Kesepakatan Tientsin atauKonvensi Li–Fournier, yang ditandatangani pada 11 Mei 1884, dimaksudkan untuk menyelesaikan perang yang tidak diumumkan antara Prancis dan Tiongkok terhadap kekuasaan atas Tonkin (Vietnam utara). Konvensi ini, yang dirundingkan oleh Li Hung-chang atas nama Tiongkok dancapitaine de vaisseau François-Ernest Fournier atas nama Prancis, menetapkan penarikan pasukan Tiongkok dari Tonkin sebagai imbalan bagi traktat komprehensif yang akan menyelesaikan rincian perdagangan dan perniagaan antara Prancis dan Tiongkok dan menetapkan demarkasi perbatasan yang dipersengketakan dengan Vietnam.[1]
Penentangan Tiongkok terhadap upaya-upaya Prancis untuk mencengkeram protektorat di Tonkin menyebabkan pecahnya perang yang tidak diumumkan antara Prancis dan Tiongkok menjelang akhir tahun 1883. Pasukan Tiongkok bertempur bersamaPasukan Bendera Hitam Liu Yung-fu semasakampanye militer Sơn Tây (Desember 1883). Meskipun direbutnya Son Tay oleh Laksamana Courbet membuka jalan bagi penaklukan Prancis atas Tonkin pada akhirnya, Prancis kini harus menghadapi penentangan terbuka dari Tiongkok serta Pasukan Bendera Hitam. Setelah upaya-upaya diplomatik yang melelahkan untuk membujuk Tiongkok agar menarik pasukan mereka dari Tonkin, pemerintah Prancis menyetujui serangan oleh Jenderal Charles Millot terhadap benteng Bac Ninh, yang diduduki sejakmusim gugur 1882 olehTentara Guangxi Tiongkok. Pada Maret 1884, dalamkampanye militer Bắc Ninh, Millot mengenyahkan TentaraGuangxi dan merebut Bắc Ninh.[2]
Kekalahan Tiongkok di Bac Ninh, menyusul segera setelah jatuhnya Sơn Tây, memperkuat cengkeraman elemen moderat dalam pemerintahan Tiongkok dan untuk sementara mendiskreditkan partai 'Puris' ekstremis yang dipimpin olehZhang Zhidong, yang menghasut perang skala penuh melawan Prancis. Keberhasilan Prancis lebih lanjut pada musim semi tahun 1884, termasukdirebutnya Hưng Hóa danThái Nguyên, meyakinkanIbusuri Cixi bahwa Tiongkok harus berdamai, dan kesepakatan dicapai antara Prancis dan Tiongkok pada bulan Mei. Perundingan berlangsung di Tientsin (Tianjin). Li Hung-chang, pemimpin golongan moderat Tiongkok, mewakili Tiongkok; dan Kapten François-Ernest Fournier, komandan kapal penjelajah Prancis, Volta, mewakili Prancis. Kesepakatan Tientsin, ditandatangani pada 11 Mei 1884, menetapkan penarikan pasukan Tiongkok dari Tonkin sebagai imbalan untuk traktat komprehensif yang akan menyelesaikan rincian perdagangan dan perniagaan antara Prancis dan Tiongkok dan menetapkan demarkasi perbatasan yang dipersengketakan dengan Vietnam.[1]