiap ruas kira-kira 20 cm. Dari buku melekatlah pelepah daun yang memeluk tangkai batang. Daun tidak memiliki tangkai. Helai daun biasanya lebar 9 cm dan panjang dapat mencapai 120 cm.[18]
Bunga betina jagung (tongkol), terlindung oleh klobot, dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkaiputik.
Sebagai anggotamonokotil, jagung berakar serabut yang dapat mencapai kedalaman 80 cm meskipun sebagian besar berada pada kisaran 20 cm. Tanaman yang sudah cukup dewasa memunculkanakar adventif dari buku-buku bagian terbawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana pada sorgum dantebu. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentukroset. Batangnya beruas-ruas. Ruas terbungkuspelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung zat kayu (lignin).
Daun jagung merupakan daun sempurna, memiliki pelepah, tangkai, dan helai daun. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan tangkai daun terdapat lidah-lidah (ligula). Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut.Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimilikiPoaceae (suku rumput-rumputan). Setiap stoma dikelilingi sel-selepidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Jika tanaman mengalami kekeringan, sel-sel kipas akan mengerut, menutup lubang stomata, dan membuat daun melipat ke bawah sehingga mengurangitranspirasi.
Susunan bunga jagung adalah diklin, yaitu memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman (berumah satu ataumonoecious). Bunga tersusun majemuk, bunga jantan tersusun dalam bentuk malai, sedangkan betina dalam bentuk tongkol. Pada jagung, kuntum bunga (floret) tersusun berpasangan yang dibatasi oleh sepasangglumae (tunggal: gluma). Rangkaian bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman. Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma wangi yang khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tangkai tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun.
Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif yang memiliki puluhan sampai ratusan bunga betina. Beberapa kultivar unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai jagung prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Jagung dikelompokkan berdasarkan tipe bulir. Kiri atas adalah jagung gigi-kuda, di kiri latar depan adalahpodcorn, sisanya adalah jagung tipe mutiara.
Satu set genom jagung memiliki 10kromosom, sehingga setiap sel somatik jagung memiliki 2n = 2x = 20 kromosom. Keragaman dalam spesies jagung amat luas, beberapa studi menyatakan keragaman itu sebanding dengan perbedaan manusia dansimpanse secara molekuler.[19]
Jagung yang dibudidayakan memiliki sifatbijian yang bermacam-macam. Berdasarkan ciri bijiannya, dikenal tujuhkelompok kultivar jagung:
Tunicata (Podcorn, jagung bersisik, merupakan kelompok kultivar yang dianggap paling primitif)
Melalui berbagai programpemuliaan yang dilakukan oleh instansi publik maupun swasta, keragaman genetik jagung menjadi sangat luas. Berdasarkan suatu studi, keragaman genetik dalam spesies jagung, dilihat dari variasi urutan DNA, sebanding dengan keragaman genetik yang ditemukan padamanusia sampaisimpanse.[20] Berbagai tipe kultivar jagung ditanam pada masa sekarang, banyak di antaranya yang memiliki karakteristik khusus, seperti dikenal jagung dengan kadar minyak bulir yang tinggi (kandungan minyak 7,0 to 8,0%, disebut HOC,High Oil Corn), jagung dengan protein tinggi (QPM,Quality Protein Maize). Jagung dengan kadarkarotenoid tinggi juga telah dikembangkan.[21] Jagung juga menjadi tanaman yang digunakan dalambiopharming, menghasilkan bahan obat atau senyawa berguna tertentu.[22][23][24]
Dipandang dari bagaimana suatukultivar jagung dibuat, dikenal tipe kultivar:
galur murni, merupakan hasil seleksi terbaik darigalur-galur terpilih
komposit, dibuat dari campuran beberapa populasi jagung unggul yang diseleksi untuk keseragaman dan sifat-sifat unggul
sintetik, dibuat dari gabungan beberapa galur jagung yang memiliki keunggulan umum (daya gabung umum) dan seragam
hibrida, merupakan keturunan langsung (F1) dari persilangan dua, tiga, atau empat galur yang diketahui memunculkan gejalaheterosis.
Warna bulir jagung ditentukan oleh warna endosperma dan lapisan terluarnya (aleuron), mulai dari putih, kuning, jingga, merah cerah, merah darah, ungu, hingga ungu kehitaman. Satu tongkol jagung dapat memiliki bermacam-macam bulir dengan warna berbeda-beda, karena setiap bulir terbentuk dari penyerbukan olehserbuk sari yang berbeda-beda.
Meskipun dikenal sejumlah ras jagung yang mampu beradaptasi dengan suhu rendah dan kawasan tinggi, jagung adalah tanaman dataran rendah dengan suhu hangat dan penyuka cahaya matahari penuh. Perkecambahan jagung terhenti pada suhu di bawah 10 °C.
Kebutuhan air jagung adalah rata-rata, namun kekurangan air pada masa awal tumbuh, masapembungaan, dan pengisian biji akan berakibat pada penurunan hasil yang dramatis.
Jagung dapat tumbuh pada berbagai tipetanah, asalkan ketersediaan air dan hara tercukupi dan akar mampu tumbuh dengan baik. Perakaran jagung tidak dalam, sehingga lapis olah tidak boleh terlalu keras. Kebutuhan hara jagung tinggi, terutama terhadapnitrogen danfosfor. Jagung menyukai tanah dengan kemasaman netral (pH 5 - 6,5). Penanaman jagung di tanah masam, sepertigambut danpodsolik merah kuning (PMK), memerlukanpengapuran,pengatusan (drainasi) yang baik, serta kultivar yang toleran.
Pengolahan lahan untuk persiapan penanaman jagung biasanya mencakuppembajakan, perataan, pembuatan parit atusan, serta pengapuran (pada tanah masam). Sebelum ditanam, lahan perlu diirigasi terlebih dahulu.
Jenis Jenis Benih Jagung di Indonesia
Jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang sering ditanam oleh petani. Tanaman jagung termasuk golonganSpermatophyta, kelasMonocotyledone, ordoGraminae, dan familiaGraminaceae serta genusZea. Nama latinZea Mays. Sekarang ini Jagung telah menjadi komoditas perdagangan dunia, semua negara berlomba-lomba meningkatkan produksinya guna memenuhi permintaan industrinya. Salah satu caranya yaitu dengan memakai benih jagung unggul guna mendapatkan hasil panen yang banyak. Berdasarkan pengamatan, jagung dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
Jagung Komposit. Jagung komposit atau jagung lokal adalah jenis jagung yang biasa ditanam oleh petani pada zaman dulu. Sekarang sudah jarang ditanam. Keunggulan jenis jagung komposit ini adalah umurnya yang pendek, tahan hama penyakit, tidak menimbulkan ketergantungan dan bisa ditanam secara berulang-ulang. Kekurangan jenis jagung komposit adalah kapasitas produksi rendah hanya sekitar 3-5 ton per hektar. Varietas jagung komposit: Arjuna, Bisma, Joster, Sukma raga, Goter, Kretek, Gajah mas, Genjah rante, dll.
Jagung Hibrida. Jenis jagung hibrida adalah jagung yang pada proses pembuatannya dengan cara pemuliaan dan penyilangan antara jagung induk jantan dan jagung induk betina sehingga menghasilkan jagung jenis baru yang memiliki sifat keunggulan dari kedua induknya. Keunggulan jenis jagung hibrida adalah kapasitas produksinya tinggi sekitar 8-12 ton per hektar. Kekurangannya adalah harga jagung mahal antara 20 kali sampai 40 kali lipat dari harga jagung konsumsi, tidak bisa diturunkan lagi sebagai benih karena produksi akan turun mencapai 30 %, menimbulkan ketergantungan bagi petani karena jagung tidak bisa ditanam lagi. Varietas jagung hibrida: Pioner, BISI, NK, DK, dll..
Jagung Transgenik. Jenis jagung transgenik adalah jagung yang proses pembuatannya dengan cara menyisipkan gen dari makhluk hidup atau non-makhluk hidup yang hasilnya nanti diharapkan jagung itu bisa tahan penyakit, tahan hama atau juga tahan obat kimia, sehingga tanaman itu menjadi tanaman super. Keunggulan jenis jagung ini adalah kapasitas produksinya besar sekitar 8-10 ton per hektar, tahan penyakit, tahan hama dan tahan obat kimia. Kekurangannya adalah bibit jagung harus beli di toko karena tidak bisa diproduksi oleh petani, kemungkinan akan menimbulkan hama penyakit baru yang lebih kebal obat-obatan kimia, kemungkinan menimbulkan penyakit-penyakit baru bagi ternak dan manusia, menimbulkan kerusakan pada tanah, gen jagung ini sudah dipatenkan. Varietas jagung transgenik: jagung BT, jagung terminator, jagung RR-GA21, jagung RR-NK608, dll.
Jagung memerlukan cahaya matahari langsung untuk tumbuh dengan normal. Tempat dengancurah hujan 85–200 mm per bulan, suhu udara 23-27 °C (ideal), danpH tanah 5,6-7,5 adalah ideal. Jenis tanah tidak terlalu penting, asalkan aerasi baik dan ketersediaan air mencukupi. Air yang cukup pada fase pertumbuhan awal,pembungaan, serta pengisian biji adalah kritis bagi produksi jagung pipilan. Kekurangan air pada fase-fase pertumbuhan tersebut akan secara jelas menurunkan produksi.
Genangan tidak disukai jagung, meskipun jagung dapat membentuk pembuluh-pembuluh udara (aerenkima) apabila mengalami terendam air dalam jangka waktu cukup lama. Pembuatan paritpengatusan air atau pembentukanbedengan biasanya disarankan. Pada tanah masam,pengapuran diperlukan.
Penanaman benih jagung secara tradisional dilakukan dengan tangan menggunakantugal untuk melubangi tanah. Dalam pertanian denganmekanisasi, penanaman bijian jagung dilakukan menggunakan mesin penabur benih (seed driller). Kepadatan populasi tanam yang biasa dipakai adalah 60 000 sampai 120 000 tanaman per ha, yang biasa diterjemahkan dalam jarak antarbaris (50–100 cm) dan jarak dalam baris (10–40 cm).
Kebutuhan hara jagung dikenal cukup tinggi dan dipenuhi melalui pemupukan. Selain memerlukan pupuk organik sebagai pupuk dasar/awal, jagung memerlukan masukannitrogen (N, dariurea ataupunZA),fosfat (biasanya dariSP36), dankalium (K, biasanya dariKCl) untuk pertumbuhan dan hasil yang baik. Namun demikian, sejak 2000-an di Indonesia diperkenalkan pulapupuk majemuk yang telah mengandung ketiga unsur pokok tersebut.Pupuk organik cair (POC) juga mulai diperkenalkan untuk digunakan.
Pada pertengahan masa pertumbuhan vegetatif, jagung mengeluarkan akar udara (aerial roots) sehingga memerlukanpembumbunan untuk memaksimalkan penyerapan hara. Pengendalian tumbuhan pengganggu (gulma) dilakukan menggunakanherbisida atau dilakukan dengan pendangiran.
Penanaman jagung mengandalkan pasokan air dari hujan. Apabila mengalami kekurangan air, praktik di Indonesia pemberian air biasanya diberikan dengan cara penggenangan parit apabila hujan tidak tersedia. Air dialirkan melalui saluran irigasi atau menggunakan pompa air.
Mengangin-anginkan jagung di beranda rumah.Sumarorong
Produk utama jagung adalah bijiannya (grain). Bijian sebenarnya adalahbuah danbiji yang menyatu. Massa bijian terbesar diisi olehendosperma yang kaya olehkarbohidrat. Dari bijian yang dihasilkan, jagung menjadi sumber pangan pokok manusia ketiga setelahgandum danberas ataupadi.[25] Bijian jagung dimanfaatkan sebagaipakan hewan, baik untukunggas maupun ternak besar. Serapan terbesar di Indonesia sekarang adalah sebagai sumber pakan ternak. Olahan bijian juga diserap dalamindustri pangan,farmasi,kosmetika, danindustri kimia.
Produk jagung penting lainnya adalah jagung tongkol. Jagung tongkol juga dipanen dalam usia sekitar tiga minggu setelah penyerbukan untuk dijadikansayuran atau direbus serta dibakar. Jagung manis biasanya mengisi pangsa ini. Tongkol jagung yang masih muda dan belum berkembang penuh dipanen sebagai sayuran segar yang dikenal sebagaijagung semi ataubabycorn.
Kelobot digunakan untuk pembungkus wajik di Yogyakarta
Tanaman jagung utuh yang masih hijau dimanfaatkan oleh usaha tani peternakan sebagaihijauan. Kandungan protein tanaman jagung cukup tinggi sebagai sumber pakan bagi sapi dan kerbau. Bidang bioenergi mengembangkan tanaman jagung dengan kandungan selulosa tinggi untuk dimanfaatkanbiomassanya sebagai sumber energi terbarukan.
Daun pembungkus (braktea) tongkol jagung (disebut kelobot) yang telah dikeringkan digunakan di Jawa sebagai pembungkus penganan maupun sebagai komponen rokok tradisional ("rokok kelobot") yang dilinting sendiri oleh penggunanya.
Bagian jagung yang biasa dimakan manusia adalah bijiannya, baik masih muda ketika isinya belum mengering maupun setelah tua dan mengering.
Bijian kering dapat dihaluskan menjadi tepung jagung (maizena). Maizena merupakan bahan untuk berbagai kue dan penganan olahan serta untuk bahan baku pembuatanmie bihun.
Dedak merupakan bijian jagung yang digiling halus. Dedak dapat dicampur dengan bahan lain sebagai makanan sarapan.
Pecahan kasar bijian jagung diolah diAmerika Serikat sebagai makanan sarapan populer,corn flakes. DiJawa Timur terutama, bijian jagung kering ditumbuk agak halus untuk mendapatkanberas jagung, yang setelah dikukus atau ditanak menjadi nasi jagung. Nasi jagung ini, murni atau bercampur nasipadi, umum sebagai makanan pokok terutama di wilayah Jatim yang mendapat pengaruh dari budayaMadura.
Bijian utuh jagung dapat dipanggang, disangrai, atau digoreng. Gorengan bijian kering jagung dikenal sebagaimarning diJawa Tengah. Dari bijian jagung kering varietas tertentu juga dapat dibuatbrondong jagung.
Jagung muda biasanya dipasarkan secara utuh bersama tongkolnya. Jagung manis mengisi kebanyakan pangsa ini, meskipun jagung ladang dan jagung ketan juga dipanen dalam keadaan demikian. Tongkol direbus, dipanggang, atau dibakar. Beberapa masakan sayur, sepertisayur asam dansayur bening dilengkapi dengan potongan tongkol jagung atau bijian muda yang sudah dipisahkan dari tongkolnya (dipipil).
Untuk unggas dapat diberikan dalam bentuk utuh (pakanburung dara), dipecah (pakanburung pengicau), dihaluskan, sampai berbentuk bubuk.
Saat ini jagung juga dijadikan sebagai sumber energi alternatif.[26]
Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik. Salah satu perusahaan di Jepang telah mencampur polimer jagung dan plastik menjadi bahan baku casing komputer yang siap dipasarkan.[27]
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endosperma. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentukpati umumnya berupa campuranamilosa danamilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dansukrosa.[28]
Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:[29]
Kalori: 355 Kalori
Protein: 3,4 gr
Lemak: 3,9 gr
Karbohidrat: 21 gr
Kalsium: 10 mg
Fosfor: 256 mg
Besi: 2,4 mg
Vitamin A: 510 SI
Vitamin B1: 0,38 mg
Air: 12 gr
dan bagian yang dapat dicerna 90%.
Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak daripada beras.
Produksi dan luas tanam jagung Indonesia, 2011-2014.
Indonesia pada tahun 2012 sampai 2014 menempati peringkat ke-8 produsen jagung (pipilan kering) dunia. Produksi jagung pipilan kering di Indonesia tahun 2014 meningkat dari tahun 2013, yaitu 19.008.426 ton dari sebelumnya 18.511.853 ton, namun tetap lebih rendah daripada capaian 2012 sebesar 19.387.022 ton.[30]
Produsen jagung terbesar saat ini (data 2014[30]) adalah Amerika Serikat (34,8% dari total produksi dunia), diikuti oleh Tiongkok 20,8%, Brazil 7,7%; Argentina 3,2%, Ukraina 2,7%; India 2,3%; Meksiko 2,2%; Indonesia 1,8%; Prancis 1,8%; dan Afrika Selatan 1,4%.
Jagung pipilan merupakan komoditas perdagangan dunia. Pada umumnya jagung yang diperdagangkan adalah untuk pakan ternak serta untuk pembuatantepung maizena. Berdasarkan dataFAO,[30] produksi jagung dunia tahun 2014 adalah sebesar 1.038 juta ton lebih, meningkat sedikit dari tahun 2013 sebesar 1.018 jutaton lebih pipilan kering.
Berikut adalah data produksi dari sumber yang sama menurut 20 negara penghasil terbesar. Data ini tidak memasukkan produksijagung manis,jagung muda/semi (babycorn), serta jagung untukhijauan pakan ternak.
^Nutrient management. Menggambarkkan gejala defisiensi dan keracunan (toksisitas) mineral pada jagung sebagai contoh.
^Gepts P. 2004. Crop Domestication as a Long-term Selection Experiment. In: Janick J.Plant Breeding Reviews, Vol. 24, Part 2,ISBN 0-471-46892-4. John Wiley & Sons, Inc. hal. 6.
^Karl, J.R. (May 2013)."The maximum leaf quantity of the maize subspecies"(PDF).The Maize Genetics Cooperation Newsletter.86: 4.ISSN1090-4573. Diarsipkan dariversi asli(PDF) tanggal 2016-03-03. Diakses tanggal2015-05-08.The Maximum Leaf Number of the Maize Subspecies; the "Leafy" Mutation Placed into the Tallest Strain
^James, M. G. "Characterization of the Maize Gene sugary1, a Determinant of Starch Composition in Kernels".The Plant Cell.7 (4): 417–429.Parameter|coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan);Parameter|access-date= membutuhkan|url= (bantuan)
^Sumber: Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia