Kekaisaran Rusia (bahasa Rusia:Россійская Имперія (lama), Российская Империя (modern);Rossiyskaya Imperiya) adalahkekaisaran yang pernah ada dari tahun 1721 hingga 1917. Kekaisaran ini adalah penerusKetsaran Rusia dan pendahuluUni Soviet.
Kekaisaran Rusia adalah salah satu monarki terluas yang pernah ada dalam sejarah dunia dengan luas daratan yang hanya bisa dilampaui olehImperium Britania danKekaisaran Mongol. Pada tahun 1866, wilayah Kekaisaran Rusia membentang dariEropa Timur ke Asia hinggaAmerika Utara. Pada awal abad ke-19, Rusia adalah monarki terbesar di dunia yang membentang dariSamudra Arktik di utara keLaut Hitam di selatan dan dariLaut Baltik di barat hinggaSamudra Pasifik di timur. Dengan penduduk sebanyak 176,4 juta jiwa, kekaisaran ini memiliki penduduk terbesar ketiga di dunia pada masanya setelahdinasti Qing di Tiongkok dan Imperium Britania.
Kekaisaran Rusia diperintah oleh seorangkaisar dan menjadi salah satu monarki terakhir di Eropa yang meninggalkan sistemmonarki absolut.
Meskipun kekaisaran secara resmi didirikan olehPyotr I menyusul Perjanjian Nystad (1721), beberapa sejarawan berpendapat bahwa Kekaisaran Rusia sudah dimulai ketikaIvan III menaklukkanNovgorod atau ketikaIvan IV menaklukkanKazan. Menurut beberapa pandangan, istilah "ketsaran" yang digunakan untuk merujuk negara Rusia setelah penobatanIvan IV dipandang sejajar dengan istilah "kekaisaran" dalam bahasa sekarang danPyotr hanya mengubah nama negara tersebut dengan mengadopsi dari bahasa Latin yang memiliki makna yang sama.
Kaisar Pyotr I (1672-1725) memperkenalkan sistem pemerintahanotokrasi diRusia dan memainkan peran utama dalam memperkenalkan negaranya ke sistem pemerintahan yang dianut negara-negaraEropa umumnya. Namun, wilayahRusia yang sangat luas ini hanya memiliki populasi sekitar 14 juta jiwa. Sistem pertanian Rusia saat itu masih tertinggal jauh di belakang sistem pertanian diEropa Barat, padahal dalam kenyataannya hampir seluruh pendudukRusia saat itu adalah petani. Hanya sebagian kecil warganya yang hidup di kota-kota.
Upaya militer pertamaPyotr I diarahkan untuk mengimbangi kekuatanKesultanan Utsmaniyah di barat daya. Perhatiannya kemudian beralih ke utara. Peter masih tidak memiliki pelabuhan di pesisir utaraRusia yang bebas es, hanya pelabuhanArchangel diLaut Putih, tetapi pelabuhan ini membeku selama sembilan bulan dalam setahun. Akses keBaltik juga diblokir oleh Swedia. AmbisiPyotr I untuk "membuka jendela ke laut" menuntunnya untuk membuat aliansi rahasia dengan kaumSaxony (pada tahun1699),Polandia-Lithuania, danDenmark untuk melawan Swedia, mengakibatkan terjadinya perang yang dikenal dengan sebutan Perang Besar Utara. Perang berakhir pada1721 ketika Swedia menyerah dan mengadakan perjanjian damai dengan Rusia. Pyotr I mengakuisisi empatprovinsi di sebelah selatan dan timurTelukFinlandia. Di sana ia membangun ibu kota baru Rusia,Sankt-Peterburg, untuk menggantikanMoskwa yang sudah lama menjadi pusatbudayaRusia.
SepeninggalKaisarPyotr I, penguasa Rusia lain yang dipandang merupakan penguasa Rusia paling berpengaruh selanjutnya adalahMaharani Yekaterina II yang berkuasa pada 9 Juli 1762 – 6 November 1796. Ia adalah seorang putriJerman yang menikah denganKaisar Pyotr III, dan naik takhta setelah menggulingkan suaminya yang baru enam bulan memerintah.Yekaterina memberi sumbangsih pada kebangkitan kaumbangsawanRusia yang dimulai setelah kematianPyotr I. Layanan sosial negara dihapuskan, dan ia memerintahkan agar para bangsawan memainkan peran penting dalam pemerintahan di provinsi-provinsiRusia.[1]
Meskipun Kekaisaran Rusia akan memainkan peran diminasi politiknya pada abad berikutnya, dampak kekalahannya dariNapoleon,Prancis menghalangi kemajuanekonomiRusia secara signifikan. Seperti pertumbuhan ekonomiEropa Barat yang meningkat pesat selamaRevolusi Industri yang telah dimulai pada paruh kedua abad ke-18, Rusia dalam kenyataannya masih jauh tertinggal. Status ini menyebabkan inefisiensi dari pemerintahnya, keterbelakangan masyarakatnya, dan ketertinggalan ekonomi. Setelah kekalahan Rusia dari Napoleon,Aleksandr I telah siap untuk membahas reformasi konstitusional, tetapi meskipun telah dilaksanakan, reformasi tidak membawa dampak dan perubahan yang berarti bagi Rusia.
Aleksandr I digantikan oleh adiknya,Kaisar Nikolai I (1825-1855), yang pada awal pemerintahannya dihadapkan dengan berbagai pemberontakan akibat banyaknya kalangan yang menuntut reformasi kekaisaran. Namun pemberontakan-pemberontakan tersebut dengan mudah dipatahkan.
Setelah tentara Rusia membebaskan sekutunya,Georgia, dari pendudukanPersia pada tahun1802, mereka juga terlibat konfrontasi dengan Persia akibat berebut pengaruh atasAzerbaijan dan terlibat dalam Perang Kaukasia melawan sebuah pemerintahanMuslim bernama Keimaman Kaukasia. Kaisar juga harus berurusan dengan dua pemberontakan di dalam negeri:Pemberontakan November tahun1830 danPemberontakan Januari tahun1863.
Nikolai I meninggal secara misterius. Satu tahun sebelumnya,Rusia telah terlibat dalamPerang Krimea. Sejak memainkan peran utama regional paska kekalahannya ketika Perang Napoleon, Rusia telah dianggap sebagai salah satu negara dengan kekuatan militer yang tak terkalahkan.
KetikaAleksandr II naik takhta pada tahun1855, keinginan untukreformasi tersebar luas di kalangan rakyat. Sejumlah gerakan sosial-kemanusiaan berkembang. Pada tahun1859, ada lebih dari 23 juta budak hidup di bawah kondisi yang lebih buruk dibandingkan dengan para petani dariEropa Barat pada abad ke-16.Aleksandr II memutuskan sendiri untuk menghapuskan perbudakan, daripada menunggu bahaya adanya tindakan-tindakan revolusioner yang dapat mengganggu stabilitas dalam negeriRusia.
Aleksandr II menginvasiManchuria Luar dariKekaisaran Qing Tiongkok antara1858-1860 dan menjual wilayahAlaska yang kaya akan minyak keAmerika Serikat pada tahun1867. Pada tahun1870-anRusia danKesultanan Utsmaniyah kembali berkonfrontasi di kawasanBalkan. Dari tahun1875-1877, krisisBalkan secara intensif menjadi pemberontakan melawan kekuasaanKesultanan Utsmaniyah oleh berbagaibangsa Slavia, yang dikuasai olehTurki Utsmaniyah sejak abad ke-16. Adanya pandangan nasionalisme Slavia menjadi faktor domestik utama dalam dukunganRusia untuk membebaskanBalkan dari pemerintahanMuslim Utsmaniyah dan hal ini berdampak pada kemerdekaanBulgaria danSerbia. Pada awal tahun1877, Rusia melakukan intervensi atas nama pasukan relawan Serbia dan Rusia ketika berperang melawan Utsmaniyah. Dalam satu tahun, pasukan Rusia sudah mendekatiIstanbul, dan Utsmaniyah menyerah. Diplomat nasionalis Rusia dan para jenderal membujukAleksandr II untuk memaksa Utsmaniyah menandatanganiPerjanjian San Stefano padaMaret1878. KetikaInggris mengancam akan menyatakan perang akibat merasa keberatan dengan syarat-syarat yang tercantum dalamPerjanjian San Stefano, Rusia memilih mundur.
Setelah pembunuhanAleksandr II oleh Narodnaya Volya, salah seorang anggota organisasi teroris "Nihilist", pada tahun1881, takhta diberikan kepada anaknya, yaituAleksandr III (1881-1894), seorang reaksioner yang berusaha menghidupkan kembali maksim "Otokrasi, Ortodoks, dan Karakter Kebangsaan Nasional" yang dicanangkan olehNikolai I. Sebagai seorangSlavophile, Aleksandr III percaya bahwaRusia bisa diselamatkan dari kekacauan hanya dengan menutup diri dari pengaruh subversifEropa Barat.
Pada tahun1894,Aleksandr III digantikan oleh putranya,Kaisar Nikolai II, yang berkomitmen untuk mempertahankan sistemotokrasi diRusia.Revolusi IndustriRusia mulai menunjukkan pengaruh yang signifikan. Namun, Partai Sosialis-Revolusioner justru menuntut dilakukannya distribusi tanah untuk para petani. Kelompok radikal lain adalah Partai Tenaga Kerja Sosial-Demokrat, salah satu partaiMarxisme diRusia. Sosial-Demokrat berbeda dari Sosialis-Revolusioner, bahwa mereka percaya revolusi harus berawal dari para pekerja dan buruh di perkotaan, bukan oleh kaum tani.
Kekalahan dalamPerang Rusia-Jepang (1904-1905) adalah pukulan besar bagi rezim Nikolai II dan semakin meningkatkan potensi kerusuhan dan pemberontakan di dalam negeri. PadaJanuari1905, sebuah insiden yang dikenal sebagai "Minggu Berdarah" terjadi ketika Pastor Gapon memimpin kerumunan massa di Istana Musim Dingin,Sankt-Peterburg, untuk mengirimkan sebuah petisi kepada Kaisar. Ketika massa mencapai istana, angkatan bersenjata menembaki kerumunan dan menewaskan ratusan orang. Masyarakat Rusia begitu marah atas pembantaian tersebut. Hal ini menandai awal dariRevolusiRusia tahun1905.Soviet (dewan pekerja) muncul di kota-kota untuk mengarahkan aktivitas revolusioner.Rusia lumpuh, dan pemerintahan kekaisaran tak berdaya mengahadapi gejolak-gejolak yang terjadi di seluruh negeri.
Nikolai II danRusia memasukiPerang Dunia I dengan semangat membela sesama kaum Ortodoks Slavia diEropa Timur danBalkan. Pada bulanAgustus1914, tentara Rusia menyerbu Provinsi Prusia Timur milikJerman dan menduduki sebagian besarAustria. Namun, kontrol Jerman atasLaut Baltik dan kontrol koalisi Jerman-Utsmaniyah atasLaut Hitam mengakibatkan Rusia terputus dari sebagian besar pasokan bantuan asing dan pasar perdagangan yang potensial.
Pada3 Maret1917, pemogokan massal terjadi pada sebuah pabrik di ibukotaSankt-Peterburg, dalam sepekan hampir semua pekerja di kota melakukan pemogokan serupa, dan kerusuhan jalanan pecah.
Pada akhirRevolusi Februari yaitu tanggal2 Maret (Kalender Julian) atau15 Maret (Kalender Gregorian)1917, Nikolai II memilih untuk turun takhta. Nikolai II menyusun rencana untuk menobatkan Pangeran Mikhail sebagai kaisar berikutnya atas seluruhRusia. Mikhail menolak untuk naik takhta sampai ia diizinkan untuk memilih melalui Majelis Konstituante untuk kelanjutanRusia sebagai sebuah negaramonarki ataurepublik.
Pada bulanAgustus1917,Alexander Kerensky, yang menjabat sebagai perdana menteriPemerintahan Sementara Rusia, mengevakuasi Nikolai II beserta istri dan anak-anaknya ke kota Tobolsk diPegunungan Ural, diduga untuk melindungi mereka dari dampak meningkatnya revolusi. Di sana mereka tinggal di bekas kediaman gubernur dalam kenyamanan yang cukup. Pada bulanOktober tahun1917 kaumBolshevik berhasil merebut kekuasaan dari pemerintahan sementara pimpinan Kerensky.
Pada1 Maret1918, Nikolai II beserta keluarganya dipindahkan ke sebuah ransum tentara, dengan kondisi kehidupan yang jauh dari kemewahan. Pada30 April1918 mereka selanjutnya dipindahkan ke kota pengasingan terakhir mereka,Yekaterinburg, tempat mereka ditahan di sebuah rumah milik seorang insinyur militer bernama Nikolay Nikolayevich Ipatiev. Kaisar Nikolai II beserta seluruh keluarganya kemudian dieksekusi oleh kaumBolshevik di rumah ini, dan menandai berakhirnya kekuasaan penuh Dinasti Romanov atasRusia.
Sejak pendirian kekaisaran sampai Revolusi 1905, Kekaisaran Rusia merupakan sebuahmonarki absolut, di bawah sistemotokrasikaisar. Setelah Revolusi 1905, Rusia mengembangkan sistem pemerintahan baru yang sulit untuk didefinisikan secara resmi.
Hukum dasar Rusia menggambarkan kekuatan kaisar sebagai penguasa "otokratis dan tidak terbatas." SetelahOktober1905, kekaisaran masih mempertahankan gelar "Kaisar dan Autokrat seluruh Bangsa Rusia", tetapi hukum-hukum dasar kekaisaran dirombak.
Sementara kaisar mempertahankan hak-hak prerogatif lamanya, termasuk hak veto mutlak atas semua undang-undang. Kaisar menyetujui pembentukan parlemen. Namun, pembaruan dan perombakan hukum tersebut tidak menjadikan Rusia sebagai sebuahmonarki konstitusional yang sebenarnya. "Otokrasi terbatas" dalam praktiknya sebenarnya merupakan "otokrasi semi-terbatas." Dalam "Almanach de Gotha" tahun1910, Rusia digambarkan sebagai "monarki konstitusional di bawah kekuasaan tsar yang otokratis".
Pyotr I mengubah gelarnya pada tahun 1721 dari tsar menjadiimperator (bahasa Rusia:император; kaisar). Meski begitu, pemimpin Rusia kerap disebut tsar atau tsaritsa oleh pihak non-Rusia sampai jatuhnya monarki tahun 1917. Sesuai Manifesto Oktober, seorang kaisar memerintah secara absolut. Kaisar dan permaisurinya juga harus seorang penganutOrtodoks.
Pada 17 Oktober 1905, kaisar secara sukarela membatasi kekuasaan legislatifnya dengan menerbitkan maklumat bahwa kaisar tidak dapat mengeluarkan sebuah hukum tanpa persetujuan dari Duma, majelis legislatif Rusia. Meski begitu, kaisar memiliki hak untuk membubarkan Duma yang baru dibentuk. Para menteri hanya bertanggung jawab kepada kaisar semata, tanpa kepada Duma atau pihak lain, yang bisa menanyai tapi tak dapat memberhentikan mereka.
Pengaruh kondisi geografis secara jetas terlihat dalam sejarah Rusia Rusia Eropa berupa dataran tanpa putus yang sangat luas, diulir oleh banyak sungai yang menjadi sarana transportasi ke setiap bagian negara, Sementara bagian lain Eropa, dengan deretan pegunungan dan lautan yang menjorok ke daratan, cenderung terbagi menjadi banyak negara terpisah, Rusia secara alamiah menjadi sebuah negara tunggal. Penduduk Rusia utamanya adalah bangsa Eastern Slavs, keturunan emigran Slavic dari lembah Danube dan Elbe selama awal Abad Penengahan. Mereka terpisah, berabad-abad lalu, menjadi tiga kelompok. Kelompok terbesar adalah kelompok Great Russian (Rusia Besar), yang menempati wilayah pedalaman, utara, dan timur Rusia. Pusat sejarah mereka adalah Moskow di Sungai Moskow, ibukota kerajaan Muscovy, Little Russian atau Rusia Kecil (Ruthenians, Ukrainians) menempati wilayah selatan dan barat daya Rusia. Pusat sejarah mereka adalah kota suci Kiev di Dnieper, di mana di tahun 988 bangsa-bangsa utara Skandinavia mengadopsi Kristen Timur dan Yunani untuk diri mereka sendiri, dan untuk bangsa Slavs yang hidup di antara mereka, White Russian, yang namanya berasal dari pakaian berwarna putih mereka, mendiami wilayah barat, di wilayah-wilayah yang pernah dikuasai Lithuania.[2]
Tiga bangsa Rusia ini berbicara dengan bahasa Slavic tetapi dengan dialek berbeda, Perbedaan dialek ini cukup untuk mencegah seorang Muscovite bisa memahami seorang Ukrainian dan mencegah keduanya untuk bisa berkomunikasi dengan White Russian, Untuk tujuan kesusasteraan dan tujuan resmi, dialek Moskow digunakan dimanamana, Alpabet yang digunakan berasal dari Yunani, diperkaya dengan tanda-tanda khusus dari huruf-huruf Slavic. Tiga bangsa Rusia ini juga bersatu dalam aliansi umum dengan Gereja Ortodoks. Gereja Ortodoks adalah cikal bakal dari Gereja Yunani abad pedengahan, yang melahirkan banyak doktrin dan ritual. Hingga Revolusi Rusia pada 191 7, tsar tetap menjadi kepala gereja, dan memiliki kewenangan membuat dan membatalkan semua penunjukkan untukjabatan eklesiastikal. Rusia, perlu diketahui, memiliki banyak sekte yang berbeda pendapat, yang sebelumnya menghadapi persekusi oleh pemerintah karena keyakinan dan praktik non-ododoks mereka.[2]
Ekspansi laut Rusia di Eropa secara perlahan melibatkan banyak Orang-orang non-Rusia di antara subyek-subyek tsar. Mereka utamanya ditemukan di sepanjang perbatasan. Peter Agung menguasai beberapa Provinsi-provinsi Baltik yang dihuni bangsa Estonia, Letts, dan Jerman, Catherine Il menguasai sebagian besar wilayah Polandia, Crimea, dan pantai utara Laut Hitam. Di awal abad kesembilan belas Alexander I mengambil alih Finlandia dari Swedia (1809), merebut Bessarabia dari Turki (1812), menguasai sebagian wilayah Polandia (1815), dan memulai penaklukan di Kaukasia. Wilayah Kaukasia dengan populasi Campurannya (bangsa Georgia, Circassia, Armenia, dll) akhirnya tidak dimasukkan ke dalam kekaisaran hingga setelah pertengahan abad keSembikan belas. Rusia kemudian mencapai batas-batas teritorialnya di Eropa. Pecahnya Rusia sejak Perang Dunia membuat sebagian besar bangsa-bangsa di perbatasan membentuk negara independen.[2]
Teritori buruh-tani dan bangsa-bangsa Babel yang membentuk Kekaisaran Rusia pada abad kesembilan belas diperintah oleh seorang tsar autokratik, Dekritnya mengikat semua subyeknya, Hukum Rusia menyebut tsar sebagai seorang ”raja independen dan absolut” dan nyatakan bahwa Tuhan ['memerintahkan manusia untuk menyerahkan kekuasaan superiornya, tidak hanya dari rasa takut terhadap hukuman, tetapi sebagai tugas agama.” Banyak kaum terpelajar Rusia, Yang sebagian besar mungkin tidak tertarik dengan hak keilahian, mempertimbangkan pemerintahan autokratik sebagai kebutuhan praktis untuk Rusia. Populasi yang besar dan majemuk, ketidakpedulian sebagian besar penduduknya, dan ketiadaan keias menengah yang makmur dan progresif, yang bisa ambil bagian dalam kehidupan politik, tampak menunjukkan bahwa kemenangan demokrasi akan lama tertunda di wilayah kekuasaan tsar, Kepentingan utama sejarah Rusia selama abad terakhir karenanya terletak dalam pengembangan liberalisme, yang secara perlahan memperlemah sendi-sendi autokrasi, dan di tahun revolusi 1917 menghancurkan kekaisaran Rusia.[2]
Alexander l, cucu Catherine Il, naik tahta dengan pandangan-pandangan tercerahkan. Di bawah pengaruh tutor Swiss-nya, ia menyerap banyak ide demokrasi di periode revolusioner di Eropa, dan ia ingin menerapkan ide-ide ini dalam praktik. Namun demikian, semangatnya untuk reformasi menjadi dingin setelah ia berada di bawah pengaruh musuh liberalisme, Prince Metternich. Tsar tidak hanya menandatangani Protocol of Troppau, tetapi juga bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan saudaranya untuk memadamkan pemberontakan liberal pedama di Italia dan Spanyol. Tahun-tahun terakhir kehidupannya tsar menjadi sangat reaksioner.[2]
Nicholas l, tidak seperti saudaranya, tidak pernah merasakan simpati sentimental dengan liberalisme. Untuk mencegah ide-ide liberal menyebar di antara subyek-subyeknya, tsar menerapkan sensor ketat pada pers, membuat regulasi paspor yang membuat sulit bagi siapa saja untuk memasuki Rusia atau meninggalkan Rusia, membentuk pasukan mata-mata dan polisi rahasia yang dikenal sebagai Third section, Kepala Third Section memiliki kekuasaan tidak terbatas untuk menahan, memenjarakan, atau mendeportasi tersangka politik, tanpa surat peringatan dan tanpa pengadilan, Selama tiga puluh tahun kekuasaan Nicholas l, puluhan ribu pendukung liberalisme mendekam di dalam penjara atau dibuang ke Siberia, Nicholas tidak kurang autokratik dalam kebijakan luar negerinya, Kita telah mengetahui bagaimana ia secara kejam memadamkan pemberontakan rakyat Polandia dan bagaimana ia membantu Francis Joseph I menghancurkan Republik Hungaria Hanya sekali tsar mendukung sebuah gerakan revolusioner. Di 1828 ia memihak Yunani yang bangkit melawan Turks, tetapi tujuannya tidak untuk membebaskan Yunani tetapi untuk mengagung-agungkan Rusia. Setelah itu Nicholas mengobarkan Perang Crimea, sebuah spekulasi yang membawa Nicholas terlibat konflik dengan Inggris Raya, Prancis, dan Sardinia sebagai sekutu Turki. la meninggal sebelum perang berakhir.[2]
Alexander Il naik tahta sebagai raja yang penuh kebajikan. Bagian awal pemerintahannya ditandai dengan reformasi yang terkemuka, terutama reformasi yang membebaskan budak pertanian dan membentuk majelis propinsi elektif untuk pemerintah lokal. Namun, tsar tidak memiliki jiwa liberal, dan para konselornya adalah orang-orang yang dilatih di sekolah Nicholas l. Mereka telah meyakinkan Alexander l, bahwa liberalisme adalah kebaruan Barat, tidak cocok untuk Rusia suci, dan pasti diikuti oleh revolusi dan meruntuhkan autokrasi. Setelah pemberontakan Polandia di awal tahun "enam puluhan" yang sangat menakutkan bagi tsar, reaksi tsar memiliki ayunan penuh di Rusia.[2]
Kekecawaan intens kelas terpelajar pada Alexender yang menghidupkan kembali cara-cara tradisional raja-raja Rusia menimbulkan lisme. Nihilisme mulai muncul sebagai doktrin akademik. Para pemikir radikal, dengan menerapkan ajaran para filsuf Prancis pada abad kedela_ pan betas, menetapkan penalatan dan sains sebagai panduan ganda kehidupan. Mereka mendesak Rusia menyingkirkan autokrasi, Gereja Ortodoks, dan institusi-institusi lain yang berasal dari masa lalu yang tidak beralasan dan tidak ilmiah. Hanya ketika landasan telah dibersihkan, maka dimungkinkan untuk membangun kembali sebuah masyarakat baru dan lebih baik, Para nihilis mulai mencari orang-orang tobat di antara massa. Di bawah samaran dokter, guru sekolah, pekerja pabfik, dan buruh umum, mereka mengkhutbahkan kemerdekaan politik, sosial, dan ekonomi kepada para artisan di kota dan petani di pedesaan, Pemerintah segera mendapat angin gerakan revolusioner dan memenjarakan atau membuang mereka yang ambil bagian dalam gerakan revoluisoner. Propaganda kata-kata para nihilis sekarang berubah menjadi propaganda kata-kata. Karena pemerintahan dijalankan dengan teror, maka harus dilawan dengan teror, Sebuah komite rahasia di St. Petersburg menghukum mati sejumlah pejabat ternama, mata-mata, dan anggota Third Section, dan di beberapa kasus berhasil membunuh mereka. Alexander Il sendiri dibunuh pada 1881.[2]
Kekuasaan Alexander Ill sangat siginifan utamanya untuk usahausaha sistematis yang di buat oleh pemerintah untuk memaksa semua orang non-Rusia di kekaisaran Rusia untuk menggunakan bahasa Rusia, menerima adat istiadat Rusia, dan beribadah menurut ritual Gereja Ortodoks. Kebijakan ini menimbulkan perlakuan keras terhadap bangsa Finn (Finlandia), Estonia, Letts, Lithuania, Polandia, Jerman, dan Yahudi. Persekusi terhadap bangsa Yunani menimbulkan migrasi besar ke Amerika Serikat.[2]
Naiknya Nicholas ll ke tahta tidak membawa perubahan dalam si politik, Anak muda ini ramah dan memiliki maksud baik, tetapi ia memiliki sifat seorang autokrat seperti para pendahulunya, Para reaksioner yang mengelilinginya sekarang menggandakan usaha mereka untuk menjaga Rusia tetap "beku," Para guru, pelajar, jurnalis, orangorang profesional, setiap orang yang bersuara vokal akan mengalami penderitaan di bawah rezim besi. Tidak ada orang yang selamat melawan penahanan, pemenjaraan, pembuangan, atau eksekusi arbitraria Sementara itu, perlawanan terhadap autokrasi berkembang cepat di Rusia, tidak hanya di antara kaum pekerja dan petani, tetapi juga di antara kelas menengah dan anggota kebangsawanan yang tercerahkan, Kerusuhan revolusioner akhirnya memaksa tsar mengeluarkan dekrit Pada 1905-1906, yang menjamin hak warga negara dan membentuk majelis perwakilan (Duma). Duma beftemu empat kali dan menetapkan sejumlah legislasi yang berguna. Namun demikian, Duma tidak berhasil menciptakan kernerdekaan bagi rakyat Rusia. Ketika Perang Dunia Pecah, autokrasi yang korup dan tidak efisien terlihat semakin kokoh di Rusia.[2]
Sesuai undang-undang tahun 18 Oktober 1905, untuk mendampingi kaisar, dibentuklah dewan menteri yang dipimpin oleh presiden menteri, setara dengan perdana menteri. Kementerian yang ada di Rusia yakni:
Sinode Maha Kudus (dibentuk pada 1721) adalah bagian terpenting dari pemerintahan Gereja Ortodoks di Rusia. Lembaga ini dipimpin oleh prokurator yang menjadi wakil kaisar, dan terdiri dari tigauskup metropolit dari Moskwa, Sankt-Peterburg, dan Kiev, Uskup Agung Georgia, dan beberapa uskup lain.
Pada 1914, Rusia terbagi menjadi 81 provinsi (guberniya), 20oblast, dan 1okrug. Negara bawahan dan satelit Rusia termasukKeamiran Bukhara,Kekhanan Khiva, dan (setelah 1914)Tuva. 11 provinsi, 17oblast, dan 1okrug berada di Rusia Asia. 8 provinsi di Finlandia dan 10 provinsi di Polandia. Rusia Eropa memiliki 59 provinsi dan 1oblast. Oblast ini langsung berada di bawah kewenangan Menteri Perang, sedangkan sisanya dipimpin oleh gubernur dan wakil gubernur. Selain itu juga terdapat gubernur-jenderal, yang memimpin beberapa provinsi seperti di Finlandia, Warsawa, Moskwa, yang biasanya dipersenjatai tentara dalam kewenangan terbatas.
↑Isabel De Madariaga,Russia in the Age of Catherine the Great (Yale University Press, 1981)
12345678910Webster, Hutton (2021).World History: Sejarah Dunia Lengkap. Yogyakarta: IndoLiterasi.ISBN978-602-0869-90-2. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
↑Article 62 of the 1906Fundamental Laws (previously, Article 40): ″The primary and predominant Faith in the Russian Empire is the Christian Orthodox Catholic Faith of the Eastern Confession.″
Kamenskii, Aleksandr B.The Russian Empire in the Eighteenth Century: Searching for a Place in the World (1997) . xii. 307 pp. A synthesis of much Western and Russian scholarship.
Lincoln, W. Bruce.The Romanovs: Autocrats of All the Russias (1983)excerpt and text search, sweeping narrative history
McKenzie, David & Michael W. Curran.A History of Russia, the Soviet Union, and Beyond. 6th ed. Belmont, CA: Wadsworth Publishing, 2001.ISBN0-534-58698-8.
Moss, Walter G.A History of Russia. Vol. 1:To 1917. 2d ed. Anthem Press, 2002.
Perrie, Maureen, et al.The Cambridge History of Russia. (3 vol. Cambridge University Press, 2006).excerpt and text search
Riasanovsky, Nicholas V. and Mark D. Steinberg.A History of Russia. 7th ed. New York: Oxford University Press, 2004, 800 pages.ISBN0-19-515394-4
Ziegler; Charles E.The History of Russia (Greenwood Press, 1999)online edition
Geografi
Barnes, Ian.Restless Empire: A Historical Atlas of Russia (2015), copies of historic maps
Catchpole, Brian.A Map History of Russia (Heinemann Educational Publishers, 1974), new topical maps.
Channon, John, and Robert Hudson.The Penguin historical atlas of Russia (Viking, 1995), new topical maps.
Chew, Allen F.An atlas of Russian history: eleven centuries of changing borders (Yale UP, 1970), new topical maps.
Gilbert, Martin.Atlas of Russian history (Oxford UP, 1993), new topical maps.
Parker, William Henry.An historical geography of Russia (Aldine, 1968).
1801–1917
Jelavich, Barbara. St. Petersburg and Moscow: Tsarist and Soviet Foreign Policy, 1814–1974 (1974)
Manning, Roberta.The Crisis of the Old Order in Russia: Gentry and Government. Princeton University Press, 1982.
Pipes, Richard.Russia under the Old Regime (2nd ed. 1997)
Englund, Peter (2002).The Battle That Shook Europe: Poltava and the Birth of the Russian Empire. New York, NY: I. B. Tauris. hlm.288.ISBN978-1-86064-847-2.
Fuller, William C.Strategy and Power in Russia 1600–1914 (1998)excerpts; military strategy
Gatrell, Peter. "Tsarist Russia at War: The View from Above, 1914–February 1917."Journal of Modern History 87#3 (2015): 668-700.online[pranala nonaktif]
Jelavich, Barbara.St. Petersburg and Moscow: Tsarist and Soviet Foreign Policy, 1814–1974 (1974)
Lieven, D.C.B.Russia and the Origins of the First World War (1983).
Lieven, Dominic.Russia Against Napoleon: The True Story of the Campaigns of War and Peace (2011).
McMeekin, Sean.The Russian Origins of the First World War (2011).
Neumann, Iver B. "Russia as a great power, 1815–2007."Journal of International Relations and Development 11#2 (2008): 128-151.online
Saul, Norman E.Historical Dictionary of Russian and Soviet Foreign Policy (2014)excerpt and text search
Stone, David.A Military History of Russia: From Ivan the Terrible to the War in Chechnyaexcerpts
Ekonomi, sosial, dan sejarah etnis
Christian, David.A History of Russia, Central Asia and Mongolia. Vol. 1:Inner Eurasia from Prehistory to the Mongol Empire. (Blackwell, 1998).ISBN0-631-20814-3.
De Madariaga, Isabel.Russia in the Age of Catherine the Great (2002), comprehensive topical survey
Etkind, Alexander.Internal Colonization: Russia's Imperial Experience (Polity Press, 2011) 289 pages; discussion of serfdom, the peasant commune, etc.
Freeze, Gregory L.From Supplication to Revolution: A Documentary Social History of Imperial Russia (1988)
Kappeler, Andreas (2001).The Russian Empire: A Multi-Ethnic History. New York, NY: Longman Publishing Group. hlm.480.ISBN978-0-582-23415-4.
Milward, Alan S. and S. B. Saul.The Development of the Economies of Continental Europe: 1850–1914 (1977) pp 365–425
Milward, Alan S. and S. B. Saul.The Economic Development of Continental Europe 1780–1870 (2nd ed. 1979), 552pp
Mironov, Boris N., and Ben Eklof.The Social History of Imperial Russia, 1700–1917 (2 vol Westview Press, 2000)vol 1 online;vol 2 online
Mironov, Boris N. (2012)The Standard of Living and Revolutions in Imperial Russia, 1700–1917 (2012)excerpt and text search
Mironov, Boris N. (2010) "Wages and Prices in Imperial Russia, 1703–1913,"Russian Review (Jan 2010) 69#1 pp 47–72, with 13 tables and 3 chartsonline
Moon, David (1999).The Russian Peasantry 1600–1930: The World the Peasants Made. Boston, MA: Addison-Wesley. hlm.396.ISBN978-0-582-09508-3.
Stein, Howard F. (December 1976). "Russian Nationalism and the Divided Soul of the Westernizers and Slavophiles".Ethos.4 (4):403–438.doi:10.1525/eth.1976.4.4.02a00010.
Stolberg, Eva-Maria. (2004) "The Siberian Frontier and Russia's Position in World History,"Review: A Journal of the Fernand Braudel Center 27#3 pp 243–267
Wirtschafter, Elise Kimerling.Russia's age of serfdom 1649–1861 (2008).
Penulisan sejarah
Burbank, Jane, and David L. Ransel, eds.Imperial Russia: new histories for the Empire (Indiana University Press, 1998)
Cracraft, James. ed.Major Problems in the History of Imperial Russia (1993)
Kuzio, Taras. "Historiography and national identity among the Eastern Slavs: towards a new framework."National Identities (2001) 3#2 pp: 109–132.
Olson, Gust, and Aleksei I. Miller. "Between Local and Inter-Imperial: Russian Imperial History in Search of Scope and Paradigm."Kritika: Explorations in Russian and Eurasian History (2004) 5#1 pp: 7–26.
Sanders, Thomas, ed.Historiography of imperial Russia: The profession and writing of history in a multinational state (ME Sharpe, 1999)
Smith, Steve. "Writing the History of the Russian Revolution after the Fall of Communism."Europe‐Asia Studies (1994) 46#4 pp: 563–578.
Suny, Ronald Grigor. "The empire strikes out: Imperial Russia,‘national’identity, and theories of empire." inA state of nations: Empire and nation-making in the age of Lenin and Stalin ed. by Peter Holquist, Ronald Grigor Suny, and Terry Martin. (2001) pp: 23–66.