Movatterモバイル変換


[0]ホーム

URL:


Lompat ke isi
WikipediaEnsiklopedia Bebas
Pencarian

Kimigayo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kimigayo
B. Indonesia: Kekuasaan Yang Mulia
(きみ) ()
Lembar musik "Kimigayo"

Lagu kebangsaan Jepang
Penulis lirikpuisiwaka,
Zaman Heian (794–1185)
KomponisYoshiisa Oku danAkimori Hayashi (digubah olehFranz Eckert, 1880)
Penggunaan1869 (musik)
1870 (lirik)
3 November 1880 (musik)
Penggunaan ulang13 Agustus 1999
Sampel audio

Bermasalah memainkan berkas-berkas ini? Lihatbantuan media.

Kimigayo[1] (君が代code: ja is deprecated,pengucapan bahasa Jepang: [kimiɡajo]; "Kekuasaan Yang Mulia") adalahlagu kebangsaanJepang. Liriknya termasuk yang tertua di dunia. Dengan panjang lirik hanya 30 aksara, menjadikannya sebagai lagu kebangsaan terpendek di dunia. Liriknya berasal dari sebuah antologiwakazaman Heian berjudulKokin Wakashū.[2] Melodinya diubah pada tahun 1880 untuk menggantikan melodi buatanJohn William Fenton pada 11 tahun sebelumnya.

Etimologi

[sunting |sunting sumber]

"Kimi" telah digunakan baik sebagai kata benda untuk menunjukkan seorang kaisar atau tuan (atau master) setidaknya sejak periode Heian.[3][4] Contohnya, protagonisHikaru Genji(光源氏) darithe Tale of Genji disebut"Hikaru no Kimi"atau "Hikaru-gimi"(光の君atau 光君). Namun sebelum periode Nara, kaisar sering disebut "opokimi" (tuan agung); jadi kontroversial apakah kata "kimi" dalam "kimigayo" awalnya berarti kaisar.

Padaperiode Kamakura, "Kimigayo" digunakan sebagai lagu pesta di kalangan samurai dan kemudian menjadi populer di kalangan masyarakat pada periode Edo. Di bagian akhir periode Edo, "Kimigayo" digunakan di oku (harem dari Kastil Edo) dan Satsuma-han (sekarang Prefektur Kagoshima) sebagai lagu perayaan tahun baru yang umum. Dalam konteks itu, "kimi" tidak pernah berarti kaisar tetapi hanya shōgun Tokugawa,klan Shimazu yang sebagai penguasa Satsuma-han, tamu kehormatan atau semua anggota pesta minum yang meriah. Setelah Restorasi Meiji, para pasukan samurai dari Satsuma-han menguasai pemerintahan Kekaisaran Jepang dan mereka mengadopsi "Kimigayo" sebagai lagu kebangsaan Jepang. Sejak saat itu hingga kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, "Kimigayo" dipahami sebagai masa pemerintahan kaisar yang panjang. Dengan diadopsinyaKonstitusi Jepang pada tahun 1947, kaisar tidak lagi menjadi penguasa yang diperintah oleh hak ilahi, tetapi seorang manusia yang merupakan simbol negara dan persatuan rakyat.[5] Departemen Pendidikan tidak memberikan arti baru untuk "Kimigayo" setelah perang; ini memungkinkan lagu itu berarti "orang Jepang". Kementerian juga tidak secara resmi meninggalkan arti "Kimigayo" sebelum perang.[6]

Pada tahun 1999, dalam pembahasan UU Bendera dan Lagu Kebangsaan, definisi resmi "Kimi" atau "Kimi-ga-yo" dipertanyakan berulang kali. Usulan pertama, yang diberikan oleh Sekretaris Kabinet Hiromu Nonaka, menyatakan bahwa kimi berarti "kaisar sebagai simbol Jepang", dan seluruh liriknya menginginkan perdamaian dan kemakmuran Jepang. Dia menyebut status baru kaisar sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 1 Konstitusi Jepang sebagai alasan utama usulan tersebut.[7] Selama sesi yang sama, Perdana Menteri Keiz Obuchi menegaskan arti ini dengan sebuah pernyataan pada tanggal 29 Juni 1999:

Kata "kimi" menunjukkan arti "Kaisar", yang merupakan simbol negara dan persatuan rakyat, dan yang posisinya berasal dari kehendak yang berbasis konsensus warga negara Jepang, dengan siapa yang memegang kekuasaan berdaulat. Dan, frasa "Kimigayo" menunjukkan negara kita, Jepang, yang memiliki Kaisar bertahta sebagai simbol negara dan persatuan rakyat dengan kehendak berbasis konsensus warga negara Jepang. Dan masuk akal untuk mengambil lirik "Kimigayo" berarti harapan untuk kemakmuran dan perdamaian abadi negara.[7][8]

Partai-partai yang menentang Partai Demokrat Liberal, yang memegang kendali pemerintahan pada saat Obuchi menjadi perdana menteri, sangat menentang pengertian pemerintah tentang "kimi" dan "Kimigayo". Para anggota dari Partai Demokrat Jepang keberatan, karena kurangnya ikatan sejarah dengan maknanya. Kritikus terkuat adalah Kazuo Shii, ketua Partai Komunis Jepang l, yang dengan tegas menyatakan bahwa "Jepang" tidak dapat diturunkan dari "Kimigayo", karena liriknya hanya menyebutkan harapan agar kaisar memiliki pemerintahan yang panjang. Shii juga keberatan dengan penggunaan lagu tersebut sebagai lagu kebangsaan karena bagi negara demokrasi, lagu tentang kaisar tidak pantas.[7]

Pandangan

[sunting |sunting sumber]

Menurut survei yang diadakan olehTV Asahi, mayoritas warga Jepang menganggap Kimigayo sangat penting, terlepas dari segala kontroversi yang pernah ada di masa lalu.[9] Namun, menurut survei yang diadakan olehMainichi Shimbun di tahun yang sama, mayoritas responden mengaku tidak setuju dengan disahkannyaUU Bendera dan Lagu Kebangsaan. Mereka juga meminta agarParlemen meninjau kembali UU tersebut.[10] Di dunia pendidikan, banyak anak-anak yang mengeluh karena setiap hari dipaksa untuk menyanyikan lagu tersebut, padahal mereka sendiri tidak pernah diajari tentang makna dan tujuan dari lagu tersebut.[11]

Lirik

[sunting |sunting sumber]
Lirik resmi
Kana (Hiragana)
Romaji[12]
IPA
Terjemahan langsung
Tafsiran

(きみ) ()
千代に八千代に
さざれ (いし)
いわおとなりて
こけのむすまで

きみがよは
ちよにやちよに
さざれいしの
いわおとなりて
こけのむすまで

Kimigayo va
Çiyo ni yaçiyo ni
Sazare-işi no
Ivao to narite
Koke no mısı made

(Semoga) kekuasaanYang Mulia
(Terus berlanjut hingga) seribu, delapan ribu generasi
Hingga batu kecil
(Berubah) menjadi batu besar
(Yang) diselimuti lumut

Semoga Kaisar
dan Negara Jepang
kekal abadi
selama-lamanya.

Kontroversi

[sunting |sunting sumber]

Kimigayo dianggap sebagai lagu kebangsaan paling kontroversial di dunia.[13] Selain karena sejarahnya yang kelam, juga karena penerapannya didunia pendidikan yang terasa dipaksakan.[14] Berikut daftar kasus kontroversial yang pernah terjadi:

  1. Dinas Pendidikan Prefektur Tokyo mewajibkan semua sekolah negeri di Tokyo untuk mengibarkanHinomaru dan menyanyikan Kimigayo setiap mengadakan acara sekolah. Kepala sekolah dan/atau guru yang menolak perintah tersebut terancam dipecat.[15]
  2. Pada tahun 1999, beberapa guru bersitegang dengan Dinas Pendidikan Kota Hiroshima karena mereka menolak untuk menyanyikan Kimigayo. Puncaknya, salah satu wakil kepala sekolah memutuskan untuk bunuh diri.[13]
  3. Pada tahun 2010, 32 orang guru menolak menyanyikan lagu Kimigayo, ditambah 9 orang guru di tahun 2011, dan 8 orang guru di tahun 2012. Wali kota Osaka saat itu,Hashimoto Toru berkomentar, "Akhirnya, para penista (lagu kebangsaan) yang selama ini berada di bawah tanah satu persatu mulai muncul ke permukaan." Para guru akhirnya dihukum.[16]

Lagu kebangsaan Jepang dianggap sebagai lagu kebangsaan paling kontroversial di dunia karena sejarah pascaperangnya.Dunia pendidikan sejak lama terjebak dalam pusaran kontroversi lagu kebangsaan dan bendera nasional. Mewajibkan sekolah-sekolah di bawah naungannya untuk mengumandangkan Kimigayo dan mengibarkan bendera Hinomaru setiap acara sekolah. Perintah tersebut mengharuskan guru sekolah untuk menghormati kedua simbol tersebut atau berisiko kehilangan pekerjaan bila tidak dilaksanakan. Pada tahun 1999, beberapa guru diHiroshima menolak untuk menyanyikan lagu kebangsaan ketika Dinas Pendidikan Hiroshima mewajibkannya. Saat ketegangan muncul di antara mereka, seorang wakil kepala sekolah memilih bunuh diri. Kejadian serupa terjadi di Osaka pada tahun 2010, di mana 32 orang guru menolak untuk menyanyikan lagu tersebut dalam sebuah upacara. Pada tahun 2011, sembilan orang guru bergabung dengan aksi penolakan, bersama delapan guru lainnya pada tahun 2012.[17] Wali kota Osaka saat itu, , menyebut "syukurlah para oknum guru yang menistakan lagu kebangsaan satu persatu " Beberapa memprotes bahwa aturan tersebut melanggarDeklarasi Universal Hak Asasi ManusiaPerserikatan Bangsa-Bangsa dan klausul "kebebasan berpikir, berkeyakinan dan hati nurani" dalamKonstitusi Jepang,[18] namun dinas pendidikan berdalih sekolah adalah lembaga negeri sehingga mereka memiliki kewajiban untuk mengajari siswanya bagaimana menjadi warga negara Jepang yang baik. Para guru gagal mengajukan tuntutan pidana terhadap Gubernur TokyoShintarō Ishihara dan para pejabat senior karena mewajibkan guru untuk menghormati Hinomaru dan Kimigayo.[19] Setelah melalui banyak perdebatan,Persatuan Guru Jepang akhirnya memilih menerima aturan tersebut. Sedangkan Persatuan Guru dan Staf Seluruh Jepang bersikukuh menolak aturan tersebut diimplementasikan dalam dunia pendidikan.[20]

Pada tahun 2006, Katsuhisa Fujita, seorang pensiunan guru di Tokyo, diancam dengan hukuman penjara dan denda 200.000yen (sekitar 17 jutarupiah) setelah ia dituduh mengganggu upacara kelulusan di Sekolah Menengah Itabashi dengan mendesak para peserta untuk tetap duduk selama lagu kebangsaan dikumandangkan.[21] Pada saat Fujita dijatuhi hukuman, 345 guru telah dihukum karena menolak ambil bagian dalam acara yang berhubungan dengan lagu kebangsaan, meskipun Fujita adalah satu-satunya orang yang dihukum sehubungan dengan hal itu.[22] Pada tanggal 21 September 2006, Pengadilan Distrik Tokyo memerintahkan Pemerintah Metropolitan Tokyo untuk membayar kompensasi kepada para guru yang telah dijatuhi hukuman di bawah arahan Dewan Pendidikan Tokyo.Perdana MenteriJunichiro Koizumi berkomentar, "Merupakan hal yang sangat wajar untuk memperlakukan lagu kebangsaan secara khidmat". Pemerintah Metropolitan kemudian mengajukan banding atas keputusan tersebut.[23] Sejak 23 Oktober 2003 hingga 2008, 410 guru dan pekerja sekolah dihukum karena menolak berdiri dan menyanyikan lagu kebangsaan sesuai perintah kepala sekolah.[24] Guru juga bisa dihukum jika siswanya tidak berdiri saat Kimigayo dikumandangkan saat upacara sekolah.[18]

Pada tanggal 30 Mei 2011 dan 6 Juni 2011, dua panelisMahkamah Agung Jepang memutuskan bahwa kewajiban guru untuk berdiri di depanHinomaru dan menyanyikan Kimigayo selama upacara sekolah sudah sesuai dengan amanat konstitusi. Dalam membuat keputusan, panel meratifikasi keputusanPengadilan Tinggi Tokyo dalam memutuskan 13 guru yang mengajukan banding setelah didisiplinkan antara tahun 2003 dan 2005 karena menolak untuk berdiri dan menyanyikan lagu kebangsaan.[25]

Di luar dunia pendidikan, ada kontroversi mengenai Kimigayo segera setelah berlakunya undang-undang tahun 1999. Sebulan setelah undang-undang itu diberlakukan, rekaman yang berisi penampilan Kimigayo oleh musisi rock JepangKiyoshiro Imawano dihapus oleh Polydor Records dari albumnyaFuyu no Jujika. Polydor tidak ingin dituntut pasal penistaan terhadap negara olehkelompok sayap kanan. Menanggapi hal tersebut, Imawano kembali merilis album tersebut melalui label independen dengan lagu yang sama.[26]

Lihat juga

[sunting |sunting sumber]

Referensi

[sunting |sunting sumber]
Catatan
  1. ^Kamus Kanji Modern Jepang-Indonesia (Nelson) menulisnyaKimigayo, begitu pula dengan MOFA dansitus pemerintah Jepang. Alternatif penulisan menurut Kamus Jepang-Indonesia (Matsuura) adalahKimi-ga-yo, di mana tanda - berarti boleh ada spasi. Alih aksara bahasa Jepang tidak mengatur kapitalisasi dan spasi.
  2. ^"「君が代」の歴史的変遷".同志社女子大学. Diakses tanggal2021-03-29. 
  3. ^新村出記念財団 (1998). Kamusbahasa『広辞苑』 ("Kōjien"), edisi ke-5. Dipublikasikan olehIwanami Shoten, Publishers.
  4. ^君が代の源流.Furuta's Historical Science Association (dalam bahasa Jepang). Diarsipkan dariversi asli tanggal 29 Mei 2013. Diakses tanggal10 Mei 2008. "Inside "Kimigayo"".Furuta's Historical Science Association. Diakses tanggal10 Mei 2008. 
  5. ^Michael Williams; Graham Humphrys, ed. (2003).Citizenship Education and Lifelong Learning: Power and Place. Nova Biomedical Books. hlm. 126.ISBN 978-1-59033-863-6. 
  6. ^Hutchinson, John; Smith, Anthony D (2000).Nationalism: Critical concepts in political science.ISBN 978-0-415-21756-9. 
  7. ^abcItoh, Mayumi (Juli 2001)."Japan's Neo-Nationalism: The Role of the Hinomaru and Kimigayo Legislation".Japan Policy Research Institute Working Paper.79. Diarsipkan dariversi asli tanggal 2018-10-02. Diakses tanggal2010-10-13. 
  8. ^The House of Representatives (1999-06-29)."Info of the minutes of the plenary session No.41 of the House of Representatives in the 145th Diet term".National Diet Library (dalam bahasa Jepang). Diarsipkan dariversi asli tanggal 2008-04-11. Diakses tanggal2008-05-10. 
  9. ^"国旗・国歌法制化について" (dalam bahasa Jepang). TV Asahi. 18 Juli 1999. Diarsipkan dariversi asli tanggal 2008-05-23. Diakses tanggal2008-03-11. Parameter|trans_title= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan);Parameter|home= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  10. ^"Flag-anthem law no end to controversy" (dalam bahasa (dalam bahasa Inggris)). Japan Times. 1999-07-09. Diakses tanggal21 Desember 2015. Parameter|home= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  11. ^"'Kimigayo' controversy leaves students indifferent, confused" (dalam bahasa Inggris). Japan Times. 1999-07-09. Diakses tanggal21 Desember 2015. Parameter|home= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  12. ^"National Flag and Anthem"(PDF).Web Japan. Japanese Ministry of Foreign Affairs. 2000. Diakses tanggal2009-12-11. 
  13. ^abMarshall, Alex (2016).Republic or Death! Travels in Search of National Anthems. London: Windmill Books. hlm. 99–100.ISBN 9780099592235.Semua lagu kebangsaan menimbulkan kontroversi di beberapa poin... Tapi tidak peduli seberapa panas kontroversi seperti itu, tidak ada yang menyamai Kimigayo. Ini adalah konflik yang telah terjadi di sekolah-sekolah Jepang selama lebih dari 70 tahun. Guru kehilangan pekerjaan karenanya. Mereka telah menerima ancaman pembunuhan karenanya. Para orang tua dibiarkan linglung olehnya, mengkhawatirkan masa depan anak-anak mereka. Dan ya, Toshihiro Ishikawa bunuh diri karenanya. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  14. ^Weisman, Steven R. For Japanese, Flag and Anthem Sometimes Divide. The New York Times. 1990-04-29 [cited 2010-01-02].
  15. ^McCurry, Justin. A touchy subject. Guardian Unlimited. 2006-06-05 [cited 2008-01-14]. The Guardian.
  16. ^"Teachers Who Refused To Sing National Anthem Face Punishment".japanCRUSH. Beth. Diakses tanggalMarch 6, 2013. 
  17. ^"8 Osaka teachers to be punished for refusal to sing national anthem".Japan Today. Japan Today. Diakses tanggalFebruary 25, 2012. 
  18. ^abGrossman; Lee, Wing On; Kennedy§first3=Kerry (2008).Citizenship Curriculum in Asia and the Pacific. Springer. hlm. 85.ISBN 978-1-4020-8744-8. Diakses tanggal2010-10-12. 
  19. ^ The Japan Times. Ishihara's Hinomaru order called legit; 2006-01-05 [archived 2011-06-06; cited 2007-12-04].
  20. ^Heenan 1998, hlm. 206
  21. ^Kyodo News (2006-05-24)."Feature: Upcoming verdict on retired teacher draws attention".Kyodo News On The Web. Published by Kyodo News. Diarsipkan dariversi asli tanggal 2006-06-18. Diakses tanggal2006-07-29. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan);Hapus pranala luar di parameter|work= (bantuan)
  22. ^"Japanese teacher fined for anthem protest".The Taipei Times. AFP. 2006-05-31. Diakses tanggal2010-10-14. 
  23. ^"City Hall to appeal 'Kimigayo' ruling".The Japan Times Online.The Japan Times. 2006-09-23. Diakses tanggal2007-10-25. 
  24. ^"2 teachers punished for refusing to stand up, recite 'Kimigayo'".Kyodo News. Japan Today. 2008-05-24. Diarsipkan dariversi asli tanggal 2009-10-15. Diakses tanggal2010-10-14. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  25. ^Kyodo News."Top court again backs 'Kimigayo' orders".The Japan Times Online.The Japan Times. Diakses tanggal15 October 2011. 
  26. ^McClure, Steve (1999-09-25)."Polydor Censors Japanese Rocker".Billboard Magazine. Billboard. hlm. 73. Diakses tanggal2009-08-25. 
Daftar Pustaka
Perundang-undangan

Pranala luar

[sunting |sunting sumber]
Cari tahu mengenai Kimigayo pada proyek-proyek Wikimedia lainnya:
Definisi dan terjemahan dari Wiktionary
Gambar dan media dari Commons
Berita dari Wikinews
Kutipan dari Wikiquote
Teks sumber dari Wikisource
Buku dari Wikibuku
Didahului oleh:
Kimigayo
Lagu kebangsaan Jepang
(1868–sekarang)
Diteruskan oleh:
-
Didahului oleh:
Kimigayo
Lagu kebangsaan Taiwan
(1895-1945)
Diteruskan oleh:
Tiga Prinsip Rakyat
(1945–sekarang)
Didahului oleh:
Lagu kebangsaan Kekaisaran Korea
(1902–1910)
Kimigayo
Lagu kebangsaan Korea
(1910–1945)
Diteruskan oleh:
Aegukga
(1948–sekarang, di Korea Selatan)
Aegukka
(1948–sekarang, di Korea Utara)
Topik Jepang 
Sejarah
Kronologi
Menurut topik
Geografi
Politik
Pemerintahan
Ekonomi
Masyarakat
Kebudayaan
Kebangsaan
Daerah
Organisasi
Mantan negara
Bekas Kekaisaran Rusia
atau Uni Soviet
Lainnya
Dunia Islam
Garis miring menunjukkan status negara yang tidak diakui atau diakui sebagian.
Ikhtisar
Kaisar
Simbol
Kebijakan
Pemerintah
Militer
Sejarah
Zaman Taishō
Zaman Shōwa
Wilayah
Koloni
Negara boneka
Wilayah pendudukan
Ideologi
Topik terkait


Perpustakaan nasional
Lain-lain
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kimigayo&oldid=26287328"
Kategori:
Kategori tersembunyi:

[8]ページ先頭

©2009-2025 Movatter.jp