Perekat adalah bahan yang mampu mengikat dua permukaan atau lebih dengan ikatan yang kuat dan permanen. Secara umum perekat adalah bahan yang memilikikekuatan tarik dan kekuatan geser yang tinggi.[1] Perekat bekerja berdasarkan prinsip adhesi, yaitu gaya tarik-menarik antaramolekul-molekul dari jenis bahan yang berbeda.
Terdapat sejumlah metode alternatif lain untuk menggabungkan bahan. Beberapa jenis sambungan pertukangan kayu menggunakan penguat internal yang terpisah, seperti pasak ataubiscuit, yang dalam arti tertentu dapat dianggap sebagai pengencang, meskipun tidak dirancang sebagai pengencang untuk berbagai keperluan.
Perekat struktural adalah perekat yang memiliki kekuatan di atas 1000psi dan memiliki ketahanan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem (paparansinar UV, kelembaban dan suhu tinggi). Contoh dari perekat struktural adalahepoksi,akrilik termoseting, dan uretan. Perekat struktural biasanya terdiri dari dua komponen yaitu perekat dan pengeras (hardener).
Contoh perekat struktural dari jenis epoksi dan akrilik
Perekat non-struktural adalah perekat yang memiliki kekuatan rendah. Perekat jenis ini biasanya dipakai untuk aplikasi temporer ataupun di dalam ruangan yang tidak terekspos cuaca maupun kondisi lingkungan yang ekstrem. Contoh dari perekat jenis ini adalahselotip, lem kayu,elastomer dansealant.
Secara umum kekuatan perekat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu:tekanan,suhu,waktu dan permukaan bahan yang direkatkan. Beberapa jenis perekat seperti VHB memerlukan penekanan minimal 15 psi untuk mengaktifkan perekat. Perekat bekerja dengan baik di atas suhu 15 derajat Celsius. Waktu yang diperlukan untuk memperoleh kekuatan maksimal tergantung dari jenis perekat, mulai dari hitungan detik seperti pada perekat sianoakrilat, sampai dengan hitungan hari pada beberapa jenis epoksi. Permukaan bahan yang kasar biasanya memiliki kekuatan adhesi yang bagus dibanding permukaan yang halus.
Emblem padamobil dan berbagai aksesoris ditempelkan dengan pita perekat. Mobil-mobil baru yang terbuat dari bahankomposit memakai perekat struktural untuk menyatukan bagian-bagiannya.
Pesawat terbang merupakan salah satu pelopor pemakaian perekat struktural. Hal ini disebabkan pesawat membutuhkan bahan yang ringan yang tidak bisa dipenuhi oleh metode penyambungan mekanis konvensional dengan memakaipaku keling dan mur-baut.[2] Dibanding sambungan paku-keling atau mur-baut, perekat memiliki kekuatan yang lebih tinggi karena beban terdistribusi merata sepanjang perekat dibanding paku keling yang terdiri dari titik-titik.
Selain itu pemakaian perekat juga memudahkan teknologi kabin bertekanan[2] yang memungkinkan pesawat terbang terbang lebih tinggi. Sementara itu teknologi paku keling masih memiliki celah antar komponen yang memungkinkan udara bertekanan keluar dari kabin .