Nokdiak atau yang disebut jugaekidna ataulandak semut ataubabi duri adalah satu-satunya hewan dari ordoMonotremata yang masih bertahan hidup selainplatipus. Keempat spesies yang masih hidup, merupakan hewan asliPapua danAustralia, semuanya termasuk ke dalam familiTachyglossidae.[2] Ekidna dinamai berdasarkan nama monster dalam mitologi Yunani kuno.
Nokdiak diklasifikasikan ke dalam duagenera. GenusZaglossus meliputi tigaspesies yang masih bertahan hidup dan dua spesies yang sudah punah (diketahui hanya melaluifosil). Genus lainnya adalahTachyglossus di mana hanya satu spesies yang dikenal.
Ada tiga spesies dari genusZaglossus yang masih hidup. Ketiga spesies itu dapat ditemui diPapua. Mereka langka, dan diburu untuk dimakan. Mereka mencari makanan dalam sampah dedaunan di lantai hutan. Mereka memakancacing tanah danserangga.
Nokdiak moncong-pendek (Tachyglossus aculeatus) ditemukan di bagian tenggaraPapua dan juga terdapat di hampir seluruh lingkungan Australia; dari saljuAlpen Australia sampai gurun dalam didaerah pedalaman: utamanya di daerah manapun sejauh semut dan rayap ada. Ukurannya lebih kecil daripada spesiesZaglossus dan ia mempunyai rambut yang lebih panjang.[3]
Nokdiak menggulung dirinya menjadi sebuah bola, dengan hati-hati dipindahkan dari jalan.
Nokdiak adalahmammalia kecil yang tubuhnya ditutupi rambut kasar dan duri. Nokdiak menyerupai pemakan semutAmerika Selatan dan mammalia berduri lainnya sepertilandak susu danlandak. Mereka memiliki moncong yang berfungsi sebagai mulut dan hidung. Moncong mereka panjang dan langsing. Mereka memiliki kaki yang pendek dan kuat dengan kuku besar. Nokdiak juga adalah penggali yang handal. Mereka memiliki mulut yang mungil dan rahang tak bergigi. Mereka makan dengan cara membuka batang kayu yang lunak, sarang semut, dan semacamnya, dan menggunakanlidahnya yang panjang serta lengket yang memanjang dari moncongnya untuk mengumpulkan mangsanya.Nokdiak moncong pendek terbiasa memakan semut dan rayap dalam jumlah besar, sedangkan spesiesZaglossus terbiasa memakan cacing tanah dan larva serangga.
Nokdiak ditemui di berbagai macam lingkungan, termasuk taman kota.
Selainplatipus, keempat spesies nokdiak adalah satu-satunya mammalia yang bertelur. Betina menelurkan satutelur berbulu bercangkang lunak dua puluh dua hari setelah kawin dan meletakkannya langsung dalam kantungnya. Telur akan menetas setelah sepuluh hari; nokdiak muda (dalambahasa Inggris disebut: puggle), kemudian akan menghisapsusu dari pori-pori keduakelenjar susu (sebabmonotremata tidak memiliki puting) dan tetap tinggal di dalam kantung induknya untuk empat puluh lima hingga lima puluh lima hari, selama kurun waktu tersebut, mulai tumbuh duri. Sang ibu menggali lubang untuk merawat anaknya dan meletakkan anaknya di dalam lubang. Sang ibu kembali setiap lima hari untuk menyusui sampai berhenti menyusui pada bulan ketujuh.
Nokdiak memiliki cara yang unik dalam berkembang biak, yaitu dengan cara bertelur . Nokdiak betina menelurkan sebutir telur berbulu bercangkang lunak, tepat dua puluh dua hari setelah pembuahan berlangsung, dan meletakkannya di dalam kantung tubuhnya. Telur akan menetas setelah sepuluh hari.[4]
^Parker, Sybil, P (1984).McGraw-Hill Dictionary of Biology. McGraw-Hill Company. hlm. 112.Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)