Dokumen Pembaptisan Jean-Jacques Rousseau tanggal 4 Juli 1712 diKatedral Santo Petrus di Jenewa. Dokumen ini mengandung kesalahan karena menulis nama kakek Rousseau, David, sebagai nama ayahnya, padahal ayah Rousseau yang sebenarnya bernama Isaac.
Penulis biografi Rousseau,Raymond Trousson, menjelaskan bahwa keluarga Jean-Jacques Rousseau berasal dariMontlhéry, di dekatÉtampes, di sebelah selatan Paris. Leluhur Jean-Jacques, Didier Rousseau, meninggalkan kota ini akibat penindasan terhadap kaumProtestan.
Kemudian, ia menetap diRepublik Jenewa pada tahun 1549 dan mendirikan sebuah penginapan di sana. Cucu Didier Rousseau, Jean Rousseau, serta putra dan cucunya; yang merupakan kakek dan ayah dari Jean-Jacques Rousseau; David Rousseau dan Isaac Rousseau, berprofesi sebagai pembuat jam yang merupakan mata pencaharian yang dihormati dan berpendapatan tinggi pada saat itu.[1]
Isaac Rousseau menikahi Suzanne Bernard pada 1703 dan mereka menetap di rumah keluarga Bernard di Grand Rue no.40. Jean-Jacques Rousseau lahir 9 tahun kemudian pada 28 Juni 1712 dan dibaptis pada 4 Juli. Tak lama kemudian, ibu Rousseau meninggal dunia karenainfeksi postpartum. Rousseau dan kakaknya dirawat oleh saudara ayahnya yang juga bernama Suzanne.[2]
Saat Rousseau berusia 5 tahun, ayahnya menjual rumah ibunya dan mereka pun pindah ke apartemen yang lebih sempit di kawasan Saint-Gervais yang dihuni para perajin jam tangan, perak, dan ukiran. Rousseau belajar otodidak dari ayahnya dan lingkungan sekitarnya. Ia membaca karya-karya penulis klasik kuno dan modern sepertiPlutarch,Tacitus, danHugo Grotius peninggalan paman ibunya. Hidup di antara para perajin yang melek politik turut membentuk pemikiran dankesadaran kelas Rousseau yang dapat ditemui dalam tulisan-tulisannya.[3]
Ketika ia berusia 16 tahun, ayahnya kabur dari Jenewa karena kasus kriminal. Rousseau kemudian tinggal di bawah pengasuhan pastor bernama Lambercier bersama sepupunya. Ia mendapat pendidikan informal dari Lambercier dan dikenal sebagai murid yang baik Meski demikian, Rousseau merasa pendidikannya masih kurang dan hingga akhir hayatnya pun ia terus belajar.[4]