Keseleo atauterkilir, adalah istilah umum untukcederaotot. Dalam bahasa medis, ada dua istilah yang merujuk pada kondisi ini namun memiliki arti yang berbeda yaitusprain danstrain. Dalam Bahasa Indonesia kedua istilah ini sering diterjemahkan sebagai satu kata yang sama, yaitu ‘keseleo’ dan/atau ‘terkilir’ namun sebenarnya ada perbedaan arti:
Sprain adalah cedera yang terjadi karena regangan berlebihan atau terjadi robekan padaligamen dankapsul sendi.
Strain (ataupulled muscle) adalah cedera yang terjadi karena regangan berlebihan atau terjadi robekan padaotot maupuntendon.[1]
Sendi disambung menjadi satu dan dikuatkan oleh jaringan ikat yang disebutligamen. Otot menempel pada sendi dengan bantuan jaringan ikat yang disebuttendon. Dengan kata lain,sprain adalah cedera sendi yang biasanya melibatkan robek ringan (trauma mikro) pada ligamen dan kapsul sendi. Bagian tubuh yang biasanya mengalamisprain adalah jempol, pergelangan kaki, dan pergelangan tangan. "Strain" adalan cedera pada tendon atau pada otot itu sendiri. Bagian tubuh yang biasanya mengalamistrain adalah betis, selangkangan, otothamstring (otot paha belakang), punggung, dan kaki (umumnya karena olahraga).
Sprain danstrain adalah 2 tipe kerusakan atau cedera jaringan lunak. Jaringan lunak terbuat dari kumpulan serat. Otot dan tendon mengandung sel-sel yang memonitor tingkat kontraksi dan peregangan. Dengan aktivitas sehari-hari, otot dan tendon menggunakan kontraksi ringan untuk melawan peregangan yang berlebihan. Namun gerakan mendadak dengan intensitas kuat dapat memberikan tekanan terlalu kuat pada jaringan, membuat serat meregang melebihi kapasitasnya dan robek. Perdarahan daripembuluh darah akibat perobekan inilah yang menyebabkan adanya bengkak.[2]Sprain bisa disebabkan oleh jatuh, terpelintir, atau tekanan pada tubuh yang menyebabkan sendi bergeser sehingga terjadi cedera ligamen. Strain bisa disebabkan otot/tendon terpelintir atau mengalami tarikan,overstressing, dan mengangkat benda berat.[3]
Sprain danstrain level akut dapat dikategorikan menurut tingkat keparahannya:
Tingkat I – sejumlah serat robek dan anggota tubuh yang terkena cedera terasa sedikit sakit dan bengkak, tapi fungsi dan kekuatan dari anggota tubuh tersebut tidak berkurang.
Tingkat II – serat yang robek lebih banyak dan area cedera terasa lebih sakit dan bengkak, dengan pengurangan fungsi dan kekuatan.
Tingkat III – jaringan lunak robek seluruhnya, dengan pengurangan fungsi dan kekuatan secara signifikan. Tingkat III sering kali membutuhkan tindakan operasi.
Penanganan pada keseleo dan terkilir bisa dilakukan dengan metode RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation):
Rest: Istirahat selama 48 hingga 72 jam (2-3 hari)
Ice : Meletakkan es pada area yang cedera selama 15 menit setiap dua jam, dengan menggunakan handuk di antara kulit dan es.
Compression: Menggunakan perban secara ketat area cidera dengan arah balutan dari daerah yang paling jauh dari jantung ke arah jantung (dari bawah ke atas)
Elevation: Memposisikan bagian yang cedera lebih tinggi dari jantung untuk mengurangipendarahan internal pada area cedera.
Selain metode RICE, obat anti nyeri sepertiparasetamol atauibuprofen juga dapat dikonsumsi untuk mengurangi rasa nyeri. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan pasca cedera meliputi kegiatan berat, konsumsi alkohol, dan pijat pada area cedera dalam 72 jam setelah cedera karena dapat memperburuk pembengkakan.[4]