Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kebangkitan adalah sebuahkonsep tentang kehidupan kedua setelahkematian dari seluruhmakhluk, yang ada di dalam ajaran agamaYahudi,Kristen danIslam. Bisa pula merujuk kepada tiap-tiap individu atau kebangkitan secara umum seluruh umat manusia. Walaupun beberapa agama-agama telah mengajarkan mengenai kebangkitan, masalah ini sering terkenal di dalam kitab suciagama samawi.
Beberapanabi, pernah dikisahkan menyaksikan langsung proses kebangkitan dihadapan mereka, sepertiIbrahim danMusa yang pernah ingin melihat kebangkitan seekor burung merpati,Hazqiyal menyaksikan kebangkitan Bani Israel, kemudianIsa yang menghidupkanSam binNuh.[1]
Di dalamAl Qur'an surahAn-Naml menerangkan secara garis besarnya bahwa keingkaran orang-orang kafir terhadap adanya hari berbangkit itu tidak beralasan kemudian dikemukakan kepada mereka persoalan-persoalan yang ada hubungannya dengan kebangkitan (bahasa Arab:Qiyāmah) itu. Hal ini diterangkan lebih jelas dalam surah Al Qashash.
^Nabi Isa telah menghidupkan orang yang sudah mati atas izin Allah, namunBani Israel membantahnya seraya berkata:“Hai Isa, engkau dapat menghidupkan orang mati, kalau keadaan mayat itu baru, bisa jadi sebenarnya ia belum mati sungguhan. Untuk itu kami ingin engkau hidupkan mayat manusia purba sebagai tanda kekuasaan Tuhanmu. ” Jawab Nabi Isa:“Pilihlah, mayat siapa yang kalian inginkan??” mereka berkata:”Coba hidupkan olehmu mayat orang yang bernama Sam bin Nuh.” Maka Nabi Isa pun mencari makam orang tersebut, kemudian sholat 2 rakaat dan berdo’a memohon kepada Allah, dan hiduplah Sam bin Nuh dengan rambut dan jenggot memutih, Nabi Isa pun bertanya:”Hai Sam, kenapa rambut dan jenggotmu beruban, padahal waktu hidupmu belum musimnya orang beruban?” Jawabnya:”Aku terkejut mendengar seruanmu, serta mengirakiamat telah tiba dan itulah yang membuat warna rambutku berubah jadi putih karena bingunnya.” Nabi Isapun bertanya:”Sudah berapa lamakah engkau meninggal dunia?” Jawabnya:”Sudah 4000 tahun, dan rasa pedih sakitnya maut sejak itu masih membekas hingga sekarang belum sembuh juga.” Kisah ini ditulis dalam kitabDurratul Wa’idhin.As-Suyuthi mengulas ayat"...aku menghidupkan orang mati dengan seizinAllah," (Al-Imran 3:49)