Artikel ini membutuhkanrujukan tambahan agar kualitasnyadapatdipastikan. Mohon bantu kamimengembangkan artikel ini dengan caramenambahkan rujukan ke sumber tepercaya. Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus. Cari sumber: "Kawah Putih" – berita ·surat kabar ·buku ·cendekiawan ·JSTOR(Februari 2014) |
![]() | Gaya atau nada penulisan artikel initidak mengikutigaya dan nada penulisan ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia. Bantulahmemperbaikinya berdasarkanpanduan penulisan artikel. (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini) |
Kawah Putih adalah sebuahtempat wisata diJawa Barat yang terletak di Desa Alam Endah,Kecamatan Rancabali,Kabupaten Bandung,Jawa Barat yang terletak di kakiGunung Patuha. Kawah putih merupakan sebuahdanau yang terbentuk dari letusan Gunung Patuha. Tanah yang bercampurbelerang di sekitar kawah ini berwarnaputih, lalu warna air yang berada di kawah ini berwarna putih kehijauan, yang unik dari kawah ini adalah airnya kadang berubahwarna. Danau Kawah Putih sendiri berada pada ketinggian 2194 m tapi luas total Danau Kawah Putih 25 ha yang dipakai wisata 5 ha dan lokasi kawah sendiri 3 ha.[1]
Perairannya yang berwarna biru kristal berubah dengan kondisi cuaca, dan dilapisi dengan pasir putih halus, memberikan pengunjung pengalaman dunia lain. Bahkan vegetasi di sekitar area ini sangat berbeda dengan yang di bawah.[2]
Kisah tentang Kawah Putih Ciwidey diketahui berawal pada abad ke-10. Di masa lampau, terjadi sebuah letusan Gunung Patuha yang sangat hebat. Pasca letusan terdapat kejadian aneh, yaitu sekelompok burung terbang melewati Kawah Putih didapati mati. Karena hal ini, pada masa itu penduduk setempat menganggap bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan yang angker.[3]
Berita keangkeran Gunung Patuha ini sampai ke telinga seorang cendekiawan Belanda yaituDr. Franz Wilhelm Junghuhn. Dr Junghuhn saat itu tinggal di kawasan tanah Priangan untuk mengembangkantanaman kina. Sikap skeptis Dr Junghuhn membawa dirinya dan beberapa penduduk setempat pada tahun 1837 melawan mitos yang membuat orang enggan mendaki Gunung Patuha. Ia menemukan alasan mengapa burung-burung enggan melintasi Gunung Patuha. Kawah yang terdapat di puncak gunung menguarkan aromabelerang yang menyengat sehingga binatang pun menghindarinya.[4]
Selepas penemuan itu, pabrik belerang bernamaZwavel Ontgining Kawah Putih dibangun. Pabrik itu dibangun saat masakolonial Belanda. Saat Indonesia dijajah Jepang, pabrik itu tetap dikelola dan berganti nama jadiKawah Putih Kenzaka Gokoya Ciwidey.[5]
Meski keberadaannya sudah diketahui sangat lama, masyarakat Indonesia baru menjadikan tempat ini sebagai lokasi wisata pada tahun 1987. Saat itu, Pemerintah Orde Baru melalui PT Perhutani (Persero) Unit III Jawa Barat dan Banten menjadikan Kawah Putih sebagai lokasi wisata.[6]
7°09′58″S107°24′08″E / 7.16611°S 107.40222°E /-7.16611; 107.40222