Tampilan Jupiter dalam warna alaminya pada bulan Januari 2023. Terlihat salah satu bulan Jupiter,Ganimede yang berada di kanan bawahBintik Merah Raksasa.[a]
Jupiter adalah planet kelima terdekat dariMatahari setelahMerkurius,Venus,Bumi, danMars.[10] Planet ini juga merupakan planet terbesar diTata Surya.[11] Jupiter merupakanraksasa gas denganmassa seperseribu massa Matahari dan dua setengah kali jumlah massa semua planet lain di Tata Surya. Planet ini dan raksasa gas lain di Tata Surya (yaituSaturnus,Uranus, danNeptunus) kadang-kadang disebut planet Jovian atau planet luar. Jupiter telah dikenal oleh para astronom sejak zaman kuno,[12] dan dikaitkan dengan mitologi dan kepercayaan religius banyak peradaban.Bangsa Romawi menamai planet ini dari dewaJupiter dalammitologi Romawi.[13] Saat diamati dariBumi,magnitudo tampak Jupiter dapat mencapai −2,94, yang cukup terang untuk menghasilkan bayangan,[14] dan juga menjadikannya objek tercerah ketiga dilangit malam setelahBulan danVenus, walaupunMars dapat menyaingi kecerahan Jupiter pada saat tertentu.
Jupiter sebagian besar terdiri darihidrogen danhelium. Seperempat massa Jupiter merupakanhelium, walaupun jumlahnya hanya sepersepuluh komposisi Jupiter. Planet ini mungkin memiliki inti berbatu yang terdiri dari unsur-unsur berat,[15] namun tidak memiliki permukaan yang padat layaknya raksasa gas lainnya. Akibat rotasinya yang cepat, planet ini berbentukbulat pepat (terdapat tonjolan di sekitar khatulistiwa Jupiter). Atmosfer luar terbagi menjadi beberapa lapisan di lintang yang berbeda, dan interaksi antara batas-batas lapisan tersebut menghasilkan badai. Salah satu dampaknya adalahBintik Merah Raksasa, yaitu badai besar yang telah diketahui keberadaannya semenjak abad ke-17 dengan menggunakanteleskop. Di sekeliling Jupiter terdapat cincin yang tipis danmagnetosfer yang kuat. Selain itu terdapat paling tidak 67 satelit alami, termasuk empat satelit besar yang disebutsatelit-satelit Galileo yang pertama kali ditemukan olehGalileo Galilei pada tahun 1610. Satelit terbesar Jupiter, yaituGanimede, memiliki diameter yang lebih besar daripada planetMerkurius.
Jupiter telah dijelajahi beberapa kali oleh wahana robotik, seperti misi terbang lintasPioneer,Voyager, danGalileo. Wahana terakhir yang mengunjungi Jupiter adalah wahanaNew Horizons pada akhir Februari 2007 saat sedang menujuPluto. Wahana tersebut menggunakanbantuan gravitasi dari Jupiter untuk membantu meningkatkan kecepatannya. Ke depannya, beberapa satelit yang mengelilingi Jupiter mungkin akan dijelajahi, seperti satelitEuropa yang mungkin memiliki samudra cair di bawah lapisan esnya.
Jupiter sebagian besar terdiri darimaterigas dancair. Planet ini merupakan planet terbesar di antara empatraksasa gas dan terbesar diTata Surya dengan diameter sebesar 142.984 km (88.846 mi) dikhatulistiwanya. Kepadatan Jupiter, yaitu 1,326 g/cm3, merupakan yang terbesar kedua di antara raksasa gas, namun lebih rendah dari empatplanet kebumian lainnya.
Citra Jupiter yang diabadikan oleh wahanaCassini. Titik hitam di gambar adalah bayanganEuropa.Bintik Merah Raksasa dapat dilihat di kanan bawah.
Atmosfer atas Jupiter terdiri dari 88–92% hidrogen dan 8–12% helium berdasarkan persen volume atau fraksimolekul. Karenamassaatom helium empat kali lebih besar dari massa atom hidrogen, komposisi berubah bila dideskripsikan berdasarkan proporsi massa. Maka, atmosfer Jupiter terdiri dari 75% hidrogen dan 24% helium berdasarkan massa, dengan satu persen sisanya merupakan massa unsur-unsur lainnya. Bagian dalam Jupiter mengandung materi yang lebih padat sehingga persebarannya berdasarkan massa kurang lebih 1% hidrogen, 24% helium, dan 5% unsur lain. Atmosfer Jupiter mengandungmetana,uap air,amonia, dan senyawa berbasissilikon. Terdapat pulakarbon,etana,hidrogen sulfida,neon,oksigen,fosfin, dansulfur. Lapisan atmosfer terluar mengandungkristal amonia beku.[16][17] Melalui pengukuraninframerah danultraviolet, keberadaanbenzena dan hidrokarbon lain juga ditemukan.[18]
Proporsi hidrogen dan helium di atmosfer hampir sama dengan komposisinebula matahari primordial secara teoretis. Kandungan neon di atmosfer atas hanya 20bagian per juta, kurang lebih sepersepuluh dari Matahari.[19] Kandungan helium juga terkuras hingga hanya 80% dari komposisi helium Matahari. Hal ini mungkin disebabkan olehpresipitasi unsur tersebut di bagian dalam planet.[20] Keberlimpahan gas lembam berat di atmosfer Jupiter kurang lebih dua hingga tiga kali kandungan di Matahari.
Spektroskopi menunjukkan bahwa komposisiSaturnus mirip dengan Jupiter, namun raksasa-raksasa gas lain, yaituUranus danNeptunus, relatif memiliki lebih sedikit hidrogen dan helium.[21]
Diameter Jupiter sepuluh kali lebih kecil dari Matahari, tetapi sepuluh kali lebih besar dari Bumi. Keliling Bintik Merah Raksasa kurang lebih sebesar Bumi.
Massa Jupiter 2,5 kali lebih besar dari massa seluruh planet lain di Tata Surya—planet ini begitu besar sehinggabarisenter Jupiter dengan Matahari berada di luarpermukaan Matahari pada jarak 1,068 radius matahari dari pusat Matahari. Walaupun diameter Jupiter sepuluh kali lebih besar dari Bumi, kepadatannya lebih rendah. Volume Jupiter kurang lebih 1.321 kali Bumi, tetapi massanya hanya 318 kali Bumi.[2][22] Jari-jari planet ini tercatat sebesar 1/10radius matahari,[23] dan massanya 0,001 kalimassa matahari, sehingga kepadatan dua objek tersebut serupa.[24] "Massa Jupiter" (MJ or MJup) sering kali digunakan sebagai satuan untuk mendeskripsikan massa objek lain, terutamaeksoplanet dankatai coklat. Misalnya, eksoplanetHD 209458 b memiliki massa sebesar 0,69 MJ, sementara massaKappa Andromedae b tercatat sebesar 12,8 MJ.[25]
Berdasarkan permodelan teoretis, jika Jupiter memiliki massa yang lebih rendah, planet ini akan menciut.[26] Bila massa sedikit berubah,jari-jari tidak akan banyak berubah, dan bila massa lebih besar dari 500M🜨 (1,6 massa Jupiter), bagian dalam Jupiter akan terkompresi akibat peningkatan gaya gravitasi sehingga volume planet akan berkurang. Akibatnya, Jupiter diduga memiliki diameter terbesar yang dapat dicapai oleh planet dengan komposisi dan sejarah evolusioner semacam itu. Proses penciutan yang diiringi dengan peningkatan massa akan berlanjut hingga berlangsung ignisi bintang seperti yang terjadi pada katai coklat dengan massa sekitar 50 massa Jupiter.
Walaupun massa Jupiter harus 75 kali lebih besar untuk memfusikanhidrogen dan menjadibintang, jari-jari bintangkatai merah terkecil hanya 30 persen lebih besar daripada Jupiter.[27][28] Walaupun begitu, Jupiter menghasilkan lebih banyak panas daripada yang diterima dari Matahari; panas yang dihasilkan dalam suatu planet biasanya tidak berbeda dari jumlahradiasi matahari yang diterima.[29] Panas tambahan ini dihasilkan olehmekanisme Kelvin–Helmholtz melalui kontraksiadiabatik. Proses ini membuat Jupiter mengecil dengan laju 2 cm per tahun.[30] Saat pertama kali terbentuk, Jupiter jauh lebih panas dan diameternya dua kali lebih besar dari diameter saat ini.[31]
Model yang menggambarkan bagian dalam Jupiter, dengan inti berbatu yang dilapisi oleh lapisanhidrogen metalik cair.
Jupiter diduga terdiri dariinti yang padat, lapisanhidrogen metalik dengan sedikit helium, dan lapisan luar yang sebagian besar terdiri darihidrogen molekuler.[30] Hal lain di luar garis besar ini masih dianggap belum pasti. Inti Jupiter biasanya dikatakan berbatu, namun komposisi detailnya masih belum diketahui, dan begitu pula properti material-material pada suhu dan tekanan di kedalaman semacam itu (lihat di bawah). Pada tahun 1997, keberadaan inti pada planet Jupiter telah ditunjukkan melalui pengukuran gravitasi,[30] yang diperkirakan memiliki massa 12 hingga 45 kali lebih besar dari Bumi atau kurang lebih 3%–15% jumlah massa Jupiter.[29][32]Keberadaan inti dalam sejarah Jupiter ditunjukkan oleh model pembentukan planet yang melibatkan pembentukan inti berbatu atau ber-es yang cukup besar untuk mengumpulkan hidrogen dari helium darinebula protomatahari. Jika inti dianggap tidak ada, Jupiter akan mengecil karena aliran konveksi hidrogen metalik cair yang panas bercampur dengan inti cair dan membawa isinya ke atas bagian dalam planet. Mungkin saat ini tidak terdapat inti di Jupiter karena pengukuran gravitasional saat ini masih belum dapat membuktikan secara pasti bahwa hal tersebut tidak benar.[30][33]
Ketidakpastian permodelan bagian dalam Jupiter disebabkan oleh batas kesalahan dalam parameter yang diukur, yaitu salah satu koefisien rotasi (J6) yang digunakan untuk mendeskripsikan momen gravitasi planet, jari-jari khatulistiwa Jupiter, dan suhunya pada tekanan 1 bar.Wahana Juno, yang diluncurkan pada Agustus 2011, diperkirakan dapat memperbaiki parameter tersebut dan membantu menyelesaikan misteri inti Jupiter.[34]
Wilayah inti dikelilingi olehhidrogen metalik padat yang membentang hingga 78% jari-jari planet.[29] Helium dan neon berpresipitasi di lapisan ini, sehingga mengurangi keberlimpahan unsur-unsur tersebut di atmosfer atas.[20][35]
Di atas lapisan hidrogen metalik terdapat atmosfer dalam yang transparan dan terdiri dari hidrogen. Pada kedalaman ini, suhu berada di atassuhu kritis, yaitu sebesar 33 K untuk hidrogen.[36] Dalam keadaan ini, hidrogen berada pada fase cair superkritis. Untuk mempermudah pengkategorian, hidrogen di lapisan atas yang membentang dari lapisan awan hingga kedalaman sekitar 1.000 km ada dalam bentuk gas,[29] sementara hidrogen di lapisan dalam ada dalam bentuk cair. Namun, secara fisik tidak terdapat batas yang jelas—dari atas ke bawah gas secara perlahan menjadi lebih panas dan padat.[37][38]
Semakin dekat ke inti, semakin tinggi suhu dan tekanan. Di wilayahtransisi fase, yaitu tempat hidrogen menjadi metalik karena suhunya melebihi suhu kritis, suhunya diperkirakan sebesar 10.000 K dan tekanannya sebesar 200 GPa. Suhu di batas inti diperkirakan sebesar 36.000 K dan tekanannya kurang lebih 3.000–4.500 GPa.[29]
Jupiter memiliki atmosfer planet terbesar diTata Surya dengan ketinggian yang membentang hingga 5.000 km (3.107 mi).[39][40] Karena Jupiter tidak memiliki permukaan, dasar atmosfer ditentukan terletak di bagian dengan tekanan atmosfer sebesar 10 bar, atau sepuluh kali tekanan permukaan di Bumi.[39]
Jupiter dilapisi oleh awan yang terdiri dari kristal amonia dan kemungkinanamonium hidrosulfida. Awan-awan tersebut terletak ditropopause dan tersusun menjadi lapisan-lapisan yang terletak dilintang yang berbeda. Lapisan-lapisan tersebut terbagi lagi menjadi “zona” dengan warna yang lebih cerah dan “sabuk” yang lebih gelap. Interaksi antara pola sirkulasi yang saling berlawanan mengakibatkan terjadinya badai danturbulensi.Kecepatan angin sebesar 100 m/s (360 km/j) umum ditemui dizonal jet Jupiter.[41] Zona-zona tersebut memiliki lebar, warna, dan intensitas yang berbeda setiap tahunnya, namun cukup stabil sehingga dapat diberi penandaan.[22]
Kedalaman lapisan awal Jupiter tercatat sebesar 50 km (31 mi), dan terdiri dari paling tidak dua dek awan: dek bawah yang tebal dan wilayah yang tipis dan lebih jelas. Mungkin terdapat lapisan awan air yang tipis di bawah lapisan amonia, yang dibuktikan dengan ditemukannya kilatan di atmosfer Jupiter. Hal ini disebabkan olehpolaritas air yang memungkinkan terjadinya pemisahan muatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan petir.[29] Kekuatan pelepasan elektrik ini dapat mencapai seribu kali kekuatan petir di Bumi.[42] Di awan-awan air dapat berlangsung badai petir yang didorong oleh panas dari bagian dalam.[43]
Warna jingga dan coklat di awan Jupiter dihasilkan oleh senyawa yang berubah warna ketika terpapar dengan sinarultraviolet dari Matahari. Susunannya masih belum pasti, namun substansi yang diduga terkait adalah fosfor, sulfur, atau kemungkinanhidrokarbon.[29][44] Senyawa-senyawa berwarna yang disebutkromofor ini bercampur dengan dek awan yang hangat di bagian bawah. Zona-zona terbentuk ketikasel konveksi membentuk amonia terkristalisasi yang menutupi awan di bagian bawah.[45]
Akibatkemiringan sumbu Jupiter yang rendah, kutub-kutub Jupiter menerima lebih sedikitradiasi matahari bila dibandingkan dengan wilayah khatulistiwa.Konveksi di bagian dalam planet mengalirkan lebih banyak energi ke wilayah kutub, sehingga menyeimbangkan suhu di lapisan awan.[22]
Pemandangan Bintik Merah Raksasa Jupiter ini diabadikan oleh wahanaVoyager 1 pada 25 Februari 1979, saat wahana tersebut berada pada jarak 9,2 juta km (5,7 juta mi) dari Jupiter. Detail awan sebesar 160 km (99 mi) (100 mi) dapat terlihat di gambar ini. Pola awan yang berwarna dan bergelombang di sebelah kiri merupakan wilayah dengan pergerakan gelombang yang sangat kompleks dan beragam. Sebagai gambaran ukuran, badai oval putih di bawah Bintik Merah Raksasa memiliki diameter yang kurang lebih sama dengan Bumi.
Ketampakan Jupiter yang paling dikenal adalahBintik Merah Raksasa, yaitubadaiantisiklon yang lebih besar dari Bumi dan terletak di 22° sebelah selatan khatulistiwa. Badai ini sudah ada paling tidak semenjak tahun 1831,[46] dan kemungkinan dari tahun 1665.[47][48]Model matematis menunjukkan bahwa badai ini stabil dan mungkin merupakan ketampakan permanen.[49] Badai ini cukup besar sehingga dapat dilihat dengan menggunakantelesko dari Bumi denganbukaan12 cm atau lebih besar.[50]
Objek yang berbentuk oval ini berotasi melawan arah jarum jam dengan periode rotasi selama enam hari.[51]Dimensi Bintik Merah Raksasa tercatat sebesar 24–40.000 km × 12–14.000 km. Diameternya cukup besar untuk menampung dua atau tiga diameter Bumi.[52] Ketinggian maksimal badai ini adalah 8 km (5 mi).[53]
Badai semacam ini banyak ditemui padaraksasa gas dengan atmosfer yang bergolak. Jupiter juga memiliki oval putih dan coklat yang biasanya lebih kecil dan tidak dinamai. Oval putih biasanya terdiri dari awan yang relatif dingin di atmosfer atas. Oval coklat merupakan awal yang lebih hangat dan terletak di “lapisan awan normal”. Badai semacam ini dapat berlangsung selama beberapa jam hingga berabad-abad.
Bahkan sebelum wahana Voyager membuktikan bahwa Bintik Merah Raksasa merupakan badai, terdapat bukti kuat bahwa bintik tersebut tidak terkait dengan ketampakan di permukaan karena pergerakannya berbeda dengan pergerakan atmosfer Jupiter: kadang-kadang lebih cepat dan kadang-kadang lebih lambat. Dalam sejarah bintik ini telah bergerak beberapa kali di Jupiter relatif terhadap patokan rotasi tetap manapun.
Pada tahun 2000, muncul ketampakan di belahan selatan yang mirip dengan Bintik Merah Raksasa, namun lebih kecil. Ketampakan ini merupakan gabungan dari beberapa badai oval yang lebih kecil dan berwarna putih. Ketampakan gabungan ini dinamaiOval BA, dan kadang-kadang dijuluki Bintik Merah Kecil. Intensitas badai tersebut semenjak itu meningkat dan warnanya berubah dari putih menjadi merah.[54][55][56]
Jupiter memiliki cincin yang tipis yang terdiri dari tiga bagian: cincin halo, cincin utama yang relatif terang, dan cincin gossamer.[57] Cincin tersebut tampaknya terbuat dari debu, sementara cincin Saturnus terdiri dari es.[29] Cincin utama Jupiter kemungkinan terdiri dari materi yang terlempar dari satelitAdrastea danMetis. Materi yang biasanya akan jatuh kembali ke satelit-satelit tersebut tertarik ke arah Jupiter akibat gravitasinya yang kuat. Materi-materi tersebut pun mengorbit Jupiter dan terus dipertebal oleh materi hasil tubrukan lainnya.[58] Dua bagian cincin lainnya kemungkinan terbentuk dari satelitThebe danAmalthea dengan cara yang sama.[58]Telah ditemukan pula cincin berbatu di sepanjang orbit Amalthea yang mungkin terdiri dari materi yang berasal dari satelit tersebut.[59]
Aurora di Jupiter. Tiga titik yang cerah dihasilkan olehtabung fluks magnetik yang terhubung dengan satelit Io (di kiri), Ganimede (bawah), dan Europa (juga di bawah). Wilayah yang sangat terang dan hampir berbentuk bulat (yang disebut oval utama) dan aurora kutub yang lebih redup juga dapat terlihat.
Medan magnet Jupiter 14 kali lebih kuat dari medan magnet Bumi, dengan intensitas 4,2 gauss (0.42mT) di khatulistiwa dan 10–14 gauss (1,0–1,4 mT) kedua kutub, sehingga menjadikannya yang terkuat di Tata Surya (setelahbintik matahari).[45] Medan ini diyakini dihasilkan oleharus eddy di inti hidrogen metalik cair. Gunung berapi diIo menghasilkansulfur dioksida yang membentuktorus gas di sekeliling orbit satelit tersebut. Gas ini terionisasi di magnetosfer sehingga menghasilkanionsulfur danoksigen. Ion-ion ini bersama dengan ion hidrogen dari atmosfer Jupiter membentukhelai plasma di bidang khatulistiwa Jupiter. Plasma di helai tersebut turut berotasi dengan Jupiter sehingga menyebabkan deformasi medan magnet dipol menjadi magnetodisk. Elektron di helai plasma menghasilkan semburan radio dengan kekuatan 0,6–30 MHz.[60]
Di jarak sejauh 75 radius Jupiter, interaksi magnetosfer denganangin matahari menghasilkankejutan busur. Magnetosfer Jupiter dikelilingi olehmagnetopause, yang terletak di dalammagnetosheath—wilayah di antara magnetopause dan kejutan busur. Angin matahari berinteraksi dengan wilayah ini dan memanjangkan magnetosfer di sisi yang membelakangi angin and merentangkannya hingga mencapai orbit Saturnus. Empat satelit terbesar Jupiter mengorbit di dalam magnetosfer Jupiter, yang melindungi satelit-satelit tersebut dari angin matahari.[29]
Magnetosfer Jupiter menyebabkan pemancaranradio yang intens dari wilayah kutub planet. Gunung berapi di Io mengeluarkan gas ke magnetosfer Jupiter, sehingga menghasilkan torus partikel di sekeliling planet. Saat Io bergerak melalui torus ini, interaksi ini menghasilkangelombang Alfvén yang mengangkut materi yang terionisasi ke wilayah kutub Jupiter. Akibatnya, gelombang radio dihasilkan melaluimekanisme masersiklotron, dan pancaran radio tersebut berbentuk kerucut. Ketika Bumi melewati kerucut ini, pancaran radio dari Jupiter dapat melebihi pancaran radio Matahari.[61]
Jupiter (merah) memerlukan 11,86 orbit Bumi (biru) untuk menyelesaikan orbitnya.
Pusat massa Jupiter dengan Matahari terletak di luar Matahari, walaupun hanya pada jarak 1,068radius Matahari dari pusat Matahari.[62] Rata-rata jarak antara Jupiter dengan Matahari adalah 778 juta km (sekitar 5,2 rata-rata jarak Bumi dari Matahari, atau 5,2SA) dan planet ini menyelesaikan orbitnya setiap 11,86 tahun. Periode orbit Jupiter merupakan dua per lima periode orbitSaturnus, sehingga menghasilkanresonansi orbit 5:2 antara dua planet terbesar di Tata Surya.[63] Orbit Jupiter yang elips terinklinasi 1,31° bila dibandingkan dengan Bumi. Karenaeksentrisitas orbit Jupiter tercatat sebesar 0,048, selisih antaraperihelion danaphelion Jupiter adalah 75 juta km.
Kemiringan sumbu Jupiter relatif kecil: hanya 3,13°. Akibatnya planet ini tidak mengalami perubahan musim yang signifikan, terutama bila dibandingkan dengan Bumi dan Mars.[64]
Rotasi Jupiter merupakan yang tercepat di antara planet-planet di Tata Surya; Jupiter hanya memerlukan waktu selama sepuluh jam untuk menyelesaikan rotasinya. Akibatnya terdapattonjolan khatulistiwa yang dapat dilihat dengan menggunakanteleskop amatir di Bumi. Planet ini berbentukbulat pepat, atau dalam kata laindiameter di gariskhatulistiwa lebih panjang daripada diameter di antara kutub-kutub Jupiter. Diameter khatulistiwa planet ini adalah 9.275 km (5.763 mi) yang lebih panjang daripada diameter antar kutub.[38]
Jupiter bukan planet yang padat, sehingga atmosfer atasnya mengalamirotasi diferensial. Rotasi atmosfer di kutub Jupiter 5 menit lebih lama daripada atmosfer di khatulistiwa. Terdapat tiga sistem yang digunakan sebagai kerangka acuan untuk mencatat pergerakan ketampakan atmosferik. Sistem I berlaku dari lintang 10° U hingga 10° S; periode di sini merupakan yang tercepat di Jupiter, yaitu 9 jam 50 menit 30,0 detik. Sistem II berlaku di sebelah utara dan selatan lintang pada sistem I; periodenya tercatat sebesar 9 jam 55 menit 40,6 detik. Sistem III pertama kali didefinisikan olehastronom radio dan terkait dengan rotasimagnetosfer Jupiter; periodenya merupakan periode rotasi Jupiter yang resmi.[65]
Konjungsi Jupiter dengan BulanGerak maju mundur planet luar disebabkan oleh jaraknya dari Bumi.
Jupiter biasanya menjadi objek tercerah keempat di langit setelah Matahari, Bulan, dan Venus.[45] Namun, kadang-kadangMars tampak lebih cerah dari Jupiter. Magnitudo visual Jupiter yang paling cerah adalah −2,9 saat sedang beroposisi, sementara yang paling rendah adalah −1,6 saat sedang berkonjungsi dengan Matahari.Diameter sudut Jupiter juga bervariasi antara 50,1 hingga 29,8detik busur.[2] Oposisi yang memudahkan pengamatan berlangsung saat Jupiter melewatiperihelion dan hal ini terjadi satu kali per orbit. Saat Jupiter mendekati perihelion pada Maret 2011, berlangsung oposisi yang memudahkan pengamatan pada September 2010.[66]
Bumi mendahului Jupiter setiap 398,9 hari, dan durasi ini disebutperiode sinodis. Saat hal tersebut sedang terjadi, Jupiter tampak melakukangerak maju mundur tampak, atau dalam kata lain, Jupiter tampak bergerak ke belakang di langit malam, dan kemudian bergerak ke depan lagi.
Karena orbit Jupiter terletak di luar Bumi,sudut fase Jupiter dari Bumi tidak pernah melebihi 11,5°. Dalam kata lain, planet ini selalu tampak hampir sepenuhnya disinari saat dilihat dengan menggunakan teleskop di Bumi. Hanya selama misi wahana-wahana ke Jupiter citra Jupiter dalam bentuk sabit diperoleh.[67] Teleskop kecil biasanya akan menunjukkan empatsatelit-satelit Galileo dan sabuk awan diatmosfer Jupiter.[68] Teleskop besar akan menunjukkanBintik Merah Raksasa bila sedang menghadap ke Bumi.
Model dalamAlmagest yang menggambarkan pergerakan longitudinal Jupiter (☉) relatif terhadap Bumi (⊕).
Pengamatan terhadap Jupiter telah dilakukan olehastronom-astronom Babilonia dari abad ke-7 atau ke-8 SM.[69] Sejarawan astronomi TiongkokXi Zezong telah mengklaim bahwa astronom TiongkokGan De telah menemukan satu satelit Jupiter pada tahun 362 SM dengan mata telanjang. Jika benar, penemuan ini mendahului Galileo selama dua milenium.[70][71]Dalam karyanya pada abad ke-2 yang berjudulAlmagest, astronom YunaniClaudius Ptolemaeus membuat model planetgeosentrik berdasarkandeferen danepisiklus untuk menjelaskan pergerakan Jupiter relatif terhadap Bumi, dan memberinya periode orbit selama 4332,38 hari atau 11,86 tahun.[72]Pada tahun 499, matematikawan dan astronom IndiaAryabhata juga menggunakan model geosentrik untuk memperkirakan periode orbit Jupiter sebesar 4332,2722 hari atau 11,86 tahun.[73]
Pada tahun 1610,Galileo Galilei menemukan empat satelit terbesar Jupiter, yaitu Io, Europa, Ganimede, danKalisto, yang diduga merupakan pengamatan satelit di luar Bumi pertama dengan menggunakan teleskop. Galileo juga menemukan bahwa Bumi tidak dikelilingi oleh planet-planet dan Matahari. Pendapatnya yang mendukung teoriheliosentrismeCopernicus membuatnya terancam diinkuisisi oleh gereja.[74]
Selama tahun 1660-an, Cassini menggunakan teleskop baru untuk menemukan bintik-bintik dan pita-pita berwarna di Jupiter dan menemukan bahwa planet ini berbentukpepat. Ia juga dapat memperkirakan periode rotasi planet Jupiter.[75] Lebih lagi, pada tahun 1690, Cassini menyadari bahwa atmosfer Jupiter mengalamirotasi diferensial.[29]
Citrawarna semu atmosfer Jupiter yang diabadikan olehVoyager 1, yang menunjukkan Bintik Merah Raksasa dan oval putih yang lewat.
Bintik Merah Raksasa, yaitu ketampakan berbentuk oval di belahan selatan Jupiter, telah diamati pada tahun 1664 olehRobert Hooke dan pada tahun 1665 olehGiovanni Cassini, walaupun hal ini masih diperdebatkan.Heinrich Schwabe sendiri memproduksi gambar yang menunjukkan detail Bintik Merah Raksasa pada tahun 1831.[76]
Bintik Merah Raksasa dilaporkan tidak terlihat lagi beberapa kali antara tahun 1665 hingga 1708 sebelum tampak cukup jelas pada tahun 1878. Ketampakan bintik ini memudar lagi pada tahun 1883 dan pad permulaan abad ke-20.[77]
BaikGiovanni Borelli dan Cassini membuat tabel yang mencatat pegerakan satelit-satelit Jupiter, sehingga dapat memprediksi kapan satelit-satelit tersebut akan tampak melewati Jupiter. Pada tahun 1670-an, telah diamati bahwa ketika Jupiter berada di sisi Matahari yang berlawanan dari Bumi, peristiwa-peristiwa tersebut akan berlangsung 17 menit lebih lama dari yang diperkirakan.Ole Rømer menarik kesimpulan bahwa ketampakan tidak terjadi seketika itu juga (simpulan yang sebelumnya ditolak Cassini),[17] dan rentang waktu ini dapat digunakan untuk memperkirakankecepatan cahaya.[78]
Pada tahun 1892,E. E. Barnard mengamati satelit kelima Jupiter dengan menggunakan refraktor 36-inci (910 mm) diObservatorium Lick,California. Penemuan objek yang relatif kecil ini membuatnya terkenal. Satelit ini kemudian dinamaiAmalthea.[79] Satelit ini merupakan satelit planet terakhir yang ditemukan dengan menggunakan pengamatan langsung.[80] Delapan satelit tambahan akan ditemukan sebelum terbang lintas wahanaVoyager 1 pada tahun 1979.
Tiga ketampakan antisiklonik yang disebut oval putih diamati pada tahun 1938. Selama beberapa dasawarsa, ketampakan-ketampakan tersebut tetap menjadi ketampakan yang terpisah di atmosfer; kadang-kadang mereka saling mendekati, namun tidak pernah bersatu. Namun, pada tahun 1998, kedua oval bergabung, dan kemudian yang ketiga juga turut bersatu pada tahun 2000, sehingga menjadiOval BA.[82]
Pada tahun 1955, Bernard Burke danKenneth Franklin melacak semburan sinyal radio dari Jupiter sebesar 22,2 MHz.[29] Periode semburan-semburan tersebut sesuai dengan rotasi planet, dan mereka juga dapat menggunakan informasi ini untuk menentukan periode rotasi. Semburan radio dari Jupiter memiliki dua bentuk: semburan panjang yang berlangsung beberapa detik dan semburan pendek dengan durasi kurang dari seperseratus detik.[83]
Ilmuwan menemukan tiga jenis semburan radio yang dikeluarkan dari Jupiter:
Semburan radio dekametrik (dengan panjang gelombang puluhan meter) yang bervariasi dengan rotasi Jupiter dan dipengaruhi oleh interaksi Io dengan medan magnet Jupiter.[84]
Emisi radio desimetrik (dengan panjang gelombang dalam sentimeter) yang pertama kali diamati olehFrank Drake dan Hein Hvatum pada tahun 1959.[29] Sinyal ini berasal dari sabuk berbentuktorus di sepanjang khatulistiwa Jupiter. Sinyal ini disebabkan olehradiasi siklotron dari elektron yang mengalami percepatan di medan magnet Jupiter.[85]
Radiasi termal yang dihasilkan dari panas di atmosfer.[29]
Semenjak tahun 1973, sejumlah wahana telah mengunjungi Jupiter, seperti wahanaPioneer 10 yang merupakan wahana pertama yang mendekati Jupiter dan mengirimkan informasi mengenai properti dan fenomena planet terbesar di Tata Surya ini.[86][87] Penerbangan ke planet-planet lain lain dicapai dengan biayaenergi yang ditentukan berdasarkan perubahan tingkat percepatan wahana ataudelta-v. Memasukiorbit transfer Hohmann antara Bumi ke Jupiter dariorbit Bumi rendah membutuhkan delta-v sebesar 6,3 km/s[88] yang dapat dibandingkan dengan 9,7 km/s delta-v yang dibutuhkan untuk mencapai orbit Bumi rendah.[89] Untungnya,bantuan gravitasi dapat digunakan untuk mengurangi biaya energi yang dihabiskan untuk mencapai Jupiter, walaupun lama penerbangan menjadi lebih panjang.[90]
Voyager 1 mengabadikan foto ini pada 24 Januari 1979 saat masih berada pada jarak lebih dari 25 juta mi (40 juta km).
Dimulai dari tahun 1973, beberapa wahana telah melakukan manuverterbang lintas yang memungkinkan pengamatan Jupiter secara dekat. Misi-misiPioneer memperoleh citra-citra dekat atmosfer Jupiter dan beberapa satelitnya. Wahana-wahana Pioneer menemukan bahwa medan radiasi di sekitar Jupiter jauh lebih kuat dari yang diperkirakan, namun wahana-wahana tersebut mampu bertahan. Jalur wahana tersebut digunakan untuk memperkirakan massa sistem Jupiter.Okultasi radio oleh planet ini juga memungkinkan pengukuran diameter Jupiter dankepepatan di kutub.[22][92]
Enam tahun kemudian, misi-misiVoyager menambah pengetahuan manusia akansatelit-satelit Galileo dan menemukan cincin Jupiter. Voyager juga memastikan bahwa Bintik Merah Raksasa bersifat antisiklonik. Perbandingan gambar yang diambil oleh Voyager dan Pioneer juga menunjukkan bahwa warna yang direfleksikan bintik ini berubah dari jingga menjadi coklat tua. Torus atom-atom terionisasi ditemukan di sepanjang jalur orbit Io, dan gunung berapi juga ditemukan di permukaan satelit tersebut, dan beberapa sedang meletus. Saat melewati bagian belakang Jupiter, wahana ini menemukan petir di atmosfer.[22][93]
Misi berikutnya yang mendekati Jupiter, yaitu wahana matahariUlysses, melakukan terbang lintas untuk menjagaorbit kutub di sekeliling matahari. Pada saat itu wahana ini meneliti magnetosfer Jupiter. KarenaUlysses tidak dilengkapi dengan kamera, tidak ada gambar yang diabadikan. Terbang lintas kedua enam tahun kemudian dilakukan dari jarak yang lebih jauh.[91]
Pada tahun 2000, wahanaCassini yang sedang menujuSaturnus melintasi Jupiter dan mengirim kembali beberapa citra Jupiter yang beresolusi tinggi. Pada 19 Desember 2000, wahana ini mengabadikan citra satelitHimalia, namun resolusinya terlalu rendah untuk menunjukkan detail di permukaan.[94]
WahanaNew Horizons yang sedang menujuPluto melintasi Jupiter untuk mendapat bantuan gravitasi. Wahana ini mencapai jarak terdekatnya pada 28 Februari 2007.[95] Kamera wahana ini mengukur keluaran plasma dari gunung berapi di Io dan mempelajari keempat satelit Galileo secara resmi. Selain itu, wahana ini juga melakukan pengamatan jarak jauh terhadap satelit-satelit luar sepertiHimalia danElara.[96] Pencitraan sistem Jupiter dimulai pada 4 September 2006.[97][98]
Sejauh ini satu-satunya wahana yang pernah mengorbit Jupiter adalah wahana pengorbitGalileo yang mulai mengorbit pada 7 Desember 1995. Wahana ini mengorbit planet ini selama tujuh tahun dan juga melakukan terbang lintas di semua satelit Galileo danAmalthea. Wahana Galileo juga menyaksikan tubrukan kometShoemaker-Levy 9 di Jupiter pada tahun 1994. Walaupun banyak informasi yang diperoleh oleh wahana Galileo, kapasitas wahana ini sebenarnya dibatasi oleh kegagalan antena transmisi radiohigh gain.[99]
Sebuah wahana atmosferik dilepaskan dari wahana Galileo pada Juli 1995 dan memasuki atmosfer Jupiter pada tanggal 7 Desember. Wahana ini mengumpulkan data selama 57,6 menit sebelum hancur akibat tekanan saat itu (yang kurang lebih 22 kali tekanan Bumi pada suhu 153 °C).[100] Wahana ini kemudian meleleh dan mungkin menguap. Wahana pengorbitGalileo sendiri juga mengalami nasib yang serupa ketika wahana ini dengan sengaja diarahkan ke Jupiter pada 21 September 2003 dengan kecepatan lebih dari 50 km/s agar tidak menabrak dan mencemari Europa, satelit yang diduga memiliki kehidupan.[99]
Saat ini terdapat misiNASA yang sedang menuju ke Jupiter untuk mempelajarinya secara rinci dariorbit kutubnya. Wahana yang dinamaiJuno ini diluncurkan pada Agustus 2011 dan akan tiba pada akhir tahun 2016.[101] Misi ke sistem Jupiter lainnya adalah misiJupiter Icy Moon Explorer (JUICE) olehEuropean Space Agency yang direncanakan akan diluncurkan pada tahun 2022.[102]
Terdapat beberapa misi lain untuk ke planet Jupiter. SMARA (SMAll Reconnaissance of Atmospheres) adalah misi konsep yang diusulkan ke planet Jupiter. Misi tersebut akan melibatkan segerombolan probe kecil dengan berat kurang dari 1 kilogram yang akan menembusawan Jupiter pada tahun 2030, sehubungan dengan misi Jupiter Icy Moons Explorer milikESA, yang memancarkandata tentangatmosfer gas padat raksasa itu. Menurut perkiraan, ia dapat bertahan hingga 15 menit di atmosfer Jupiter dan mengirimkan informasi yang cukup untuk memberi parailmuwan pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer Jupiter. Mereka masing-masing akan mengirimkan 20 megabit data.[103][104] Misi ini dinamai berdasarkan buah yang terbawa angin yang dilepaskan oleh pohonmaple.
Karena mungkin terdapat samudra cair di bawah permukaan Europa, Ganimede, dan Kalisto, satelit-satelit ber-es ini menjadi target penelitian. Namun, kesulitan pendanaan telah menghambat peluncuran misi. MisiJIMO (Jupiter Icy Moons Orbiter) oleh NASA dibatalkan pada tahun 2005.[105] Usulan misi gabunganNASA/ESA yang disebutEJSM/Laplace dikembangkan dan direncanakan akan diluncurkan sekitar tahun 2020, yang akan terdiri dariJupiter Europa Orbiter milik NASA danJupiter Ganymede Orbiter milik Jupiter.[106] Namun, pada April 2011, ESA mengumumkan telah mengakhiri kerjasama ini akibat kesulitan dana NASA dan dampaknya terhadap jadwal misi. ESA malah berencana untuk meneruskan penyelesaian seleksiCosmic Vision L1.[107]
Jupiter memiliki 67satelit alami.[108] Dari satelit-satelit tersebut, diameter 51 satelit tercatat kurang dari 10 kilometer dan baru ditemukan setelah tahun 1975. Empat satelit terbesar Jupiter, yang dijulukisatelit-satelit Galileo, adalahIo,Europa,Ganimede, danKalisto.
Orbit-orbit Io, Europa, dan Ganimede membentuk pola yang disebutresonansi Laplace; setiap kali Io menyelesaikan empat orbit Jupiter, Europa menyelesaikan dua orbit dan Ganimede menyelesaikan satu orbit. Resonansi ini membuat efekgravitasi satelit-satelit tersebut mengubah orbitnya menjadi berbentuk elips karena masing-masing satelit menerima tarikan tambahan dari tetangganya setiap kali menyelesaikan satu orbit. Di sisi lain,gaya pasang surut dari Jupiter membulatkan orbit satelit-satelit ini.[109]
Eksentrisitas orbit satelit-satelit ini merenggangkan bentuk ketiga satelit tersebut, sementara gravitasi Jupiter merenggangkannya saat sedang mendekati Jupiter dan bentuknya kembali lebih bulat saat menjauh. Perenggangan pasang surut ini memanaskan bagian dalam satelit-satelit akibatfriksi. Hal inilah yang menyebabkan Io memiliki aktivitas vulkanik, walaupun efeknya juga dapat dilihat di permukaan Europa yang secara geologis muda (sehingga menunjukkan terjadinya pelapisan kembali).
Sebelum misi Voyager diluncurkan, satelit-satelit Jupiter disusun berdasarkan empat kategori yang didasarkan pada kesamaan elemen orbit. Namun, penemuan satelit-satelit kecil telah memperumit klasifikasi. Saat ini diduga terdapat enam kelompok utama, walaupun beberapa lebih berbeda dari yang lain.Pembagian dasar adalah pengelompokan delapan satelit dalam yang memiliki orbit yang hampir bulat di dekat bidang khatulistiwa Jupiter dan diduga terbentuk bersama Jupiter. Satelit-satelit lainnya terdiri dari satelit-satelit ireguler kecil dengan orbit yang elips dan terinklinasi, yang diduga merupakan asteroid yang tertangkap oleh gravitasi Jupiter atau pecahan asteroid yang tertangkap. Satelit-satelit ireguler dalam suatu kelompok memiliki elemen orbit yang serupa dan mungkin asal usulnya sama (mungkin satelit besar atau objek yang tertangkap dan kemudian pecah).[110][111]
Kelompok dalam terdiri dari empat satelit kecil dengan diameter kurang dari 200 km, mengorbit dari radii kurang dari 200.000 km, dan memiliki inklinasi orbit kurang dari setengah derajat.
Keempat satelit yang ditemukan olehGalileo Galilei ini mengorbit dari jarak antara 400.000 hingga 2.000.000 km, dan beberapa anggotanya merupakan salah satu yang terbesar di Tata Surya.
Satelit yang mengorbit secararetrograd ini memiliki batas yang kurang jelas, dengan rata-rata jarak 21.276.000 km dari Jupiter dan rata-rata inklinasi 149 derajat.
Bersamaan dengan Matahari, pengaruh gravitasi Jupiter telah membantu membentuk Tata Surya. Orbit sebagian besar planet di Tata Surya lebih dekat daribidang orbit Jupiter daripadabidang khatulistiwa Matahari (Merkurius adalah satu-satunya planet yang lebih dekat dengan khatulistiwa Matahari).Celah Kirkwood disabuk asteroid disebabkan oleh Jupiter, dan planet ini juga mungkin mengakibatkan terjadinyaPengeboman Berat Akhir dalam sejarah Tata Surya dalam.[113]
Diagram ini menunjukkan asteroid-asteroidTroya di orbit Jupiter dan jugasabuk asteroid utama.
Bersamaan dengan satelit-satelitnya, medan gravitasi Jupiter mengontrol beberapaasteroid yang telah menetap dititik Lagrangian sehingga asteroid-asteroid ini mengikuti dan mendahului Jupiter di orbitnya. Asteroid ini disebutasteroid Troya dan terbagi menjadikelompok Yunani danTroya. Asteroid Troya pertama588 Achilles ditemukan olehMax Wolf pada tahun 1906; semenjak itu lebih dari dua ribu asteroid Troya telah ditemukan.[114] The largest is624 Hektor.
Sebagian besarkomet berperiode pendek tergolong dalam kelompok Jupiter, yang didefinisikan sebagai komet dengansumbu semimayor yang lebih kecil dari Jupiter. Komet kelompok Jupiter diyakini terbentuk disabuk Kuiper di luar orbitNeptunus. Saat sedang mendekati Jupiter, orbit-orbitnya mengalamiperturbasi sehingga periode orbitnya menjadi lebih kecil dan kemudian orbitnya tersirkulerisasi oleh interaksi gravitasi reguler dengan Matahari dan Jupiter.[115]
Jupiter telah dijuluki sebagai pembersih Tata Surya[117] karena gravitasinya yang besar dan letaknya di dekat Tata Surya dalam. Planet ini merupakan planet yang paling sering ditubruk oleh komet.[118] Sebelumnya diduga planet ini melindungi sistem Tata Surya dalam dari komet. Namun, simulasi komputer menunjukkan bahwa keberadaan Jupiter tidak mengurangi jumlah komet yang memasuki Tata Surya dalam.[119] Topik ini masih kontroversial karena beberapa astronom meyakini bahwa Jupiter menarik komet ke arah Bumi darisabuk Kuiper, sementara astronom yang lain memercayai bahwa Jupiter melindungi Bumi dariawan Oort.[120]
Survey gambar-gambar astronomis dalam sejarah pada tahun 1997 menunjukkan bahwa astronomCassini mungkin telah mengabadikan bekas tubrukan pada tahun 1690..[121] Bola api diabadikan oleh Voyager 1 saat mendekati Jupiter pada Maret 1979.[122] Antara 16 Juli 1994 hingga 22 Juli 1994, lebih dari 20 pecahan darikometShoemaker–Levy 9 (SL9, sebelumnya disebut D/1993 F2) bertubrukan denganbelahan selatan Jupiter. Tubrukan ini membantu memberi informasi mengenai komposisi atmosfer Jupiter.[123][124]
Pada 19 Juli 2009,bekas tubrukan ditemukan di bujur 216 derajat di Sistem 2.[125][126] Tubrukan ini menyisakan bintik hitam di atmosfer Jupiter dengan ukuran yang kurang lebih sebesarOval BA. Pengamatan inframerah menunjukkan keberadaan titik cerah di tempat terjadinya tubrukan, sehingga menunjukkan bahwa tubrukan ini memanasi atmosfer bawah Jupiter di dekat kutub selatan Jupiter.[127]
Sebuah bola api yang lebih kecil dari tubrukan yang diamati sebelumnya ditemukan pada 3 Juni 2010 olehAnthony Wesley, seorang astronom amatir di Australia, dan nantinya ternyata juga direkam oleh seorang astronom amatir lain diFilipina.[128] Bola api lain dilihat pada 20 Agustus 2010.[129] Pada 10 September 2012, bola api lain ditemukan.[122][130]
Pada tahun 1953,percobaan Miller–Urey menunjukkan bahwa kombinasi petir dan senyawa kimia dalam keadaan yang menyerupai atmosfer Bumi purba dapat membentuk senyawa organik (termasukasam amino) yang menjadi dasar kehidupan. Atmosfer yang disimulasikan terdiri dari air, metana, amonia, dan hidrogen molekuler; molekul-molekul ini masih dapat ditemui di atmosfer Jupiter. Atmosfer Jupiter memiliki sirkulasi udara yang kuat, yang akan mengangkut senyawa-senyawa tersebut ke wilayah yang lebih rendah. Suhu yang lebih tinggi di bagian dalam atmosfer mengurai senyawa-senyawa ini, sehingga menghambat pembentukan kehidupan seperti di Bumi.[131]
Kehidupan seperti di Bumi dianggap tidak mungkin ada di Jupiter karena kandungan air di atmosfer yang rendah. Selain itu, bila memang ada permukaan yang padat, permukaan tersebut akan memiliki tekanan yang sangat besar. Pada tahun 1976, sebelum peluncuran wahana-wahanaVoyager, diduga kehidupan berbasis air atau amonia dapat berkembang di atmosfer atas Jupiter. Hipotesis ini didasarkan pada ekologi laut yang memilikiplankton sederhana yang melakukanfotosintesis di bagian atas,ikan di bagian bawah yang memakan plankton, danpredator laut yang memburu ikan.[132][133]
Kemungkinan keberadaan samudra di bawah permukaan satelit-satelit Jupiter, terutamaEuropa, telah memicu spekulasi bahwa kehidupan lebih mungkin ada di sana.
Jupiter dalamLiber Astronomiae karyaGuido Bonatti edisi tahun 1550.
Planet Jupiter telah dikenal semenjak zaman kuno. Planet ini dapat dilihat dengan menggunakan mata telanjang di langit malam dan kadang-kadang dapat terlihat pada siang hari saat posisi matahari rendah.[134] Bagi bangsaBabilonia, objek ini mewakili dewaMarduk. Mereka menggunakan orbit planet ini diekliptika (yang kasarnya selama 12 tahun) untuk menentukankonstelasizodiak mereka.[22][135]
Bangsa Romawi menamainyaJupiter (bahasa Latin:Iuppiter, Iūpiter), yang merupakan dewa utama dalammitologi Romawi dan namanya berasal darikata majemukvokatif dalambahasa Proto-Indo-Eropa, yaituDyēu-pəter (nominatif: *Dyēus-pətēr, berarti "O Bapa Dewa Langit ", atau "O Bapa Dewa Hari").[136] Sementara itu, kedudukan Jupiter serupa denganZeus (Ζεύς), yang juga disebutDias (Δίας), dan Dias kemudian menjadi nama planet ini dalambahasa Yunani modern.[137]
Simbol astronomis untuk planet ini, yaitu, merupakan representasi petir dewa ini. Nama dewa YunaniZeus menjadi akar katazeno- yang digunakan untuk membentuk beberapa istilah yang terkait dengan Jupiter, sepertizenografik.[138]
Dalambahasa Inggris,Jovian adalah bentukadjektif Jupiter. Adjektifjovial yang digunakan oleh astrolog padaAbad Pertengahan berarti “bahagia”, yang merupakan suasana hati yang dikaitkan dengan pengaruh astrologis Jupiter.[139]
Dalam mitologi orang-orangTurk danAsia Tengah, Jupiter disebutErendiz/Erentüz, yang berarti "bintang eren". Ada banyak teori mengenai makna dari kata "eren". Orang-orang ini juga memperhitungkan periode orbit Jupiter sebesar 11 tahun dan 300 hari. Mereka meyakini bahwa beberapa peristiwa alami dan sosial terkait dengan pergerakan Erentüz di langit.[143]
^Gambar ini diambil olehNASA pada Januari 2023. Atmosfer Jupiter dan penampakannyaterus berubah. Pusat perhatian pada gambar ini adalah padaBintik Merah Raksasa. Bintik Merah ini terlihat semakin menyusut dibandingkan dengan pengamatan pada 150 tahun yang lalu. Bulan es Jupiter yang juga menjadi bulan terbesar dalamSistem Tata Surya,Ganimede, terlihat sedang mengorbit planet induknya di sisi kanan bawah Bintik Merah.
^abcdefghMerujuk pada level tekanan atmosfer 1 bar
^Anonymous (1983)."Probe Nephelometer".Galileo Messenger. NASA/JPL (6). Diarsipkan dariversi asli tanggal 2009-07-19. Diakses tanggal2007-02-12.Parameter|month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Pada tahun 2008, planet terbesar di luar Tata Surya yang diketahui adalahTrES-4.
^De Crespigny, Rafe."Emperor Huan and Emperor Ling"(PDF).Asian studies, Online Publications. Archived from the original on 2006-09-07. Diakses tanggal1 May 2012.Xu Huang apparently complained that the astronomy office had failed to give them proper emphasis to the eclipse and to other portents, including the movement of the planet Jupiter (taisui). At his instigation, Chen Shou/Yuan was summoned and questioned, and it was under this pressure that his advice implicated Liang Ji.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^Stuart Ross Taylor (2001).Solar system evolution: a new perspective : an inquiry into the chemical composition, origin, and evolution of the solar system (edisi ke-2nd, illus., revised). Cambridge University Press. hlm. 208.ISBN0-521-64130-6.
^Gautier, D.; Conrath, B.; Flasar, M.; Hanel, R.; Kunde, V.; Chedin, A.; Scott N. (1981). "The helium abundance of Jupiter from Voyager".Journal of Geophysical Research.86 (A10): 8713–8720.Bibcode:1981JGR....86.8713G.doi:10.1029/JA086iA10p08713.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Kim, S. J.; Caldwell, J.; Rivolo, A. R.; Wagner, R. (1985). "Infrared Polar Brightening on Jupiter III. Spectrometry from the Voyager 1 IRIS Experiment".Icarus.64 (2): 233–48.Bibcode:1985Icar...64..233K.doi:10.1016/0019-1035(85)90201-5.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Ingersoll, A. P.; Hammel, H. B.; Spilker, T. R.; Young, R. E. (June 1, 2005)."Outer Planets: The Ice Giants"(PDF). Lunar & Planetary Institute. Diakses tanggal2007-02-01.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Davis, Andrew M.; Turekian, Karl K. (2005).Meteorites, comets, and planets. Treatise on geochemistry,.1. Elsevier. hlm. 624.ISBN0-08-044720-1.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Jean Schneider (2009). "The Extrasolar Planets Encyclopedia: Interactive Catalogue". Paris Observatory.Tidak memiliki atau membutuhkan|url= (bantuan)
^Seager, S. (2007). "Mass-Radius Relationships for Solid Exoplanets".The Astrophysical Journal.669 (2): 1279–1297.arXiv:0707.2895.Bibcode:2007ApJ...669.1279S.doi:10.1086/521346.Parameter|coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
^Burrows, A.; Hubbard, W. B.; Saumon, D.; Lunine, J. I. (1993). "An expanded set of brown dwarf and very low mass star models".Astrophysical Journal.406 (1): 158–71.Bibcode:1993ApJ...406..158B.doi:10.1086/172427.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Various (2006). McFadden, Lucy-Ann; Weissman, Paul; Johnson, Torrence, ed.Encyclopedia of the Solar System (edisi ke-2nd). Academic Press. hlm. 412.ISBN0-12-088589-1.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: editors list (link)
^Horia, Yasunori; Sanoa, Takayoshi; Ikomaa, Masahiro; Idaa, Shigeru (2007). "On uncertainty of Jupiter's core mass due to observational errors".Proceedings of the International Astronomical Union.Cambridge University Press.3 (S249): 163–166.doi:10.1017/S1743921308016554.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Züttel, Andreas (2003). "Materials for hydrogen storage".Materials Today.6 (9): 24–33.doi:10.1016/S1369-7021(03)00922-2.Parameter|month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Ingersoll, A. P.; Dowling, T. E.; Gierasch, P. J.; Orton, G. S.; Read, P. L.; Sanchez-Lavega, A.; Showman, A. P.; Simon-Miller, A. A.; Vasavada, A. R."Dynamics of Jupiter's Atmosphere"(PDF). Lunar & Planetary Institute. Diakses tanggal2007-02-01.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Strycker, P. D.; Chanover, N.; Sussman, M.; Simon-Miller, A. (2006). "A Spectroscopic Search for Jupiter's Chromophores".DPS meeting #38, #11.15. American Astronomical Society.Bibcode:2006DPS....38.1115S.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^abcGierasch, Peter J.; Nicholson, Philip D. (2004)."Jupiter". World Book @ NASA. Diarsipkan dariversi asli tanggal 2005-01-05. Diakses tanggal2006-08-10.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Denning, W. F. (1899). "Jupiter, early history of the great red spot on".Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.59: 574–584.Bibcode:1899MNRAS..59..574D.
^Cardall, C. Y.; Daunt, S. J."The Great Red Spot". University of Tennessee. Diakses tanggal2007-02-02.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Showalter, M.A. (1987). "Jupiter's ring system: New results on structure and particle properties".Icarus.69 (3): 458–98.Bibcode:1987Icar...69..458S.doi:10.1016/0019-1035(87)90018-2.Parameter|coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
^Herbst, T. M.; Rix, H.-W. (1999). Guenther, Eike; Stecklum, Bringfried; Klose, Sylvio, ed.Star Formation and Extrasolar Planet Studies with Near-Infrared Interferometry on the LBT. San Francisco, Calif.: Astronomical Society of the Pacific. hlm. 341–350.Bibcode:1999ASPC..188..341H.ISBN1-58381-014-5.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link) – Lihat bagian 3.4.
^Michtchenko, T. A. (2001). "Modeling the 5 : 2 Mean-Motion Resonance in the Jupiter–Saturn Planetary System".Icarus.149 (2): 77–115.Bibcode:2001Icar..149..357M.doi:10.1006/icar.2000.6539.Parameter|month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan);Parameter|coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
^Xi, Z. Z. (1981). "The Discovery of Jupiter's Satellite Made by Gan-De 2000 Years Before Galileo".Acta Astrophysica Sinica.1 (2): 87.Bibcode:1981AcApS...1...87X.
^Dong, Paul (2002).China's Major Mysteries: Paranormal Phenomena and the Unexplained in the People's Republic. China Books.ISBN0-8351-2676-5.
^Olaf Pedersen (1974).A Survey of the Almagest. Odense University Press. hlm. 423, 428.
^tr. with notes by Walter Eugene Clark (1930).The Aryabhatiya of Aryabhata(PDF). University of Chicago Press. hlm. 9, Stanza 1.
^Westfall, Richard S."Galilei, Galileo". The Galileo Project. Diakses tanggal2007-01-10.
^O'Connor, J. J.; Robertson, E. F. (2003)."Giovanni Domenico Cassini". University of St. Andrews. Diakses tanggal2007-02-14.Parameter|month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Murdin, Paul (2000).Encyclopedia of Astronomy and Astrophysics. Bristol: Institute of Physics Publishing.ISBN0-12-226690-0.
^Tenn, Joe (March 10, 2006)."Edward Emerson Barnard". Sonoma State University. Diarsipkan dariversi asli tanggal 2011-09-17. Diakses tanggal2007-01-10.
^Dunham Jr., Theodore (1933). "Note on the Spectra of Jupiter and Saturn".Publications of the Astronomical Society of the Pacific.45: 42–44.Bibcode:1933PASP...45...42D.doi:10.1086/124297.
^Lasher, Lawrence (August 1, 2006)."Pioneer Project Home Page". NASA Space Projects Division. Diarsipkan dariversi asli tanggal 2006-01-01. Diakses tanggal2006-11-28.
^"Jupiter". NASA Jet Propulsion Laboratory. January 14, 2003. Diakses tanggal2006-11-28.
^Hansen, C. J.; Bolton, S. J.; Matson, D. L.; Spilker, L. J.; Lebreton, J.-P. (2004). "The Cassini–Huygens flyby of Jupiter".Icarus.172 (1): 1–8.Bibcode:2004Icar..172....1H.doi:10.1016/j.icarus.2004.06.018.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Alexander, Amir (September 27, 2006)."New Horizons Snaps First Picture of Jupiter". The Planetary Society. Archived from the original on 2007-02-21. Diakses tanggal2006-12-19.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^abMcConnell, Shannon (April 14, 2003)."Galileo: Journey to Jupiter". NASA Jet Propulsion Laboratory. Diarsipkan dariversi asli tanggal 2006-10-02. Diakses tanggal2006-11-28.
^Magalhães, Julio (December 10, 1996)."Galileo Probe Mission Events". NASA Space Projects Division. Diarsipkan dariversi asli tanggal 2007-01-02. Diakses tanggal2007-02-02.
^Jewitt, D. C.; Sheppard, S.; Porco, C. (2004). Bagenal, F.; Dowling, T.; McKinnon, W, ed.Jupiter: The Planet, Satellites and Magnetosphere(PDF). Cambridge University Press.ISBN0-521-81808-7. Archived from the original on 2011-07-14. Diakses tanggal2014-01-09.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link) Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^Quinn, T.; Tremaine, S.; Duncan, M. (1990). "Planetary perturbations and the origins of short-period comets".Astrophysical Journal, Part 1.355: 667–679.Bibcode:1990ApJ...355..667Q.doi:10.1086/168800.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Tabe, Isshi; Watanabe, Jun-ichi; Jimbo, Michiwo; Watanabe; Jimbo (1997). "Discovery of a Possible Impact SPOT on Jupiter Recorded in 1690".Publications of the Astronomical Society of Japan.49: L1–L5.Bibcode:1997PASJ...49L...1T.Parameter|month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Beatty, Kelly (22 August 2010)."Another Flash on Jupiter!".Sky & Telescope. Sky Publishing.Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-27. Diakses tanggal23 August 2010.Masayuki Tachikawa was observing ... 18:22 Universal Time on the 20th ... Kazuo Aoki posted an image ... Ishimaru of Toyama prefecture observed the event
^Hall, George (September 2012)."George's Astrophotography". Diakses tanggal17 September 2012.10 Sept. 2012 11:35 UT .. observed by Dan Petersen
^"Life on Jupiter". Encyclopedia of Astrobiology, Astronomy & Spaceflight. Diarsipkan dariversi asli tanggal 2012-03-11. Diakses tanggal2006-03-09.
^Sagan, C.; Salpeter, E. E. (1976). "Particles, environments, and possible ecologies in the Jovian atmosphere".The Astrophysical Journal Supplement Series.32: 633–637.Bibcode:1976ApJS...32..737S.doi:10.1086/190414.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Rogers, J. H. (1998). "Origins of the ancient constellations: I. The Mesopotamian traditions".Journal of the British Astronomical Association,.108: 9–28.Bibcode:1998JBAA..108....9R.
^Harper, Douglas (2001)."Jupiter". Online Etymology Dictionary. Diakses tanggal2007-02-23.Parameter|month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Tionghoa:De Groot, Jan Jakob Maria (1912).Religion in China: universism. a key to the study of Taoism and Confucianism.American lectures on the history of religions.10. G. P. Putnam's Sons. hlm. 300. Diakses tanggal2010-01-08. Jepang:Crump, Thomas (1992).The Japanese numbers game: the use and understanding of numbers in modern Japan.Nissan Institute/Routledge Japanese studies series. Routledge. hlm. 39–40.ISBN0415056098. Korea:Hulbert, Homer Bezaleel (1909).The passing of Korea. Doubleday, Page & company. hlm. 426. Diakses tanggal2010-01-08.
^"Guru". Indian Divinity.com. Diakses tanggal2007-02-14.
Hans Lohninger; et al. (November 2, 2005)."Jupiter, As Seen By Voyager 1".A Trip into Space. Virtual Institute of Applied Science. Diakses tanggal2007-03-09.Pemeliharaan CS1: Penggunaan et al. yang eksplisit (link)
Seronik, G.; Ashford, A. R."Chasing the Moons of Jupiter". Sky & Telescope.Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-07-13. Diakses tanggal2007-03-09.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)