Burung jenjang ,dih ataudarauw[1] adalah nama untuk burung besar berparuh, berkaki, dan berleher panjang dari familiaGruidae,ordoGruiformes. Berbeda dengan burungkuntul, burung jenjang terbang denganleher yang diluruskan.
Burung jenjang merupakan burung yang setia seumur hidup terhadap pasangannya. Burung jenjang berkencan dengan pasangannya dengan mengeluarkan suara yang ribut sambil diiringi gerakan-gerakan seperti menari sehingga terkenal sebagai "dansa" burung jenjang.
Beberapa spesies burung jenjang merupakanburung migran ke tempat yang sangat jauh, sedangkan beberapa spesies yang hidup di iklim panas bukan merupakan burung migran. Burung jenjang hidup berkelompok dan jika jumlahnya cukup dapat membentuk kawanan yang besar.
Di Indonesia, burung jenjang terkenal berkat seni melipat kertas (origami). Lipatan kertas burung jenjang (orizuru) disebuttsuru, sesuai nama Jepang untuk burung ini, atau disebut lipatan kertas burungbangau.
Burung jenjangg atau darauw terdiri dari 2subordo, 4genus, dan 15spesies yang terdapat di seluruhbenua kecuali diAntarktika danAmerika Selatan. Semua spesies mempunyai ciri-ciri berupa paruh, leher, dan kaki yang panjang. Pada burung jenjang ukuran besar, tinggi badan bisa mencapai sekitar 1 meter. Warna bulu bisahitam,putih, danmerah dengan badan berukuran besar sehingga terlihat sangat mencolok di alam terbuka. Ciri khas lain pada kulit bagian muka bagian tertentu yang tidak ditumbuhi bulu.
Sarang dibangun di atas tanah. Bergantung pada spesies, jumlahtelur antara 1 butir hingga 4 butir. Masa pengeraman telur sekitar 30 hari. Anak burung yang baru menetas tidak bisaterbang, tetapi langsung bisa berjalan mengikuti induknya mencari makanan ke sana kemari.
Habitat disawah,danau,rawa,lahan basah, danpadang rumput. Burung jenjang merupakan burung pemangsa yang memakan apa saja, tetapi makanan bisa berubah bergantung pada musim. Mangsa berupa hewan-hewan kecil sepertibinatang pengerat,ikan, danbinatang amfibi, walaupun juga memakanbiji-bijian dan buah-buahan keluargaberi di akhirmusim panas danmusim gugur. Salah satu spesies buah beri disebutKranberi (cranberry) karena merupakan makanan favorit burung jenjang yang dalam bahasa Inggris disebutCrane.
Pada awal abad ke-21 banyak spesies burung jenjang yang berada di ambang kepunahan. Burung jenjang memerlukanekosistem ideal yang menyediakan makanan berlimpah agar bisa bertahan hidup. Gerakan pelestarian burung jenjang banyak dilakukan di seluruh dunia karena burung jenjang berada dalam bahaya kepunahan akibat perusakan habitat dan perburuan yang dilakukan sejak awal peradaban manusia.
Di Jepang,lahan basah Kushiro dan sekitarnya yang terletak diPrefektur Hokkaido adalah habitat spesiesGrus japonensis (Japanese crane) yang merupakanburung residen (burung penetap). Selain itu,Prefektur Yamaguchi dan kotaIzumi diPrefektur Kagoshima adalah habitatmusim dingin bagi spesiesGrus monacha (Hooded crane) dan spesiesGrus vipio (White-naped Crane) yang kedua-duanya merupakan satwa langka yang dilindungi. SpesiesGrus grus (Common Crane) dan spesiesGrus canadensis (Sandhill Crane) walaupun jarang tetapi kadang-datang datang juga ke Jepang.
Spesies dariAsia Tengah sepertiAnthropoides virgo (Demoiselle Crane) danBalearica pavonina (jenjang mahkota hitam atauCrowned Crane) bermigrasi dimusim dingin melintasi pegununganHimalaya agar sampai di tempat yang lebih hangat diIndia.
Burung jenjang spesies Grus japonensis di Prefektur Hokkaido
Burung jenjang dankura-kura adalah lambang panjang umur di Jepang. Burung jenjang juga sering sekali ditampilkan dalamcerita rakyat Jepang. Sejak zaman dulu adapepatah Jepang yang berbunyi "Burung jenjang hidup seribu tahun, kura-kura hidup sepuluh ribu tahun", walaupun secara pasti tidak pernah ada bukti bahwa burung jenjang bisa hidup sampai 1.000 tahun. Pada umumnya, umur burung jenjang yang dipelihara dikebun binatang bisa mencapai antara 50 tahun sampai 80 tahun, sedangkan di alam bebas rata-rata bisa berumur sampai sekitar 30 tahun.
Pada gambar tradisional di Jepang, burung jenjang sering digambarkan sedang hinggap di dahan pohonpinus, padahal burung jenjang hidup di atas tanah dan tidak pernah hinggap di dahan pohon. Kemungkinan besar pelukis menggambar burung jenjang sebagai penggantiayam atau burungkuntul yang sedang hinggap di dahan pohon.
Di Jepang ada tradisi seni melipat kertas (origami) menjadi 1.000 ekor burung Jenjang (senbazuru) dengan harapan agar cepat sembuh dari sakit.